Penyakit tular Vektor dan Zoonotik merupakan penyakit menular melalui Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit; antara lain malaria, demam berdarah, filariasis (kaki gajah), chikungunya, japanese encephalitis (radang otak), rabies (gila anjing), leptospirosis, pes, dan schistosomiasis (demam keong), dll. Penyakit tersebut hingga kini masih menjadi masalah kesehatan dan banyak ditemukan di masyarakat dengan angka kesakitan dan kematian yang cukup tinggi serta berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) dan/atau wabah serta memberikan dampak kerugian ekonomi masyarakat.Vektor adalah artropoda yang dapat menularkan, memindahkan, dan/atau menjadi sumber penular penyakit. Binatang Pembawa Penyakit adalah binatang selain artropoda yang dapat menularkan, memindahkan, dan/atau menjadi sumber penular penyakit. Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit di Indonesia telah teridentifikasi terutama terkait dengan penyakit menular tropis (tropical diseases), baik yang endemis maupun penyakit menular potensial wabah. Mengingat beragamnya penyakit-penyakit tropis yang merupakan penyakit tular Vektor dan zoonotik, maka upaya pengendalian terhadap Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit menjadi bagian integral dari upaya penanggulangan penyakit tular Vektor, termasuk penyakit-penyakit zoonotik yang potensial dapat menyerang manusia. Beberapa Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit yang diketahui; antara lain : Setiap area sekitar manusia harus diupayakan untuk dikaitkan dengan pemenuhan standar baku mutu untuk Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit, yang meliputi paling sedikit adalah :
1. Nyamuk Nyamuk mempunyai sepasang sayap berfungsi sempurna, yaitu sayap bagian depan. Sayap belakang tumbuh mengecil (rudimenter) sebagai halter dan berfungsi sebagai alat keseimbangan. Nyamuk menghisap darah manusia; dan dalam perilakunya tersebut dapat menyebabkan penularab berbagai penyakit; antara lain adalah : Malaria, Demam Berdarah, Chikunya, Filariasis. 2. Lalat Tempat yang disukai lalat rumah untuk meletakkan telur adalah manur, feses, sampah organik yang membusuk dan lembab. Adapun lalat hijau berkembang biak di bahan yang cair atau semi cair yang berasal dari hewan, daging, ikan, bangkai, sampah hewan, dan tanah yang mengandung kotoran hewan. Lalat hijau juga meletakkan telur di luka hewan dan manusia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga menyatakan bahwa ada banyak penyakit yang disebabkan oleh makanan dihinggapi lalat, seperti: Disentri, Diare, Demam tifoid atau tipes, Kolera, Infeksi mata, Infeksi kulit. 3. Kecoa 4. Pinjal 5. Tikus Pencegahan dan Pengendalian Upaya penanggulangan penyakit tular Vektor dan zoonotik yang efektif yaitu dengan cara pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit. Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk menurunkan populasi Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit serendah mungkin, sehingga keberadaannya tidak lagi berisiko untuk terjadinya penularan penyakit di suatu wilayah. Strategi pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit secara garis besar meliputi pengamatan, penyelidikan, menentukan metode pengendalian, serta monitoring dan evaluasi. Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit.
Dengan sosialisasi dan penjelasan yang terstruktur dan massive kepada masyarakat, diharapkan timbul kesadaran dan motivasi masyarakat tentang bahayanya Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit; sehingga ikut berperan dalam peengendalian dan pencegahannya. Baca Juga : |