Apa yang dimaksud dengan jurnalistik online?

Istilah Jurnalistik Online

Jurnalistik Online bukan satu-satunya istilah yang merujuk pada proses jurnalistik secara online di internet. Istilah lainnya adalah sebagai berikut:

  1. Jurnalistik Internet (Internet Journalism)
  2. Jurnalistik Website (Web Journalism)
  3. Jurnalistik Digital (Digital Journalism)
  4. Jurnalistik Siber (Cyber Journalism)
  5. Jurnalistik Judul (Headline Journalism)

Pengertian Jurnalistik Online

Jurnalisme Online adalah proses pengumpulan, penulisan, penyuntingan, dan penyebarluasan berita secara online di internet.

Jurnalisme online didefinisikan sebagai pelaporan fakta yang diproduksi dan didistribusikan melalui internet.

Apa yang dimaksud dengan jurnalistik online?

Jurnalistik online (online journalism) disebut juga jurnalisme daring, jurnalisme internet, jurnalisme siber, jurnalisme digital, dan jurnalisme website.

Jurnalistik sendiri artinya aktivitas mencari, mengolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi kepada publik melalui media massa (elektronik, cetak, online/cybermedia/web).

Pengertian Jurnalistik Online

Jurnalistik online adalah pelaporan fakta yang diproduksi dan disebarkan melalui internet. Ada juga istilah mobile journalism (jurnalistik mobil) yaitu jurnalisme melalui mobile device (mobile phone/smarphone).

Istilah ‘jurnalisme online’ berarti menerbitkan konten jurnalistik dan berita — dalam segala jenisnya — di Internet.

Kamus Jurnalisme Oxford oleh Harcup menetapkan bahwa ‘jurnalisme online’ mencakup berbagai jenis berita yang disebarkan melalui situs web, media sosial, saluran RSS, email, buletin, dan bentuk komunikasi online lainnya.

Jurnalisme online, sangat kontras dengan cara penyebaran informasi jurnalistik yang lebih tradisional terkait dengan pers, memungkinkan produser menyajikan berita dengan cara non-linier; Penerima dapat memilih kapan dan bagaimana mereka ingin menerima berita. (Harcup, T. Oxford Dictionary of Journalism. Oxford: Oxford University Press; 2014).

Dalam hal teknik reportase –wawancara, riset data, observasi, tidak ada perbedaan antara jurnalistik online dan jurnalistik konvensional (cetak dan elektronik).

Pembeda utama jurnalisme konvensional dan jurnalisme online adalah format dan gaya penulisan (online writing style) menyangkut dua apek:

  1. Keterbacaan (readability)
  2. Keterpindaian (scannability)

Kedua hal itu penting diperhatikan dalam praktik jurnalisme daring mengingat berita online dikonsumsi pembaca melalui “layar” (screen) komputer atau gawai.

Pembaca itu mindai (to scan), bukan membaca (to read). Silakan baca: Gaya Menulis di Website

Karakteristik Jurnalistik Online

Dikutip Asep Syamsul M. Romli dalam Jurnalistik Online (Nuansa, 2012),James C. Foust dalam dengan baik menyebutkan karakteristik jurnalisme daring dalam buku Online Journalism. Principles and Practices of News for The Web (Holcomb Hathaway Publishers, 2005).

1. Audience Control.

Kendali pembaca. Jurnalistik online memungkinkan pembaca (user/visitor) leluasa dalam memilih berita yang diinginkan. Mereka bisa pindah dengan cepat dari satu berita ke berita lain atau dari satu portal berita ke website lain.

2. Nonlienarity.

Jurnalistik online memungkinkan setiap berita yang disampaikan dapat berdiri sendiri, sehingga pembaca tidak harus membaca secara berurutan. Pembaca bisa memulai dengan berita terbaru, bahkan bisa mulai dengan berita yang diposting satu-dua tahun lalu.

3. Storage and retrieval.

Online jurnalisme memungkinkan berita tersimpan, terarsipkan, atau terdokumentasikan dan diakses kembali dengan mudah oleh pembaca.

4. Unlimited Space.

Ruang tanpa batas. Jurnalistik online relatif tanpa ada batasan jumlah berita atau informasi yang akan dipublikasikan, juga relatif tanpa batasan jumlah huruf dan kata/kalimat. Berbeda dengan media cetak yang dibatasi kolom/halaman atau radio/televisi yang dibatasi durasi (waktu).

5. Immediacy.

Kesegeraan, kecepatan. Jurnalisme online memungkinkan informasi dapat disampaikan secara cepat dan langsung kepada pembaca. Internet adalah medium tercepat untuk menyebarkan informasi.

6. Multimedia Capability.

Kemampuan multimedia. Jurnalisme online memungkinkan berita disampaikan tidak hanya dalam format teks, tapi juga bisa dilengkapi audio dan video.

7. Interactivity.

Interaktivitas. Jurnalisme online memungkinkan adanya peningkatan partisipasi pembaca dalam setiap berita, dengan adanya kolom komentar dan/atau fasilitas media sosial yang memungkinan pembaca menyebarkan/membagi (share) berita di akun media sosial.

Prinsip Jurnalistik Online

Paul Bradshaw dalam “Online Journalis Blog” menyebutkan prinsip jurnalisme daring yang terangkum dalam singkatan BASIC (Brevity, Adaptability, Scannabilitu, Interactivitu, Community/Coversation).

1. Brevity

Keringkasan. Tulisan di media online jangan bertele-tele. Tulisan berita jurnalisme online dapat diringkas dalam beberapa tulisan pendek, sehingga lebih mudah dibaca dan dipahami.

2. Adaptability

Adaptabilitas. Perkembangan teknologi komunikasi memaksa jurnalis harus mampu beradaptasi dengan hal tersebut.

Seorang jurnalis tidak hanya mampu menulis berita tapi juga harus mampu menggunakan video, kamera dan lainnya. Wartawan media online harus beradaptasi dengan perkembangan tekonologi komunikasi dan informasi.

3. Scannabillity

Mudah dipindai. Sebagian besar pengguna situs berita online mencari sesuatu yang spesifik. Sebanyak 79% pengguna melakukan scan halaman Web. Mereka mencari informasi utama, subheadings, link, dan hal lain yang membantu mereka menavigasi teks pada layar.

Hal ini didasarkan asumsi bahwa pengguna tidak betah berlama-lama melihat monitor. Bradshaw menekankan pentingnya dua kata pertama sebagai judul untuk menarik perhatian pembaca.

4. Interactivity

Interaktivitas. Jurnalisme online Memberikan keleluasaan pada pembaca situs untuk memanfaatkan apa yang ditampilkan sesuai kehendak mereka atau dengan kata lain, membiarkan pemirsa (viewer/reader) menjadi pengguna (user).

5. Community and Conversation.

Beberapa tahun yang lalu, email merupakan hal yang paling populer digunakan oleh pengguna internet. Namun, belakangan ini mulai tergantikan dengan jaringan sosial dan pesan-pesan pendek yang menunjukkan kalau pengguna tidak hanya ingin bersikap pasif dalam menggunakan konten online.

Proses Jurnalistik Online

Jurnalistik adalah aktivitas mencari, menulis, mengedit, dan publikasi berita di media siber. Proses ini berlangsung dalam tiga tahap utama:

1. How to get a news?

Bagaimana mencari bahan berita? Apakah cara mendapatkan berita sudah benar? Perencanaan berita dan organisasi peliputan mesti dilakukan secara serius.

2. How to write a news

Bagaimana menulis berita? Apakah penulisannya sudah baik? Editor harus bisa “menulari” menulis yang baik dan benar.

3. How to present a news?

Bagaimana menyajikan berita? Apakah penyajiannya sudah menarik? Lay-outnya, fotonya, ilustrasinya, sudahkah sesuai selera pembaca?

Dalam jurnalistik online, apakah berita disajikan melalui teks (tulisan), foto, audio, video, atau gabungan semua format tersebut (multimedia).

Jenis Tulisan Jurnalistik

Secara garis besar, ada tiga jenis tulisan jurnalistik atau karya jurnalistik, yaitu berita, opini, dan feature.

1. Berita

Berita (news) adalah laporan peristiwa yang bernilai jurnalistik atau memiliki nilai berita (news values): aktual,faktual, penting, dan menarik bagi pembaca.

Berita disebut juga “informasi terbaru”.

Jenis-jenis berita antara lain: berita langsung (straight news berupa liputan peristiwa), berita opini (opinion news dalam bentuk wawancara/talkshow), berita investigasi (investigative news, liputan mendalam).

2. Opini

Disebuut juga artikel opini, jenis tulisan ini berisi pandangan, analisis, pemikiran, atau pendapat penulisnya secara subjektif mengenai suatu masalah atau peristiwa.

3. Feature

Tulisan yang tidak termasuk dalam kategori berita juga tidak bisa disebut opini, yakni feature, yang merupakan perpaduan antara berita (news) dan opini (views).

Jenis feature yang paling populer antara lain: feature tips (how to do it feature), feature biografi, feature catatan perjalanan/petualangan, dan feature human interest (laporan yang menekankan pada sisi kemanusiaan).

Nilai Berita: Kriteria Layak Muat

Secara umum ada enam kriteria layak muat di media massa, yakni:

  1. Significance (penting)
  2. Magnitude (besaran)
  3. Timeliness (kebaruan, aktual, hangat)
  4. Proximity (kedekatan, geografis dan psikologis)
  5. Prominence (keterkemukaan, ketokohan)
  6. Human interest (sentuhan manusiawi).

Pertistiwa yang layak diberitakan harus aktual, hangat, topiknya sedang dibicarakan banyak orang, serta unik. Kejadian langka, aneh, sangat menarik bagi pembaca.

Formula Penulisan Berita

Penutisan berita jurnalistik pada umumnya mengacu pada rumus 5W+1H:

  1. What/Apa
  2. Who/Siapa
  3. Where/Di mana
  4. When/Kapan
  5. Why/Mengapa
  6. How/Bagaimana?

Sebuah berita berisi informasi mengenai kejadian apa, siapa yang terlibat, di mana lokasinya, kapan waktunya, kenapa terjadi, dan bagaimana proses kejadiannya.

Pedoman Penulisan Jurnalistik Online

Gaya penulisan berita dalam jurnalisme daring hendaknya lebih ketat dibandingkan berita di media konvensional. Naskah berita online hendaknya:

  1. Ringkas, padat, to the point, lugas, sederhana.
  2. Judul sederhana dan padat (maksimal 8 kata).
  3. Mudah dipindai (scannable).
  4. Menggunakan alinea/paragraf pendek.
  5. Uraian dipecah beberapa judul.
  6. Prinsip piramida terbalik –mengedepankan fakta terpenting.
  7. Bahasa sederhana dan informal untuk opini dan feature.

Berita online hendaknya ringkas, cukup 300 – 500 kata (maksimal 800 kata), atau jika panjang dibagi menjadi beberapa judul berita.

Kalimat yang disusun hendaknya logis, mengacu pada kaidah kalimat SPOK (Subjek, Predikat, Objek, Keterangan).

Naskah dalam jurnalistik online hendaknya satu paragraf terdiri dari 3 – 5 kalimat, hindari bahasa slank/bahasa gaul, serta jangan pernah melupakan akurarsi, termasuk type (salah ketik(.

Penulisan Judul dan Teras Berita

Buatlah judul yang menarik, menggugah, fokus pada masalah yang ditulis, dan jangan terlalu panjang .

Judul tulisan bisa dibuat pada awal tulisan, saat sedang menulis, atau setelah tulisan selesai. Buatlah beberapa alternatif judul tulisan. Setelah tulisan selesai, pilih satu judul yang dianggap paling menarik.

Lead atau terias adalah alinea pertama dalam sebuah tulisan. Lead bisa berupa ringkasan isi tulisan, pertanyaan, kutipan (hasil penelitian atau pendapat orang lain).

Lead berfungsi sebagai “kail” yang memancing calon pembaca untuk membaca sebuah tulisan. Bila judul dan lead sudah tidak menarik, tulisan bisa dibilang gagal, karena tidak ada yang tertarik untuk membacanya.

Bahasa Jurnalistik

Bahasa Jurnalistik adalah ragam bahasa Indonesia yang digunakan dalam dunia media massa (cetak, elektronik, online).

Bahasa jurnalistik –disebut juga bahasa media atau bahasa pers– memiliki ciri khas dan terikat dengan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

  1. Ejaan yang benar atau baku
  2. Komunikatif, singkat, padat, sederhana, dan jelas.
  3. Mengalir, runtut, dan mudah dipahami.
  4. Kata dan istilah yang tepat, tidak mengandung salah tafsir.
  5. Kalimat yang pendek dan tidak berbelit-belit.
  6. Hindari penggunaan anak kalimat bertingkat.
  7. Batasi penggunaan singkatan.
  8. Hindari banyak tabel, angka atau tampilan gambar yang rumit. Kalau menampilkan satu grafik atau tabel harus sederhana dan menarik.
  9. Sesuaikan panjang tulisan sesuai dengan ketentuan dari media yang dipilih.

Hindari kata-kata asing yang tidak perlu, dan hindari pula penggunaan istilah-istilah yang terlalu teknis yang dapat menyulitkan pembaca memahami. Ingat, pembaca berasal dari berbagai kalangan.

Ciri Khas Naskah Online

Naskah yang disajikan di media online hendaknya Informal dan interaktif.

“Penulis online dapat berkomunikasi dengan pembaca mereka dalam bentuk yang lebih variatif dari tulisan tradisional,” kata Robert Niles dalam artikelnya, ”How to write for the Web”, di situs The Online Journalism Review (ojr.org).

”Gaya tulisan demikian akan membuat pembaca Anda merasa nyaman membaca kata-kata Anda,”kata Niles. ”Seperti yang mereka rasakan ketika berbicara dengan seorang teman dekat.”

Nile memberi resep untuk para blogger. Tuliskan di blog Anda yang Anda ketahui, termasuk pengalaman. “Bila Anda tidak tahu sesuatu, jangan takut mengakuinya.

“Blogger hebat memandang posting mereka sebagai komentar pertama dalam sebuah percakapan, bukan kata akhir sebuah topik pembicaraan.”

Tips Penulisan Online

Resep Robert Niles tentang cara menulis yang baik di website:

  1. Short. Ringkas, the shorter the better.
  2. Active voice. Gunakan kalimat aktif.
  3. Strong verbs. Pilih kata kerja yang kuat.
  4. Contextual hyperlinking. Lengkapi dengan tautan informasi terkait; memungkinkan pembaca memperkaya pengetahuan dan informasi pendukung.
  5. Use formatting. Gunakan variasi tampilan huruf atau kalimat. Misalnya dengan menggunakan daftar (list), header tebal, dan kutipan (blockquotes).
  6. Easy to read. Mudah dibaca; jangan ada blok teks atau alinea yang lebih dari lima baris.

Demikian pengantar jurnalistik online. Selengkapnya tentang jurnalistik online ada di buku ini yang diterbitkan Nuansa.

Apa yang dimaksud dengan jurnalistik online?

  • TAGS
  • Jurnalisme
  • Jurnalistik
  • Jurnalistik Online

Facebook

Twitter

Pinterest

WhatsApp

Linkedin

Telegram

Previous articleCara Menulis di Website: Gaya Penulisan Media Online

Next articlePengertian Blog