Ketika mendengar akuntansi, beberapa orang langsung membayangkan pekerjaan yang berkaitan dengan perusahaan besar atau perpajakan. Akuntansi memang dibutuhkan dalam bidang-bidang tersebut, tetapi fungsinya ternyata dapat bermanfaat juga dalam kehidupan sehari-hari. Lalu, sepenting apa peran akuntansi, baik untuk kebutuhan pribadi maupun profesional? Berikut ini ada sejumlah alasan yang membuat akuntansi tak bisa Anda pandang sebelah mata dan layak untuk dipelajari secara optimal.
Seperti yang diketahui banyak orang, akuntansi membantu dalam pencatatan keuangan yang menjadi refleksi perusahaan maupun pebisnis. Anda yang memahami akuntansi pun akan lebih mudah menemukan catatan mana saja yang masuk ke kategori aset, liabilitas, hingga ekuitas. Ketelitian yang terasah dengan baik pun tak menyulitkan Anda saat menganalisis deretan angka di dalam laporan, termasuk menemukan keganjilan di dalamnya.
Anda yang kelak bekerja mengurus uang orang lain pasti akan terbantu dengan akuntansi. Dengan akuntansi, Anda dapat membaca kondisi perusahaan berdasarkan laporan keuangan, termasuk tingkat risiko yang kelak dihadapi. Perusahaan-perusahaan besar biasanya mempercayakan para akuntan profesional untuk menganalisis langkah finansial yang akan diambil untuk menekan kemungkinan terburuk di kemudian hari.
Selanjutnya, mempelajari akuntansi akan membantu Anda menentukan pajak dari laporan keuangan yang diterima, baik dari individu maupun perusahaan. Semakin mapan dan baik perkembangan usaha yang dikelola, maka semakin tinggi pula tingkat pajak yang dikenakan. Dalam hal ini akan ada Corporate Social Responsibility yang diterapkan yang akan membuat nominal pajak yang disetorkan sebuah perusahaan menjadi lebih rendah.
Selain menganalisis risiko, akuntansi adalah pengetahuan yang dibutuhkan pebisnis maupun perusahaan untuk mengetahui tingkat ‘kesehatan’ bisnis melalui laporam keuangan. Akuntan yang mereka tunjuk biasanya akan memeriksa setinggi apa pemasukan yang diterima perusahaan atau pebisnis beserta jenis-jenisnya. Jika ternyata ‘kesehatan’ keuangan dianggap buruk, perusahaan atau pebisnis bisa segera mengambil tindakan untuk memperbaikinya.
Tak sedikit orang yang menggunakan bahasa-bahasa halus untuk menyamarkan kondisi keuangan perusahaan atau bisnis. Mereka yang tak memahami ilmu akuntansi hanya bisa mengangguk dan mengikuti apa yang disebutkan. Namun, Anda yang menimba akuntasi tak akan langsung percaya dan bisa menganalisis laporan keuangan. Pasalnya, Anda bukan pihak yang dapat ditipu begitu saja karena mampu memahami deretan angka yang dicantumkan. Walau terbilang kompleks dan memerlukan ketelitian tinggi, mempelajari akuntansi akan terasa menyenangkan kalau Anda menemukan tempat yang tepat seperti BINUS Online Learning. Di sini, Anda akan memperoleh berbagai materi terkini dari pengajar profesional yang akan mengajarkan akuntansi dengan berbagai metode yang mudah dipahami.
Dibalik layar Akuntansi dan Teknologi Kehadiran Revolusi Industri 4.0 membawa perubahaan pada penyesuaian pekerjaan pada manusia, mesin, teknologi dan proses di berbagai bidang profesi, termasuk profesi akuntan. Revolusi Industri menuntut profesi akuntan untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi dan big data. Menghadapi era industri termutakhir masa kini, perkembangan ekonomi digital telah membuka berbagai kemungkinan baru sekaligus meningkatkan resiko secara bersamaan. Perubahan tersebut memberikan dampak signifikan dalam perkembangan akuntansi. Di era ini, perkembangan teknologi dan inovasi seolah berkejaran dengan waktu. Inovasi-inovasi baru mendorong terciptanya pasar baru dan menggeser keberadaan pasar lama. Mesin dan robot pintar kini banyak mengambil peran dan seakan menguasai dunia. Pada Revolusi Industri 4.0 terjadi pergeseran yang luar biasa pada berbagai bidang ilmu dan profesi, oleh karena itu cara kerja dan praktik akuntan perlu diubah untuk meningkatkan kualitas layanan dan ekspansi global melalui komunikasi daring dan penggunaan cloud computing. Di era digital dan perkembangan teknologi seperti sekarang, arus informasi berjalan begitu cepat, teknologi internet telah mengubah pandangan seseorang dalam mendapatkan informasi, termasuk dalam dunia akuntansi bisnis. Perkembangan teknologi mengubah bisnis, menjadikan tidak banyaknya sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam bisnis termasuk staf akuntansi. Hal ini mengakibatkan Profesi akuntan underestimate terkait dampak teknologi terhadap pekerjaan akuntan. Ini menjadikan tantangan berat yang harus dijawab. Akuntan dan Teknologi Perkembangan teknologi yang semakin pesat menjadi sinyal era automasi/digitalisasi. Artinya, peran teknologi mulai menggeser kendali pekerjaan yang biasa dilakukan manusia. Potensi teknologi menggantikan peran profesi akuntan hanya menunggu waktu. Peran akuntan akan bersifat strategis dan konsultatif. Maka dari itu akuntan perlu memiliki sertifikasi misalnya fasih berteknologi, supaya mampu bertahan dalam bersaing. Seorang akuntan juga harus memiliki strategi, diantaranya penguasaan soft skill baik interpersonal skills maupun intra-personal skills, Business understanding skills dan technical skills agar mampu menjawab tantangan diera digital ini. Seorang akuntan harus aware terhadap perkembangan revolusi industri 4.0 dengan melihat kesempatan yang ada. Perubahan era memang tidak bisa dihindari, maka dari itu harus selalu bisa mengontrol reaksi dan sikap terhadap perubahan tersebut agar bisa ikut maju mengikuti perkembangan zaman. Dalam sektor akuntansi, berbagai tantangan yang hadir seiring datangnya era digital tak bisa dibiarkan begitu saja, harus dipelajari dengan baik agar dapat menentukan sikap untuk mengatasinya. Fasih berteknologi merupakan salah satu kunci menghadapi tantangan di era ini. Tantangan Profesi Akuntan Dalam masa 5 tahun kedepan dimana teknologi 5G dalam perangkat telekomunikasi sudah diadopsi secara penuh, akses internet dalam kecepatan Gigabit per detik dan perangkat keras juga manusia sudah terhubung satu sama lain baik secara IoT atau IoP, akan mengubah peran akuntan yang digantikan oleh teknologi AI (Artificial Intelligence) dan robotik dalam melakukan pekerjaan dasar akuntan yaitu mencatat transaksi, mengolah transaksi, memilah transaksi, melakukan otomatisasi pembuatan laporan keuangan sekaligus menganalisa laporan keuangan tersebut secara mandiri tanpa campur tangan manusia. Pola swakelola fungsi dasar akuntan inilah yang tentunya meningkatkan efisiensi dan efektifitas pekerjaan dan hasilnya langsung diketahui saat itu juga (real time). Banyak perusahaan yang sudah mengembangkan hal ini karena sudah didukung adanya standarisasi proses pengelolaan keuangan dan standarisasi arsitektur sistem informasi yang memadai dan sesuai tuntutan industri generasi keempat sehingga kompetensi krusial yang dibutuhkan bagi akuntan selanjutnya adalah kemampuan analisa data, mengikuti perkembangan teknologi informasi dan memperbaharui gaya kepemimpinan. Lebih jauh lagi dampaknya adalah akuntan dan kantor akuntan akan “dipaksa” mengembangkan aplikasi bergerak (mobile) untuk dapat mengakses data secara langsung dari perangkat telepon genggam, tablet dan virtual reality (VR). Audit laporan keuangan dilakukan berbasis real-time dimana regulator dan auditor menarik data yang dibutuhkan secara otomatis langsung dari sistem dan sensor yang melekat pada kegiatan operasional sehingga transparansi dan keakuratan data yang dihasilkan dapat dipertanggung jawabkan. Apabila akuntan tidak memiliki keahlian yang memadai didalam teknologi informasi maka profesi lain dapat mengambil alih fungsi akuntan, sehingga dapat dikatakan teknologi informasi adalah kebutuhan pokok yang harus dipenuhi untuk dipelajari dan dimengerti oleh akuntan itu sendiri. Dikutip dari International Edition of Accounting and Business Magazine edisi Desember 2016, Roger Leonard Burrit dan Katherine Christ menyebutkan empat langkah yang harus diambil akuntan didalam menghadapi revolusi industry 4.0 yaitu:
Akuntan dalam perspektif revolusi industri sudah bukan lagi sebagai “book keeper” tetapi meluas menjadi hal yang baru yang bisa jadi tidak menyentuh sama sekali aspek finansial. Eksplorasi hal baru tentunya juga menimbulkan spesialisasi yang belum ada pada saat sekarang. Spesialisasi disini apabila melihat kepada penjelasan diatas akan bertambah menjadi bidang pekerjaan baru yang menuntut kapabilitas dan kapasitas yang berbeda pula karena diperlukan untuk mampu melihat potensi perubahan dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Celah antara dunia kerja riil dan dunia akademis patut dijembatani untuk kemudian dilakukan riset dan penelitian lebih dalam dimana hasil penelitian dapat digunakan untuk memberikan solusi yang membangun dan informatif untuk kemudian dapat diaplikasikan dalam proses belajar mengajar di lingkungan universitas, perguruan tinggi dan profesi akuntan. Source: https://accounting.binus.ac.id |