Apa saja perilaku yang mencerminkan Quran surat Al Hujurat ayat 10 dan 12?

DOI: https://doi.org/10.29313/jrpai.v1i1.34

Keywords: Pencegahan, Perilaku Bullying, Implikasi Al-Hujurat ayat 11

Abstract. increasingly prevalent both at home, school and the environment so if left unchecked it will have a negative impact both for victims, perpetrators and the surrounding community. This background statement reminds and encourages the need to analyze QS. Al-Hujurat verse 11. The purpose of this study is to: (1). get the results of the commentators about QS. Al Hujurat verse 11, (2). find the essence contained in QS Al Hujurat verse 11, (3) identify theories about the forms of bullying behavior and how to prevent it, (3). find the educational implications of QS Al-Hujurat verse 11 for the prevention of bullying behavior. This research uses a qualitative approach and the method used in this research is tahlily interpretation method and literature study. This study, several conclusions are obtained, namely: that in the QS. Al-Hujurat verse 11 contains a prohibition on mocking, mocking and criticizing his own brother. First, the prohibition of making fun of a people is forbidden. People who like to make fun of are those who feel proud (proud of themselves) with themselves, even though those who can be mocked are more clean-hearted than people who make fun of. Second, the prohibition of self-deprecation both with words, deeds, and cues. Self-deprecation is meant so that we do not criticize others, because it is likened if we reproach others then we self-deprecate. Third, the prohibition of calling with a bad call. A believer must not call a  brother in faith with a title that is not pleasant to hear, to make himself angry. Essence of QS. Al-Hujurat verse 11 (1). Allah created human beings as equals with more dignity than other creatures, (2). Strengths and weaknesses in humans are something that sunatullah need not be arrogant or intended, (3). Fellow humans must respect each other, love and maintain their honor, (4). Harassment, harassment and humiliation of  human values ​​is a despicable character that is forbidden by religion. Educational Implications of QS. Al-Hujurat verse 11 on the prevention of bullying behavior, namely: (1). Foster tolerance by respecting and respecting the rights and obligations of others (2). Cultivating a humble attitude, (3). Cultivating the attitude of brotherhood, (4). Devoted to Allah.

Abstrak. Penelitian ini dilatar belakangi oleh fenomena perilaku bullying yang semakin marak baik di rumah, sekolah maupun lingkungan maka jika dibiarkan akan berdampak negatif baik untuk korban, pelaku maupun komunitas di sekitarnya. Pernyataan latar belakang ini mengingatkan dan mendorong kepada perlunya menganalisis QS. Al-Hujurat ayat 11. Tujuan Penelitian ini adalah untuk: (1). memperoleh hasil pemikiran para mufassir tentang QS. Al Hujurat ayat 11, (2). menemukan esensi yang terkandung dalam QS Al Hujurat ayat 11, (3) mengidentifikasi teori-teori tentang bentuk-bentuk perilaku bullying dan cara pencegahannya, (3).  menemukan implikasi pendidikan dari QS Al- Hujurat ayat 11 terhadap pencegahan perilaku bullying. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode yang digunakan di penelitian ini adalah metode tafsir tahlily dan studi kepustakaan. Penelitian ini, diperoleh beberapa kesimpulan yaitu: bahwa di dalam QS. Al-Hujurat ayat 11 terdapat larangan mengolok-olok, mengejek dan mencela saudaranya sendiri. Pertama larangan mengolok-olok terhadap suatu kaum merupakan suatu hal yang haram. Orang yang suka mengolok-olokkan adalah orang yang merasa ujub (bangga diri) dengan dirinya, padahal boleh jadi orang yang diolok-olokkan itu lebih bersih hatinya daripada orang yang mengolok-olokkan.  Kedua, larangan mencela diri sendiri baik dengan ucapan, perbuatan, maupun isyarat. Mencela diri sendiri dimaksudkan agar kita tidak mencela orang lain, karena diibaratkan jika kita mencela orang lain maka kita mencela diri sendiri.  Ketiga, larangan memanggil dengan panggilan yang buruk. Seorang Mukmin tidak boleh memanggil saudara seiman dengan gelaran-gelaran yang tidak enak didengar, hingga membuat dirinya marah. Esensi QS. Al-Hujurat ayat 11 (1). Allah menciptakan manusia sederajat dengan martabat yang lebih dari makhluk lainnya, (2). Kelebihan dan kekurangan pada manusia adalah sesuatu yang sunatullah tidak usah di sombongkan atau direndakahkan, (3). Sesama manusia harus saling menghargai, menyayangi dan menjaga kehormatannya, (4). Pelecehan, perundungan, dan perendahan nilai-nilai kemanusiaan adalah akhlak tercela yang di larang Agama. Implikasi Pendidikan dari QS. Al-Hujurat ayat 11 terhadap pencegahan perilaku bullying yaitu: (1). Menumbuhkan sikap toleransi dengan menghormati dan menghargai hak dan kewajiban orang lain (2). Menumbuhkan sikap rendah hati, (3). Menumbuhkan sikap persaudaraan, (4). Bertaqwa kepada Allah.

Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa sesungguhnya orang-orang Mukmin semuanya bersaudara seperti hubungan persaudaraan antara nasab karena sama-sama menganut unsur keimanan yang sama dan kekal dalam surga. Dalam sebuah hadis sahih diriwayatkan Muslim itu adalah saudara muslim yang lain, jangan berbuat aniaya dan jangan membiarkannya melakukan aniaya. Orang yang membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah membantu kebutuhannya. Orang yang melonggarkan satu kesulitan dari seorang muslim, maka Allah melonggarkan satu kesulitan di antara kesulitan-kesuliannya pada hari Kiamat. Orang yang menutupi aib saudaranya, maka Allah akan menutupi kekurangannya pada hari Kiamat. (Riwayat al-Bukhari dari 'Abdullah bin 'Umar)

Pada hadis sahih yang lain dinyatakan: Apabila seorang muslim mendoakan saudaranya yang gaib, maka malaikat berkata, "Amin, dan semoga kamu pun mendapat seperti itu." (Riwayat Muslim dan Abu ad-Darda') Karena persaudaraan itu mendorong ke arah perdamaian, maka Allah menganjurkan agar terus diusahakan di antara saudara seagama seperti perdamaian di antara saudara seketurunan, supaya mereka tetap memelihara ketakwaan kepada Allah. Mudah-mudahan mereka memperoleh rahmat dan ampunan Allah sebagai balasan terhadap usaha-usaha perdamaian dan ketakwaan mereka. Dari ayat tersebut dapat dipahami perlu adanya kekuatan sebagai penengah untuk mendamaikan pihak-pihak yang bertikai.


Page 2

1. Al-Fatihah2. Al-Baqarah3. Ali 'Imran4. An-Nisa5. Al-Maidah6. Al-An’am7. Al-A’raf8. Al-Anfal9. At-Taubah10. Yunus11. Hud12. Yusuf13. Ar-Ra’d14. Ibrahim15. Al-Hijr16. An-Nahl17. Al-Isra18. Al-Kahf19. Maryam20. Taha21. Al-Anbiya22. Al-Hajj23. Al-Mu’minun24. An-Nur25. Al-Furqan26. Asy-Syu'ara'27. An-Naml28. Al-Qasas29. Al-'Ankabut30. Ar-Rum31. Luqman32. As-Sajdah33. Al-Ahzab34. Saba35. Fatir36. Yasin37. As-Saffat38. Sad39. Az-Zumar40. Ghafir41. Fussilat42. Asy-Syura43. Az-Zukhruf44. Ad-Dukhan45. Al-Jatsiya46. Al-Ahqaf47. Muhammad48. Al-Fath49. Al-Hujurat50. Qaf51. Az-Zariyat52. At-Tur53. An-Najm54. Al-Qamar55. Ar-Rahman56. Al-Waqiah57. Al-Hadid58. Al-Mujadilah59. Al-Hasyr60. Al-Mumtahanah61. As-Saff62. Al-Jumu'ah63. Al-Munafiqun64. At-Taghabun65. At-Talaq66. At-Tahrim67. Al-Mulk68. Al-Qalam69. Al-Haqqah70. Al-Ma'arij71. Nuh72. Al-Jinn73. Al-Muzammil74. Al-Muddassir75. Al-Qiyamah76. Al-Insan77. Al-Mursalat78. An-Naba'79. An-Nazi'at80. 'Abasa81. At-Takwir82. Al-Infitar83. Al-Mutaffifin84. Al-Insyiqaq85. Al-Buruj86. At-Tariq87. Al-A'la88. Al-Ghasyiyah89. Al-Fajr90. Al-Balad91. Asy-Syams92. Al-Lail93. Ad-Duha94. Al-Insyirah95. At-Tin96. Al-'Alaq97. Al-Qadr98. Al-Bayyinah99. Az-Zalzalah100. Al-Adiyat101. Al-Qari'ah102. At-Takatsur103. Al-'Asr104. Al-Humazah105. Al-Fil106. Quraisy107. Al-Ma'un108. Al-Kautsar109. Al-Kafirun110. An-Nasr111. Al-Lahab112. Al-Ikhlas113. Al-Falaq114. An-Nas

123456789101112131415161718

123456789101112131415161718

123456789101112131415161718

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

  • يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تُقَدِّمُوۡا بَيۡنَ يَدَىِ اللّٰهِ وَرَسُوۡلِهٖ‌ وَ اتَّقُوا اللّٰهَ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ سَمِيۡعٌ عَلِيۡمٌ

    Yaa ayyuhal laziina aamanuu la tuqaddimuu baina yada yil laahi wa Rasuulihii wattaqul laah; innal laaha samii'un 'Aliim

    1. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

    Juz ke-26 tafsir ayat ke-1

  • يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تَرۡفَعُوۡۤا اَصۡوَاتَكُمۡ فَوۡقَ صَوۡتِ النَّبِىِّ وَلَا تَجۡهَرُوۡا لَهٗ بِالۡقَوۡلِ كَجَهۡرِ بَعۡضِكُمۡ لِبَعۡضٍ اَنۡ تَحۡبَطَ اَعۡمَالُكُمۡ وَاَنۡـتُمۡ لَا تَشۡعُرُوۡنَ

    Yaa ayyuhal laziina aamanuu laa tarfa'uuu aswaatakum fawqa sawtin Nabiyi wa laa tajharuu lahuu bilqawli kajahri ba'dikum liba 'din an tahbata a 'maalukum wa antum laa tash'uruun

    2. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap yang lain, nanti (pahala) segala amalmu bisa terhapus sedangkan kamu tidak menyadari.

    Juz ke-26 tafsir ayat ke-2

  • اِنَّ الَّذِيۡنَ يَغُضُّوۡنَ اَصۡوَاتَهُمۡ عِنۡدَ رَسُوۡلِ اللّٰهِ اُولٰٓٮِٕكَ الَّذِيۡنَ امۡتَحَنَ اللّٰهُ قُلُوۡبَهُمۡ لِلتَّقۡوٰى‌ؕ لَهُمۡ مَّغۡفِرَةٌ وَّاَجۡرٌ عَظِيۡمٌ

    Innal laziina yaghud duuna aswaatahum 'inda Rasuulil laahi ulaaa'ikal laziinam tah anal laahu quluubahum littaqwaa; lahum maghfiratunw waajrun 'aziim

    3. Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah, mereka itulah orang-orang yang telah diuji hatinya oleh Allah untuk bertakwa. Mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.

    Juz ke-26 tafsir ayat ke-3

  • اِنَّ الَّذِيۡنَ يُنَادُوۡنَكَ مِنۡ وَّرَآءِ الۡحُجُرٰتِ اَكۡثَرُهُمۡ لَا يَعۡقِلُوۡنَ

    Innal laziina yunaaduu naka minw waraaa'il hujuraati aksaruhum laa ya'qiluun

    4. Sesungguhnya orang-orang yang memanggil engkau (Muhammad) dari luar kamar(mu) kebanyakan mereka tidak mengerti.

    Juz ke-26 tafsir ayat ke-4

  • وَلَوۡ اَنَّهُمۡ صَبَرُوۡا حَتّٰى تَخۡرُجَ اِلَيۡهِمۡ لَـكَانَ خَيۡرًا لَّهُمۡ‌ؕ وَاللّٰهُ غَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ

    Wa law annahum sabaruu hatta takhruja ilaihim lakaana khairal lahum; wallaahu Ghafuurur Rahiim

    5. Dan sekiranya mereka bersabar sampai engkau keluar menemui mereka, tentu akan lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

    Juz ke-26 tafsir ayat ke-5

  • يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِنۡ جَآءَكُمۡ فَاسِقٌ ۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوۡۤا اَنۡ تُصِيۡبُوۡا قَوۡمًا ۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصۡبِحُوۡا عَلٰى مَا فَعَلۡتُمۡ نٰدِمِيۡنَ

    Yaaa ayyuhal laziina aamanuu in jaaa'akum faasqum binaba in fatabaiyanuuu an tusiibuu qawmam bijahalatin fatusbihuu 'alaa maa fa'altum naadimiin

    6. Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.

    Juz ke-26 tafsir ayat ke-6

  • وَاعۡلَمُوۡۤا اَنَّ فِيۡكُمۡ رَسُوۡلَ اللّٰهِ‌ؕ لَوۡ يُطِيۡعُكُمۡ فِىۡ كَثِيۡرٍ مِّنَ الۡاَمۡرِ لَعَنِتُّمۡ وَ لٰـكِنَّ اللّٰهَ حَبَّبَ اِلَيۡكُمُ الۡاِيۡمَانَ وَزَيَّنَهٗ فِىۡ قُلُوۡبِكُمۡ وَكَرَّهَ اِلَيۡكُمُ الۡكُفۡرَ وَالۡفُسُوۡقَ وَالۡعِصۡيَانَ‌ؕ اُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الرّٰشِدُوۡنَۙ

    Wa'lamuuu anna fiikum Rasuulal laah; law yutii'ukum fii kasiirim minal amrila'anittum wa laakinnal laaha habbaba ilaikumul iimaana wa zaiyanahuu fii quluubikum wa karraha ilaikumul kufra walfusuuqa wal'isyaan; ulaaaika humur raashiduun

    7. Dan ketahuilah olehmu bahwa di tengah-tengah kamu ada Rasulullah. Kalau dia menuruti (kemauan) kamu dalam banyak hal pasti kamu akan mendapatkan kesusahan. Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan (iman) itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,

    Juz ke-26 tafsir ayat ke-7

  • فَضۡلًا مِّنَ اللّٰهِ وَنِعۡمَةً  ؕ وَاللّٰهُ عَلِيۡمٌ حَكِيۡمٌ

    Fadlam minal laahi wa ni'mah; wallaahu 'Aliimun Hakiim

    8. sebagai karunia dan nikmat dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.

    Juz ke-26 tafsir ayat ke-8

  • وَاِنۡ طَآٮِٕفَتٰنِ مِنَ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ اقۡتَتَلُوۡا فَاَصۡلِحُوۡا بَيۡنَهُمَا‌ۚ فَاِنۡۢ بَغَتۡ اِحۡدٰٮهُمَا عَلَى الۡاُخۡرٰى فَقَاتِلُوا الَّتِىۡ تَبۡغِىۡ حَتّٰى تَفِىۡٓءَ اِلٰٓى اَمۡرِ اللّٰهِ ‌ۚ فَاِنۡ فَآءَتۡ فَاَصۡلِحُوۡا بَيۡنَهُمَا بِالۡعَدۡلِ وَاَقۡسِطُوۡا ؕ‌ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الۡمُقۡسِطِيۡنَ

    Wa in taaa'ifataani minal mu'miniinaq tataluu faaslihuu bainahumaa fa-im baghat ih daahumaa 'alal ukhraa faqootilul latii tabhii hattaa tafiii'a ilaaa amril laah; fa-in faaa't fa aslihuu bainahumaa bil'adli wa aqsituu innal laaha yuhibbul muqsitiin

    9. Dan apabila ada dua golongan orang-orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat zhalim terhadap (golongan) yang lain, maka perangilah (golongan) yang berbuat zhalim itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil, dan berlakulah adil. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.

    Juz ke-26 tafsir ayat ke-9

  • اِنَّمَا الۡمُؤۡمِنُوۡنَ اِخۡوَةٌ فَاَصۡلِحُوۡا بَيۡنَ اَخَوَيۡكُمۡ ‌ۚ‌وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُوۡنَ

    Innamal mu'minuuna ikhwatun fa aslihuu baina akhawaykum wattaqul laaha la'allakum tuhamuun

    10. Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.

    Juz ke-26 tafsir ayat ke-10

  • يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لَا يَسۡخَرۡ قَوۡمٌ مِّنۡ قَوۡمٍ عَسٰٓى اَنۡ يَّكُوۡنُوۡا خَيۡرًا مِّنۡهُمۡ وَلَا نِسَآءٌ مِّنۡ نِّسَآءٍ عَسٰٓى اَنۡ يَّكُنَّ خَيۡرًا مِّنۡهُنَّ‌ۚ وَلَا تَلۡمِزُوۡۤا اَنۡفُسَكُمۡ وَلَا تَنَابَزُوۡا بِالۡاَلۡقَابِ‌ؕ بِئۡسَ الِاسۡمُ الۡفُسُوۡقُ بَعۡدَ الۡاِيۡمَانِ‌ ۚ وَمَنۡ لَّمۡ يَتُبۡ فَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوۡنَ

    Yaaa ayyuhal laziina aamanuu laa yaskhar qawmum min qawmin 'asaaa anyyakuunuu khairam minhum wa laa nisaaa'um min nisaaa'in 'Asaaa ay yakunna khairam minhunna wa laa talmizuuu bil alqoob; bi'sal ismul fusuuqu ba'dal iimaan; wa mal-lam yatub fa-ulaaa'ika h

    11. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim.

    Juz ke-26 tafsir ayat ke-11

  • يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا اجۡتَنِبُوۡا كَثِيۡرًا مِّنَ الظَّنِّ اِنَّ بَعۡضَ الظَّنِّ اِثۡمٌ‌ۖ وَّلَا تَجَسَّسُوۡا وَلَا يَغۡتَبْ بَّعۡضُكُمۡ بَعۡضًا‌ ؕ اَ يُحِبُّ اَحَدُكُمۡ اَنۡ يَّاۡكُلَ لَحۡمَ اَخِيۡهِ مَيۡتًا فَكَرِهۡتُمُوۡهُ‌ ؕ وَاتَّقُوا اللّٰهَ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيۡمٌ

    Yaaa ayyuhal laziina aamanuj tanibuu kasiiram minaz zanni inna ba'daz zanniismunw wa laa tajassasuu wa la yaghtab ba'dukum ba'daa; a yuhibbu ahadukum any yaakula lahma akhiihi maitan fakarih tumuuh; wattaqul laa; innal laaha tawwaabur Rahiim

    12. Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.

    Juz ke-26 tafsir ayat ke-12

  • يٰۤاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقۡنٰكُمۡ مِّنۡ ذَكَرٍ وَّاُنۡثٰى وَجَعَلۡنٰكُمۡ شُعُوۡبًا وَّقَبَآٮِٕلَ لِتَعَارَفُوۡا‌ ؕ اِنَّ اَكۡرَمَكُمۡ عِنۡدَ اللّٰهِ اَ تۡقٰٮكُمۡ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيۡمٌ خَبِيۡرٌ

    Yaaa ayyuhan naasu innaa khalaqnaakum min zakarinw wa unsaa wa ja'alnaakum shu'uubanw wa qabaaa'ila lita'aarafuu inna akramakum 'indal laahi atqookum innal laaha 'Aliimun khabiir

    13. Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.

    Juz ke-26 tafsir ayat ke-13

  • قَالَتِ الۡاَعۡرَابُ اٰمَنَّا‌ ؕ قُلْ لَّمۡ تُؤۡمِنُوۡا وَلٰـكِنۡ قُوۡلُوۡۤا اَسۡلَمۡنَا وَلَمَّا يَدۡخُلِ الۡاِيۡمَانُ فِىۡ قُلُوۡبِكُمۡ‌ ۚ وَاِنۡ تُطِيۡعُوا اللّٰهَ وَرَسُوۡلَهٗ لَا يَلِتۡكُمۡ مِّنۡ اَعۡمَالِكُمۡ شَيۡـًٔــا‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ

    Qoolatil-A 'raabu aamannaa qul lam tu'minuu wa laakin quuluuu aslamnaa wa lamma yadkhulil iimaanu fii quluubikum wa in tutii'ul laaha wa Rasuulahuu laa yalitkum min a'maalikum shai'aa; innal laaha Ghafuurur Rahiim

    14. Orang-orang Arab Badui berkata, "Kami telah beriman." Katakanlah (kepada mereka), "Kamu belum beriman, tetapi katakanlah ‘Kami telah tunduk (Islam),’ karena iman belum masuk ke dalam hatimu. Dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikit pun (pahala) amal perbuatanmu. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."

    Juz ke-26 tafsir ayat ke-14

  • اِنَّمَا الۡمُؤۡمِنُوۡنَ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا بِاللّٰهِ وَرَسُوۡلِهٖ ثُمَّ لَمۡ يَرۡتَابُوۡا وَجَاهَدُوۡا بِاَمۡوَالِهِمۡ وَاَنۡفُسِهِمۡ فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ‌ ؕ اُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الصّٰدِقُوۡنَ

    Innamal muu'minuunal laziina aamanuu billaahi wa Rasuulihii summa lam yartaabuu wa jaahaduu biamwaalihim wa anfusihim fii sabiilil laah; ulaaaika humus saadiquun

    15. Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.

    Juz ke-26 tafsir ayat ke-15

  • قُلۡ اَتُعَلِّمُوۡنَ اللّٰهَ بِدِيۡـنِكُمۡ ؕ وَاللّٰهُ يَعۡلَمُ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الۡاَرۡضِ‌ؕ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيۡمٌ

    Qul atu'allimuunal laaha bidiinikum wallaahu ya'lamu maa fis samaawaati wa maa fil ard; wallaahu bikulli shai'in 'Aliim

    16. Katakanlah (kepada mereka), "Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah tentang agamamu (keyakinanmu), padahal Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

    Juz ke-26 tafsir ayat ke-16

  • يَمُنُّوۡنَ عَلَيۡكَ اَنۡ اَسۡلَمُوۡا‌ ؕ قُلْ لَّا تَمُنُّوۡا عَلَىَّ اِسۡلَامَكُمۡ‌ ۚ بَلِ اللّٰهُ يَمُنُّ عَلَيۡكُمۡ اَنۡ هَدٰٮكُمۡ لِلۡاِيۡمَانِ اِنۡ كُنۡـتُمۡ صٰدِقِيۡنَ

    Yamunnuuna 'alaika an aslamuu qul laa tamunnuu 'alaiya Islaamakum balillaahu yamunnu 'alaikum an hadaakum lil iimaani in kuntum saadiqiin

    17. Mereka merasa berjasa kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah, "Janganlah kamu merasa berjasa kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjukkan kamu kepada keimanan, jika kamu orang yang benar."

    Juz ke-26 tafsir ayat ke-17

  • اِنَّ اللّٰهَ يَعۡلَمُ غَيۡبَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ‌ؕ وَاللّٰهُ بَصِيۡرٌۢ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ

    Innal laaha ya'lamu ghaibas samaawaati wal ard; wallaahu basiirum bimaa ta'maluun

    18. Sungguh, Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

    Juz ke-26 tafsir ayat ke-18