Apa tujuan dari ngerok mbirah dalam proses pembuatan batik tulis

Batik tulis merupakan sebuah kerajinan tangan yang memiliki nilai artistik yang sangat tinggi dengan proses pembuatan yang sangat rumit. Bagaimanakah cara pembuatan batik tulis, Berikut ini adalah proses membatik yang berurutan dari awal. Penamaan atau penyebutan cara kerja di tiap daerah pembatikan bisa berbeda-beda, tetapi inti yang dikerjakannya adalah sama.adapun tahapannya yaitu 

1.       Ngemplong

Ngemplong merupakan tahap paling awal atau pendahuluan, diawali dengan mencuci kain mori. Tujuannya adalah untuk menghilangkan kanji yang menempel pada kain. Kemudian dilanjutkan dengan pengeloyoran, yaitu memasukkan kain mori ke minyak jarak atau minyak kacang yang sudah ada di dalam abu merang. Kain mori dimasukkan ke dalam minyak jarak agar kain menjadi lemas, sehingga daya serap terhadap zat warna lebih tinggi. Selain ptoses tersebut kain mori di pukul menggunakan palu yang terbuat dari kayu yang berfungsi agar kain tidak kaku.

Ngemplong

Sumber : Google


2. Nyorek atau Memola

Nyorek atau memola adalah proses menjiplak atau membuat pola di atas kain mori dengan cara meniru pola motif yang sudah ada, atau biasa disebut dengan ngeblat. Pola biasanya dibuat di atas kertas roti atau kertas kalkir terlebih dahulu, baru dijiplak sesuai pola di atas kain mori.
Tahapan ini dapat dilakukan secara langsung di atas kain atau menjiplaknya dengan menggunakan pensil atau bolpoint tinta basah. Namun agar proses pewarnaan bisa berhasil dengan baik, tidak pecah, dan sempurna, maka proses batikannya perlu diulang pada sisi kain di baliknya. Proses ini disebut ganggang. Proses Nyorek membutuhkan waktu beberapa hari bahkan minggu tergantung motif yang diinginkan.

Nyorek Atau membuat motif

3.      Mbathik

Tahap berikutnya yaitu proses mbatik, dengan cara menorehkan malam atau cairan lilin batik ke kain mori, dimulai dari nglowong (menggambar garis-garis di luar pola) dan isen-isen (mengisi pola dengan berbagai macam bentuk). Di dalam proses isen-isen terdapat istilah nyecek, yaitu membuat isian dalam pola yang sudah dibuat dengan cara memberi titik-titik (nitik). Ada pula istilah nruntum, yang hampir sama dengan isen-isen, tetapi lebih rumit. Adapun motif batik sendiri sangatlah banyak yang di antaranya truntum, mega mendung, parang, untuklebih lanjutnya akan di bahas pada artikel selanjutnya.

Mbatik

4.      Nembok

Nembok adalah proses menutupi bagian-bagian yang tidak boleh terkena warna dasar, dalam hal ini warna biru, dengan menggunakan malam. Bagian tersebut ditutup dengan lapisan malam yang tebal seolah-olah merupakan tembok penahan. Proses nembok sangat berhati-hati dan perlu kejelian.

 Nembok atau ngeblok

5.      Medel

Medel adalah proses pencelupan kain yang sudah dibatik ke cairan warna secara berulang-ulang sehingga mendapatkan warna yang diinginkan. Proses pewarnaan banyak para pengrajin banyak yang menggunakan warna alami yang ramah lingkungan. Adapun pewarna alami yang dipergunakan antara lain kunyit,daun jati, kulit secang dan lain-lain.

Medel atau nyelup

6.      Ngerok dan Mbirah

Pada proses ini, malam atau lapisan lilin pada kain dikerok secara hati-hati dengan menggunakan lempengan logam, Mbirah memiliki arti mencuci, setelah proses ngerok tersebut kemudian kain dibilas dengan air bersih. Setelah itu, kain diangin-anginkan hingga kering.

Ngerok

Proses Mbirahi

7.      Mbironi

Mbironi adalah menutupi warna biru dan isen-isen pola yang berupa cecek atau titik dengan menggunakan malam. Selain itu, ada juga proses ngrining, yaitu proses mengisi bagian yang belum diwarnai dengan motif tertentu. Biasanya, ngrining dilakukan setelah proses pewarnaan dilakukan.

8.      Menyoga

Menyoga berasal dari kata soga, yaitu sejenis kayu yang digunakan untuk mendapatkan warna cokelat. Adapun caranya adalah dengan mencelupkan kain ke dalam campuran warna cokelat tersebut.

9.      Nglorod

Nglorod merupakan tahapan akhir dalam proses pembuatan selembar kain batik tulis maupun batik cap yang menggunakan perintang warna (malam). Dalam tahap ini, pembatik melepaskan seluruh malam (lilin) dengan cara memasukkan kain yang sudah selesai pewarnaannya  ke dalam air mendidih yang di bolak-balik dengan bamboo agar lapisan malam hilang
Setelah diangkat, kain dibilas dengan air bersih dan kemudian diangin-anginkan hingga kering. Proses membuat batik memang cukup lama. Proses awal hingga proses akhir bisa melibatkan beberapa orang, dan penyelesaian suatu tahapan proses juga memakan waktu. Oleh karena itu, sangatlah wajar jika kain batik tulis berharga cukup tinggi.

Nglorod

Wahyu Anggoro di 19.47

Page 2

Siswa SMK Sosial Islam 1 Prambanan dibelaki dengan berbagai macam ekstra kulikuler diantaranya membatik. Dari dulu hingga sekarang, proses batik tidak banyak mengalami perubahan, perubahan hanya terjadi pada teknologi dan alat yang digunakan.

Gawangan berfungsi untuk menggantungkan kain yang akan dibatik.

Berfungsi untuk menjadikan kain mori tidak bergelantungan oleh angin sehingga mengganggu saat membatik.

Wajan berfungsi untuk melelehkan malam yang digunakan untuk membatik.

Kompor berfungsi untuk memanaskan wajan, wajan sendiri untuk melelehkan malam

Taplak berfungsi untuk menutupi paha dari panasnya tetesan malam saat anda membatik

Saringan berfungsi untuk menyaring malam yang kotor agar saat membatik hanya malam yang bersih saja yang digunakan

Canting merupakan pena bagi batik, alat inilah yang digunakan untuk menggoreskan batik tangan anda.

Mori erupakan kain yang akan dibatik, macamnya banyak dari mulai kualitas yang biasa hingga sampai ke yang berkualitas. Sebaiknya untuk batik tulis, gunakan mori yang baik karena harga batik tulis.

Malam (lilin) adalah bahan yang dipergunakan untuk membatik.

10) Dhingklik (Tempat Duduk)

Dhingklik adalah tempat duduk.

Pewarna alami isa diperoleh dari bahan bahan alami yang berwarna, saat ini pewarna alami sudah cukup sulit didapatkan sehingga banyak yang menggunakan pewarna buatan.

Di masa kini, pengusaha batik juga menyediakan pendidikan batik kilat pada anak-anak sekolah dan masyarakat umum. Yang diajarkan adalah tata cara membatik dengan benar, dan biasanya menggunakan kain selebar saputangan sebagai percobaan. Dengan demikian, proses membatik itu dapat dikerjakan hanya dalam beberapa jam dan biaya yang diperlukan pun sangat kecil. Tradisi ini sangat bagus untuk memperkenalkan proses membatik kepada masyarakat, terutama generasi muda.

Berikut ini adalah proses membatik yang berurutan dari awal hingga akhir. Penamaan atau penyebutan cara kerja di tiap daerah pembatikan bisa berbeda-beda, tetapi inti yang dikerjakannya adalah sama.

Ngemplong merupakan tahap paling awal atau pendahuluan, diawali dengan mencuci kain mori. Tujuannya adalah untuk menghilangkan kanji. Kemudian dilanjutkan dengan pengeloyoran, yaitu memasukkan kain mori ke minyak jarak atau minyak kacang yang sudah ada di dalam abu merang. Kain mori dimasukkan ke dalam minyak jarak agar kain menjadi lemas, sehingga daya serap terhadap zat warna lebih tinggi.

Setelah melalui proses di atas, kain diberi kanji dan dijemur. Selanjutnya, dilakukan proses pengemplongan, yaitu kain mori dipalu untuk menghaluskan lapisan kain agar mudah dibatik.

Nyorek atau memola adalah proses menjiplak atau membuat pola di atas kain mori dengan cara meniru pola motif yang sudah ada, atau biasa disebut dengan ngeblat. Pola biasanya dibuat di atas kertas roti terlebih dahulu, baru dijiplak sesuai pola di atas kain mori. Tahapan ini dapat dilakukan secara langsung di atas kain atau menjiplaknya dengan menggunakan pensil atau canting. Namun agar proses pewarnaan bisa berhasil dengan baik, tidak pecah, dan sempurna, maka proses batikannya perlu diulang pada sisi kain di baliknya. Proses ini disebut ganggang.

Mbathik merupakan tahap berikutnya, dengan cara menorehkan malam batik ke kain mori, dimulai dari nglowong (menggambar garis-garis di luar pola) dan isen-isen (mengisi pola dengan berbagai macam bentuk). Di dalam proses isen-isen terdapat istilah nyecek, yaitu membuat isian dalam pola yang sudah dibuat dengan cara memberi titik-titik (nitik). Ada pula istilah nruntum, yang hampir sama dengan isen-isen, tetapi lebih rumit.

Nembok adalah proses menutupi bagian-bagian yang tidak boleh terkena warna dasar, dalam hal ini warna biru, dengan menggunakan malam. Bagian tersebut ditutup dengan lapisan malam yang tebal seolah-olah merupakan tembok penahan.

Medel adalah proses pencelupan kain yang sudah dibatik ke cairan warna secara berulang-ulang sehingga mendapatkan warna yang diinginkan.

Pada proses ini, malam pada kain dikerok secara hati-hati dengan menggunakan lempengan logam, kemudian kain dibilas dengan air bersih. Setelah itu, kain diangin-anginkan.

Mbironi adalah menutupi warna biru dan isen-isen pola yang berupa cecek atau titik dengan menggunakan malam. Selain itu, ada juga proses ngrining, yaitu proses mengisi bagian yang belum diwarnai dengan motif tertentu. Biasanya, ngrining dilakukan setelah proses pewarnaan dilakukan.

Menyoga berasal dari kata soga, yaitu sejenis kayu yang digunakan untuk mendapatkan warna cokelat. Adapun caranya adalah dengan mencelupkan kain ke dalam campuran warna cokelat tersebut.

Nglorod merupakan tahapan akhir dalam proses pembuatan sehelai kain batik tulis maupun batik cap yang menggunakan perintang warna (malam). Dalam tahap ini, pembatik melepaskan seluruh malam (lilin) dengan cara memasukkan kain yang sudah cukup tua warnanya ke dalam air mendidih. Setelah diangkat, kain dibilas dengan air bersih dan kemudian diangin-arginkan hingga kering. Proses membuat batik memang cukup lama. Proses awal hingga proses akhir bisa melibatkan beberapa orang, dan penyelesaian suatu tahapan proses juga memakan waktu. Oleh karena itu, sangatlah wajar jika kain batik tulis berharga cukup tinggi.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA