Apa saja efek samping dari imunisasi?

Beberapa tandanya yaitu sebagai berikut.

  • Demam lebih dari 38,8 derajat celcius (bahkan sampai kejang).
  • Sendi kaku (anak remaja dan orang dewasa sering mengalami ini).
  • Pneumonia pada anak.
  • Pembengkakan otak.
  • Jumlah trombosit rendah.

Pada anak yang memiliki masalah sistem kekebalan tubuh yang serius, vaksin MMR bisa menyebabkan infeksi.

Bahkan pada kondisi yang sangat parah bisa mengancam kesehatan jiwa.

Dokter biasanya akan menyarankan orang dengan masalah sistem kekebalan tubuh yang serius tidak boleh diberi vaksin MMR.

Apa efek samping imunisasi tingkat berat?

Kemungkinan seseorang mengalami efek samping tingkat berat sangatlah jarang.

Center for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan bahwa kemungkinan hal itu terjadi 1 banding 1 juta orang yang menerima imunisasi.

Dampak dari imunisasi dengan tingkat yang sangat berat dan serius adalah berikut.

  • Reaksi alergi parah yang bisa memicu kematian.
  • Intususepsi pada vaksin rotavirus (penyumbatan usus).

Untuk efek samping imunisasi seperti intususepsi, risiko anak mengalami hal ini adalah 1 banding 20 ribu bayi yang menerima vaksin di Amerika Serikat.

Reaksi setelah imunisasi bisa terjadi beberapa menit atau jam setelah pemberian imunisasi.

Sebelum terlambat penting untuk orangtua memberitahu keadaan anak, seperti alergi makanan atau obat tertentu agar imunisasi bisa menyesuaikan dengan kondisi.

Mengapa anak demam setelah imunisasi?

Apa saja efek samping dari imunisasi?

Imunisasi merupakan suatu cara untuk melindungi tubuh dari penyakit berbahaya sebelum penyakit tersebut kontak dengan seseorang.

Vaksin memanfaatkan mekanisme pertahanan alami dari tubuh, untuk membentuk pertahanan spesifik dalam melawan infeksi virus.

Ketika anak mendapatkan suntikan imunisasi, tubuh anak menerima virus yang sudah jinak.

Kemudian, tubuh akan memproduksi sebuah respon imun dengan cara yang sama seperti ketika tubuh sedang terkena penyakit. Namun, tanpa tubuh menunjukkan gejala penyakit tersebut.

Saat tubuh terpapar penyakit yang sama di masa datang, sistem imun tersebut dapat merespon dengan cepat untuk mencegah penyakit tersebut berkembang.

Ketika membentuk respon imun setelah anak menerima imunisasi, tubuh memberikan respon, seperti demam, gatal, dan nyeri pada bekas suntikan.

Tubuh membentuk sistem kekebalan baru, hasil gabungan dari vaksin yang masuk ke dalam tubuh. Kemudian menyebabkan suhu tubuh meningkat (demam).

Namun, tidak semua imunisasi memberikan respon demam, beberapa yang mungkin menyebabkan demam, mislanya imunisasi campak dan DPT (difteri, pertusis, dan tetanus).

Selain itu, tidak semua anak juga mengalami respon demam ini, ada yang demam dan juga ada yang tidak. Tiap anak menunjukkan respon setelah imunisasi yang berbeda-beda.

Apa yang harus orangtua lakukan jika anak demam setelah imunisasi?

Ya, demam merupakan respon tubuh yang normal setelah mendapat imunisasi.

Biasanya suhu tubuh anak akan naik di atas 37,5 C setelah mendapat imunisasi. Sebagai ibu, Anda hanya perlu menanganinya dengan baik agar demam cepat turun.

Bagi anak yang masih menyusui, pemberian ASI yang lebih sering kepada anak dapat meringankan demam setelah imunisasi.

Anak yang mendapatkan ASI eksklusif cenderung lebih jarang mengalami demam setelah imunisasi, daripada anak yang menerima susu formula.

Alasan mengapa anak yang menerima ASI berkurang risikonya untuk mengalami demam setelah mendapat imunisasi masih belum jelas.

Akan tetapi, ASI mungkin mengandung senyawa anti peradangan yang menurunkan risiko demam.

Anda dapat mengompres anak dengan air hangat sebagai upaya untuk menurunkan demam. Letakkan kompresan ini pada lengan atau paha letak pemberian suntikan.

Pakaikan juga pakaian yang tipis kepada anak, tetapi pastikan anak tidak kedinginan. Biarkan anak istirahat dan berikan ia minum yang banyak.

Jika sudah melakukan berbagai cara tetapi demam tidak turun, Anda boleh memberikan obat penurun panas sesuai rekomendasi dan dosis atas saran dokter.

Kapan harus waspada dan konsultasi ke dokter?

Apa saja efek samping dari imunisasi?

Jika Anda sudah mencoba cara di atas dan belum bisa meredakan demam sebagai efek samping imunisasi pada anak, berikan paracetamol atau ibuprofen pada dosis dan waktu yang tepat sesuai anjuran dokter.

Sebaiknya segera bawa anak ke dokter jika anak sudah menunjukkan gejala seperti berikut.

  • Demam makin tinggi lebih dari 40 derajat C.
  • Anak menangis lebih dari 3 jam pada satu waktu.
  • Anak menjadi lesu dan mengantuk berlebihan.
  • Bayi mengalami kejang karena demam sangat tinggi.

Imunisasi dapat melindungi kesehatan lebih dari satu anak.

Imunisasi pada satu anak dapat memperkecil kesempatan anak tersebut untuk menderita penyakit dan menularkan penyakit kepada anak lainnya.

Jika tingkat imunisasi tinggi pada suatu daerah, risiko penyebaran penyakit tertentu dapat menurun.

Hal ini membuat mereka yang belum atau tidak menerima imunisasi pun dapat terlindungi dari penyakit.

Efek samping imunisasi yang serius memang sangat jarang sekali terjadi. Akan tetapi, dalam kasus yang sangat langka, si kecil bisa saja mengalami hal-hal sebagai berikut.

  • Reaksi alergi parah atau anafilaktik yang ditandai dengan kesulitan bernafas dan tekanan darah turun.
  • Kejang.
  • Demam tinggi.
  • Nyeri sendi atau otot kaku.
  • Infeksi paru-paru.

Berbagai gejala termasuk ke dalam efek samping tingkat berat. Anda perlu membawa anak ke dokter bila mengalaminya.

Untuk anafilaktik atau reaksi alergi parah, kondisi ini sangat serius dan sering terjadi ketika pemberian imunisasi untuk 6 penyakit sekaligus.

Reaksi alergi parah ini sangat langka bahwa hanya bisa timbul 1 banding 100 ribu kasus setelah pemberian imunisasi. Reaksi alergi parah seperti:

  • gatal-gatal,
  • pembengkakan wajah dan tenggorokan,
  • anak kesulitan bernapas,
  • detak jantung cepat, dan
  • tubuh lemas.

Kondisi tersebut membutuhkan konsultasi segera dengan dokter atau sampai pergi ke unit gawat darurat (UGD).

Imunisasi tetap aman untuk anak

Apa saja efek samping dari imunisasi?

Sama seperti obat lain, efek samping imunisasi bisa terjadi tetapi bukan berarti anak tidak diberikan imunisasi.

Pasalnya, efek samping anak terlambat imunisasi lebih bahaya daripada efek samping vaksin yang sangat jarang terjadi.

Mengutip dari NHS, bahan utama dari vaksin adalah bakteri, virus, atau racun dalam dosis kecil yang telah dilemahkan atau dihancurkan di laboratorium terlebih dahulu.

Apa artinya? Ini membuktikan bahwa tidak ada risiko terkena penyakit dari vaksin.

Terkadang vaksin mengandung bahan lain yang membuat vaksin lebih aman dan efektif mencegah penyakit. Hal ini yang menyebabkan risiko kerusakan atau efek sampingnya sangat kecil.

Meski menimbulkan efek samping, anak Anda tetap perlu mendapatkan imunisasi. Hindari terlambat atau bahkan tidak memberi imunisasi sama sekali pada si kecil.

Pasalnya, risiko anak terkena penyakit lebih besar ketika tidak mendapatkan vaksin, bila membandingkan dengan anak yang menerima imunisasi.

Efek imunisasi apa saja?

Efek samping yang umumnya terjadi, termasuk: Rasa sakit sementara pada area yang suntikan. Kemerahan, bengkak, atau pada tempat suntikan. Gejala mirip flu atau tidak enak badan (demam ringan, sakit perut, muntah, hilang selera makan, dan sakit kepala)

Apa efek samping imunisasi bayi?

Nah, salah satu efek samping yang sering terjadi pada sebagian besar bayi setelah diberikan imunisasi adalah demam..
Memar dan memerah pada area tubuh yang disuntik;.
Anak menjadi lebih rewel dan mudah menangis;.
Demam ringan;.
Sulit tidur..

Berapa lama efek imunisasi pada bayi?

Efek samping pasca imunisasi merupakan hal yang normal karena akan hilang dalam waktu 1-2 hari, walaupun dalam beberapa kasus bisa berlangsung lebih lama, tetapi kondisi ini tidak perlu dikhawatirkan.

Apa saja yang tidak boleh dilakukan setelah imunisasi?

Dilansir dari Kids Health, inilah beberapa hal yang tidak boleh dilakukan setelah imunisasi, antara lain:.
Jangan mengoleskan salep atau tambalan ke tempat suntikan. ... .
Membiarkan anak menangis tanpa henti. ... .
Hindari penggunaan obat secara berlebihan. ... .
Jangan berikan obat pencegahan kepada anak..