Apa kelemahan alat masak yang terbuat dari tanah liat?

JAKARTA, Investor.id –Kegiatan memasak masakan sehat kini semakin dilakukan banyak orang. Terlebih di masa pandemi. Namun selain bahan makanan, masakan sehat juga dipengaruhi oleh peralatan masak yang digunakan.

Belakangan, alat masak berbahan keramik mulai dilirik masyarakat. Tak hanya itu, masyarakat juga mulai kembali menggunakan alat masak berbahan stainless steel. Apa kelebihan bahan keramik dan stainless steel?

Alat masak keramik terbuat dari tanah liat yang melalui proses pembakaran. Umumnya, tak seluruh alat masak terbuat dari keramik, namun hanya pelapis dalamnya saja yang terbuat dari keramik. “Keramik relatif lebih aman dibandingkan teflon. Bahan keramik juga antilengket dan merupakan pengantar panas yang baik sehingga makanan cepat panas, matang merata, dan tak butuh banyak minyak goreng. Keramik juga mudah dibersihkan dan mempunyai pilihan warna beragam,” jelas Pandi Hepy, Co-Founder Regashi dalam keterangan pers, Minggu (13/12/2020).

Namun keramik juga memiliki kelemahan. Keramik mudah tergores atau retak. “Karena itu jangan menggunakan sendok logam, gunakan sendok menggoreng terbuat dari kayu yang tumpul,” saran Pandi.

Bahan stainless steel juga punya kelebihan sendiri. “Selain aman untuk kesehatan dan cepat panas, stainless steel tidak mudah tergores dan lebih awet. Kekurangannya adalah bahan makanan terkadang suka lengket,” jelas Pandi yang kerap membagikan tips dapur sehat bagi komunitas online di Instagram @Regashi.id.

“Regashi hadir sebagai brand kitchen appliances yang bertujuan membangun healthy lifestyle untuk masyarakat agar dapat melakukan aktivitas masak dengan sehat, mudah, dan nyaman,” ujar Pandi”.

Regashi, kata Pandi, berkomitmen mendukung kemajuan kuliner Indonesia. Dukungan dilakukan dengan memberikan konten informatif, edukatif, dan inspiratif seputar dapur sehat di media sosial.

“Regashi mempunyai visi untuk menjadi platform dapur sehat berskala Internasional untuk mendukung perkembangan kuliner di Indonesia yang menjadi salah satu tulang punggung perekonomian bangsa Indonesia,” tutur

Seperti diketahui, industri kuliner merupakan bidang yang saat ini sedang berkembang pesat di Indonesia, bahkan juga di dunia. Di Indonesia, data Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf, kini Kementerian Pariwisata) Republik Indonesia mencatat, subsektor kuliner berkontribusi 41,4 % dari total kontribusi perekonomian kreatif Rp. 922 triliun pada 2016. Jumlah tersebut merupakan yang paling tinggi dibandingkan 16 subsektor lain di RI. Bahkan di tengah kontraksi pertumbuhan ekonomi saat ini, industri makanan dan minuman tetap bisa tumbuh sebesar 0,22% dari tahun sebelumnya.

Seiring bertumbuhnya kuliner, kesehatan dan hiegenis kuliner juga menjadi hal yang sangat harus diperhatikan. Hal ini menjadi peluang untuk menghasilkan makanan atau minuman yang sehat dan aman, namun juga enak dikonsumsi. “Hal tersebut pastinya juga tergantung pada pilihan alat yang akan digunakan dalam proses pembuatan, dengan memilih peralatan masak yang aman dan juga sehat,” tutup Pandi.

Editor : Mardiana Makmun ()

Alat masak yang terbuat dari bahan alami, seperti bambu, tanah liat (gerabah), kayu, dan batu, hingga saat ini masih banyak digunakan. Berikut 7 alat masak dari bahan alami yang perlu kamu ketahui kegunaan, sekaligus kelebihan dan kekurangannya.

1. Anglo, agar muncul aroma asap

Apa kelemahan alat masak yang terbuat dari tanah liat?
Anglo, salah satu alat masak tradisional yang masih eksis hingga saat ini. (foto: Bukalapak)

Alat masak ini sebetulnya adalah kompor tanah liat yang meggunakan bahan bakar arang. Kalau di dapur kamu tidak ada, pasti kamu masih suka melihatnya di penjual mi tek-tek atau tongseng. Bentuknya seperti mangkuk (sebagai tempat untuk wajan), dan bagian bawah berbentuk silinder sebagai tempat arang.

Meski harganya miring, namun memasak pakai alat ini membutuhkan waktu yang lama. Kamu harus mempersiapkan arang sampai menyala terlebih dulu, supaya bisa mematangkan makanan. Selain itu, makanan rentan kotor terkena debu dari arang asap. Namun, aroma asap makanan akan makin terasa.

Baca juga: Dijamin fresh, ini cara membuat mie homemade yang praktis!

2. Bakaran satai tanah liat bisa sekaligus berperan sebagai wadah saji

Apa kelemahan alat masak yang terbuat dari tanah liat?
Bakaran satai tanah liat, salah satu alat masak tradisional yang masih eksis hingga saat ini. (foto: Bukalapak)

Terbuat dari tanah liat (gerabah) yang berbentuk persegi panjang dengan beberapa lubang di bagian tengah. Arang diletakkan di bagian bawah lubang, lalu satai yang akan dibakar diletakkan di bagian atas. Meski membakar satai menggunakan alat ini agak memakan waktu, namun aroma asapnya melekat kuat pada satai. Selain itu, bakaran satai ini juga cantik digunakan sebagai alat penyajian satai di atas meja.

3. Cobek batu, membuat bumbu makin mantap

Apa kelemahan alat masak yang terbuat dari tanah liat?
Cobek batu, salah satu alat masak tradisional yang masih eksis hingga saat ini. (foto: Bukalapak)

Akrab juga dengan sebutan ulekan atau lemper. Selain dari batu, ada juga yang terbuat dari tanah liat atau kayu. Dilengkapi dengan alat penggerus (muntu), yang digunakan untuk mengulek/menghaluskan bumbu dapur. Dengan alat ini, aroma dan cita rasa bumbu masakan lebih sedap dibandingkan pakai blender.

Di Minangkabau, muntunya terbuat dari batu bulat dan cobeknya pun berdiameter sangat besar. Digunakan untuk mengulek cabai atau bumbu lain yang akan dijual di pasar. Kini, ada pula cobek mini atau sedang tanpa muntu, yang digunakan untuk penyajian sambal, lauk geprek atau penyetan.

Baca juga: Selain sambal, rahasia lezat ayam penyet yang enak ada di racikan bumbu ini. Coba, yuk!

4. Talenan kayu, alas potong yang banyak dipakai

Talenan kayu, salah satu alat masak tradisional yang masih eksis hingga saat ini. (foto: Freepik)

Talenan paling ‘ramah’ terhadap pisau, karena tidak mudah merusak ujung pisau. Talenan kayu yang berkualitas, seperti yang terbuat dari kayu mahoni, bisa tahan bertahun bila dirawat dengan baik. Bedakan talenan untuk daging, sayuran, dan bumbu-bumbu, agar tidak terjadi kontaminasi silang.

Rawat talenan kayu dengan cara, bersihkan talenan menggunakan cutting board oil setelah digunakan, lalu cuci bersih di bawah air mengalir. Atau, gunakan baking soda dan air hangat, lalu cuci bersih seperti biasa. Keringkan talenan kayu di bawah sinar matahari, baru disimpan. Jangan sampai menyimpan dalam keadaan basah karena rentan berjamur.

Baca juga: Beda dengan alat masak lain, ini 7 cara membersihkan alat masak kayu.

5. Sutil kayu, alat pengaduk fleksibel

Sutil kayu, salah satu alat masak tradisional yang masih eksis hingga saat ini. (foto: Freepik)

Spatula atau sutil kayu banyak digemari karena tidak menggores panci atau wadah kaca, serta tidak bereaksi terhadap panas, sehingga aman digunakan dan tidak akan melukai tangan. Sayangnya, alat masak dari kayu, khususnya sutil, mudah sekali kotor, menghitam, dan berjamur jika tidak dirawat denga baik.

Untuk itu, setelah menggunakan sutil kayu, sebaiknya jangan rendam sutil kayu terlalu lama dalam sayuran, lalu segera cuci bersih menggunakan sabun dan dibawah air mengalir. Setelah itu, keringkan segera dan simpan di tempat kering supaya tidak berjamur.

6. Parutan kayu, untuk memarut kelapa atau bumbu

Apa kelemahan alat masak yang terbuat dari tanah liat?

Parutan kayu, salah satu alat masak tradisional yang masih eksis hingga saat ini. (foto: Bukalapak)

Memakai santan atau bumbu instan untuk memasak memang lebih cepat, tapi cita rasa masakan akan lebih enak jika menggunakan santan dan bumbu yang dibuat sendiri. Untuk membuat santan kelapa, kamu pasti masih suka memarut kelapa sendiri menggunakan parutan kayu ini.

Terbuat dari kayu yang di salah satu sisinya ditanami besi kecil-kecil yang berfungsi untuk mengerat/memarut. Segera cuci bersih parutan kayu di bawah air mengalir menggunakan sabun, agar kotoran segera lepas. Jika tidak, parutan akan rentan berjamur.

7. Alat panggang batu, bakar di atas kompor

Apa kelemahan alat masak yang terbuat dari tanah liat?
Alat panggang batu, salah satu alat masak tradisional yang masih eksis hingga saat ini. (foto: Bukalapak)

Alat panggang unik yang terbuat dari batu granit dan dikelilingi aluminium sebagai tepian alat pegangang. Cara memakainya, letakkan di atas kompor lalu bakar bahan makanan yang akan dipanggang, seperti otak-otak, ikan bakar, satai, hingga ayam bakar.

Agar serpihan batu tidak melekat pada makanan, lapisi alat menggunakan daun pisang, baru letakkan bahan makanan yang sudah dibumbui di atasnya. Panggang menggunakan api besar, supaya makanan cepat matang. Jangan lupa langsung membersihkannya setelah digunakan supaya tidak berjamur.

Apakah alat masak tradisional ini masih ada di dapur kamu?

(Berlianti Savitri)