Apa saja yang perlu diperhatikan ketika merancang produk kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar?

Perencanaan Produksi Kerajinan Dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar Untuk membuat produk kerajinan diperlukan perencanaan yang matang, misalnya produk kerajinan pakaian. Dalam perancangan produk kerajinan pakaian diperlukan berbagai interaksi ilmu pengetahuan misalnya pengetahuan tentang kebiasaan masyarakat (antropologi dan sejarah), ukuran badan (antropometri), ukuran pakaian (standardisasi), bentuk dan perhiasan (pendidikan moral: etika, gaya hidup), pengetahuan bahan (fisik), teknik pembuatan (rekayasa), perhitungan biaya produksi (akuntansi), promosi (publikasi), pemasaran (marketing), kemasan (desain), dan ilmu yang lainnya. 

Perencanaan produk kerajinan umumnya lebih menitikberatkan pada nilai-nilai estetika, keunikan (craftmanship), keterampilan, dan efisiensi. Sementara dalam pemenuhan fungsinya lebih menekankan pada pemenuhan fungsi pakai yang lebih bersifat fisik (fisiologis), misalnya: benda-benda pakai, perhiasan, furnitur, sandang, dan sebagainya.  

Perencanaan Produksi Kerajinan Dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar harus memperhatikan unsur estetika dan ergonomis. Adapun pengertian dari unsur estetika dan ergonomis adalah sebagai berikut:

a. Unsur Estetika 

Unsur estetika sering kita kenal dengan istilah keindahan. Keindahan adalah nilai-nilai estetis yang menyertai sebuah karya seni. Keindahan juga diartikan sebagai pengalaman estetis yang diperoleh ketika seseorang mencerap obyek seni atau dapat pula dipahami sebagai sebuah obyek yang memiliki unsur keindahan. 

Nilai-nilai keindahan (estetik) atau keunikan karya seni memiliki prinsip: kesatuan (unity), keselarasan (harmoni), keseimbangan (balance), dan kontras (contrast) sehingga menimbulkan perasaan haru, nyaman, nikmat, bahagia, agung, ataupun rasa senang. Penerapan unsur estetika pada produk kerajinan yang memiliki fungsi hias sangat penting, karena produk kerajinan tersebut lebih mengutamakan keindahannya. 

b. Unsur Ergonomis   

Unsur ergonomis karya kerajinan selalu dikaitkan dengan aspek fungsi atau kegunaan. Adapun unsur ergonomis karya kerajinan adalah: 

1) Keamanan(security) yaitu jaminan tentang keamanan orang menggunakan produk kerajinan tersebut. 

2) Kenyamanan (comfortable), yaitu kenyamanan apabila produk kerajinan tersebut digunakan. Barang yang enak digunakan juga bisa disebut barang terapan. Produk kerajinan terapan adalah produk kerajinan yang memiliki nilai praktis yang tinggi. 

3) Keluwesan (flexibility), yaitu keluwesan penggunaan. Produk kerajinan adalah produk terapan/pakai yaitu produk kerajinan yang wujudnya sesuai dengan kegunaan atau terapannya. Produk terapan/pakai dipersyaratkan memberi kemudahan dan keluwesan penggunaan agar pemakai tidak mengalami kesulitan dalam penggunaannya.

Sistem produksi merupakan sistem  integral yang mempunyai  komponen struktural dan fungsional. Komponen struktural yang membentuk sistem produksi terdiri dari: bahan (material), mesin dan peralatan, tenaga kerja modal, energi, informasi, tanah  dan  lain-lain. Sedangkan  komponen fungsional terdiri dari supervisi, perencanaan, pengendalian, koordinasi dan kepemimpinan, yang  kesemuanya berkaitan dengan manajemen dan organisasi. 

Suatu sistem  produksi selalu berada dalam lingkungan sehingga aspek-aspek lingkungan  seperti  perkembangan teknologi, sosial dan ekonomi, serta kebijakan  pemerintah sangat mempengaruhi  keberadaan sistem  produksi  itu. 

Produk kerajinan umumnya diproduksi ulang atau diperbanyak dalam skala home industry. Oleh karena itu, dibutuhkan persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dipenuhi dalam proses perancangannya. 

a. Menentukan Bahan/Material Produksi 

Pada karya seni kerajinan, seorang pengrajin harus mampu menghubungkan bentuk dan fungsi sehingga karya yang dihasilkan dapat memenuhi fungsi, sementara bentuknya tetap indah. Pemilihan bahan/material dalam pembuatan karya kerajinan sangat terkait dengan sasaran pasar, karena material akan mendukung nilai bentuk, kenyamanan terutama dalam menggunakan benda terapan dan juga akan mempengaruhi kualitas dari barang tersebut. 

Bentuk selalu bergantung pada sentuhan keindahan (estetika) karena itu dalam penciptaannya, seorang pengrajin harus menguasai unsur-unsur seni rupa seperti garis, bentuk, warna, komposisi dan lain-lain. 

b. Menentukan Teknik Produksi 

Mewujudkan sebuah produk kerajinan haruslah menggunakan cara atau teknik tertentu sesuai dengan bahan dasar kerajinan. Penguasaan teknik dalam berkarya kerajinan akan menentukan kualitas produk kerajinan yang dibuat. Beberapa jenis kerajinan memiliki alat dan ketrampilan khusus untuk mewujudkannya. Teknik produksi kerajinan disesuaikan dengan bahan, alat dan cara yang digunakan dari Perencanaan Produksi Kerajinan Dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar.

Baca Juga

Demikian Artikel Perencanaan Produksi Kerajinan Dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar Yang Saya Buat Semoga Bermanfaat Ya Mbloo:)



  • Teknik Produksi Dalam Kerajinan Hiasan Berbahan Limbah
  • Simulasi Sebuah Wirausaha Produk Hiasan Dari Limbah
  • Teknik Dari Pengolahan Produk Kesehatan Khas Daerah
  • Produk Rakitan Listrik Model Bangunan Teknologi Konstruksi


1. Ide dan Peluang Usaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

a. Penetapan Kelayakan Usaha

b. Analisis Kelayakan Finansial

2. Sumber Daya yang Dibutuhkan dalam Usaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

3. Perencanaan Administrasi Usaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

1) Surat Izin Gangguan (HO) dan Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

2) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

c. Pencatatan Transaksi Barang/Jasa

1) Bukti transaksi intern

2) Bukti transaksi ekstern

d. Pencatatan Transaksi Keuangan

4. Perencanaan Pemasaran Usaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

a. Memahami seni menjual.

Biaya Total = Total biaya bahan baku + Total biaya overhaed + Total biaya tenaga kerja.

c. Menganalisis kepuasan pelanggan

Pada uraian sebelumnya telah kita membahas bersama tentang (BEP) atau Break Event Point/titik impas, dan juga materi tentang strategi promosi produk kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun ruang. Kali ini kita akan mencoba membahas materi selanjudnya yang mengulas tentang laporan usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun ruang yang terdiri dari :

Apa saja yang perlu diperhatikan ketika merancang produk kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar?

Laporan Kegiatan Kerajinan Limbah Bangun Ruang

e. Cara membuat laporannya,

Kalau begitu mari kita mulai membahas satu demi satu uraian tersebut diatas sebagai berikut.

Laporan kegiatan usaha, yaitu penyampaian informasi agar tercipta komunikasi antara yang melaporkan dan pihak yang diberi laporan. Laporan pelaksanaan kegiatan hendaknya bersifat komunikatif, mudah difahami dan jelas untuk semua pihak.

Agar hal tersebut tercapai maka dalam menyusun laporan pelaksanaan kegiaan usaha disusun dalam bahasa yang lugas dan mudah dimengerti. Barulah dapat dikatakan logis jika segala keterangan yang dianalisis dapat diteliti alasan – alasannya, apakah laporan tersebut masuk akal atau tidak.

Disebut dengan sistematis jika keterangan – keterangan yang dikemukakan dalam laporan pelaksanaan kegiatan usaha tersebut disusun dalam urutan yang memperlihatkan adanya saling keterkaitan. Laporan pelaksanaan dikatakan lugas jika bahasa yang digunakan langsung menjawab persoalan yang nyata dan tidak bertele – tele.

Isi dari laporan kegiatan usaha adalah kegiatan pekerjaan diperusahaan yang sedang berjalan dan pekerjaan yang sudah diselesaikan. Penyusunan laporan kegiatan usaha dilakukan secara periodik, setidaknya dibuat sebulan sekali. Penyusunan harus lengkap dan berisi hal – hal yang berhubungan dengan hambatan usaha, kemajuan usaha, kemunduran usaha, dan lain sebagainya.

Fungsi dan tujuan laporan kegiatan usaha adalah untuk memberitahukan persoalan kegiatan usaha secara detail dan obyektif serta memberi keterangan atau informasi yang singkat tentang kegaitan usaha tersebut.

Selain hal tersebut diatas, juga tedapat beberapa kewajiban seorang pengelola usaha atas pembuatan laporan kegiatan usaha yang diantaranya sebagai berikut.

  • Harus memahami akan arti pentingnya laporan,
  • Harus dapat mendistribusikan laporan, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus,
  • Harus dapat menyiapkan sarana, data – data serta teknisnya dan juga latihan – latihan penyusunan sebuah laporan kegiatan usaha. 

Hal lain yang juga tak kalah penting yaitu Prinsip yang harus diperhatikan dalam penyusunan laporan kegiatan usaha, diantaranya adalah sebagai berikut.

a. Laporan harus tepat waktu,

b. Laporan harus teliti, benar dan dipercaya,

c. Laporan harus berjalan dan sederhana,

d. Laporan harus ada standarisasi,dan,

e. Laporan harus mempunyai nilai atau manfaat.

Yang perlu untuk di analisis pada pelaksanaan kegiatan usaha yang pada dasarnya adalah sebagai berikut.

a. Bidang kegiatan usaha,

e. Bidang administrasi dan pembukuan,

f. Bidang ketenagakerjaan,

Pada akhir tahun, seluruh kegaitan usaha dilaporkan untuk dianalisis oleh pihak yang berkepentingan, untuk memperoleh informasi yang tepat dalam mengambil keputusan. Analisis laporan keuangan adalah evaluasi atau penafsiran neraca dan daftar perubahan posisi keuangan perusahaan.

Mangadakan analisis laporan keuangan sangatlah penting untuk mengetahui keadaan dan perkembangan dari perusahaan yang bersangkutan. Analisis laporan keuangan selalu berhubungan dengan masalah neraca, rugi/laba dan perubahan modal perusahaan.

Analisis laporan keuangan pada hakikatnya adalah untuk mengadakan penilaian atas keadaan keuangan perusahaan. Untuk dapat menggambarkan perubahan posisi keuangan dan sifat pengembangan perusahaan dari waktu ke waktu suatu perusahaan harus membuat laporan keuangan paling lama 2 tahun terakhir dari kegiatan usahanya.

Berikut disajikan contoh format laporan pelaksanaan kegiatan usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun ruang.

a. jenis usaha ..........., volume Rp. ..................

b. jenis usaha ..........., volume Rp. ..................

c. jenis usaha ..........., volume Rp. ..................

d. jenis usaha ..........., volume Rp. ..................

e. jenis usaha ..........., volume Rp. ..................

a. Unit ............. rugi/laba Rp. ..................

b. Unit ............. rugi/laba Rp. ..................

c. Unit ............. rugi/laba Rp. ..................

d. Unit ............. rugi/laba Rp. ..................

e. Unit ............. rugi/laba Rp. ..................

  • a) Likuidasi ..............= ...............%
  • b) Solvabilitas ..............= ...............%  
  • c) Rentabilitas ..............= ...............%

C.1.Modal Sendiri ................ = Rp. ................ 

C.2.Modal asing .................. = Rp. ................

  • a) Pinjaman jangka pendek, = Rp. ................
  • b) Pinjaman jangka panjang = Rp. ................
  • c) Pinjaman lain – lian. = Rp. ................

a. Buku pembelian tunai................... = ..................

b. Buku pembelian kredit................... = ..................

c. Buku persediaan barang.................... = ..................

d. Buku penjualan tunai.............................. = ..................

e. Buku voucher.......................  = ..................

2. Dokumen – dokumen dagang.

a. Surat – surat perjanjian dagang .............. = ....................

b. SITU, SIUP, AMDAL, dan lainnya ............. = ....................

c. Faktur dan kuitansi ................... = ....................

Sumber: Prakarya-Kemdikbud_RI