Apa saja bukti peradaban Islam pada masa modern?

Apa saja bukti peradaban Islam pada masa modern?

(Refleksi Perjalanan di Tanah Andalusia, Spanyol)

Oleh: Yogo Risnandri

6 Desember 2019; Beberapa abad silam, saat Umat Islam berada pada masa-masa kejayaannya, ada  seorang khalifah nan mashur Umar Ibn Abdul Azis berkata, “Bilamana ada orang yang sanggup berjalan dari Sana’a (Ibu Kota Yaman) menuju Darul Baidho (Ibu Kota Maroko di Afrika Utara) untuk mencari orang-orang fakir miskin yang kesusahan, niscaya mereka  tidak akan menemukannya,” ungkapnya.

Begitu hebatnya Islam pada masa-masa kejayaanya, bahkan jauh sebelum itu ketika ada seorang yang menguasai kunci Baitul Maqdis di Palestina, maka pada Pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab dapat mengambil alih kepemilikan Baitul Maqdis dan diserahkan ke Umat Islam. Cerita lain dari seorang perempuan yang pernah menjadi korban dari pelecehan seksual, lalu meminta tolong dengan Umar bin Khatab.

Apa saja bukti peradaban Islam pada masa modern?

“Yaa Umaroo (Wahai Umar) tolonglah aku,” kata si Perempuan. Lalu Umar bin Khatab datang untuk menolong, Umar bin Khatab datang dengan penuh kedamaian tanpa  membawa pedang atau menyatakan perang kepada musuh-musuh Umat Islam, mengapa Musuh Islam merasa takut? Tidak lain karena mereka tahu bahwa Islam adalah agama yang kuat. Allah dalam salah potongan firmanNya Surah An Anfal ayat 60 berfirman:

وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ

Artinya: Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).

Wa a’iddụ lahum mastaṭa’tum ming quwwah dari ayat ini mengajarkan kita untuk mempersiapkan kekuatan. Dengan kekuatan itu kata Allah tur-hibụna bihī ‘aduwwallāhi wa ‘aduwwakum, akan menggetarkan musuh Allah dan juga musuhmu. Islam mengajarkan perlawanan, tetapi bukan perlawanan dengan penuh kekerasan dan keberutalan. Islam sesuai dengan namanya dari kata Salam, penuh dengan kedamaian.

Apa saja bukti peradaban Islam pada masa modern?

Namun yang menjadi pertanyaan, dimanakan kita pada saat ini? Apakah kita berada dalam masa keemasan Islam? atau justru kita berada dalam keadaan Islam yang sangat lemah? Hati ini boleh berbangga karena ketika membaca koran tertulis bahwa Jamaah haji Indonesia menjadi jamaah haji terbesar di dunia. Betapa bangga hati kita ketika melihat berita di televisi, bahwa masjid-masjid besar penuh dengan jamaah acara tabligh akbar.

Di satu sisi, mungkin kita berada dalam masa Kejayaan Islam. Kita boleh bersyukur karena saat ini Khutbah Jumat belum di larang. Mungkin kita boleh beruntung, karena suara adzan masih berkumandang di masjid-masjid. Namun sejarah membentangkan kepada kita, saat seorang Mustofa Kemal Artaturk pernah melarang suara adzan berkumandang menggunakan mikrofon (Pengeras Suara) di Masjid-Masjid Turki, padahal Islam sudah menguasai Turki sejak lama.

Ketika Khotib menyaksikan sendiri betapa megahnya peninggalan Kerajaan Islam yang di bangun di puncak bukit seluas 32 hektar di Tanah Andalusia, Spanyol. Al-Hambra, Hambra berasal dari kata Akmar (Merah), karena memang bangunan megah itu di bangun dari bebatuan granit yang berwarna merah. Cahaya kuning kemerahan ketika sinar matahari memantulkan cahaya ke tembok-tembok Al-Hambra makin mempercantik bangunan ini. Ukiran berbahasa Arab dengan bangunan-bangunan khas Tanah Arab menjadi daya tarik tersendiri. Namun kini, bangunan megah peninggalan Umat Islam itu tinggal cerita, saut-saut suara adzan pun sudah tidak terdengar.

Begitupun Masjid Al Jami’ Mezquita, sebuah masjid peninggalan Islam yang berada di Cordoba. Masjid besar dengan gugusan 1000 tiang dan arsitektur khas Masjid Nabawi di Madina ini menjadi masjid terbesar di dunia pada zamannya. Namun kini, Mihrab imam sudah di pasang dengan patung-patung salib yang juga tidak kalah besarnya. Dulu masjid ini tempat Umat Muslim beribadah, tetapi saat ini jangankan untuk bersujud, menengadahkan kedua tangan saja sudah tidak diperbolehkan. Padahal Islam menguasai tanah Andalusia Spanyol 700 tahun lamanya.

Sebuah sabda Nabi yang berbunyi: Al-islamu ya’lu wala yu’la ‘alaih: (Islam senantiasa unggul, dan ia tidak akan terungguli) memanglah benar, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa peristiwa-peristiwa menyakitkan itu pernah terjadi di negeri-negeri yang mencapai masa keemasan Islam. Benar adanya, bahwa Islam tidak akan pernah jatuh tapi adakah jaminan bahwa keluarga kita akan terus Islam? Adakah jaminan bahwa kota kita akan terus memikili orang-orang Muslim? Adakah jaminan bahwa masjid-masjid yang berdiri megah saat ini akan tetap tegak berdiri sebagai masjid? Nauzubillah mindzalik.

Apa saja bukti peradaban Islam pada masa modern?

Khutbah ini kembali mengingatkan kita, marilah kita wariskan Islam kepada diri, kepada keluarga, anak, cucu, cicit, menantu, supaya jangan sampai apa yang terjadi di tanah Andalusia juga terjadi pada umat saat ini. Islam akan dihormati jika kita punya kekuatan. Kekuatan iman, kekuatan harta, dan kekuatan ilmu pengetahuan. Sebaliknya, Islam akan diremehkan jika kita lemah.

Jadi orang kaya, jadilah orang yang sekaya-kayanya, tetapi kalau sudah kaya jangan lupa bantu masjid, bantu fakir, bantu miskin, keluarkan zakat. Bagi yang berilmu, carilah ilmu dimanapun. Utlubul ilma walau bissin ( tuntut lah ilmu sampai ke Negeri Cina) meski hadist ini dhoif tapi boleh digunakan untuk fadhoil a’mal (berkaitan dengan keutamaan akhlak). Apakah salah menuntut ilmu di negeri orang? Tentu saja tidak.

Karena sejarah mencatat, Universitas Cordoba di Andalusia Spanyol adalah universitas kebanggaan Umat Islam yang pertama kali dibangun pada masa Abdurahman III. Banyak mahasiswa dari berbagai negara, termasuk mahasiswa Kristen Eropa menuntut ilmu di universitas itu. Sebanyak 27 sekolah swasta didirikan, gedung perpustakaan mencapai 70 buah, bahkan anak-anak miskin yang terlantar bisa bersekolah secara gratis di 80 sekolah yang disediakan pemerintah.

Universitas Cordoba melahirkan tokoh-tokoh hebat seperti para filsuf sekelas Ibnu Rusyd dan Imam Qurtubi. Bahkan kemajuan peradaban medis di Eropa juga tentu tidak lepas dari tangan dingin seorang Imam Azzahrawi yang merupakan ahli bedah dan kedokteran pada masa itu. Cordoba menjadi kota termegah pada masanya. Kejayaannya banyak menginspirasi penulis barat ataupun ahli sejarah sebagai cikal bakal kemajuan barat di masa sekarang. Benar adanya, bahwa kebenaran ilmu itu milik orang-orang beriman yang sempat hilang. Dimanapun tempat mencarinya, Umat Islam berhak untuk merebut nya kembali.

Kekuatan  Islam yang sesungguhnya juga ditunjukan dalam sebuah kisah saat Nabi Muhammad membawa 10.000 pasukan saat memasuki Kota Madinah Al Munawaroh, dan sesampainya di Mekkah beliau bersihkan semua kesyirikan, tetapi tidak ada satu tombak pun yang melayang, dan juga tidak ada satu anak panah pun yang melukai siapa pun. Islam datang dengan penuh kedamaian. Maka pada saat itu turun Surah An- Nasr iżā jā`a naṣrullāhi wal-fat-ḥ (Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan). Wa ra`aitan-nāsa yadkhulụna fī dīnillāhi afwājā (Dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah).

Orang-orang banyak memeluk Agama Islam, bahwa mereka yang masuk Islam bukan hanya satu atau dua orang, dalam surah ini di sebutkanafwājā (berbodong-bondong). Mereka masuk ke Agama Allah secara berbondong-bongong, tidak lain karena Islam menunjukan kekuatan dan juga  penuh kedamaian. Semoga, Allah senantiasa memberikan kita kekuatan, kekuatan iman, kekuatan harta, dan kekuatan ilmu pengetahuan.

Sumber: https://tafsirweb.com/2926-surat-al-anfal-ayat-60.html

https://youtu.be/uAq0bGYWbok

*Disampaikan pada saat Khotbah Juma’at di PPME Al-Ikhlash Amsterdam oleh Yogo Risnandri, mahasiswa semester 7 Hukum Pidana Islam, Fakultas Syariah dan Hukum Saat ini sedang mengikuti Program KKN Internasional di Belanda.