Anak laki-laki akan mengalami percepatan pertumbuhan pada awal pubertas yang dimulai dengan

Anak laki-laki akan mengalami percepatan pertumbuhan pada awal pubertas yang dimulai dengan

Anak laki-laki akan mengalami percepatan pertumbuhan pada awal pubertas yang dimulai dengan
Lihat Foto

shutterstock.com/By Phoenixns

Ciri-ciri pubertas pada laki-laki

KOMPAS.com - Masa pubertas adalah saat di mana tubuh anak-anak tumbuh ke arah dewasa.

Pubertas pada laki-laki ditandai dengan perubahan di beberapa bagian fisiknya.

Tak hanya itu, anak laki-laki juga mengalami perubahan emosional selama masa pubertas.

Baca juga: 8 Ciri-ciri Pubertas pada Perempuan

Melansir NHS, proses pendewasaan laki-laki biasanya lebih lambat ketimbang perempuan.

Jika rata-rata usia pubertas anak perempuan adalah 11 tahun, anak laki-laki baru mulai masa pubertas di usia 12 tahun.

Namun, patokan tersebut tidak baku karena start awal masa pubertas laki-laki bisa berbeda-beda.

Masa pubertas laki-laki masih dianggap normal saat dimulai dari usia 8 sampai 14 tahun.

Baca juga: Idealnya, Sperma Harus Keluar Berapa Kali dalam Seminggu?

Sebelum anak berubah menjadi pria dewasa, berikut ciri-ciri pubertas pada laki-laki:

1. Bentuk tubuh berubah

Dilansir dari Verywell Family, ciri-ciri masa pubertas laki-laki yang paling kentara adalah perubahan bentuk tubuh.

Perubahan tubuh ini menjangkau bagian lengan, kaki, bahu yang melebar, dan otot-otot mulai terbentuk.

Anak laki-laki akan mengalami percepatan pertumbuhan pada awal pubertas yang dimulai dengan

Anak laki-laki akan mengalami percepatan pertumbuhan pada awal pubertas yang dimulai dengan
Lihat Foto

PEXELS/COTTONBRO

Ciri-ciri pubertas anak laki-laki termasuk suara yang lebih dalam dan berat, serta rambut wajah yang mulai tumbuh.

KOMPAS.com - Ciri-ciri pubertas anak laki-laki dan perempuan berbeda.

Menurut National Health Service (NHS), pubertas adalah saat tubuh anak mulai berkembang dan berubah saat mereka menjadi dewasa.

Ciri-ciri pubertas anak perempuan seperti mulai tumbuh payudara dan mulai mengalami menstruasi, sementara ciri-ciri pubertas anak laki-laki seperti suara yang lebih dalam dan berat, serta rambut wajah yang mulai tumbuh.

Usia rata-rata anak perempuan untuk mulai pubertas adalah 11 tahun, sedangkan untuk anak laki-laki adalah 12 tahun.

Namun, usia mulai pubertas bisa berbeda-beda pada setiap anak. Jadi, orangtua tak perlu khawatir jika anak mencapai pubertas sebelum atau sesudah teman-temannya.

Pubertas normal dimulai kapan saja dari usia 8-14 tahun. Prosesnya bisa memakan waktu hingga empat tahun.

Baca juga: 5 Kesalahan Orangtua Saat Membicarakan Pubertas dengan Anak

Ciri-ciri pubertas anak laki-laki

Anak laki-laki akan mengalami percepatan pertumbuhan pada awal pubertas yang dimulai dengan

Anak laki-laki akan mengalami percepatan pertumbuhan pada awal pubertas yang dimulai dengan
Lihat Foto

SHUTTERSTOCK

Perubahan fisik adalah bagian dari ciri-ciri pubertas anak laki-laki. Namun ini sangatlah personal.

Perubahan fisik adalah bagian dari ciri-ciri pubertas anak laki-laki. Namun ini sangatlah personal.

Sebagai orangtua, kita mungkin tidak menyadarinya, tapi anak merasakannya.

Perubahan dan pengalaman ini bisa terasa memalukan bagi anak, sehingga kebanyakan anak akan menyimpannya sendiri.

Menurut Verywell Health, berikut sejumlah ciri-ciri pubertas anak laki-laki yang perlu diketahui:

Editor: Nabilla Tashandra

Halodoc, Jakarta - Pubertas merupakan masa yang pasti dilewati semua orang. Dengan kata lain, puber adalah tahapan ketika anak menjadi lebih dewasa secara seksual. Pada anak perempuan, mereka akan melewati masa pubertas dalam rentang usia 1014 tahun. Sedangkan pada anak laki-laki, mereka akan melewati masa pubertas pada kisaran 1216 tahun. 

Namun, tahukah kamu jika beberapa anak lebih cepat puber ketimbang anak lain seusianya? Masa pubertas yang datang terlalu cepat dapat berdampak buruk pada kondisi anak. Anak perempuan yang melewati pubertas lebih awal, rentan mengalami serangan panik, depresi, dan ketidakpuasan bentuk tubuh. Apa saja yang menjadi alasan anak lebih cepat puber ketimbang anak lain seusianya? Yuk, baca penjelasannya di sini.

Baca juga: Inilah Alasan Anak Lebih Cepat Mengalami Pubertas

Ini Alasan Mengapa Anak Lebih Cepat Puber

Pubertas yang dialami lebih cepat menyebabkan perubahan bentuk serta ukuran tubuh anak-anak. Anak perempuan dikatakan mengalami pubertas lebih cepat ketika menjalani menstruasi sebelum usia 8 tahun. Sedangkan pada anak laki-laki, pubertas dini terjadi dengan tanda perubahan suara yang menjadi lebih berat, tumbuh bulu halus, serta pembesaran testis atau penis sebelum memasuki usia 9 tahun.

Selain itu, gejala umum lainnya adalah munculnya masalah jerawat pada wajah, pertumbuhan tinggi yang menjadi lebih pesat, dan muncul bau badan seperti orang dewasa. Selain para remaja, baiknya orangtua juga memerhatikan dan memahami tanda-tanda pubertas yang dialami anak dengan baik.

Baca juga: Alasan Anak Mudah Tersinggung karena Pubertas Dini

Lalu, apa yang menyebabkan anak lebih cepat puber ketimbang anak lain seusianya? Perubahan hormon menjadi salah satu penyebabnya. Selain itu, berikut ini beberapa faktor lain anak lebih cepat puber:

1. Adanya Gangguan Kesehatan

Pubertas yang datang lebih cepat pada anak-anak bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan pada anak. Hipotiroidisme menjadi salah satu penyebab anak mengalami pubertas lebih cepat. Jika anak mengalami tanda pubertas dibarengi dengan mudah lelah, sensitif terhadap cuaca dingin, kulit menjadi kering dan kasar, wajah bengkak, rambut rontok, dan sulit berkonsentrasi diskusikan hal ini dengan dokter di aplikasi Halodoc guna memastikan kesehatan anak.

2. Kecukupan Nutrisi dan Gizi

Melansir Psychology Today, lingkungan yang dapat menyediakan pangan yang baik bagi anak menjadi salah satu faktor yang membuat anak alami pubertas lebih cepat. Ketersediaan makanan dan status gizi anak memengaruhi kemampuan reproduksi seseorang. Kekurangan gizi membuat seseorang alami pubertas lebih lambat. Begitu juga dengan kelebihan gizi dapat membuat anak alami masa pubertas lebih cepat daripada anak lainnya yang mendapatkan gizi seimbang.

3. Paparan Bahan Kimia

Bahan kimia dalam produk perawatan tubuh yang digunakan anak-anak berisiko untuk meningkatkan hormon estrogen yang mempercepat pubertas. Pilihlah produk perawatan tubuh bagi anak yang aman dari kandungan bahan kimia agar kesehatan anak tetap terjaga.

4. Faktor Keluarga

Penelitian di Universitas California mengungkapkan pubertas yang datang lebih awal bisa disebabkan oleh faktor keluarga yang kurang harmonis. Pengalaman kehidupan awal yang buruk dan orangtua yang sering memperlihatkan kekerasan dapat mempercepat proses pubertas seorang anak.

Baca juga: Ini Tanda Anak Memasuki Fase Pubertas

Itulah beberapa penyebab anak lebih cepat puber. Bagi orangtua, sebaiknya perhatikan kondisi ini dengan baik, ya. Sebagai orangtua, ibu harus selalu mendukung anak menghadapi masa pubertas agar proses tersebut berdampak positif pada kesehatan mental maupun fisik. Dengarkan setiap keluhan yang anak alami mengenai masalah pubertas. Jangan lupa untuk melengkapi kebutuhan nutrisi dan gizinya dengan memberikan suplemen dan multivitamin tambahan. Dapatnya di aplikasi Halodoc dengan fitur "beli obat" di dalamnya, ya.

Referensi:
Psychology Today. Diakses pada 2021. Why More Kids Are Starting Puberty Earlier Than Ever Before.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Precocious Puberty.

Normalnya, seorang anak akan mengalami pubertas pada usia 9–14 tahun untuk anak laki-laki, dan 8–13 tahun untuk anak perempuan. Namun, pubertas dapat terjadi lebih awal (pubertas dini), yang menyebabkan perubahan pada fisik serta emosional anak.

Pubertas merupakan masa di mana seorang anak menjadi dewasa secara seksual. Pubertas yang terjadi lebih awal atau pubertas dini dimulai pada usia 9 tahun untuk anak laki-laki, dan 8 tahun bagi anak perempuan. Kondisi ini menandakan bahwa kematangan seksual anak berkembang terlalu cepat.

Anak laki-laki akan mengalami percepatan pertumbuhan pada awal pubertas yang dimulai dengan

Pubertas dini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti adanya tumor, riwayat penyakit tertentu dalam keluarga, dan gangguan pada ovarium, kelenjar tiroid, atau sistem saraf pusat.

Pubertas dini menyebabkan perubahan pada tubuh anak, sehingga mereka mungkin saja merasa berbeda dengan teman-teman sebayanya. Hal ini dapat memengaruhi kondisi emosional anak.

Perubahan yang Terjadi pada Anak Akibat Pubertas Dini

Sebagai orang tua, Anda mungkin akan merasa khawatir akan perubahan dini yang terjadi pada anak. Perubahan akibat pubertas dini yang terjadi pada anak dapat memengaruhi kondisi fisik, emosi, postur tubuh, perilaku, hingga, risiko penyakit. Berikut adalah penjelasannya:

1. Fisik

Perubahan fisik anak saat mengalami pubertas dan pubertas dini tidak jauh berbeda. Pada anak perempuan, payudara akan mulai membesar, muncul jerawat, mengalami menstruasi, bulu ketiak dan rambut kemaluan mulai tumbuh, serta aroma tubuh yang mulai berubah.

Sementara itu, pada anak laki-laki, suara akan menjadi lebih berat, aroma tubuh mulai berubah, muncul jerawat, organ reproduksi mulai membesar, dan pertumbuhan tinggi badan menjadi sangat cepat.

2. Emosi

Akibat pubertas dini, fisik anak akan berubah lebih cepat dibandingkan teman-teman sebayanya. Perubahan ini dapat memengaruhi emosi anak.

Misalnya saja, pada anak perempuan yang mengalami menstruasi dini, ia mungkin saja mengalami depresi dan cemas. Hal ini terjadi karena anak merasa bingung atas perubahan yang terjadi pada dirinya, sedangkan teman sebayanya belum ada yang merasakan. Hal ini juga bisa menurunkan rasa percaya diri anak.

3. Postur tubuh

Durasi pubertas dini tidak sama dengan pubertas normal. Pubertas dini akan berlangsung lebih pendek atau berhenti lebih awal daripada pubertas normal.

Hal ini dapat memengaruhi tinggi badan anak, yang mana pertumbuhannya akan berhenti lebih awal. Saat pubertas dini berakhir, rangka tubuh anak sudah lebih matang dan pertumbuhan tulangnya sudah berhenti.

Pada banyak kasus, percepatan pertumbuhan anak akan membuat mereka lebih tinggi dibandingkan dengan teman sebayanya. Namun ketika dewasa, anak yang mengalami pubertas dini cenderung memiliki postur tubuh yang lebih pendek.

4. Perilaku

Selain memengaruhi emosi, pubertas dini juga dapat menyebabkan perubahan perilaku pada anak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami pubertas dini berisiko tinggi terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, isolasi sosial, hingga bergonta-ganti pasangan seksual.

Namun, risiko perubahan perilaku akibat pubertas dini ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

5. Risiko penyakit

Selain memengaruhi perkembangan fisik dan psikologis anak, pubertas dini juga diduga dapat meningkatkan risiko penyakit seperti kanker payudara pada perempuan atau obesitas di kemudian hari.

Namun, masih perlu penelitian lebih lanjut guna membuktikan keterkaitan antara pubertas dini dengan penyakit-penyakit tersebut.

Mengalami pubertas dini tentu bukanlah hal yang mudah bagi anak. Sebagai orang tua, Anda sebaiknya lebih mendekatkan diri dengan anak. Berikan penjelasan tentang apa yang sedang terjadi pada dirinya dan bagaimana cara terbaik untuk menghadapinya.

Meski pubertas dini dapat memengaruhi kondisi tubuh anak di kemudian hari, tetap dampingi dan hadapi dengan tenang. Anda juga dapat berkonsultasi ke dokter anak untuk mendapatkan saran yang tepat, serta penanganan medis apabila memang diperlukan.