Apa pakaian yang harus digunakan saat menjenguk orang yang sedang sakit atau terkena musibah

Rumah sakit tempat Anda menjenguk adalah sarang dari kuman dan bakteri, terutama dari orang-orang sakit.

Oleh karena itu, membiasakan mencuci tangan sebelum dan setelah memasuki kamar agar terhindar dari penularan penyakit.

Biasanya, di setiap kamar dan ruang tunggu rumah sakit, terdapat hand sanitizer yang bisa Anda pakai sebagai pengganti air dan sabun cuci tangan.

4. Mengubah ponsel ke mode getar

Setiap rumah sakit biasanya memiliki peraturan yang berbeda, seperti, wajib mematikan ponsel atau mengubahnya ke mode getar.

Hal ini bertujuan ketika Anda menerima pesan atau telepon, tidak ada suara yang dapat mengganggu kenyamanan pasien.

5. Menjenguk dengan durasi yang singkat

Salah satu etika saat menjenguk orang yang berada di rumah sakit adalah tidak berkunjung terlalu lama.

Keberadaan Anda yang telah meluangkan waktu untuk menjenguk pasien tentu membuat mereka senang.

Akan tetapi, berlama-lama dan mengajak orang yang Anda jenguk mengobrol terus-menerus, bukan sikap yang baik.

Pasien membutuhkan istirahat yang cukup dan ketika Anda datang, mereka cenderung ingin tetap terjaga karena tidak enak bila mengabaikan tamunya.

6. Tidak merokok

Merokok ketika menjenguk orang sakit bukan sikap yang baik. Bahkan, bau rokok akan menempel pada pakaian Anda dan dapat membuat pasien dan orang sekitar mual.

Itu sebabnya, perhatikan selalu etika yang satu ini etika menjenguk orang di rumah sakit. Jangan sampai mengganggu mereka karena bau rokok yang Anda bawa.

Etika menjenguk biasanya menyesuaikan dengan peraturan yang ada di rumah sakit.

Akan tetapi, ada beberapa aturan tidak tertulis yang wajib penjenguk perhatikan. Oleh karena itu, bersikap dengan sopan dan tetap menjaga kebersihan saat menjenguk.

Dengan begitu, kerabat atau orang akan merasa senang dengan kehadiran penjenguk, Anda pun terhindar dari risiko yang tidak perlu.

6. Perhatikan hadiah atau bingkisan untuk pasien

Pada jam siang ketika saya sedang mengawasi ujian madrasah yang sedang diselenggarakan di MTs N 1 Banjarneraga, selang beberapa menit ada salah satu guru mengirim pesan melalui WhatsApp Group dengan berita duka.  

“Innalillahi wa innailaihi raaji'un.” Salah satu pesan tersebut yang dikirim pukul 10:00 WIB. Dalam pesan tersebut menyampaikan bahwa, ada salah satu orang tua siswa meninggal dunia. Saya yang mendengar hal itu turut berduka atas meninggalnya salah satu dari siswa tersebut.

Akan tetapi, ketika seseorang tengah mengalami musibah, tradisi takziah dilakukan dengan cara menghadiri dan mendoakaan. Hal itu termasuk kedalam bentuk empati dari suatu sosial. Ada yang menarik dari kata takziah. Apakah takziah adalah sebuah tradisi? Atau memang Takziah sebuah dari budaya? Atau bahkan takziah adalah suatu kewajiban. Mari kita telaah lebih dalam sejarah takziah.

Jika dilihat tentang arti dari ‘Takziah’ dalam aspek hukum dan permasalahannya, Para fukaha sepakat bahwa bertakziah adalah sunah bagi semua orang, baik laki-laki maupun wanita, anak kecil dan orang dewasa. Dasar hukum antara lain adalah hadis Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dan Iman al-Baihaki:

“Tidak ada seorang Mukmin pun yang bertakziah kepada saudaranya yang mendapat suatu musibah, kecuali Allah SWT akan mengenakan kepadanya pakaian kemuliaan pada hari kiamat.”

Menurut Abdul Aziz Dahlan (2006:1769) Arti takziah menurut bahasa berasal dari kata ‘azza-yu’azzi-ta’ziah artinya menghibur dan menyebarkan. Dalam arti menyebarkan orang-orang yang ditinggal wafat keluarga mereka dengan menceritakan hal-hal yang dapat menghibur dan meringankan kesedihan mereka.  

Sedangkan menurut istilah, takziah ialah menyuruh bersabar, membuat keluarga mayit terhibur dan bersabar dengan sesuatu yang bisa meringankan musibah yang mereka terima.  (Abu Bakar Jabir, 2003:391).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa takziah adalah bentuk empati seseorang dalam membantu beban kesedihan, seperti datang secara langsung menghibur serta mendoakan bersama. Disatu sisi, bentuk dari empati juga berpengaruh untuk menyabarkan orang yang sedang terkena musibah, bahwa ia akan mendapat pahala atas kesabarannya, serta mengajaknya agar rida kemudian mendoakan orang yang meninggal.

Bentuk Takziah

Diantaranya bentuk takziah ialah ucapan Rasulullah Saw. kepada salah seorang putrinya yang mengutus seorang kepada beliau dengan membawa berita tentang kematian anaknya.

“Sesungguhnya Allah berhak atas apa yang dia ambil, baginya apa yang telah dia berikan, dan segala sesuatu mempunyai ajal tertentu disisi-Nya. Maka bersabarlah dan simpanlah (pahala kesabaranmu) disisi Allah.” (HR.Bukhari).  

Saya pernah membaca jurnal mengenai takziah, dalam jurnal tersebut menceritakan salah seorang generasi salaf menulis surat mentakziah seseorang karena kematian anaknya. Dalam suratnya ia berkata, dari fulan bin fulan. Salam sejahtera untukmu. Aku memuji kepada-Mu, ya Allah yang tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali dia saja. Amma ba’du, semoga Allah memperbesar pahala untukmu, memberi kesabaran, memberiku dan engkau sifat syukur, karena sesungguhnya dari kita, harta kita, dan keluarga kita adalah pemberian sementara Allah, dan pinjaman-Nya yang akan diambil. Semoga Allah memberi kenikmatan kepadamu dalam itu semua dan mengambilnya dari padamu dangan ganti pahala yang besar. Doa, rahmat, dan petunjuk akan engkau dapatkan jika engkau bersabar.

Bersabarlah dan janganlah keluh-kesah menghasilkan pahalmu, dan membuatmu menyesal di kemudian hari. Salah seorang generasi salaf menulis surat menta’ziyah seseorang karena kematian anaknya. Dalam suratnya, ia berkata, “Ketahuilah bahwa keluh-kesah itu tidak bisa menghidupkan orang yang telah meninggal dunia dan tidak bisa mengusir kesedihan. Apa yang terjadi, biarlah terjadi, dan semoga kesejahteraan terlimpahkan kepadamu.”

Mengenai takziah, diantara tuntunan Nabi Muhammad saw dalam hal ini adalah Inna lillahi ma akhaza wa lahu ma a’ta wa kulla syai’in ‘indahu ya bi ajalin musamma fal-tasbir wal-tahtasib (Sesungguhnya kepunyaan Allah-lah apa yang diambilnya, kepunyaan-Nyalah yang diberikan-Nya, dan segala sesuatu mempunyai masanya yang ditentukan disisi-Nya. Maka bersabarlah dan berharaplah akan pahalanya.) (HR. Bukhari). Tuntunan ini dijadikan pedoman oleh Ulama Mazhab Hanafi.

Disatu sisi, takziah hendaknya dilakukan seperlu artinya, setelah selesai bertakziah, orang yang bertakziah, dan keluarga orang yang meinggal kembali melakukan keperluannya masing-masing. 

Oleh:

Risky Arbangi Nopi / Guru MTsN 1 Banjarnegara

Terdapat doa yang dianjurkan dibaca saat melihat orang tertimpa musibah

onislam.net

Terdapat doa yang dianjurkan dibaca saat melihat orang tertimpa musibah. Berdoa (Ilustrasi)

Rep: Fuji E Permana Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA— Allah SWT dan Rasul-Nya melalui Alquran dan hadist telah mengajarkan umat manusia untuk siap, tabah, ikhlas dan bersabar dalam menghadapi musibah. 

Baca Juga

Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan doa untuk orang yang melihat orang lain tertimpa musibah. 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ رَأَى مُبْتَلًى فَقَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي عَافَانِي مِمَّا ابْتَلَاكَ بِهِ وَفَضَّلَنِي عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيلًا لَمْ يُصِبْهُ ذَلِكَ الْبَلَاءُ 

Dari Abu Hurairah RA, dia mengatakan, “ Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa melihat orang yang tertimpa musibah kemudian mengucapkan, Alhamdulillahilladzi 'afani mimmabtalaka bihi wafadhdholanii 'ala katsirim mimman kholaqo tafdhiil

(Puji bagi Allah yang telah menyelamatkanku dari musibah yang diberikan kepadamu, dan melebihkanku atas kebanyakan orang yang Dia ciptakan), maka ia (orang yang membaca ini) tidak tertimpa musibah tersebut." ( HR At-Tirmidzi )

Musibah bisa datang kapanpun dan bisa menimpa siapapun. Meski demikian manusia harus tabah, ikhlas dan sabar menghadapi musibah dan ketentuan dari Allah SWT. 

Karena Allah SWT akan memberikan pahala yang besar untuk Muslim yang ikhlas dan sabar dalam menghadapi musibah.

Dalam sabda Rasulullah SAW lainnya dikatakan orang yang melakukan takziyah terhadap orang yang tertimpa musibah juga akan mendapatkan pahala.

حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ رَافِعٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَاصِمٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سُوقَةَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ الْأَسْوَدِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ عَزَّى مُصَابًا فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ

Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa bertakziyah kepada orang yang tertimpa musibah, maka dia akan mendapatkan sebagaimana pahalanya." (HR Ibnu Majah)

  • musibah
  • doa
  • doa melihat musibah
  • doa musibah
  • takziyah

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...