Selasa, 22 Maret 2022 | 22:33 WIB Show
Selasa, 22 Maret 2022 | 21:54 WIB
Selasa, 22 Maret 2022 | 21:54 WIB
Selasa, 22 Maret 2022 | 21:18 WIB
Selasa, 22 Maret 2022 | 20:01 WIB
Selasa, 22 Maret 2022 | 18:41 WIB
Selasa, 22 Maret 2022 | 18:29 WIB
Selasa, 22 Maret 2022 | 17:28 WIB
Selasa, 22 Maret 2022 | 16:39 WIB
Selasa, 22 Maret 2022 | 15:07 WIB
Selasa, 22 Maret 2022 | 13:59 WIB
Selasa, 22 Maret 2022 | 10:55 WIB
Selasa, 22 Maret 2022 | 06:45 WIB
Senin, 21 Maret 2022 | 22:27 WIB
Senin, 21 Maret 2022 | 20:59 WIB
Senin, 21 Maret 2022 | 20:30 WIB
Senin, 21 Maret 2022 | 20:18 WIB
Senin, 21 Maret 2022 | 16:35 WIB
Senin, 21 Maret 2022 | 16:20 WIB
Senin, 21 Maret 2022 | 16:18 WIB Page 2
Menag Pastikan Berangkatkan Haji Tahun IniSenin, 21 Maret 2022 | 22:27 WIBPage 3
Menag Pastikan Berangkatkan Haji Tahun IniSenin, 21 Maret 2022 | 22:27 WIB
Tahun 2018, sejarah kemerdekaan Indonesia berusia 73 tahun. Sebuah usia yang sudah cukup tua dan cukup dewasa jika dilihat berdasarkan umur manusia. Namun, ini bukan sebuah perjalanan yang mudah. Apalagi mengingat kondisi negara kita yang terkotak-kotak saat ini. Makna kemerdekaan Indonesia sangat dalam bagi rakyat Indonesia sendiri dan bagi dunia internasional. Kemerdekaan tersebut juga diperoleh bukan dari pemberian atau hadiah dari negara lain. Kemerdekaan yang merupakan buah perjuangan panjang. Perjuangan ratusan tahun lamanya. Perjuangan yang telah banyak mengeluarkan darah dan air mata. Maka, untuk menambah pemahaman tentang nilai juang proklamasi di tengah kondisi Indonesia, khususnya peran generasi muda dalam mengisi kemerdekaan saat ini, artikel kita akan membahas tentang teks proklamasi, tepatnya perubahan redaksi atas teks proklamasi. Sejarah Singkat Penulisan Teks Proklamasi Setelah peristiwa pengasingan atau “penculikan” Ir Soekarno dan Mohammad Hatta yang kemudian dikenal dengan sebutan peristiwa Rengasdengklok, Mr Ahmad Soebardjo berhasil menengahi dua golongan yang saling berbeda pendapat. Malam tanggal 16 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Mohammad Hatta dibawa kembali ke Jakarta dengan tujuan satu, proklamasi harus dilaksanakan keesokan harinya. Atas usaha Mr Ahmad Soebardjo juga akhirnya dipilih rumah Laksamana Maeda sebagai tempat pertemuan untuk membahas teks proklamasi. laksamana Maeda saat itu adalah Wakil Komando Angkatan Laut Jepang. Rumah tersebut berada di Jl Imam Bonjol Nomor 1, Jakarta Pusat. Dipilihnya rumah Laksamana Maeda agar pertemuan tidak terlalu menarik perhatian karena pasca dibawanya dua tokoh Indonesia ke Rengasdengklok oleh para pemuda, banyak kalangan melakukan pencarian. Sebelum pertemuan diadakan, Ir Soekarno dan Mohammad Hatta sempat menemui Jendral Nasyimura. Namun, sikap Nasyimura saat itu menunjukkan ketidaksetujuan atas rencana pemnidahan kekuasaan yang diajukan. Artinya Jendral Nasyimura tidak menyetujui kemerdekaan Indonesia. Akhirnya Ir Soekarno dan Mohammad Hatta memutuskan proklamasi tetap harus berjalan sesuai rencana, tanpa perlu melibatkan pihak Jepang. Laksamana Maeda senrii pada saat perumusan teks proklamasi kemudian mengundurkan diri dan memilih untuk berada di ruang belajarnya di lanai dua rumah. Sementara satu orang Jepang yang ikut hadir, yaitu Miyosi tetap berada di ruang tengah bersama Soekarni, Soediro, dan BM Diah untuk menyaksikan perumusan teks proklamasi. Para pemuda lain berada di luar ruangan. Perubahan Redaksi Atas Teks Proklamasi Setelah beberapa lama teks proklamasi disusun dan ditulis tangan oleh Ir Soekarno. Kemudian, Ir Soekarno meminta Sayuti Melik yang berada di luar ruangan untuk mengetiknya. Pada saat mengetik, Sayuti Melik mengubah beberapa redaksi atas tulisan tangan Ir Soekarno. Perubahan redaksi tersebut dilakukan agar susunan teks sesuai kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar saat itu, mengingat Sayuti Melik pernah menjadi guru. Perubahan redaksi atas teks proklamasi, sedikit diuraikan di bawah ini:
Setelah naskah diketik, awalnya hendak ditandatangani oleh semua yang hadir. Namun, untuk mempersingkat waktu diputuskan hanya ditandatangani oleh Ir Soekarno dan Mohammad Hatta. Kemudian naskah yang diketik oleh Sayuti Melik disebutkan sebagai naskah asli. Naskah tulisan tangan yang awalnya tidak disimpan, disimpan oleh tokoh pers Indonesia, BM Diah bertahun-tahun. Naskah tersebut baru diserahkan pada tahun 1993 kepada Presiden Soeharto. Sekian posting tentang perubahan redaksi atas teks proklamasi. Semoga membantu pelajaran Pkn dan IPS siswa di sekolah dan menambah semangat perjuangan kita membangun Indonesia agar tujuan pembangunan nasional segera tercapai. Terimakasih.
Naskah konsep teks proklamasi ditunjukkan saat penyerahan sementara dokumen naskah konsep teks proklamasi dari ANRI ke Istana Negara di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Jakarta, Minggu (16/8/2020). Dalam rangka memperingati HUT ke-75 Kemerdekaan RI, naskah konsep teks proklamasi tulisan Bung Karno yang disimpan di ANRI akan turut dihadirkan pada upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan RI di Istana Merdeka pada 17 Agustus 2020. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
TRIBUNJATENG.COM - Teks proklamasi autentik merupakan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesa yang telah diketik oleh Sayuti Melik. Pada teks proklamasi autentik ketikan Sayuti Melik tertera tandatangan asli Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia. Naskah Proklamasi yang telah mengalami perubahan, yang dikenal dengan sebutan naskah "Proklamasi Autentik", adalah hasil ketikan oleh Mohamad Ibnu Sayuti Melik (seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan Proklamasi), yang isinya adalah sebagai berikut : P R O K L A M A S I Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Di dalam teks naskah Proklamasi Autentik sudah mengalami beberapa perubahan yaitu sebagai berikut : - Kata "Proklamasi" diubah menjadi "P R O K L A M A S I", - Kata "Hal2" diubah menjadi "Hal-hal", - Kata "tempoh" diubah menjadi "tempo", Halaman selanjutnya arrow_forward Sumber: Intisari |