Apa yang dilakukan seorang hamba jika mengimani nama allah subhanahu wa taala al quddus

Kesucian Allah itu kekal, tidak tergantung pada ruang dan waktu.

republika

Salah Satu Asmaul Husna: Al-Quddus, Yang Maha Suci

Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai sifat Allah, Al-Quddus berarti suci dari segala kekurangan, kelemahan dan kesalahan, termasuk di dalamnya suci dari sangkaan, pemikiran dan imajinasi manusia. Sebab, tidak jarang manusia membayangkan dan menggambarkan Allah dengan keterbatasan akal pikirannya sendiri, sehingga Allah sering disamakan dengan dan diperlakukan seperti makhluk-Nya. Padahal, “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy Syura: 11)

Baca Juga

Kesucian Allah itu kekal, tidak tergantung pada ruang dan waktu. Semua makhluk di langit dan di bumi pun mengagungkan kesucian Allah dan mensucikan-Nya dari segala kekurangan. Sebagaimana firman Allah, “Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Yang Maha Raja Diraja, Yang Maha Suci (Al Quddus), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. Al-Jumu’ah:1).

Konsekuensi dari keyakinan Allah Yang Maha Suci tercermin dalam iktikad manusia un­tuk membersihkan dan mensucikan jasmani, hati dan akalnya. Dari sisi jasmaniah, Rasu­lu­llah memuji orang yang menjaga dirinya untuk se­lalu dalam keadaan berwudhu. Orang yang marah dan keruh hatinya juga disarankan untuk ber­wudhu. Artinya, kesucian jasmaniah akan mempengaruhi kesucian hati, jiwa dan pikiran seseorang.

Secara personal, kesucian diri diawali dari niat. Yaitu, niat untuk selalu berada dalam ridla-Nya. Jika niat seseorang mengerjakan kebaikan tidak karena Allah, maka di akhirat ia tidak akan mendapatkan apapun dari Allah. Bisa jadi ia akan mendapatkan keuntungan di dunia, namun ia tidak akan mendapatkan keberkahan hidup dari Allah. Niat suci dalam hati seseorang menjadi dasar bagaimana seseorang berperilaku terhadap dirinya dan orang lain.

Karenanya, secara sosial, seseorang juga niscaya mensucikan hati dan pikirannya. Ia tidak mudah berprasangka buruk kepada Allah dan sesama manusia. Ia tidak mudah iri dengki, berdusta dan mengkhianati sesamanya. Penyakit hati muncul ketika hati sudah tersentuh dan dinodai oleh nafsu duniawi. Maka, tidaklah mengherankan jika Jalaluddin Rumi pernah berpesan, “Genggamlah dunia ini seisinya, tapi jangan sekali-sekali dunia menyentuh hatimu.”

Dalam konteks pembentukan kepribadian, seorang muslim berkemajuan semestinya menjaga kejernihan berpikiranya. Kejernihan berpikir memiliki pengaruh positif dalam menjalani hidup dan kehidupan pada saat ingin mencapai target-target yang direncanakan. Yaitu, target untuk tetap maju dan berkembang sesuai dengan keridlaan-Nya.

Namun, ketika pikiran telah terbalut kecenderungan materialisme-hedonisme sebagai target hidupnya, maka hanya sedikit manusia yang mampu menjaga kesucian hati dan pikirannya. Ia akan terasing oleh dirinya sendiri di antara carut-marut kehidupan duniawi yang penuh tipu daya.

Ala kulli hal, Al-Quddus semestinya menginspirasi seorang muslim untuk senantiasa membersihkan jasmani, pikiran dan hatinya. Kesucian diri inilah sebagai bekal mengarungi kehidupan dan berinteraksi sesama manusia. Wallahu a’lam.

-----

Bahrus Surur-Iyunk, Kepala SMA Muhammadiyah 1 Sumenep

Sumber: Majalah SM Edisi 8 Tahun 2018

https://suaramuhammadiyah.id/2021/05/22/al-quddus-yang-maha-suci/

  • sifat allah
  • asmaul husna
  • al quddus
  • yang maha suci
  • kesucian allah

sumber : Suara Muhammadiyah

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

tirto.id - Al Malik artinya Allah SWT sebagai pemilik seluruh alam. Al Quddus artinya membesarkan dan mengagungkan. Al Malik dan Al Quddus adalah 2 dari 99 Asmaul Husna yang artinya sama-sama menunjukkan kekuasaan Allah SWT.

Asmaul Husna atau secara bahasa diartikan sebagai nama-nama Allah yang indah tentu memiliki makna dan arti yang baik.

Dikutip laman NU Online, bila mengetahui makna sebenarnya dari masing-masing Asmaul Husna, maka orang pun akan memahami 99 Asmaul Husna itu sudah tercakup dalam sifat wajib yang dirumuskan ulama Ahlussunnah wal Jama'ah.

Asmaul Husna sendiri sebenarnya ada banyak, tetapi yang disebutkan dalam Al-Qur'an ada 99 jumlahnya. Asmaul Husna juga mempunyai keutamaan-keutamaan tersendiri, banyak rahasia dan manfaat yang terkandung di dalamnya.

Syekh Shâlih al-Ja’fari mengatakan:

فَالَّذِي يَدْعُو بِهَا فَقَدِ اسْتَجْلَبَ الْخَيْرَ كُلَّهُ لِنَفْسِهِ وَجَعَلَ الْوِقَايَةَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الشَّرِّ كُلِّهِ، فَإِذَا قُلْتَ مَثَلًا الرَّحْمنُ الرَّحِيْمُ فَقَدِ اسْتَجْلَبْتَ الرَّحْمَةَ، وَإِذَا قُلْتَ: اللَّطِيْفُ فَقَدِ اسْتَجْلَبْتَ اللُّطْفَ... الخ

Artinya:

“Orang yang berdoa dengan Asma’ul Husna maka telah meminta kebaikan seluruhnya, dan membuat pencegahan di antara dirinya dan keburukan seluruhnya. Jadi apabila engkau menyebut ar-Rahmân ar-Rahîm, maka kamu telah meminta rahmat, dan jika kamu menyebut al-Lathîf maka kamu telah meminta kelembutan, dan seterusnya." (Muhammad bin Alwi al-Aidarus, Khawwâsh Asmâ` ul-Husnâ Littadâwi wa Qadhâ il-Hâjât, Dar el-Kutub, Shan’a).

Al Malik dan Al Quddus merupakan 2 dari 99 Asmaul Husna yang artinya sama-sama menunjukkan kekuasaan Allah SWT.

الملك

Al Malik: Yang Maha Merajai

القدوس

Al Quddus: Yang Maha Suci

Makna Al Malik

Al Malik dari Asmaul Husna merupakan Sifat Allah Yang Memiliki Mutlak sifat Merajai/Memerintah seluruh alam.

Jadi yang memerintah di seluruh alam ini walaupun ia sangat berkuasa adalah tetap mutlak milik Allah semata. Semua kekuasaan akan tunduk kepada Rabb yang mulia.

Dalam surah Al Mukminun ayat 116 disebutkan:

فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ

Fa ta'ālallāhul-malikul-ḥaqq, lā ilāha illā huw, rabbul-'arsyil-karīm.

Artinya: "Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) 'Arsy yang mulia.

Jika dilihat dari artinya, maka Al Malik memiliki makna bahwa Allah SWT sebagai pemilik seluruh alam, yang di atas (langit) dan yang di bawah (bumi), serta semuanya adalah hamba dan sangat berhajat kepada-Nya.

Makna Al Quddus

Al Quddûs menunjukkan makna bahwa sifatNya dzat Allah Yang Memiliki Mutlak sifat Suci. Kata dasar dari Al Quddus adalah Qaddasa yang artinya menyucikan dan menjauhkan dari kejahatan, bisa pula diartikan membesarkan dan mengagungkan.

Kesucian-Nya Allah ta'ala sangat bersih dari perasaan keji, jahat, negatif dan yang lainnya.

Surat Al-Baqarah ayat 30 semakin memperjelas makna Al Quddus:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Wa idz qāla rabbuka lil malā’ikati ‘Innī jā‘ilun fil ardhi khalīfatan,’ qālū ‘A taj‘alu fīhā man yufsidu fīhā wa yasfikud dimā. Wa nahnu nusabbihu bi hamdika wa nuqaddisu laka?’ Qāla ‘Innī a‘lamu mā lā ta‘lamūna.

Artinya: “(Ingat) ketika Tuhanmu berkata kepada malaikat, ‘Aku ingin menjadikan khalifah di bumi.’ Mereka bertanya, ‘Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana? Padahal, kami bertasbih memuji dan menyucikan nama-Mu.’ Dia berkata, ‘Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui."

Baca juga:

  • Arti 99 Asmaul Husna dan Mengapa Perlu Menghapalnya?
  • Manfaat Membaca 99 Asmaul Husna: Bisa Membuka Pintu Rezeki

--------

Adendum: Artikel ini mengalami perubahan judul per Selasa, 10 Agustus 2021, pukul 15.21 WIB. Sebelumnya di judul tertulis Arti Al Malik dan Al Quddus dalam Asmaul Husna: Makna & Teladannya.

Baca juga artikel terkait ASMAUL HUSNA atau tulisan menarik lainnya Dhita Koesno
(tirto.id - tha/fds)


Penulis: Dhita Koesno
Editor: Fitra Firdaus

Subscribe for updates Unsubscribe from updates