Analisislah sikap para pemuda pada masa sekarang jika dibandingkan dengan pada masa Sumpah pemuda

Jakarta - Sumpah Pemuda pertama kali dibacakan pada 28 Oktober 1928 atau tepatnya 88 tahun lalu. Meski begitu, isi Sumpah Pemuda masih dinilai relevan bagi generasi muda saat ini.

"Menurut saya, tiga poin yang ada pada versi original sumpah pemuda 88 tahun yang lalu masih dan akan selalu relevan buat generasi muda Indonesia, kapanpun dan dimanapun mereka berada," ujar Samuel Leonardo Putra kepada detikcom, Jumat (28/10/2016).

Baca: Lulus Summa Cumlaude di Oxford, Samuel Putra Riset Soal Energi Terbarukan

Samuel menilai dalam konteks kekinian, dimana 'boundary' antarnegara mulai menghilang, culture dan bahasa asing sangat mudah untuk masuk ke Indonesia. Hal ini juga menyebabkan para pemuda Indonesia mudah 'terkontaminasi' dan lupa akan jati diri kita yang sebenarnya, bahwa kita orang Indonesia.

"Sumpah pemuda kita rayakan untuk mengingatkan kita generasi muda akan hal itu. Sebagai contoh, memiliki kemampuan berbahasa asing sangat baik, namun bahasa Indonesia tidak boleh kita lupakan dan harus selalu kita junjung tinggi sebagai bahasa persatuan kita orang Indonesia," tutur Pria yang lulus dengan nilai First Class plus predikat summa cumlaude dari Universitas Oxford ini.

Baca: Kata Samuel Putra Soal Rahasia Kuliah di Oxford, Kampus Nomor 1 Dunia

Adapun perkembangan zaman dan teknologi yang ada saat ini, lanjut Samuel, harus dimanfaatkan untuk mengembangkan diri. "Dengan tujuan mau berkontribusi bagi bangsa dan negara," pungkasnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Dewi Suryana (21). Wanita yang sukses lulus cumlaude di Nanyang Technological University (NTU) Singapura ini menilai Sumpah Pemuda mengingatkan akan jati dirinya yang sesungguhnya.

"Buat saya yang berkuliah di luar negeri, sumpah pemuda mengingatkan saya selalu akan jati diri saya yang sesungguhnya, bahwa saya orang Indonesia," tuturnya.

Baca: Perjuangan Dewi Suryana, dari Keluarga Tak Mampu Raih Cumlaude di NTU Singapura

Bagi Dewi, Indonesia adalah rumahnya. Di Indonesia lah tempat untuk berkontribusi dan mengabdikan hidupnya.

"Sumpah Pemuda mengingatkan saya bahwa saya di sini (Inggris) hanya sementara, untuk mencari ilmu dan pengalaman. Suatu saat nanti saya akan pulang, dan mengabdi bagi tanah air Indonesia," ungkapnya.

Baca: Kini Bekerja di Singapura, Dewi Suryana Ingin Tolong Anak Senasib

Mengenai makna dan wujud Sumpah Pemuda dalam konteks kekinian, Dewi menuturkan sebagai anak muda dari berbagai daerah/suku dan dengan berbagai talenta adalah generasi yang tidak menyerah memperjuangkan cita-cita.

"Kita bangga bertumpah darah Indonesia, berbangsa dan berbahasa Indonesia," pungkasnya.



(ega/erd)