Apa yang dimaksud dengan nilai estetis memiliki sifat objektif dan subjektif beserta contohnya?

Adahobi, Nilai estetis karya seni rupa 3 dimensi merupakan nilai yang bersifat objektif dan subjektif.

Untuk sifat objektif, ia merupakan keindahan karya seni rupa dengan wujud karya seni yang tampak dengan mata. Aspek dari sifat objektif dalam karya seni adalah susunan komposisi yang baik, serta menggunakan perpaduan warna yang sesuai.

Selain itu, penempatan objek juga menjadi bagian yang penting dalam karya seni yang memiliki nilai objektif. Dengan penempatan objek yang tepat, maka karya seni bisa terlihat semakin harmonis. Unsur tiap karya juga harus dipertimbangkan sedemikian rupa, sehingga dapat mewujudkan unsur visual yang menarik.

Sedangkan

sisi subjektif, karya seni tersebut merupakan nilai estetis yang memiliki sifat subjektif. Misalnya, keindahan yang tidak hanya dapat dilihat berdasarkan unsur fisik, namun juga ditentukan dari selera orang yang sedang melihatnya.

Nilai estetis karya seni rupa 3 dimensi dari nilai subjektif misalnya ketika melihat seseorang melihat sebuah karya seni. Karya seni tersebut mungkin akan membuat seseorang merasa senang dan ingin terus memandangnya, sedangkan yang lain tidak merasa ada keinginan untuk melihat karya seni tersebut.

Agar Anda dapat melihat keindahan seni rupa, Anda bisa mengamatinya dengan berbagai cara. Salah satunya adalah melihat dari foto atau gambar yang menyajikan karya seni rupa tiga dimensi. Kemudian setelahnya, bandingkan dengan karya seni tiga dimensi yang lain. Dengan melakukan perbandingan antar dua karya dimensi, Anda bisa mendapatkan bagian penting dalam nilai estetis yang ditampilkan.

1. Seni Patung

Apa yang dimaksud dengan nilai estetis memiliki sifat objektif dan subjektif beserta contohnya?
pixabay.com

Salah satu nilai estetis karya seni rupa 3 dimensi adalah seni patung, karya patung modern dibuat dengan metode subraktif, metode ini merupakan metode mengurangi bahan, memotong atau menatah. Seni patung dalam proses pembuatannya juga melakukan aditif, yakni membuat model pengecoran atau cetak terlebih dahulu.

Dulunya seni patung dibuat untuk kepentingan religi, gunanya untuk menghormati dewa dewi. Dalam perkembangan berikutnya, patung digunakan untuk membuat monument, atau sebagai pengingat atas kejadian besar yang telah terjadi. Kini patung masih sering dibuat, dengan bentuk yang lebih variatif, biasanya digunakan sebagai dekorasi.

Patung dibuat dengan memperhatikan beberapa aspek, diantaranya adalah:

Merupakan keseimbangan atas bobot masa berdasarkan kepekaan yang ada pada aspek estetik. Keseimbangan atau balance,didefinisikan sebagai persesuasian materi dari ukuran berat dan memberikan tekanan pada stabilitas suatu komposisi karya seni.

Lebih sering disebut sebagai watak, aspek dalam nilai estetis karya seni rupa 3 dimensi ini merupakan perwujudan dari patung, berdasarkan pemanfaatan bahan dan juga teknik. Seorang seniman atau pembuat patung dapat membuat sebuah patung menggunakan beberapa teknik secara bersamaan.

Merupakan keindahan ataupun kecantikan sebuah patung dari berbagai sudut pandang. Bentuk bisa berupa gambaran, wujud, sistem atau bangun dari seni rupa yang dibuat, serta dikaitkan dengan matra yang ada. Terdapat dua bentuk dalam pembuatan patung, yakni bentuk absolute dan relatif.

Gerak juga disebut sebagai ritme dalam patung, gerak atau ritme dibuat agar tidak membosankan. Nantinya patung dapat memiliki sisi estetis yang terlihat tidak membosankan ketika dipandang, ritme ditentukan langsung oleh pembuat atau seniman patung.

Merupakan perbandingan ukuran keserasian dalam satu bagian patung dengan bagian yang lain. Jika seniman ingin mendapatkan proporsi yang baik, maka seniman perlu membandingkan ukuran satu bagian dengan bagian yang lain dalam proses pembuatan patung.

Aspek dalam seni karya patung dalam nilai estetis karya seni rupa 3 dimensi lainnya adalah harmoni. Harmoni dan kesatuan merupakan elemen penting agar patung dapat terlihat indah dan sesuai dengan keinginan pembuatnya. Harmoni bisa timbul dengan keselarasan, kesamaan dan kesesuaian, sehingga tidak ada unsur yang bertentangan.

Atau lebih dikenal sebagai pusat perhatian, ada beberapa jenis dari aksentuasi. Diantaranya adalah melakukan pengelompokkan, pengecualian, kontras maupun arah secara sejenis. Misalnya seniman mengelompokkan unsur yang memiliki satu warna saja, begitu pula dengan bentuk dan modelnya.

Baca juga :

Pengertian Seni Patung, Fungsi, Sejarah dan Jenisnya

2. Seni Kriya

Apa yang dimaksud dengan nilai estetis memiliki sifat objektif dan subjektif beserta contohnya?
pixabay.com

Dalam seni rupa tiga dimensi, nilai estetis karya seni rupa 3 dimensi lain yang bisa Anda buat adalah seni kriya. Seni ini merupakan seni yang menitik beratkan pada keterampilan tangan. Ketika membuat seni kriya, maka Anda harus mengolah bahan baku yang ada, sehingga mempunyai nilai guna, tanpa meninggalkan sisi ekstetis atau keindahan yang dimiliki.

Seni kriya umumnya lebih sering mengikuti tradisi yang sudah berkembang, alih-alih berupa penemuan yang ditemukan oleh salah seorang individu saja. Seni ini bisa dibuat dari berbagai bahan, mulai dari batu, loga, kayu ataupun tanah. Seni kriya juga dibuat agar bisa difungsikan, sehingga keindahan yang ada hanyalah pendukung.

Namun bukan berarti dalam nilai estetis karya seni rupa 3 dimensi seni kriya dibuat hanya sebagai fungsinya saja. Beberapa karya seni kriya juga bisa digunakan hanya sebagai hiasan, nantinya untuk jenis ini, bagian atau aspek yang ditonjolkan adalah sisi keindahan atau estetisnya.

Ketika membuat seni kriya, maka seseorang dianjurkan untuk menggunakan nilai keunikan dalam konsep, menggunakan sisi imajinatif dan emosional, serta memiliki tema dan aspek inderawi. Aspek inderasi yang bisa digunakan adalah visual, tactile ataupun olfactory. Metode pembuatan seni kriya mengutamakan nilai estetis dan fungsional secara seimbang.

3. Seni Arsitektur

Apa yang dimaksud dengan nilai estetis memiliki sifat objektif dan subjektif beserta contohnya?
pixabay.com

Berikutnya nilai estetis karya seni rupa 3 dimensi adalah seni arsitektur, seni ini merupakan seni untuk merancang desain pada bentuk bangunan. Umumnya setiap daerah memiliki seni arsitekturnya sendiri, yang disesuaikan dengan keadaan dan kontur dari alam. Namun bisa juga arsitektur berdiri sendiri untuk tujuan yang lain.

Misalnya, membuat bangunan yang lebih ramah lingkungan, minimalis ataupun tujuan lainnya. seni ini sebenarnya tidak hanya merancang, namun juga membangun bangunan tersebut sampai jadi. Jika melakukan pekerjaan arsitektur, maka bahasa visual adalah bahasa yang paling sering digunakan.

Estetika dalam aspek nilai estetis karya seni rupa 3 dimensi ini memiliki banyak hal yang perlu diketahui, Estetika memiliki sangkut paut dengan aspek visual, berupa permukaan suatu benda, massa suatu benda, volume, hingga elemen pada garis. Nantinya arsitek juga perlu mengetahui harmoni dan keselarasan agar bangunan yang dibuat tampil estetik.

Arsitektur juga bisa dibuat untuk menonjolkan kesan tertentu, misalnya membuat tampilan suatu bangunan tampak lebih megah. Anda bisa melihatnya dengan datang ke gedung Bank Indonesia yang terletak di Yogyakarta, gedung tersebut menggunakan desain gaya arsitektur Eropa yang menonjolkan kemewahan.

Bangunan dengan nilai arsitektur yang baik tidak hanya memenuhi fungsinya, namun juga memiliki karakter yang kuat, yang masih bisa dilihat sepanjang waktu. Ketika dipandang langsung, maka nilai estetis karya seni rupa 3 dimensi akan terlihat. Masyarakat akan tahu bahwa kantor tersebut menggunakan desain Eropa dan merupakan sebuah kantor instansi.

Jadi itulah nilai estetis karya seni rupa 3 dimensi yang dibahas secara subjektif, objektif dan teoritis dengan pembahasan mendalam dan lengkap. Semoga bermanfaat!