Oleh Suhinar El
13 Mei, 2016
Kontaktor listrik adalah komponen listrik yang bekerja menggunakan prinsip elektromagnetik. Komponen listrik ini pastinya sudah tidak asing lagi bagi orang yang biasa bekerja di dunia kelistrikan industri. Bagi anda khusus pemula dalam dunia kelistrikan dan penasaran tentang : apa itu kontaktor? bagaimana cara instalasinya ? dan pertanyaan-pertanyaan lainnya seputar kontaktor mudah-mudahan bisa saya bahas di artikel yang singkat ini.
Harapan saya dengan artikel ini bisa menjadi pencerahan awal buat anda yang masih pemula sehingga anda mulai memahami atau setidaknya nyambung ketika membahas tentang aplikasi-aplikasi kelistrikan industri yang pada umumnya menggunakan kontaktor sebagai komponen yang tak tergantikan. Langkah berikutnya setelah anda tahu tentang apa itu kontaktor adalah anda harus mulai mempelajari juga tentang cara memahami instalasi dasar kontaktor listrik untuk pemula. Artikel ini khusus saya sajikan buat para pemula yang punya minat mempelajari salahsatu komponen listrik yaitu kontaktor. Sebelum membahas lebih dalam tentang kontaktor, ada komponen lain yang selalu ada dalam instalasi kontaktor yaitu push button. komponen ini sebagai komponen utama dalam aktivasi sebuah kontaktor yang sudah terinstalasi dengan diagram kontrol. Biasanya terdapat juga komponen pelengkap yang cukup penting yaitu selain push button, instalasi kontaktor disertai juga pemasangan lampu indikator berupa pilot lights serta sebuah selektor panel sebagai perangkat switch on/off utama rangkaian.
Bagian-bagian KontaktorSebelum menjelaskan prinsip kerja dari sebuah kontaktor, alangkah baiknya mengetahui terlebih dahulu bagaimana bentuk dari sebuah kontaktor serta bagian-bagiannya. Gambar dibawah ini adalah salah satu contoh dari sebuah kontaktor dengan merk tertentu. Apapun merknya sebenarnya prinsip kerjanya tetaplah sama. Yang membedakan biasanya dari faktor kualitas dan kehandalan, baik itu melalui keunggulan material, spesifikasi arus yang tinggi dan lain sebagainya. Ket : 1 = Kontak utama 2 = Kontak bantu 3 = Coil Kontaktor1. Kontak UtamaKontak utama dari kontaktor terdiri dari 3 buah kontak Normally Open [ NO ] dan selalu diberi penomeran dengan angka 1-2, 3-4, 5-6. Untuk instalasi kelistrikan industri beban-beban 3 phasa seperti motor listrik 3 phasa, kontak utama ini selalu dihubungkan langsung dengan beban 3 phasa tersebut dalam bentuk diagram daya dimana kinerja dari kontak utama tersebut dikendalikan oleh operasi tidaknya coil kontaktor yang terinstalasi pada diagram kontrol.2. Kontak bantuKontak bantu sebuah kontaktor bisa terdiri dari kontak normally open [ NO ] atau normally close [ NC ] dimana kebutuhan kontak bantu ini jumlahnya bisa ditentukan berdasarkan prinsip kerja instalasi yang kita rancang. Biasanya sebuah kontaktor sudah mempunyai sebuah kontak bantu bawaan seperti gambar diatas ditandai dengan no.2 yaitu sebuah kontak bantu NO. Jika anda membutuhkan kontak bantu tambahan untuk instalasi yang dirancang, tidak perlu repot, anda tinggal memasang kontak bantu tambahan khusus yang disediakan pabrikan yang nantinya dipasang dengan menempelkan dibagian atas kontaktor utama sampai dikondisikan terhubung secara mekanik yaitu tersambungnya tuas bagian tengah pada kontaktor utama dengan kontak bantu yang tertempel diatasnya. Desain dari kontak bantu vs kontaktor utama ini sangat memungkinkan terhubung secara mekanik seperti yang saya jelaskan sebelumnya karena memang sudah dirancang seperti itu untuk kemudahan user. Kontak bantu NO pada umumnya diberi label penomoran 13-14 dan untuk kontak bantu NC pada umumnya diberi label penomoran 21-22.3. Coil KontaktorCoil kontaktor merupakan bagian kumparan dari kontaktor yang memiliki sifat elektro magnetis, yakni jika mendapat tegangan kerja sesuai spesifikasinya maka coil kontaktor ini akan menjadi bersifat magnet dan akan merubah semua kontak yang ada pada kontaktor tersebut berubah kondisi dari NO menjadi close atau dari NC menjadi open. Coil kontaktor ini biasa diberi label dengan huruf A1-A2. Coil kontak inilah yang nantinya berperan sebagai kontroller yang terinstalasi pada diagram kontrol untuk mengendalikan kondisi kontak yang ada pada kontaktor tersebut.Prinsip Kerja KontaktorGambar dibawah ini adalah ilustrasi sederhana yang bisa menjelaskan bagaimana tentang prinsip kerja dari sebuah kontaktor. Gambar diatas merupakan sebuah kontaktor dengan kontak bantu NO [ 13-14 ] dan NC [ 21-22 ] serta kontak utama [ 1-2, 3-4, 5-6 ]. Perhatikan bagian kumparan elektromagnet [ A1-A2 ], jika kumparan tersebut mendapatkan tegangan sesuai dengan tegangan kerja pada spesifikasi kontaktor, maka bagian inti besi diam akan menjadi magnet yang cukup untuk menarik bagian inti besi bergerak yang terdapat diatasnya. Pada kondisi ini inti besi bergerak akan menarik bahan isolator yang menempel padanya, sehingga jika bahan isolator tersebut bergerak sama dengan merubah kondisi kontak pada kontaktor karena semua poros kontak pada kontaktor tersebut menempel pada bahan isolator dan bahan isolator tersebut menempel pada inti besi bergerak yang dikendalikan oleh sifat magnetik dari inti besi diam. Selama A1-A2 mendapat tegangan, inti besi bergerak akan terus menempel pada inti besi diam yang bersifat magnet dan semua kontak pada kontaktor tersebut pada kondisi ini akan berubah kondisi dari NO menjadi close atau sebaliknya dari NC menjadi open. Ini berlaku untuk semua kontak baik kontak utama ataupun kontak bantu. Jika kumparan A1-A2 tidak mendapatkan tegangan maka pegas akan mendorong dan melepas kembali inti besi bergerak yang sebelumnya tertempel pada inti besi diam sehingga semua kontak yang sebelumnya berubah kondisi akan kembali pada kondisi awal ketika kontaktor tidak bekerja. Kontak close akan berubah kembali menjadi NO, begitu juga kontak open akan berubah kembali menjadi NC.Instalasi Dasar Kontaktor Untuk PemulaSeperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, instalasi dasar sebuah kontaktor umumnya membutuhkan komponen tambahan yaitu push button NC untuk stop atau memutus aliran menuju coil kontaktor; Push button NO sebagai tombol start pertama untuk mengalirkan arus menuju coil kontaktor [ A1-A2 ] sehingga coil menjadi bertegangan dan bekerja; berikutnya adalah MCB dan Over Load Relay sebagai protyeksi dari sistem instalasi kontaktor yang kita rancang. Perhatikan gambar dibawah ini :
- Daerah yang dilingkari warna merah merupakan kontak bantu kontaktor yang berfungsi sebagai kontak pengunci. Rangkaian diatas merupakan rangkaian paling mendasar dari sebuah kontaktor yang wajib anda pahami. Prinsip kerja dari rangkaian diatas adalah ketika push button start ditekan, maka coil A1-A2 dari kontaktor akan mendapatkan tegangan kerjanya sehingga semua kontak yang dimiliki kontaktor tersebut akan berubah kondisi. Perhatikan kontak bantu [ 13-14 ] [ yang dilingkari merah pada gambar ] dari kontaktor tersebut yang dipasang paralel dengan push button start. Apa fungsi dari kontak tersebut? Itu adalah kontak bantu sebagai pengunci. Fungsi kontak bantu kontaktor sebagai pengunci yang dipasang paralel pada push button start [ NO ] adalah konsep instalasi paling dasar dari sebuah kontaktor. Anda akan banyak menemukan rangkaian kontrol dari sebuah kontaktor dengan metoda pengunci pada push button start seperti ini. Jika push button start NO diganti menjadi saklar maka : Proses mengoperasikan dan memutus aliran arus menuju coil kontaktor hanya dilakukan oleh satu perangkat saklar. Posisi saklar On [ close ] kontaktor akan bekerja, posisi saklar Off [ open ] kontaktor akan stop bekerja. Sekilas konsep ini sangatlah sederhana tapi sebetulnya konsep ini lebih tidak sesederhana memakai push button. Bayangkan jika aliran arus ke coil kontaktor ini terputus oleh proteksi misalkan over load relay bekerja sehingga kontak NC 95-96 menjadi terbuka, maka prosedur ideal yang dilakukan adalah mereset over load tersebut dan mencari penyebab gangguan untuk diatasi terlebih dahulu sebelum kontaktor tersebut dioperasikan kembali. Jika instalasi kontaktor tersebut memakai saklar sebagai alat pengoperasian maka ketika prosedur ideal tersebut dilakukan yaitu ketika mereset over load relay, kontak NC OL 95-96 akan menutup kembali dan secara otomatis coil kontaktor akan langsung bekerja karena saklar yang digunakan untuk pengoperasian awal masih close. Ini sangatlah berbahaya. Hal ini bisa dihindari jika ketika terjadi hal tersebut maka operator harus meng Off kan saklar terlebih dahulu baru mereset over load relay. Inilah yang menjadikan konsep ini tidak sederhana. Human error karena lupa meng Off kan saklar ketika kasus seperti ini terjadi sangatlah mungkin. Oleh karena itu harus dibuatkan sistem ketika kasus ini terjadi maka otomatis sistem pengoperasian harus reset seluruhnya secara otomatis ke kondisi awal, sehingga kontaktor bisa dioperasikan kembali dengan langkah yang sama setelah relay overload di reset. Tak akan ada ke khawatiran human error seperti kasus menggunakan saklar diatas. Hal diatas adalah sebagian kecil diantara banyak kerugian menggunakan saklar daripada push button. Hal lainnya bisa anda pahami jika anda sudah membahas dan mengerti tentang perancangan diagram kontrol dari sebuah instalasi yang menggunakan kontaktor. Akan ada kondisi- kondisi dimana kontaktor-kontaktor yang terinstalasi dalam diagram kontrol saling mempengaruhi dan mengendalikan pengoperasian satu dan yang lainnya secara otomatis. Dan hal ini sangat mudah dilakukan jika perangkat sumber pengoperasian instalasi kontaktor menggunakan push button. Dalam hal ini anda cukup pahami saja terlebih dahulu bahwa komponen pengoperasian instalasi dari kontaktor haruslah push button NO untuk start dan push button NC untuk stop. Cukup! Untuk referensi awal anda memahami atau tahu akan contoh diagram kontrol dari kontaktor, anda bisa baca artikel saya yang lain tentang kontrol motor 3 phasa diantaranya :1. Instalasi pengasutan motor 3 phasa DOL 4. Instalasi motor 3 phasa forward-reverse Demikian artikel singkat tentang cara memahami konsep instalasi dasar kontaktor listrik untuk pemula, semoga bermanfaat untuk anda. Koreksi, masukan ataupun pertanyaan silahkan meninggalkan jejak di kolom komentar. Wassalam.Page 2 |