Kondisi Umum Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi menunjukan peningkatan dari kapasitas produksi maupun jasa dalam kurun waktu tertentu. Secara umum pertumbuhan Kota Pontianak berada di bawah Pertumbuhan Ekonomi Nasional. Namun pada tahun 2020 Kota Pontianak memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Provinsi Kalimantan Barat. Hal ini disebabkan oleh sektor pendukung pendapatan Kota Pontianak merupakan perdagangan besar dan eceran. Pada masa pandemi pedagang eceran justru semakin banyak di Kota Pontianak karena adanya perubahan pekerjaan dan besarnya bantuan pemerintah untuk pedagang dan UMKM. Berikut ini perkembangan pertumbuhan ekonomi di Kota Pontianak. Pertumbuhan ekonomi Kota Pontianak tahun 2020 turun 3,97 persen dibandingkan tahun 2019 sebesar 4,14 persen. Penurunan laju pertumbuhan ekonomi terbesar terdapat pada sektor penyediaan akomodasi dan makan minum yang mengalami penurunan sebesar 20,11 persen. diikuti penurunan sektor transportasi sebesar 14,36 persen dan perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 13,50 persen. sektor yang mengalami kenaikan pertumbuhan ekonomi adalah sektor jasa Kesehatan sebesar 50,50 persen, sektor pengadaan listrik dan gas 25,56 persen, serta sektor informasi dan komunikasi sebesar 17, 11 persen. Penurnan pertumbuhan ekonomi ini disebabkan oleh adanya pandemic Covid-19 dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Pontianak. Struktur Ekonomi Kota Pontianak Laju Inflasi Kota Pontianak Untuk mengidentifikasi kestabilan harga maka digunakan laju inflasi. Secara umum inflasi Kota Pontianak terkendali di bawah sepuluh persen bahkan mengalami penurunan setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan jumlah distribusi barang di Kota Pontianak cenderung stabil, dan daerah-daerah sekitar Kota Pontianak juga memiliki harga yang relatif sama, sehingga tidak menimbulkan gejolak harga. Adapun laju inflasi di Kota Pontianak tahun 2016 sampai 2020 adalah sebagai berikut:
Analis Location Quotient Location Quotient (LQ) merupakan teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis sektor potensial atau basis dalam perekonomian di suatu daerah. Sektor unggulan yang berkembang dengan baik akan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah yang pada akhirnya akhirnya dapat meningkatkan pendapatan daerah secara optimal. Dalam upaya mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam di daerah sehingga pembangunan daerah otonomi diharapkan dapat tercapai, maka perlu adanya sektor-sektor yang menjadi tumpuan daerah. Sektor tersebut disamping mampu dikembangkan juga akan memberikan dampak terhadap perkembangan sektor lainnya (linkage effect) serta sekaligus dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan diharapkan pula menjadi pemasok pendapatan daerah dengan diekspor ke luar daerahnya.
Sumber: BPS Kota PontianakBerdasarkan indeks Location Quetient (LQ) Kota Pontianak terhadap Kalimantan Barat pada tahun 2013, sektor pengangkutan dan komunikasi merupakan sektor yang mempunyai keunggulan untuk dikembangkan. Selain itu sektor Keuangan, persewaan juga juga punya peranan yang cukup besar untuk lebih dikembangkan. Sedangkan sektor lainnya yang mampu bersaing dan berpeluang untuk terus dikembangkan adalah sektor bangunan, sektor jasa-jasa, sektor listrik dan air minum serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Analisis Tipologi Klassen Alat analisis Klassen Typology (Tipologi Klassen) digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi daerah. Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan PDRB per kapita daerah. Melalui analisis ini diperoleh empat karateristik pola dan struktur pertumbuhan ekonomi yang berbeda, yaitu: daerah Prima cepat-tumbuh (high growth and high income), daerah Potensial (high income but low growth), daerah berkembang (high growth but low income), dan daerah relatif tertinggal (low growth and low income). Sumber: BPS Kota PontianakDengan adanya perbandingan pertumbuhan ekonomi dan nilai PDRB perkapita kecamatan dengan pertumbuhan ekonomi dan nilai PDRB perkapita Kota Pontianak maka dapat digambarkan bahwa setiap kecamatan dapat dikelompokkan pada beberapa kategori antara lain:
---****--- Jakarta - Perbedaan kegiatan ekonomi di daerah dataran tinggi dan pantaidipengaruhi oleh karakteristik alamnya. Karena perbedaan karakteristik alam ini pula, pekerjaan yang ada di dataran tinggi juga cukup kontras dengan pekerjaan yang ada di daerah pantai. Sebelum membahas lebih lanjut tentang perbedaan kegiatan ekonomi keduanya, terlebih dulu kita perlu mengetahui perbedaan karakter dataran tinggi dan dataran rendah, serta pantai. Perbedaan utama ketiganya adalah letaknya dari permukaan laut serta kondisi udaranya. Mengutip dari buku 'Tak Kenal Maka Tak Sayang' Kemdikbud, dataran tinggi adalah daerah yang memiliki ketinggian 500 meter di atas permukaan laut. Ciri dataran tinggi yang dapat dengan mudah dirasakan adalah, hawanya yang dingin dan sejuk. Sebaliknya, dataran rendah cenderung memiliki hawa yang panas. Dataran rendah berada di ketinggian kurang dari 500 meter di atas permukaan laut. Pantai sendiri terbentuk karena berbagai aktivitas air laut seperti pasang, surut, dan juga gelombang. Dari perbedaan karakteristik ketiganya ini, makaperbedaan kegiatan ekonomi di dataran tinggi, dataran rendah, dan pantai adalah sebagai berikut.
Masih menurut buku yang sama, dataran tinggi banyak dimanfaatkan untuk lahan perkebunan seperti sayuran, teh, kopi, dan sebagainya. Dalam buku Geografi: Sebaran dan Pengolahan Sumber Daya Kehutanan, Pertambangan, Kelautan, dan Pariwisata, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kopi terbanyak di dunia. Di Indonesia, ada beberapa wilayah penghasil kopi terbesar. Wilayah penghasil kopi terbesar di Indonesia adalah Gayo Aceh, Kintamani Bali, dan Tanggamus Lampung. Selain menjadi area perkebunan, kegiatan ekonomi di area dataran tinggi juga terdapat dalam sektor jasa, khususnya sebagai tempat peristirahatan dan rekreasi.
Kembali merujuk pada buku Tak Kenal Maka Tak Sayang oleh Kemdikbud, dataran rendah sebagian besar dimanfaatkan sebagai area pertanian tanaman pangan serta tebu dan kelapa. Sebagai informasi, kegiatan perekonomian yang berkaitan dengan pabrik gula dan ladang tebu di Indonesia sebetulnya sudah ada sejak zaman Belanda. Sementara itu di daerah pantai, ada beberapa jenis kegiatan ekonomi yang biasanya dilakukan di pantai landai. Kegiatan ekonomi yang ada di pantai landai adalah perikanan dan tambak, misalnya tambak udang dan bandeng. Selain tambak juga ada kegiatan perikanan lain yang menyangkut kegiatan nelayan. Dari sektor jasa atau pariwisata, kegiatan ekonomi di daerah pantai adalah sarana rekreasi atau olahraga air. Itu dia perbedaan kegiatan ekonomi di dataran tinggi, dataran rendah, dan pantai. Kini, kalian sudah paham, bukan? Simak Video "Penyaluran Dana BLT Minyak Goreng Capai Rp 7,2 T" (pay/pay) |