Apa fungsi arus basis pada sistem transistor

Transistor adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai penguat arus atau tegangan listrik. Pada prinsipnya transistor tersusun dari dua buah dioda yang disatukan sehingga membentuk suatu juntion. Dari pertemuan kedua dioda itulah maka terbentuk bagian yang dinamakan basis, kolektor dan emitor. Prinsip dasar dari transistor juga mengacu pada prinsip kerja dioda, ada forward bias dan reverse bias.  Transistor merupakan komponen aktif yang dapat memiliki penguatan, berbeda dengan komponen pasif (Baca : Resistor, Capasitor)  yang dapat bekerja bila diberi catu dari luar. Transistor biasa digunakan sebagai komponen aktif pada rangkaian penguat, saklar elektronik dan penstabil tegangan.

Apa fungsi arus basis pada sistem transistor

Ada dua jenis transistor yaitu transistor NPN dan transistor PNP. Transistor yang memiliki dua bahan material semikonduktor tipe-n dan satu bahan  material semikonduktor tipe-P dikenal dengan transistor NPN. Begitu pula jika material tersebut memiliki satu lapis material tipe N dan dua lapis material tipe P maka disebut transistor PNP.  Simbol NPN dan PNP ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Apa fungsi arus basis pada sistem transistor


Gambar 2. Simbol Transistor

Panah dalam simbol menunjukkan arah aliran arus konvensional di emitor dengan bias maju diterapkan ke persimpangan basis-emitor. Satu-satunya perbedaan antara transistor NPN dan PNP terletak pada arah arus.

Apa fungsi arus basis pada sistem transistor


Bentuk fisik transistor ada bermacam macam, tergantung dari nilai daya dan peruntukannya.

  1. Berbetuk kecil setengah lingkaran, biasanya jenis transistor ini memiliki daya yang rendah dan sering dijumpai pada rangkaian rangkaian pra penguat atau driver, contohnya transistor a1015 dan transistor a733
  2. berbentuk seperti Jengkol, biasanya memiliki daya yang cukup besar, sering dijumpai pada perangkat penguat audio dengan daya menengah sampai besar. transistor ini bisa juga  disebut transistor amplifier
  3. Berbentuk sepoerti topi, memiliki daya yang relatif menengah, biasa dijumpai pada penguat dan rangkain oscilator frekuensi
  4. berbetuk seperti kursi, pipih, memiliki daya menengah biasa dijumpai pada bagian power amplifier dan rangkaian regulator. misalnya transistor 1941 digunakan pada penguat Frekuensi tinggi.

Terminal Pada Transistor

Transistor memiliki tiga terminal yaitu, emitor, kolektor dan basis. Terminal dioda dijelaskan secara rinci di bawah ini.

Apa fungsi arus basis pada sistem transistor

Gambar 3. Terminal pada Tranistor

  1. Emitter - Bagian yang memasok sebagian besar pembawa muatan mayoritas disebut emitor. Emitor selalu terhubung Forward bias  dengan basis sehingga memasok pembawa muatan mayoritas ke basis. Pertemuan  basis-emitor memberian  sejumlah besar pembawa muatan mayoritas ke dalam basis 
  2. Kolektor - Bagian yang mengumpulkan sebagian besar pembawa muatan mayoritas yang dipasok oleh emitor disebut kolektor. Persimpangan basis kolektor selalu dalam bias terbalik. Fungsi utamanya adalah untuk menghilangkan muatan mayoritas dari persimpangannya dengan pangkalan. Bagian kolektor transistor dikotori sedang, tetapi ukurannya lebih besar sehingga dapat mengumpulkan sebagian besar pembawa muatan yang disuplai oleh emitor.
  3. Basis - Bagian tengah transistor dikenal sebagai basis. Basis membentuk dua sirkuit, sirkuit input dengan emitor dan sirkuit output dengan kolektor. Sirkuit basis-emitor dalam bias maju dan menawarkan resistansi rendah ke sirkuit. Persimpangan basis kolektor berada dalam bias balik dan menawarkan resistansi yang lebih tinggi ke rangkaian. Basis transistor dikotori ringan dan sangat tipis karena transistor menawarkan pembawa muatan mayoritas ke basis.

Cara Transistor Bekerja

Bahan dasar yang digunakan untuk membuat sebuah transistor biasanya berasad dari bahan silikon, karena level tegangan dan arusnya lebih besar dengan sensotifitas suhu yang rendah. Bagian Basis-Emitor berada pada bias maju, sehingga arus basis mengalir melalui daerah basis. Arus basis ini sangat kecil, sehingga menyebabkan berpindahya elektrok ke bagian kolektor dan membuat Hole atau lubang pada bagian basis.

Basis transistor sangat tipis dan sedikit dikotori karena memiliki jumlah elektron yang lebih sedikit dibandingkan dengan emitor. Sedikit elektron dari emitor digabungkan dengan lubang daerah basis dan elektron yang tersisa dipindahkan ke daerah kolektor dan membentuk arus kolektor. Jadi kita dapat mengatakan bahwa arus kolektor besar diperoleh dengan memvariasikan daerah basis.

Fungsi dari Transistor

Transistor dapat merupakan komponen aktif yang dapat difungsikan untuk berbagai keperluan, diantaranya:

Transistor sebagai saklar

Penggunaan transistor sebagai saklar bisa dijumpai pada rangkaian driver pada motor stepper dan pada rangkaian driver lain yang menggunakan sistem impulse sebagai pengontrolnya. Transistor sebagai saklar juga bisa diterapkan pada pengendalian lampu taman dengan input berupa sensor cahaya. Pada prinsipnya transistor difungsikan sebagai saklar, menggunakan titik kerja transistor posisi cut off dan cut on, sehingga transistor dapat mengalirkan arus atau tidak mengalirkan arus tergantung dari masukan pada basis.

Transistor paling banyak digunakan untuk rangkaian penguat, baik pada penguat audio maupun penguat frekuensi. Pada penguat audio biasanya transistor dirangkai dengan berbagai kelas, yaitu kelas A dan kelas B, sedangkan pada penguat frekuensi biasa digunakan penguat kelas C, masing masing kelas ada kelemahan dan kelebihannya masing masing, dan dibahas pada artikel yang lain di blog ini. Konfigurasi transistor yang digunakan juga ada tiga macam, yaitu common basis, common kolektor dan komon emitor.
Transistor juga bisa menjadi komponen utama dari sebuah gerbang logika. Rangkaian dalam sebuah gerbang logika yang menggunakan transitor sebagai komponen utamanya, diantaranya adalah gerbang AND , NAND, OR, NOR

30 Sep 2021 by Laruan, Last edit: 11 Mar 2022

Di tengah kemajuan teknologi seperti sekarang ini, sudah menjadi hal lumrah barang elektronik selalu menepati hidup ini. Beberapa barang elektronik yang paling melekat pada diri yaitu smartphone, komputer, konsol game hingga audio player. Namun tahukah Sobat Pintar, ternyata di dalam berbagai alat elektronik tersebut terdapat sebuah alat yang bernama transistor. Lalu apa sebenarnya transistor itu dan bagaimana cara kerja transistor?

Apa fungsi arus basis pada sistem transistor

Secara sederhana, transistor dapat diartikan sebagai sebuah perangkat yang akan mengalirkan dan memutuskan arus listrik tanpa adanya mekanik penggerak. Tapi tidak sesederhana itu, masih ada pemahaman dan cara kerja yang lebih kompleks lagi dari sebuat perangkat yang  bernama transminator ini. Untuk lebih jelasnya, Sobat Pintar harus menyimak terus penjelasan di bawah ini. 

Apa Itu Transistor?

Transistor adalah suatu komponen elektronika dengan berbagai fungsi mulai dari pemutus, penyambung, modulasi tegangan, dan modulasi sinyal. Namun tidak hanya itu, transistor juga berfungsi sebagai kran listrik. Dalam hal ini, transistor dapat melakukan pengalihan listrik yang akurat yang berasal dari sumber listrik. 

Selain itu, transistor  juga merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam elektronik di dalam zaman yang modern ini. Salah satu contoh penggunaannya dalam rangkaian analog yaitu pada amplifier. Rangkaian analog terdiri dari stabilisator, penguat sinyal radio, dan pengeras suara. . 

Jenis-Jenis Transistor

Tahukah Anda, ternyata transistor juga memiliki jenis-jenisnya tersendiri berdasarkan dari fungsinya. Apabila ditinjau berdasarkan fungsinya, jenis-jenis transistor terdiri dari lima jenis sebagai berikut. 

1. Small Signal Transistor

Small signal transistor atau transistor sinyal kecil adalah suatu jenis transistor universal yang memiliki penguatan hFE 10 hingga 500 dan arus kolektor antara 80mA hingga 600mA. Umumnya, transistor sinyal kecil hanya digunakan pada rangkaian yang menguatkan sinyal kecil. Bahkan juga transistor sinyal kecil  sering digunakan sebagai saklar. Walaupun begitu, transistor yang satu ini memiliki efisiensi yang lebih baik dan ini mampu bekerja hingga 30 MHz. 

2. Small Switching Transistor

Small switching transistor atau transistor untuk saklar arus kecil merupakan transistor yang memiliki spesifikasi yang mirip dengan small signal transistor. Namun, apabila dibandingkan dengan transistor yang sebelumnya, small switching transistor memiliki kecepatan yang jauh lebih tinggi. Hal tersebutlah yang membuat Small switching transistor sering digunakan untuk menjalankan pensaklaran elektronik. 

3. Power Transistor

Power transistor atau  transistor daya tinggi merupakan transistor yang digunakan untuk penguat daya seperti penguat tegangan dan penguat arus. Power transistor dapat bekerja di arus yang tinggi  sehingga menimbulkan panas pada saat bekerja. Oleh karena itu, power transistor dibuat dengan kemasan logam dan ditempelkan  pendingin aluminium pada belakangnya. 

4. High Frequency Transistor

Transistor yang selanjutnya yaitu high frequency transistor atau transistor frekuensi tinggi. Transistor jenis ini hanya digunakan untuk bekerja pada rangkaian frekuensi tinggi. Pada umumnya,  high frequency transistor digunakan untuk radio, smartphone dan televisi. 

5. Phototransistors

Jenis transistor yang terakhir yaitu phototransistors atau transistor foto yang merupakan  transistor dengan fungsi yang unik. Secara bentuk, transistor foto tidak jauh berbeda dengan transistor lainnya. Satu-satu yang membedakannya yaitu pada pinggiran yang terdapat kaca untuk dilalui cahaya. 

Cara Kerja Transistor

Transistor merupakan  perangkat  non-linear sehingga memiliki cara kerja dalam 4 mode yang berbeda. Berikut ini jawabannya.  

  • Cut-off. Transistor bekerja sebagai open circuit, sehingga tidak terdapat arus yang mengalir ke emitor ke kolektor. 
  • Saturasi. Transistor bertindak sebagai short circuit,  yang membuat arus dari kolektor ke emitor mengalir bebas. 
  • Active. Arus yang berbanding lurus dengan arus yang mengalir ke basis merupakan arus dari kolektor ke emitor.
  • Reverse active.  Berbanding terbalik dengan mode sebelumnya, arus mengalir terbalik dari emitor ke kolektor. 

Selain itu, Jika jenis transistor yang dilihat dari fungsi terdiri 5 seperti yang  dijelaskan di atas, maka secara umum transistor dibedakan menjadi dua yaitu bipolar dan JFET atau Junction FET. Cara kerja dari kedua transistor ini juga berbeda. Untuk lebih mengetahui bagaimana cara kerja dari kedua transistor ini, sima terus penjelasan di bawah ini. 

1. Cara Kerja Transistor Bipolar

Transistor bipolar merupakan salah satu jenis transistor yang paling populer sehingga banyak digunakan. Transistor bipolar ini terdiri dari 3 kaki yaitu emitor, basis dan kolektor. Pada kaki tersebut terdapat tegangan penghalang sekitar 0,5 hingga 0,7 V yang berarti dibutuhkan tegangan listrik paling minimal 0,5 hingga 0,7  untuk dapat membuat arus listrik mengalir melalui kaki transistor bipolar. 

Cara kerja dari transistor bipolar yaitu dengan membuat komponen aktif dan tiga terminal yang terbuat dari  bahan semikonduktor dapat bertindak sebagai isolator dan konduktor. Cara kerja inilah yang membuat transistor bipolar sering digunakan untuk saklar atau penguat. 

2. Cara Kerja Transistor JFET

Transistor JFET atau junction field effect transistor merupakan transistor yang menggunakan tegangan pada terminal inputnya. Hal seperti ini dalam dunia rangkaian elektronika dikenal dengan istilah gerbang. Gerbang ini akan menghasilkan arus keluaran yang sebanding dengan mengendalikan arus yang akan mengalir melalui kaki terminal komponen. Hal inilah yang membuat transistor JFET dikenal juga  dengan  transistor yang dapat mengatur tegangan. 

Sama halnya dengan transistor bipolar, transistor JFET juga memiliki tiga kaki terminal yang terbuat dari bahan semikonduktor. Akan tetapi, ketiga memiliki nama yang berbeda yaitu gate, source dan drain. Selain itu, ketiga terminal tersebut juga memiliki karakteristik yang unik yang dapat mengalirkan arus ke daerah drain dan source. Akan tetapi,  arus yang dialirkan tersebut dikendalikan  oleh tegangan tertentu yang diberikan kepada gate.

Fungsi transistor

Lalu apa saja fungsi dari transistor? Mari temukan jawabannya bersama-sama di bawah ini. 

1. Saklar

Fungsi transistor yang pertama yaitu sebagai saklar elektronik. Hal ini  terjadi karena transistor dapat mengatur bias dari satu transistor ke transistor lainnya. Oleh karena itu, bisa didapatkan hubungan yang singkat antar kaki konektor.

2. Penguat Arus

Fungsi selanjutnya dari transistor yaitu penguat arus. Akan tetapi, untuk dapat menguatkan arus, transistor harus terbiasa pada tegangan yang konstan. Hal ini sangat diperlukan agar emitor yang keluar dengan tegangan yang besarnya tetap. 

3. Driver Motor DC

Fungsi terakhir dari transistor yaitu sebagai driver motor DC. Motor DC dapat on atau off apabila transistor dalam keadaan cut off. Selain itu, transistor juga berfungsi sebagai penentu arah putaran DC 

Demikianlah penjelasan mengenai bagaimana transistor bekerja dan fungsinya. Semoga informasi ini dapat membantu Sobat Pintar memahami bagaimana cara kerja dan berbagai jenis transistor.

Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech terdaftar dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman online bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.

Apa fungsi arus basis pada sistem transistor