Sapi adalah salah satu hewan yang bagian tubuhnya banyak dimanfaatkan. Mulai dari gading, sampai ke kulitnya. Kamu tentu tahu kalau kulit sapi itu bisa diolah menjadi berbagai macam produk dong? Mulai dari dompet kulit, ID card holder kulit sapi asli, sampai jaket kulit. Nah, selain produk-produk kulit, ternyata adalah lho olahan makanan yang menggunakan kulit sapi sebagai bahan utamanya. Yuk, bener banget, namanya kerupuk kulit, biasa juga disebut rambak atau jangek. Kamu pernah makan kan tentunya? Itu loh, yang kalau dimakan kita bakal jadi seret banget. Kalau nggak diimbangi sama minum bakalan kehausan dan keseratan, hehehe. Buat yang penasaran sama kerupuk kulit, berikut ini ada cara membuat dan bahan-bahannya. Bahan Kerupuk Kulitsopasti.com
Alat
Bumbu Halus
Cara Membuat Kerupuk Kulitpriangansari.co.id
Nah itu tadi cara membuat kerupuk kulit yang bisa mekar dengan baik. Kuncinya ada di penggorengan dua kali. Penggorengan pertama agar kadar air berkurang, penggorengan kedua agar kerupuk kulit mekar sempurna. Kamu bisa membuat kerupuk kulit lain dengan aneka rasa lho. Misalnya saja ingin membuat kerupuk kulit menggunakan bumbu barbeque, tinggal tambahkan saja bumbu tabur itu. Ada banyak kok, mulai dari rasa ayam panggang, sapi panggang, jagung bakar, pedas manis, dan masih banyak lagi. Selain dinikmati secara langsung, kerupuk kulit ini bisa dimakan bersama dengan nasi lho. Kamu pasti makannya jadi tambah lahap deh. Soalnya, kalau ada kriuk-kriuk saat makan itu bisa nambah nafsu makan kita. Ada tambahan lagi, kalau kamu tidak ingin langsung mengonsumsi kerupuk kulitnya. Bisa disimpan saat masih mentah dan kering. Jadi, kerupuk sebelum digoreng bisa kamu simpan di wadah yang kering dan tertutup rapat. Jangan simpan di tempa yang lembab ya, bisa-bisa kerupuk kulitnya jamuran. Simpan di dalam wadah rapat, kalau mau dikonsumsi bisa langsung digoreng. Setelah digoreng pun, kamu harus menyimpannya di dalam wadah juga lho. Jangan sampai dibiarkan di suhu ruangan. Karena, bisa nggak renyah dan jadi mlempem tuh kerupuk kulitnya. Kalau udah mlempem tentu rasanya nggak enak lagi. Yah, walaupun masih gurih, tapi kalau kerupuknya udah nggak renyah tentu jadi nggak enak dong. Demikian cara membuat kerupuk dari kulit sapi yang enak dan mantab. Rasanya gurih dengan tekstur yang renyah dan seret. Bikin kamu pengen nambah terus makannya sampai habis. Kalau belum habis nggak bakalan berhenti deh makannya. (sumber: masfikr.com) I. Pengenalan Kulit Ikan Rambak kulit ikan bermacam-macam jenis dan kualitasnya tergantung pada jenis ikan dan cara pengolahannya. Hal-hal yang yang berkaitan dengan kulit ikan akan dibahas secara lebih jelas dalam bab ini. 1. Sumber Kulit Ikan Kulit ikan dapat diperoleh dengan mudah dengan harga yang rendah pada perusahaan-perusahaan pengolahan ikan yang hanya memanfaatkan bagian dagingnya saja. Adapun beberpa perusahaan penghasil kulit ikan tersebut antara lain sebagai berikut : a. Exporter / produsen ikan beku b. Perusahaan kerupuk ikan c. Perusahaan bakso ikan d. Perusahaan tepung ikan e. Perusahaan abon dan kecap ikan 2. Jenis Kulit Ikan sebenarnya, kulit ikan hampir semua jenis ikan dapat dimanfaatkan dalam pembuatan kerupuk kulit ikan. Namun demikian, mengingat kulit ikan yang dimanfaatkan di sini merupakan limbah dari beberapa perusahaan di atas, yang umumnya hanya mengolah ikan yang dianggap bernilai ekonomi saja, maka dengan demikian jenis kulit ikannya juga terbatas yang antara lain meliputi ikan tenggiri, tuna, kakap, kakap merah, pari, hiu, lele, bandeng dan belut 3.Kualitas kulit Ikan Adapun persyaratan kulit ikan yang harus dipenuhi agar dapat diperoleh kerupuk ikan yang berkualitas yang baik antara lain adalah : a. Masak segar (belum busuk) b. Bersifat liat / tidak mudah robek c. Memiliki ketebalan minimal 0,5 mm (setelah sisik dibersihkan),dan d. Kuat dan tidak mudah hancur Kulit- kulit yang memenuhi persyaratan demikian,umumnya berasal dari ikan-ikan yang berukuran besar,baik ikan darat (air tawar) maupun ikan laut II. PEMBUATAN RAMBAK KULIT IKAN Proses pembuatan kerupuk kulit ikan dilakukan dengan menggunakan beberapa cara kerja yang sudah lebih baik jika dibandingkan dengan metode tradisional yang dulu banyak digunakan. Di samping itu, digunakan pula mesin atau peralatan yang lebih sesuai dengan kebutuhan. Sehingga dengan demikian diharapkan dapat dihasilkan produk yang berkualitas. A. Kebutuhan Alat 1. Timbangan 2. Gelas Ukur 3. Gunting 4. Bak Plastik 5.Baskom Plastik 6. Penghancur 7. Alat Penjemur 8. Kompor 9. Wajan,Serok,Solil 10. Rege / Kalo 11. Plastic Sealer B. Kebutuhan Bahan Dalam proses pembuatan kerupuk kulit ikan (rambak),diperlukan beberapa macam bahan sebagai berikut: 1. Kulit Ikan Kulit ikan yang dapat digunakan sebagai bahan dalam pembuatan kerupuk kulit ikan harus dalam kondisi yang memenuhi syarat baik dari segi kesegarannya, ketebalannya maupun keuletannya. Adapun kulit ikan mentah tersebut dapat diperoleh dalam basah maupun kering. 2. Bahan Pengeras / Firming Agent 3. Bumbu-bumbu Agar kerupuk rambak yang dihasilkan memliki cita rasa yang lezat, maka pada proses pembuatannya perlu ditambahkan beberapa macam bumbu sebagai berikut: a. Garam : 25 gram b. Bawang putih : 5 siung c. Ketumbar : 2 sendok the d. Asam : 5 gram e. Air : 250 ml 4. Minyak Goreng 5. Bahan Pengemas C. Proses Produksi Secara garis besar,proses pengolahan kulit ikan mentah menjadi kerupuk kulit ikan (rambak),dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pengolahan. 1. Tahap Persiapan Tahap persiapan meliputi dua jenis kegiatan, yaitu pembuatan kapur sirih dan persiapan bahan baku. a.Tahap Pembuatan Kapur Sirih Pada prinsipnya, kapur sirih merupakan batu gamping atau kapur tohor ynag direndam dalam air secara terus – menerus selama + 7 hari, hingga menjadi bubur kapur yang lembut. Adapun urutan langka kerja proses pembuatan kapur sirih, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Siapkan wadah yang tidak dipakai lagi namun tidak bocor 2. Masukkan batu gamping sebanayak + 1 kg ke dalam tempat tersebut 3. Tuangkan air bersih ke dalam tempat tersebut hingga sekuruh batu gamping terendam dengan baik (melampaui batas terendam). Sesaat kemudian, akan tampak adanya gelembung-gelembung seperti halnya pada air mendidih dan batu gamping akan menjadi terpecah-pecah. Pada peritiwa itu ada kemungkinan volume air akan menyusut, apabila terjadi hal demikian tambahkan air bersih lagi hingg melampaui batas terendam. Penambahan air dilakukan setiap hari volume air menyusut (gamping tampak tidak terendam) dan secara terus-menerus hingga gelembung-gelembung tidak tampak atau muncul lagi. Tidak munculnya gelembung menunjukkan bahwa proses pencampuran batu gamping dan air telah selesai. 4. Simpan gamping hasil perendaman tersebut, selama 24 jam. Pada hari berikutnya, tambahkan lagi air hingga melampaui batas terendam, apabila hancuran batu gamping tersebut nampak menyembulkan atas permukaan air. 5. Perendaman dilakukan selama + 7 hari, dengan setiap kali dilakukan penambahan air apabila tampak air menyusut. 6. Pada hari ke 8, biasanya rendamab batu gamping tersebut telah jadi kapur sirih, yang ditandai dengan perubahan tekstur, yaitu dari batu yang keras menjadi bubur kapur yang lembut. Agar kondisi bubur kapur sirih tersebut tetap lembut, sebaiknya disimpan dalam keadaan terendam air. Hal ini perlu dilakukan karena kapur sirih yang sudah terlanjur kering dan mengeras tidak dapat digunakan lagi. b.Tahap Persiapan Bahan Baku Tahap persiapan bahan baku terdiri atas kegiatan pemilihan dan pemisahan (sortasi) dan kegiatan pengerasan kulit ikan (perendaman dalam larutan kapur sirih). Adapun beberapa faktor yang perlu diperhatikan dan urutan langka kerja yang dilakukan dalam proses persiapan bahan baku, secara rinci adalah sebagai berikut. 1.Kondisi Kulit Ikan Kulit ikan yang diperoleh dari beberapa perusahaan, ada yang masih dalam kondisi basah, namun ada pula yang sudah diawetkan sementara yaitu dengan dikeringkan. Kulit ikan dalam kondisi basah dapat langsung disortasi. Namun, kulit ikan yang kering, harus direndam terlebih dahulu beberapa saat hingga menjadi basah menyerupai kondisi kulit ikan yang basah, kemudian baru dapat diproses lanjut 2. Sortasi dan Pembersihan 3.Pencucian I dan Penirisan 4.Sanitasi a. Buat larutan perendam berupa larutan kaporit 0,25% (2,5 g kaporit dalam tiap 1 liter air bersih). Aduk-aduk larutan tersebut, hingga seluruh kaporit larut tercampur rata 5. Pencucian II dan Penirisan 6. Pengerasan Adapun caranya adalah sebagai berikut: a.Siapkan air bersih sebanyak 10 liter. Campurkan kapur sirih sebanyak 10 sendok makan penuh (jawa : munjung) ke dalam air tersebut dan aduk-aduk hingga seluruhnya larut dalam air dan menjadi larutan yang berwarna putih seperti susu. b. Biarkan larutan tersebut beberapa saat hingga kapur mengendap kembali pada bagian dasar wadah. Selanjutnya, pisahkan secara hati-hati cairan jernih yang berada pada bagian atas larutan tersebut. c. Rendam kulit ikan ke dalam larutan kapur sirih jernih,selama 1 – 2 jam ( untuk merendam 5 kg kulit ikan basah, diperlukan 10 liter larutan air kapur sirih jernih). 7.Pencucian III dan Penirisan 8.Penjemuran 2.Tahap Pengolahan kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap proses ini merupakan kegiatan pokok dalam proses pembuatan kerupuk kulit ikan (rambak). Jenis kegiatan dalam tahap pengolahan kulit ikan menjadi kerupuk kulit ikan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a.Pemotongan dan Pembersihan b. Penyiapan Larutan Bumbu Agar kerupuk kulit ikan yang dihasilkanmemilki cita rasa yang lezat,maka perlu ditambahkan bumbu sesaat sebelum proses penggorengan dilakukan. Untuk 1 kg kulit ikan kering, diperlukan larutan bumbu yang terdiri atas bumbu sebagai berikut : 1.Bawang putih : 5 siung 2.Ketumbar : 2 sendok tea 3.Asam : 2 biji 4.Garam : 10 gram 5.Air : 200 ml 6.Penyedap rasa : 2 sendok tea jika mau Adapun cara membuat larutan bumbu tersebut adalah sebagai berikut : 1.Bawang putih dikupas, kemudian dihancurkan bersama-sama dengan ketumbar, asam, penyedap rasa, dan garam hingga benar-benar halus. c. Perendaman dalam Larutan Bumbu d. Penjemuran e. Penggorengan D. Pengemasan Kemasan produk merupakan wadah ataupun pembungkus produk. Tujuannya adalah sebagai berikut : 1. Melindungi Produk 2. Mengawetkan Produk 3. Mengamankan dan Mempermudah Distridusi 4. Meningkatkan Mutu Trampil Diolah dari berbagai sumber Sumber gambar : http://2.bp.blogspot.com/_FIRuWYrf9Zc/SfxiVhJVZII/AAAAAAAAADY/vM-o-kFeCUA/s200/rambak-300×225.jpg |