Akibat dari proses tektonisme juga menghasilkan lipatan puncak dari lipatan disebut

Bumi adalah planet di tata surya yang memiliki banyak lapisan serta mengandung banyak material di dalamnya. Bumi tersusun dari bebatuan, tanah serta material lainnya.

Lempengan nantinya bisa saling bertemu kemudian menyebabkan tenaga atau kekuatan tertentu bisa terbentuk. Tenaga yang dihasilkan oleh bumi tersebut dinamakan dengan tektonisme dan berikut ulasan selengkapnya tentang tektonisme.

Tektonisme merupakan proses yang bisa terjadi karena pengangkatan, pergerakan, lipatan serta patahan di struktur tanah pada sebuah daerah. Lipatan yang dimaksud adalah bentuk dari muka bumi, hasil gerakan tekanan horizontal atau vertikal sehingga membuat lapisan permukaan bumi melipat serta berkerut. Patahan tersebut merupakan permukan bumi hasil gerakan tekanan vertikl yang kemudian membuat lapisan bumi patah serta retak.

Kata tektonisme sendiri memiliki arti tenaga yang dihasilkan dari dalam bumi dan menyebabkan perubahan retak atau dislokasi atau bentuk dari kulit bumi terjadi. Tenaga tektonisme tersebut juga lebih dikenal dengan sebutan tektonik.

Jika dilihat secara sederhana, tektonisme berarti tenaga yang berpengaruh pada muka bumi dan berasal dari bumi itu sendiri. Sedangkan menurut pengertian lainnya, tektonisme adalah proses yang terjadi di bagian dalam bumi karena pergerakan, lipatan, patahan dan juga pengangkatan lempengan tanah perut bumi.

Proses Terbentuknya Tektonisme

Tektonisme diambil dari dua kata yakni tektonik dan juga isme. Tektonik memiliki arti tenaga yang dihasilkan dari dalam bumi atau inti bumi yang bisa berpengaruh pada kondisi dari letak bumi. Sedangkan isme merupakan proses. Bisa diartikan jika tektonisme adalah sebuah proses yang terjadi dari dalam bumi dan nantinya bisa mengakibatkan berubahnya letak atau dislokasi dan juga berubahnya bentuk relief permukaan bumi atau deformasi.

Proses tektonisme tersebut terjadi akibat arus konveksi magma yang ada di dalam perut bumi dan gempa bumi yang sering kita rasakan ada hubungannya dengan tektonisme tersebut. Gempa bumi yang terjadi nantinya akan banyak membuat perubahan pada muka bumi.

Macam Macam Tektonisme

Tektonisme adalah sesuatu yang bisa merubah atau mempengaruhi letak atau bentuk dari kulit bumi. Gerakn tektonisme sendiri terdiri dari beberapa macam dan berikut penjelasannya:

1. Epirogenetik

Jenis dari tektonisme yang pertama merupakan gerak epirogenetik. Ini adalah gerakan pada lapisan kerak bumi yang lambat dan terjadi pada waktu lama. Gerak epirogenetik tersebut meliputi daerah daerah yang luas. Gerkan epirogenetik ii pernah terjadi pada dunia yang tentu menimbulkan peristiwa besar seperti benua Gondwana tengggelam. Gerakan ini dibagi lagi menjadi dua jenis yaotu epirogenetik positif serta epirogenetik negatif.

Ini adalah pergerakkan turunnya daratan sehingga membuat permukaan air laut terlihat seperti naik. Contohnya adalah pulau yang turun di Indonesia bagian timur dari Kepulauan Maluku Barat Daya sampai Pulau Banda.

Gerak epirogenetik positif adalah gerakan turunnya daratan yang membuat permukaan air laut terlihat menyusut yang berlawanan dari gerakan epirogenetik positif. Contoh dari epirogenetik negatif diantaranya adalah Pulau Buton serta Pulau Timor yang naik.

2. Orogenetik

Orogenetik adalah gerak yang berhubungan dengan pegunungan yakni proses terbentuknya pegunungan. Dari hasil penelitian ditemukan jika gerak ini berlawanan dengan gerak epirogenetik dalam area luas dan juga proses berlangsungnya gerakan.

Contoh dari gerakan orogenetik adalah terbentuknya pegunungan di bumi seperti Pegunungan Rocky, Pegunungan Andes, Pegunungan Alpen serta Pegunungan Sirkum Mediterania. Gerak orogenetik ini mengakibatkan tekanan horizontal serta vertikal pada kulit bumi. Gerakan ini bisa mengakibatkan dislokasi atau perpindahan letak lapisan kulit bumi terjadi seperti patahan serta lipatan. Berikut adalah penjelasan tentang lipatan dan patahan selengkapnya:

  • Lipatan atau Folded Process

Ini adalah sebuah bentuk kulit bumi seperti bergelombang atau lipatan akibat adanya tenaga endogen dengan arah mendatar dari dua aah berlawanan yang membuat lapisan batuan terbentuk pada daerah itu sekaligus membentuk puncak lipatan atau antiklin serta lembah lipatan atau disebut dengan sinklin.

Apabila terbentuk beberapa puncak lipatan, maka dinamakan dengan antiklinorium, sedangkan jika terbentuk beberapa lipatan seperti lembah lipatan, maka dinamakan dengan sinklinorium. Pada dunia ini ada pegunungan lipatan seperti pegunungan tua bernama Pegunungan Ural.  Lipatan pada pegunungan terjadi pada zaman primer. Selain itu, ada juga pegunungan muda seperti Pegunungan Mediterania serta Sirkum Pasifik yang ada pada jaman tersier.

  • Patahan atau Fault Process

Ini merupakan proses terjadinya lempeng yang membentuk kerak bumi bergerak dan juga saling berdekatan. Gerakan ini nantinya akan memberi tegangan besar hingga akhirnya memecahkan batuan. Lokasi terjadinya batuan pecah tersebut dinamakan dengan patahan atau fault. Sedangkan untuk alur karena pecahnya batuan dinamakan dengan alur patahan.

Alur patahan berukuran besar tersebut nantinya bisa sampai ke bebatuan yang ada di bawah tanah dalam serta di sepanjang benua. Patahan tersebut bisa terjadi karena beberapa hal selain gempa bumi, yaknikarena ada tenaga endogen yang memiliki arah mendatar serta saling menjauh antara yang satu dengan yang lain yang menyebabkan bongkahan batuan mengalami retakan dan akhirnya patah membentuk bagian merosot yakni graben atau slenk serta bagian yang menonjol atau disebut dengan horst.

Dampak Tektonisme

Tektonisme sendiri bisa memberikan banyak dampak untuk kehidupan baik itu dampak positif atau negatif. Berikut adalah beberapa dampak dari tektonisme untuk kehidupan selengkapnya:

Dampak Positif Tektonisme

Dampak positif dari tektonisme untuk permukaan bumi adalah membuat pegunungan, benua, lembah, perbukitan dan juga palung terbentuk. Ini kemudian menghasilkan banyak mineral di dalam permukaan bumi seperti contohnya potensi sumber daya alam tambang, berlian dan lain sebagainya. Selain itu, ada juga beberapa dampak positif dari tektonisme lainnya, seperti:

  • Bisa menghasilkan lokasi penyimpanan gas alam serta minyak bumi.
  • Memberikan panorama yang sangat indah.
  • Bisa dijadikan lokasi wisata seperti salah satunya yang ada di Indonesia yakni Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah dan juga Wisata Pendakian Gunung Semeru, Jawa Timur.

Dampak Negatif Tektonisme

Selain bisa memberikan dampak positif, tektonisme juga bisa menyebabkan dampak negatif terutama penyebab Indonesia rawan bencana alam seperti longsor, gempa bumi serta tsunami. Selain itu, ada juga beberapa dampak negatif lainnya seperti:

  • Lereng akan terbentuk lewat patahan dengan bentuk sangat terjal sehingga tidak bisa digunakan untuk perkebunan.
  • Gempa bisa menyebabkan kerusakan untuk manusia dan ketika terjadi di laut maka bisa menyebabkan tsunami.

Tektonisme merupakan bagian dari tenaga endogen yakni tenaga pembentuk muka bumi. Tektonisme dapat terjadi karena adanya gerak tektonik, yaitu semua gerak naik dan turun yang mengakibatkan perubahan bentuk kulit bumi. Gerak tektonik sendiri terdiri dari 2 jenis yakni gerak epirogenetik dan gerak orogenetik.

Gerak epirogenetik merupakan gerak yang yang relatif lambat dan meliputi daerah yang luas sehingga menyebabkan naik- turunnya daratan. Contoh dari gerak epirogenetik adalah turunnya pulau- pulau Indonesia bagian timur seperti Kepulauan Maluku, serta naiknya Dataran Tinggi Colorado di Amerika Serikat. (baca : Perbedaan Dataran Tinggi dan Dataran Rendah )

Gerak orogenetik adalah gerak yang menyebabkan terjadinya gunung, tanah retak dan pergeseran lapisan bumi. Gerak orogenetik relatif lebih cepat dari pada gerak epirogenetik. Gerak ini juga menyebabkan tekanan secara vertikal dan horizontal di kulit bumi sehingga menyebabkan dislokasi atau perpindahan letak lapisan kulit bumi. Dislokasi tersebut mengakibatkan lipatan bumi yang membentuk relief- relief muka bumi berupa pegunungan. Selain mengakibatkan lipatan bumi, tekanan horizontal dan vertikal juga menimbulkan patahan atau retakan kulit bumi, yakni berupa tanah turun (graben), tanah naik (horst), dan tanah bungkuk (fleksur). (baca : Jenis Jenis Patahan)

Gerak epirogenetik dan gerak orogenetik yang merupakan bagian dari tektonisme tersebut memberi pengaruh pada banyak hal dalam kehidupan. Pengaruh atau dampak dari tektonisme tersebut bisa berupa pengaruh positif maupun negatif. Berikut adalah penjelasan mengenai dampak positif dan dampak negatif dari tektonisme bagi kehidupan manusia.

Tektonisme yang bersifat membangun menyebabkan terbentuknya relief permukaan bumi. Keragaman bentuk muka bumi yang berupa pegunungan dan dataran- dataran tinggi tersebut banyak memberi manfaat bagi kehidupan manusia. Manfaat dari bentang alam bentukan tenaga tektonik ini diantaranya :

  1. Sumber bahan tambang dan sumber daya mineral

Gerak orogenetik menyebabkan terbentuknya pegunungan yang tanahnya menyimpan berbagai macam bahan tambang dan mineral. Contoh nyata yang dapat dijumpai adalah di kawasan lereng Gunung Merapi. Banyak masyarakat lereng Gunung Merapi yang bermata pencaharian sebagai penambang batu dan pasir. Mereka melakukan penambangan di sepanjang sungai yang pernah dilewati lahar dingin yang membawa bongkahan batu dan pasir dari gunung. Sungai yang biasa digunakan oleh penduduk lereng Gunung Merapi adalah Sungai Kali Boyong dan Sungai Kali Putih.

Tak hanya penduduk di lereng Merapi, penduduk di lereng pegunungan yang lain juga banyak yang melakukan aktivitas penambangan. Bahan galian yang dicari oleh penduduk diantaranya adalah bahan tambang mineral seperti emas, perak, aluminium, timah, bijih besi dan bahan tambang lain yang banyak terbentuk pada wilayah- wilayah yang merupakan pertemuan antar lempeng. Gas alam dan kantong- kantong minyak juga banyak ditemukan di lipatan kulit bumi, salah satu diantaranya adalah lipatan kulit bumi yang terletak di bagian selatan rangkaian pegunungan yang melintasi Pulau Jawa. (baca : Dampak Letusan Gunung Berapi)

Hutan lebat di pegunungan menyediakan banyak sumber daya alam bagi kehidupan manusia. Pemanfaatan hutan sebagai sumber daya alam dapat berupa sumber air pegunungan dan hasil hutan dalam bentuk kayu. Tanah subur di daerah pegunungan juga sangat bagus sebagai lahan pertanian, terutama untuk tanaman sayur, teh, kopi dan lain- lain. (baca : Manfaat Sumber Daya Alam)

  1. Kawasan tangkap air hujan (catchment area)

Kawasan tangkap air hujan adalah sebuah kawasan yang lebih tinggi dari daerah di sekitarnya, ditumbuhi pohon- pohon yang besar dan banyak menerima curah hujan. Selain menerima curah hujan, kawasan ini juga mampu menyimpan dan mengeluarkannya jika dibutuhkan pada musim kemarau.

Saat musim kemarau, kawasan tangkap hujan akan mengalirkan ketersediaan sumber air ke wilayah yang lebih rendah yakni berupa air tanah. Catchment area mempunyai peranan penting bagi ketersediaan sumber air di daerah bagian bawah. Contoh dari kawasan tangkap hujan adalah daerah Bogor dan Puncak Cianjur. Selain itu, Pegunungan Dieng juga menjadi catchment area untuk daerah- daerah di sekitarnya seperti Banjarnegara, Wonosobo dan Purbalingga. (baca : Cara Menjaga Sumber Air)

  1. Tempat habitat berbagai jenis flora dan fauna

Daerah pegunungan pada umumnya tertutup oleh hutan heterogen yang lebat sehingga menjadi habitat berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Kelestarian hewan dan tumbuhan tentu berpengaruh positif bagi kehidupan manusia dan keseimbangan ekosistem. Flora dan fauna Indonesia di bagian timur memiliki perbedaan dengan yang berada di Indonesia bagian barat.

Perbedaan tersebut disebabkan oleh proses geologi yang memisahkan daratan- daratan Indonesia yang pada awalnya merupakan sebuah satuan daratan yang disebut pangaea. Fauna Indonesia bagian timur mempunyai persamaan dengan fauna di kawasan Australia. Begitu pula dengan hewan yang berada di Indonesia bagian barat, mereka mempunyai persamaan dengan hewan- hewan di kawasan Asia. (baca : Flora di  Indonesia Bagian Barat Timur dan Tengah)

Bumi banyak menyimpan sumber air. Air yang berada di lapisan tanah yang dalam akan bersentuhan dengan bebatuan bumi yang masih panas sehingga mengakibatkan perubahan air menjadi uap yang panas. Banyaknya uap panas yang berkumpul dan terperangkap di dalam suatu rongga di bawah tanah menyebabkan tekanan uap menjadi tinggi.

Tekanan uap panas yang sangat tinggi tersebut akan memunculkan dorongan yang sangat kuat jika dikeluarkan ke permukaan bumi. Tekanan uap inilah yang digunakan untuk menggerakan turbin yang membangkitkan tenaga listrik, sehingga disebut dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). PLTU Paiton di Jawa Timur merupakan salah satu contoh pusat pembangkit listrik yang menggunakan tekanan uap.

  1. Tempat pariwisata dan laboratorium alam

Segarnya udara dan indahnya pemandangan alam pegunungan banyak yang dimanfaatkan sebagai tempat pariwisata. Beberapa gunung yang sering dikunjungi oleh wisatawan Indonesia maupun mancanegara adalah Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat, Gunung Bromo dan Gunung Semeru di Jawa Timur. (baca : Gunung Tertinggi di Indonesia)

Selain sebagai tempat, pegunungan juga dimanfaatkan sebagai laboratorium alam. Contohnya adalah Gunung Krakatau dan Laboratorium Geologi Alam Karang Sambung di Kebumen Jawa Tengah.

Dampak Negatif

Selain berdampak positif, tektonisme juga berdampak negatif bagi kehidupan manusia. Berikut adalah dampak negatif dari tektonisme :

  1. Sering terjadi longsor di daerah pegunungan, terutama pada musim penghujan. Hal tersebut tentu banyak menimbulkan kerugian bagi penduduk lereng gunung, baik kerugian materi maupun korban jiwa. (baca : Penyebab Tanah Longsor)
  2. Tektonisme juga membentuk lereng-lereng pegunungan yang curam. Lereng yang curam mempunyai kemungkinan tinggi akan erosi tanah sehingga cukup sulit untuk dijadikan lahan pertanian. (baca : Proses Terjadinya Erosi)
  3. Kontur pegunungan yang naik – turun dan berkelok menyebabkan pembangunan jalan di daerah pegunungan memerlukan biaya besar, karena jalan berkelok lebih membutuhkan banyak material jika dibandingkan dengan jalan yang dibuat lurus seperti didaerah dataran.