Apa yang dimaksud dengan ajaran Taoisme?

Taoisme (Tionghoa: 道教 atau 道家 ) juga dikenal dengan Daoisme, diprakarsai oleh Laozi (老子;pinyin:Lǎozǐ) sejak kesudahan Ratus tahun Chunqiu yang hidup pada 604-517 sM atau seratus tahun ke-6 sebelum Masehi. Taoisme merupakan paham Laozi yang berlandaskan Daode Jing (道德經,pinyin:Dàodé Jīng). Pengikut Laozi yang terkenal yaitu Zhuangzi (莊子) yang merupakan tokoh penulis kitab yang berjudul Zhuangzi.

Taoisme yaitu sebuah arus filsafat yang berasal dari Cina. Taoisme sudah berumur ribuan tahun, dan akar-akar pemikirannya telah telah tersedia sebelum masa Konfusiusme. Hal ini dapat dinamakan sebagai tahap awal dari Taoisme. Wujud Taoisme yang semakin sistematis dan berupa arus filsafat muncul semakin kurang 3 seratus tahun SM. Selain arus filsafat, Taoisme juga muncul dalam wujud agama rakyat, yang mulai mengembang 2 seratus tahun setelah perkembangan filsafat Taoisme.

Taoisme sebelum Dinasti Qin

Setelah akhirnyanya Ratus tahun Chunqiu, Disaat Ratus tahun Berperangan yang menjadikan Cina terbagi-bagi menjadi beberapa kerajaan yang berbeda-beda, sehingga Shihuangdi (秦始皇帝) menyatukan semua kerajaan tersebut dan membentuk Dinasti Qin. Sebelum Dinasti Qin, Taoisme merupakan filsafat Laozi dan Zhuangzi, tapi bukan sebuah agama. Taoisme yang mementingkan kesehatan, pernah mendiskusikan hidup abadi dalam konteks pahamnya, Taoisme menjadi dasar perkembangan kepercayaan manusia untuk menjadi dewa dalam sampai keabadian. [1].

Agama Dao dan Daojia

Pada ratus tahun dulu, tidak demikianlah keadaanya perbedaan sela agama Dao (道教) dengan Daojia(道家). Kala ini, agama Dao(道教) tidak dibedakan dengan Daojia(道家), kedua-duanya berfaedah Taoisme.

Pada era sekarang ini, agama Dao merupakan ajaran-ajaran Laozi-Zhuangzi yang mengembang menjadi agama yang mempunyai banyak penganut. Agama Dao mempunyai tujuan supaya mengarahkan manusia sampai TAO yaitu suatu kondisi dimana Manusia sampai Kesempurnaan, agama ini semakin bersifat kemanusiaan, dan berpotensi memenuhi kebutuhan rohaniah manusia. Dalam agama Dao, Laozi didewakan sebagai Taishanglaojun (太上老君); kitab-kitab Daode Jing dan Zhuangzi menjadi kitab suci dalam agama Dao.

Daojia yaitu pusat pengkajian filsafat tentang Daode Jing dan Zhuangzi, paham ini mengandung unsur mistisme yang tidak mendewakan apa-apa. Daojia digolongkan untuk tiga generasi yaitu Daojia sebelum Qin (先秦老莊道家),Qin-Han Daojia (秦漢黃老道家), dan Wei-Jin Daojia (魏晋玄學道家). Setelah generasi Wei-Jin, Daojia tidak lagi berupa agama tersendiri, tetapi digabungkan dalam paham agama Dao. Kala ini, paham tersebut dikenal sebagai Taoisme. [2]

Tokoh Sentral

Tokoh sentral dari Taoisme yaitu Laozi. Mengenai biografinya, terdapat sebuah pertanyaan mengenai kebenaran historis Laozi. Telah tersedia beragam pihak yang memperdebatkan mengenai hal ini. Telah tersedia pihak yang menyatakan Laozi hanya tokoh rekaan, karena cerita-cerita mengenai dirinya banyak yang tidak masuk muslihat. Di pihak lain, telah tersedia yang menerima semua cerita dan tradisi mengenai Laozi. Akan tetapi, telah tersedia juga pihak yang tidak terlalu memperdebatkan mengenai Laozi. Mereka menerima tokoh Laozi benar-benar telah tersedia, namun hal itu tidak terlalu penting untuk dibicarakan. Mereka semakin suka membahas kitabnya dan inti pengajaran Taoisme.[3]

Sumber mengenai kehidupan Laozi dapat diamati dalam Shi Ji yang merupakan catatan sejarah dari Sima Qian yang hidup pada seratus tahun pertama sebelum Masehi.[4] Meskipun Sima Qian mengetahui telah tersedia konflik historis di dalan cerita tersebut, namun dia tetap menulis apa demikianlah keadaanya, karena dia tidak mengetahui mana yang sepatutnya atau tidak.[4] Dia hanya menuliskannya dalam 248 huruf Tionghoa dan diterjemahkannya melalui kisah dari mulut ke mulut dalam lingkungan menganut Tao.

Menurut tradisi Laozi lahir semakin kurang tahun 640 SM di negara Chu (provinsi Honan).[5] Nama Laozi dapat diterjemahkan sebagai Putra Tua, Sahabat Tua, ataupun Sang Guru Tua.[5] Sebutan ini merupakan suatu gelar kecintaan dan penghormatan.[5] Menurut legenda, dia dilahirkan tanpa dosa sama sekali oleh sebuah meteor; dan dikandung oleh ibunya selama delapan puluh dua tahun.[5] Pekerjaannya yaitu pemelihara arsip, dan bahwa dengan pekerjaannya itu dia hidup secara sederhana dan tidak banyak tuntutan.[5] Kepribadiannya, hampir seluruhnya didasarkan pada sebuah buku kecil yang diasumsikan ditulis oleh dia sendiri.[5]

Sedih karena kecenderungan orang mengambil guna dari kegunaan yang diajarkannya, serta berupaya mencari kedamaian pribadi yang semakin besar pada usianya yang semakin lanjut, akhirnya Laozi menunggang seekor kerbau dan pergi ke arah Barat, yaitu yang sekarang dinamakan Tibet (Lembah Hankao).[5] Sebelum pergi, telah tersedia seorang penjaga gerbang yang berupaya menahannya supaya tidak pergi. Karena usahanya gagal, dia meminta Laozi untuk meninggalkan suatu catatan mengenai pandangan Laozi.[5] Kemudian Laozi tinggal selama tiga hari, dan setelah itu dia kembali dengan sebuah buku kecil yang telah tersedia isinya ± 5000 huruf Cina berjudul Dao De Jing.[5]

Laozi juga diceritakan hidup satu ratus tahun dengan Konfusius. Akan tetapi dengan menyelidiki kitab Daode Jing, dapat disimpulkan bahwa hal tersebut tidak mungkin, karena telah tersedia beberapa gagasan yang tidak mungkin dikenal umum pada masa Konfusius.[5] Kebanyakan pandai masa kini menyatakan Laozi hidup ± 2 seratus tahun setelah Konfusius.[5]

Paham Taoisme

Dao

Inti pengajaran Taoisme yaitu "Dao" (道) yang berfaedah tidak berwujud, tidak terlihat, tapi merupakan proses kejadian dari semua benda hidup dan segala benda-benda yang telah tersedia di dunia semesta. Dao yang berwujud dalam wujud benda hidup dan kebendaan lainnya yaitu De (德). Gabungan Dao dengan De dikenal sebagai Taoisme yang merupakan landasan kealamian. Taoisme bersifat tenang, tidak berbalah, bersifat lembut seperti cairan, dan bersifat tidak berkesudahan. Keabadian manusia terwujud disaat seseorang sampai kesadaran Dao, dan orang tersebut akan menjadi dewa. Penganut-penganut Taoisme mempraktekkan Dao untuk sampai kesadaran Dao, dan menjadi seorang dewa.

Taoisme juga memperkenalkan teori Yinyang (阴阳/陰陽), dalam Daode Jing Bab 42:

道生一,一生二,二生三,三生万物。万物负阴而抱阳,冲气以为和"

Berarti: Dao melahirkan sesuatu, yang dilahirkan itu melahirkan Yin dan Yang, Yinyang saling melengkapi untuk menghasilkan tenaga atau kekuatan. Kekuatan tersebut sebagai sumber dari jutaan benda di dunia. Setiap benda di dunia semesta yang berupa benda hidup ataupun benda mati mengandung Yinyang yang saling melengkapi untuk sampai keseimbangan.

Secara terminologi, Yin dan Yang diterjemahkan sebagai negatif dan positif. Setiap benda bersifat dualisme yang terdiri dari unsur positif dan unsur negatif. Benda yang tidak mempunyai unsur negatif dan positif, itu bermakna kosong dan hampa. Seperti halnya magnet, magnet mempunyai unsur positif dan negatif, kedua-duanya bersifat saling melengkapi. Magnet tanpa unsur positif, karenanya abstraknya unsur negatif. Itu bermakna bahwa magnet tidak akan terwujud bila tidak mempunyai kedua unsur tersebut.

Kemudian Taoisme mempunyai penekanan kuat terhadap keselarasan manusia dengan Dao dan dunia semesta. Dao dipandang mengatasi segala hal, patut manusia maupun dunia, dan sekaligus juga tersebar di dalam dunia ini.[6] Dalam Taoisme diceritakan bahwa manusia harus hidup menurut atur agenda dunia (Dao), memahami hakikatnya, dan hidup selaras dengannya.[6]

Dao sebenarnya tidak dapat diberi nama, dan dia juga tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Dao yang sesungguhnya hanya dapat dipahami dengan melalui kesadaran rohani manusia.[6] Akan tetapi, untuk dapat memudahkan orang mengerti akan Dao ini, karenanya Dao harus dijelaskan dengan kata-kata.[6] Dao secara harafiah dapat diceritakan sebagai "jalan setapak" atau "jalan".[6] Untuk dapat semakin memahami "jalan" ini, karenanya telah tersedia tiga ciri utama yang dapat dipelajari:

1. Tao yaitu Jalan dari Kenyataan Terakhir Dao tidak dapat ditangkap karena melampaui jangkauan panca indera. Dao melampaui segala kelicikan dan khayalan. Oleh sebab itu, kata-kata tidak akan dapat menjelaskan Dao yang sesungguhnya.[5] Dao yaitu yang maha besar dan merupakan azas totalitas segala benda dan kehidupan. Dao yaitu substansi yang mewujudkan segala benda, termasuk makhluk hidup, juga merupakan sumber asal dari setiap awal dan setiap kesudahan.[6] Ciri utama Dao yang pertama dan terdasar ini dapat dikenal, hanya melalui kesadaran mistik yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata.[5]

2. Tao yaitu Jalan Dunia Semesta Dao mempunyai sifat transenden tetapi juga imanen. Dao menjadi penggerak dari dunia semesta ini, yaitu sebagai kaidah, irama, dan kekuatan pendorong seluruh dunia, dan juga sebagai asas penata yang berada di balik semua yang telah tersedia. Dao yaitu roh yang mendiami seluruh dunia, sehingga dia menjadi benda dan bersifat imanen.[5]

3. Tao yaitu Jalan Manusia Menata Hidupnya Dao juga memberikan paham yang didapat untuk manusia mengenai kehidupan yang seharusnya dijalani oleh manusia supaya selaras dengan agenda memainkan pekerjaan dunia semesta ini.[5] Hal ini berkaitan dengan ajaran-ajaran dan etika Taoisme lainnya.

Lambang Yin Yang

Apa yang dimaksud dengan ajaran Taoisme?

Lambang Yin Yang yang paling populer yaitu lambang Xiantian Taiji (先天太極圖) atau Yinyang Yu (陰陽魚) dikenalkan oleh Lai Zhide (來知德; tahun 1525~1604). Sejarah pengkajian dan perkembangan lambang Yinyang dimulai pada masa Dinasti Song sampai seratus tahun ke-15. Lambang Taoisme yang lainnya yaitu Chentuan (陳摶) dan Chou Dunyi (周敦頤), popularitas kedua lambang ini posisinya setelah popularitas lambang Xiantian Taiji . Lambang asli dari Taoisme yaitu lambang Wuji(無極圖) oleh Chentuan pada awal Dinasti Song, kemudiannya dimajukan oleh Chou Dunyi yang memperkenalkan lambang Taiji (太極圖).

Pandangan tentang Wu Wei

Wu-wei dapat secara harafiah diterjemahkan dengan tidak mempunyai kegiatan atau tidak berbuat.[7] Istilah ini sesungguhnya tidak berfaedah sama sekali tidak telah tersedia agenda, atau sama sekali tidak berbuat apapun, melainkan berfaedah berbuat tanpa dibuat-buat dan tidak semau-maunya.[7] Karena wu-wei yaitu sifat dasar kehidupan yang selaras dengan dunia semesta.[7] Bersikap dibuat-buat dan semau-maunya berlawanan dengan sikap kodrati atau sikap yang wajar.[7] Menurut teori Wu-wei, seseorang maunya membatasi kegiatan-kegiatannya pada apa yang diperlukan dan apa yang kodrati atau wajar.[7] Seperti dalam sampai tujuan tertentu, jangan sampai berbuat amat sangat atau memainkan upaya semau-maunya.[7] Dalam memainkan tingkah laku ini, maunya orang mengambil kesederhanaan sebagai prinsip hidup yang membimbingnya, sebab umat manusia mempunyai berlebih hasrat dan terlalu banyak ilmu.[7] Mereka mencari kebahagiaan dengan agenda memenuhi hasrat mereka. Akan tetapi, ketika mereka berupaya memenuhi berlebih hasrat, mereka memperoleh hasil yang sebaliknya.[7]

Wu-wei yaitu hidup yang dijalani tanpa ketegangan.[5] Wu-wei merupakan perwujudan yang murni dari kelemah-lembutan, kesederhanaan, dan kebebasan; suatu kemampuan yang efektif, yang murni di mana tidak telah tersedia gerak yang dihambur-hambur sekedar untuk dipamerkan ke luar.[5] Bila Wu-wei diamati dari luar, terlihatlah dia tanpa daya, karena tidak pernah memaksa dan tidak pernah terlihat tegang.[5] Rahasianya terletak pada agenda mencari ruang kosong dalam hidup dan dunia, dan memainkan usaha melaluinya.[5] Chuang Tzu menjelaskan hal ini dengan ceritanya tentang seorang pejagal yang pisaunya tidak pernah tumpul selama dua puluh tahun. Sewaktu didesak untuk menjelaskan rahasianya, pejagal itu menjawab, Dari sela tulang-tulang pada setiap persendian selalu telah tersedia suatu ruang.[5] Bila tidak demikian, tentu tidak akan telah tersedia gerakan. Dengan mencari ruang ini dan meingisinya di situ, karenanya pisau saya dapat melalui tulang-tulang itu tanpa menyentuhnya.[5]

Gejala dunia yang paling mirip dengan Tao dalam pandangan para penganut Taoisme yaitu cairan.[5] Mereka kagum dengan agenda cairan yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya dan mencari tempat-tempat yang terletak paling rendah.[5] Cairan juga mempunyai kekuatan yang mampu meluluhkan batu karang dan menghanyutkan bukit-bukit.[5] Sifat luwes tak berhingga namun kokoh tanpa bandingan.[5] Itulah kebajikan cairan dan demikian juga kebajikan dari Wu-wei.[5] Ciri yang terakhir yaitu kejernihannya di kala dia tenang. Namun, kejernihan hanya dapat tertangkap oleh mata batin bila kehidupan manusia itu sampai ketenangan yang diam dari suatu telaga yang dalam dan hening.[5]

Pandangan tentang Manusia

Menurut pandangan Taoisme, hidup manusia sudah digariskan oleh langit.[6] Manusia sudah mempunyai jalannya masing-masing. Yang harus dilakukan manusia hanya meneliti jalan itu dan mengikuti jejak itu tanpa coba memaksakan pandangannya yang sempit, serta tanpa keinginan mau menyelewangkan diri dari yang alamiah demi keuntungan pribadi.[6] Sikap semacam itulah yang dinamakan dengan Wu Wei, yang gunanya tidak mencampuri.[6] Wu-wei dapat juga diartikan tidak berkeinginan.[6] Manusia dalam pandangan Taoisme, harus menghilangkan hasratnya, dan mengikuti jalannya proses dunia tanpa mencampuri proses itu.[6]

Menurut Taoisme, apabila manusia menjadi sombong dan memainkan hal di luar kemampuannya, karenanya suatu kala dia akan memperoleh celaan yang dapat membuatnya berduka atau menderita.[8] Karena itu, seorang bijaksana yang mengenal Dao dan hukum dunia akan memilih mengundurkan diri dan menolak segala penghargaan yang diberikan padanya. Dia memilih untuk tidak menonjolkan dirinya.[8] Meskipun demikian, Taoisme tidak mengajarkan bahwa seseorang harus menyingkirkan seluruh harta benda yang dimiliki untuk sampai ketentraman batin.[8] Hal yang perlu dibuang yaitu rasa kemelekatan terhadap harta tersebut. Apabila harta dibuang namun masih telah tersedia kemelekatan terhadapa harta tersebut, karenanya sia-sia saja.[8] Karenanya buanglah kemelekatan terhadap harta dari diri manusia, dan harta benda harus dipergunakan untuk kepentingan sosial.[8] Dengan demikian manusia tidak akan merasakan penderitaan dampak kehilangan harta. Seperti tertulis dalam Daode Ching Bab 2 ayat 11b: Oleh karena tidak mempunyai apa-apa, karenanya dia tidak pernah kehilangan apa-apa.[8]

Manusia yang mengikuti Dao tidak mencampuri hidup orang lain, dalam guna dia tidak memaksakan orang lain membutuhkan, dia menolong mereka menjadi bebas sama sekali dengan mengikuti Dao.[6] Manusia yang patut yaitu yang mampu mengikuti jalannya dunia semesta berlandaskan dengan Dao.[6]

Bila manusia telah sukses mengikuti jalan Dao, karenanya dia tidak perlu takut akan kematian.[6] Kematian yaitu sebuah proses dunia dan manusia tidak dapat melawan dunia, oleh karenanya manusia tidak perlu taku atau cemas terhadap kematian. Kematian hanya mengembalikan manusia untuk Dao.[6]

Etika Taoisme

Dalam menjalani kehidupan yang telah tersedia, manusia mengarah pada kehidupan yang alamiah tanpa demikianlah keadaanya proses ikut campur.[6] Kehidupan yang alami inilah yang menjadi suatu kebajikan dasar yang memicu munculnya tiga buah kebajikan lain yang menuntun manusia dalam kehidupannya, yaitu lemah lembut, rendah hati, dan menyangkal diri.[6] Kelemah-lembutan merupakan teman dari kehidupan, sebaliknya, kekerasan dan kekakuan yaitu teman dari kematian.[6] Rendah hati yaitu sikap mampu membatasi diri dengan berbuat seperlunya saja.[6] Di dalam kitab Daode Ching diceritakan, Tidak telah tersedia kutuk yang semakin besar daripada merasa kurang puas. Tidak telah tersedia dosa yang semakin besar daripada selalu mau mempunyai.[6] Kemudian menyangkal diri yaitu sikap menganggap diri dan hidup manusia hanyalah sebagai pinjaman dari dunia semesta untuk manusia.[6] Oleh karenanya, manusia yang bijaksana dan menginginkan hidup tenang dan tenteram akan mempercayakan seluruh hidupnya untuk Dao atau dunia semesta.[6]

Perkembangan paham yang berlandaskan paham Taoisme

Bidang-bidang yang mengembang berlandaskan paham Taoisme, sela lain: Taiji, Qigong, bagian kesehatan, Kimia, musik, dsb. Malu satu perkumpulan Taoisme di Cina mempunyai kumpulan kitab-kitab hasil kajian Taoisme. Kitab-kitab tersebut berisikan rangkuman tentang paham asli Taoisme, peraturan Taoisme, Qigong, kajian-kajian tentang kesehatan, Kimia, musik dsb. [9]

Aliran-aliran Taoisme

Apa yang dimaksud dengan ajaran Taoisme?
Sebuah kuil Taoisme yang berarsitektur Cina di Cho Lon, Ho Chi Minh, Vietnam

Perkembangan Taoisme selama 2000 tahun ini, telah mengembang menjadi beberapa arus Taoisme. Aliran-aliran tersebut adalah:

  • Wudoumi Dao (正一盟威道 atau 五斗米道)
    • Qingshui Dao(清水道)
    • Tianxing Pai (天心派)
  • Fulu Pai (符箓派)
  • Lijia Dao (李家道)
  • Shangqing Pai (上清派)
  • Zhongxuanxie Pai (重玄学派)
  • Jingming Dao (净明道)
  • Taiyi Jiao (太一教 atau太乙道)
  • Xuan Jiao (玄教)
  • Wudang Pai (武当派)
  • Zhong Pai (中派)
  • Xi Pai (西派)
  • Danding Pai (丹鼎派 atau 金 丹 道 教, Jindan Daojiao)
  • Yujun Dao (于君道)
  • Bojia Dao (帛家道)
  • Lingbao Pai (灵宝派)
  • Louguan Dao (楼观道)
  • Lushan Pai (闾山派)
  • Shengxiao Pai (神霄派)
  • Dadao Jiao (大道教 atau 真大道教)
  • Quanzhen Dao (全真道)
    • Nanwu Pai (南无派)
    • Longmen Pai (龙门派)
  • Dong Pai (东派)
  • Tài shàng mén Xiāo yáo pài (太上门 逍遥派)

Perkembangan Taoisme di Indonesia.

Di Indonesia mengembang pula Taoisme arus Tài shàng mén太上门 Xiāo yáo pài 逍遥派,. Selain memuja Maha Dewa Thai Sang Lao Cin (= Tài shàng lǎo jūn 太上老君), Dewa Er Lang Sen (Èr láng shén 二郎神) dan Dewi Ciu Thien Sien Ni (= Jiǔ tiān xuán nǚ 九天), juga memuja Para Dewa Dewi Tao yang lain.[10] Arus ini juga mengajarkan Senkung (Shén gōng 神功)(senam kesehatan Tao yang diajarkan oleh Maha Dewa Tai Shang Lao Cin) juga Qigong (Qì gōng 气功)(Olah Raga Pernapasan kesehatan Tao untuk menghimpun Qi dalam tubuh) serta Cingco (Jìng zuò 静坐)(Duduk diam / Meditasi ).[11]

Arus ini mengutamakan pedoman Wu (Kesadaran - Kecerdasan - Kebijaksanaan) sebagai pedoman agenda berpikir dan agenda bertindak dalam mempelajari Taoisme dan dalam Kehidupan sehari hari. Dengan hasrat supaya pengikut arus dapat memperbaiki kehidupan Spiritual dan Duniawi melebihi patut, dimana kemudian akan membawa kemajuan pula untuk diri sendiri, keluarga dan lingkungan masyarakat disekitarnya.[12] [13]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ http://www.gb.taoism.org.hk/general-taoism/origin&formation-of-taoism/pg1-1-1-5.htm
  2. ^ http://www.gb.taoism.org.hk/general-taoism/origin&formation-of-taoism/pg1-1-1-6.htm
  3. ^ H.G. Creel. 1990. Dunia Kelicikan Cina: Sejak Confucius sampai Mao Zedong. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana. Hal. 103.
  4. ^ a b Diane Morgan. 2001. The Best Guide to Eastern Philosophy and Religion. Los Angeles: Renaissance Books. Hal. 223-224.
  5. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa Huston Smith. 1999. Agama-agama Manusia. Jakarta: Yayasan OBOR.
  6. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v Bagus Takwin. 2003. Filsafat Timur: Sebuah Pengantar ke Pemikiran-pemikiran Timur. Yogyakarta: Jalasutra.
  7. ^ a b c d e f g h Fung Yu-Lan. 1990. Sejarah Ringkas Filsafat Cina: Sejak Confucius sampai Han Fei Tzu. Yogyakarta: Liberty.
  8. ^ a b c d e f Sutradharma Tj. Sudarman. 1998. Menjalani Kehidupan Buddhisme, Confuciusme dan Taoisme. Jakarta: Sunyata. Hal. 180-181.
  9. ^ http://www.taoist.org.cn/jingdian
  10. ^ Xiū dào bǎo jiàn 修道宝剑, cetakan ke sebelas, Majelis Tridharma Indonesia & Paguyuban Umat Tao Indonesia, 2008
  11. ^ Siu Tao Menuju Kesempurnaaan, Majelis Tridharma Indonesia & Paguyuban Umat Tao Indonesia, 1996

Pranala luar

  1. Majelis Tridharma Indonesia
  2. Paguyuban Umat Tao Indonesia
  3. Diskusi Taoisme Indonesia
  4. Riwayat Lao Zi
  5. Pengkajian tempat lahir Laozi (老子诞生地考)
  6. Laozi dan Gunung Laozi
  7. Tokoh-tokoh Taoisme
  8. Laozi
  9. Diskusi tentang Laozi
  10. Penemuan Daode Jing
  11. Laman Laozi
  12. Aturan sejak dahulu kala istiadat Taoisme
  13. Cerita semasa Laozi meninggalkan Chuguo
  14. Taoisme
  15. Asal unsur Taoisme
  16. Taoisme sebelum Dinasti Qin
  17. Pemahaman tentang Agama Dao dan Daojia
  18. Berupaya bisa Daode
  19. Kitab-kitab Taoisme
  20. Penerangan Daode Jing
  21. Penerangan Maha Dewi Yao Chi


Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, diskusi.biz, p2k.program-reguler.co.id, dsb.