100 penangkap terbaik sepanjang masa 2022

100 penangkap terbaik sepanjang masa 2022
Sebuah penghormatan terhadap para ikon terbesar dalam sejarah dunia musik populer Indonesia, oleh para rekan seperjuangan dan pengikut jejak. Legenda adalah kata yang sering diumbar saat membicarakan seseorang yang signifikan. Begitu seringnya kata tersebut digunakan, hingga rasanya siapa saja dapat dikatakan legenda.

Konsep itu memang relatif, di mana tiap orang memiliki pemahaman dan interpretasinya sendiri tentang apa yang menjadikan seseorang lebih bermakna dan berprestasi dibanding rekan-rekannya yang bisa jadi tak kalah berjasa. Kalau kita bertanya kepada 100 orang tentang siapa yang layak disebut legenda, bisa jadi kita akan mendapat 100 jawaban yang berbeda-beda. Kini, kami akan mencoba menawarkan jawaban yang lebih pasti.

1. Koes Plus

Oleh Erwin Gutawa:

Serapan yang dapat diteladani dari Koes Plus adalah produktivitas mereka. Sampai saat ini kalau tidak salah mereka telah menelurkan 93 album. Dari mulai 26 buah album penuh hingga puluhan lainnya dari mulai album pop, pop melayu, pop jawa, dangdut, hingga pop anak-anak. Koes Plus bagaikan mesin musik dengan produktivitas setinggi langit. Satu lagi, sampai saat ini mungkin hanya Koes Plus yang memiliki fans club di seluruh penjuru nusantara, tak sedikit pula yang terorganisir. Ini bukan karena tindakan manajemen band [seperti yang banyak dilakukan band zaman sekarang], melainkan dilakukan swakarsa para penggemar yang selalu mencintai Koes Plus. Seperti saya mencintai Koes Plus.

2. Iwan Fals

Oleh Bimbim Slank :

Inspirasi dan sifat kritis Slank ber-asal dari Iwan Fals. God Bless boleh besar secara musikal dan band, tapi secara simpati, Iwan Fals lebih besar karena liriknya lebih membumi, sementara lirik God Bless lebih ke arah macho. Itu yang saya pelajari. Bahwa salah satunya, music is music, tapi akan jadi lebih bermakna kalau kita put something on it. Salah satunya dengan semangat, lirik, dan protes sosial. Dan saya juga mempelajari kondisi di luar. Musisi yang bertahan panjang itu biasanya musisi yang memberikan sesuatu di dalam musiknya, seperti Bob Marley, Bob Dylan, Sex Pistols. Mereka semua memuat fighting spirit. Di Indonesia, saya lihat itu ada pada Iwan Fals. Kita banyak melupakan itu. Anak band yang muda-muda di awal karier pasti punya banyak masalah. Hanya saja karena industri, semua orang menulis cinta, atau antinarkoba. Justru di Iwan Fals, saya jadi berkaca, bahwa tema untuk membuat lagu ternyata luas.

3. Chrisye

Oleh Erros Djarot

Ada cerita menarik tentang lagu Merpati Putih yang saya ciptakan dan ia nyanyikan. Struktur lagunya memang pendek. Ia bilang, Ros, lagunya cuma segini? Nggak- diulangi lagi? Saya bilang, Nggak perlu. Ini seperti makan singkong, sedikit tapi kenyang. Chrisye sebenarnya ingin lagu itu lebih panjang lagi. Kemudian Merepih Alam. Itu pertama kalinya Chrisye menciptakan lagu sendiri. Setelah mendengar musik dasarnya, saya arahkan dan bentuk lagunya. Oleh karena itulah kredit lagu ditulis atas nama saya dan Chrisye. Setelah rampung, ia berkomentar membuat lagu itu ternyata gampang. Saya bilang, Elo aja yang penakut, apalagi elo main musik jauh lebih bagus dari gue. Menurut saya, kelemahan Chrisye adalah kurang dekat dengan peristiwa-peristiwa sosial. Ia juga kurang suka membaca. Tipikal lempeng-lempeng saja. Terkadang kalau kami ngobrol dan membahas politik, dia suka ketakutan duluan. Beda dengan Yockie yang sangat politis.

4. Benyamin S

.Oleh David Naif

Saya pernah ke kuburannya sekali waktu, setelah memakamkan ayah Emil di kompleks kuburan yang sama. Makamnya tidak mewah, tidak seperti makam-makam legenda yang kita pikir. Dia harusnya dijadikan semacam pahlawan, orang khusus. Apalagi di Jakarta, harusnya dibuat monumen atau patungnya. Sudah pantas. Bisa dibilang tokoh Betawi paling penting, ya dia. Dia yang mengangkat budaya Betawi. Lagu Betawi banyak yang jadi luar biasa begitu dia bawakan, orang-orang jadi banyak mendengar lagu Betawi gara-gara Benyamin. Kalau orang bilang ada pengaruhnya terhadap musik Naif, mungkin secara tidak langsung ada, karena saya banyak mendengar dia. Jadi, apa yang saya dengar kadang-kadang masuk. Cuma, saya akui tak akan bisa membuat seperti dia. Mungkin ada orang dengan suara seperti dia, tapi belum tentu soul-nya bisa se-perti itu, untuk mengekspresikannya pasti beda. Saya ingin seperti dia, ekspresifnya tidak ada yang ditutupi.

5. Ismail Marzuki

Oleh Addie MS

Jika Anda perhatikan penggalan lirik, Di sana tempat lahir beta/Dibuai dibesarkan bunda, itu adalah kalimat yang sangat menyentuh. Tanpa dibungkus melodi, kalimat tersebut dapat membuat orang menangis, merindu, dan tersentuh. Hebatnya, lirik tersebut dibungkus de-ngan musik yang benar-benar pas dijadikan latar belakang penggambaran Indonesia. Lagu itu diakhiri dengan sebuah janji yang berbunyi, “Tempat berlindung di hari tua/Sampai akhir menutup mata, dengan melodi yang juga sungguh kaya. Atau Anda dapat perhatikan baik-baik pada lagu Rayuan Pulau Kelapa, Ismail Marzuki dengan sangat tepat menggambarkan alam Indonesia yang tenang dan damai. Lirik “Tanah airku aman dan makmur/Pulau kelapa yang amat subur/Pulau melati pujaan bangsa/Memuja pulau nan indah permai/ Tanah Airku, Indonesiaku, terde-ngar sederhana namun dapat merepresentasikan alam Indonesia yang sebenarnya.

6. Slank

Oleh Eross Candra

Saya adalah salah satu dari jutaan anak yang tumbuh dengan musik Slank di era awal 90-an. Bagi saya, sebelumnya musik hanya sekadar bernyanyi dan bermimpi. Tapi saat mereka muncul, musik adalah suatu pilihan yang bisa menjadi gaya hidup dan inspirasi, pola pikir generasi 90-an. Di segi musikalitas, Slank adalah band rock & roll yang bercita rasa Indonesia. Saya berani bertaruh, belum tentu musisi bule bisa membuat atau memainkan komposisi seperti mereka. Lirik cinta tidak perlu diragukan, lirik politik lebih mencerdaskan bangsa dibanding berita di TV yang banyak ditutup-tutupi kepalsuan zaman Orde Baru. Dan yang terunik bagi saya adalah lirik-lirik yang bercerita tentang suatu konsep yang menjadi GBHS ([aris Besar Haluan Slank] di masa kini. Saya tidak akan lupa bagaimana lagu Pulau Biru dan Ge-nerasi Biru menjadi lagu wajib lahir dan batin saya dan teman-teman.

7. Guruh Soekarno Putra

Oleh Sari White Shoes

Salah satu karyanya yang menurut saya menarik adalah Surya Gemilang-. Beberapa orang mungkin tidak ba-nyak tahu, ini termasuk soundtrack film nasional Ali Topan Anak Jalanan [1977], yang menuturkan kebahagian dan pengharap-an cerah. Simak dua bait awalnya: “Surya gemilang di ufuk pengharapan/Pagi cemerlang di kalbu dua insan/Sungai berliku bagai kehidupan/Dua remaja bermesraan/Lembah dan ngarai, gunung lautan bukan hambatan. Sedang lagu pasang-annya yang dinyanyikan oleh Chrisye, “Kala Sang Surya Tenggelam”, bertutur akan kelamnya pengharapan, Surya tenggelam ditelan kabut kelam/Senja nan muram di hati remuk redam/Jalan berliku dalam kehidupan/Dua remaja kehilangan penawar rindu/Kasih pujaan menempuh cobaan.

8. God Bless

Oleh Iman Putra Fattah

Saya yakin tidak ada satupun band Indonesia dari generasi 70-an yang masih exist dan berpenampilan layaknya rockstar muda selain God Bless. Bahkan di usia mereka yang menginjak 60-an, they still rock harder than most young bands in our generation. Saya ingat pertama kali menonton mere-ka live. Waktu itu saya duduk di depan amplifier, memandang ke arah ribuan penonton yang memadati ruang-an Balai Sidang [sekarang JCC]. Saya juga masih ingat bagaimana speaker amplifier berdengung- kencang di telinga saya dan emosi. Emosi yang saya rasakan setiap kali saya memegang gitar dan membunyikannya. Saat itu saya sadar bahwa God Bless mengajarkan saya arti dari kata musik.

9. Titiek Puspa

Oleh Makki Parikesit

Tidak banyak pendukung karier seorang artis pop di zaman Tante Titiek mulai berkarya. Belum terlalu banyak radio dan hanya satu stasiun televisi. Tidak ada infotainment untuk memamerkan muka sang artis, atau tabloid untuk menyebar gosip. Belum lagi struktur sosial di zaman itu yang tidak terlalu mendukung seorang wanita berkiprah terlalu ba-nyak di luar kapasitas tradisio-nalnya sebagai seorang homemaker. Bahwa Tante Titiek- mampu bertahan sebagai seorang artis pop untuk selama ini, tanpa meninggalkan kapasitas sebagai ibu dan istri berkata banyak tentang karakter Tante Titiek dan kedalaman talenta yang dimilikinya. Tidak ada selain karya dan personality yang kuat yang mampu membawa karier seperti yang dimiliki oleh Tante Titiek. Karya itulah yang menjadi legacy Tante Titiek di dalam sejarah dunia musik negeri ini.

10. Bimbo

Oleh Armand Maulana

Saya sering berpikir, apabila Bimbo tak pernah merilis album religi, mungkin saya masih akan tetap menggemari me-reka se-perti sekarang. Terus terang saya mendengar-kan materi-materi Bimbo yang bukan bernafaskan religi tetapi pop. Menurut saya musik mereka sangat easy listening. Dan hal yang juga membuat saya selalu salut adalah kenyataan bahwa Sam, Acil, Jaka, dan Iin Parlina adalah kakak beradik yang perbedaan umurnya tak jauh. Dalam stereotipe yang ada, kakak beradik pasti sering berselisih tapi tampaknya Bimbo merupakan kasus yang berbeda. Mereka merupakan keluarga kompak yang perpaduan suaranya sa-ngat kawin. Tak masalah mengenai religi atau bukan, berdasarkan musikalitas Bimbo adalah sebuah grup yang pantas mendapatkan tempat dan penghargaan di musik Indonesia.

11. Bing Slamet

 Oleh Remy Sylado

Sebagai penyanyi dengan suara bariton yang dipadankan dengan Bing Crosby, Bing Slamet tertempa lebih matang se-telah ia bergabung dalam susunan inti penyanyi Orkes Studio RRI Jakarta di bawah dirigen Sjaiful Bahri [orang ini menyeberang ke Malaysia karena alasan politik] serta pemusik-pemusik Indonesia yang menimba pengetahuan musik dari -ilmunya Belanda, misalnya Ismail -Marzuki dan Iskandar. Sementara kebolehan Bing dalam -melawak, sebagai komedian yang sejati, teruji melalui lomba yang diselenggarakan oleh majalah Ria di Gedung Kesenian -Jakarta, 29 Juli 1953. Di situ dia memenangkan juara utama dengan julukan Bintang Pelawak. Kala itu ia mengaku, bahwa bakat lawak baginya adalah suatu karunia yang telah mendarah daging.

12. Rhoma Irama

Oleh Emil Naif

Gila, orang ini musiknya sa-ngat gurih! Aransemennya oke, harmoni dan melodi lagunya enak. Dari sana, ada saja hal-hal baru yang saya dengar tentang dia. Dia pernah menjadi sampul majalah Newsweek, disebut Pahlawan Asia dan sebagainya. Saya pikir dia salah satu musik dangdut berkelas yang pernah ada di Indonesia. Dia sangat peduli dengan sound, aransemen, lirik dan tema. Saya rasa dia seorang superstar. Karyanya banyak; saya pernah baca dia main empat film di tahun 76 saja. Dia punya recording label sendiri, -Yukawi yang kemudian berubah menjadi -Soneta Records.

13. Fariz RM

Oleh Otong Koil

Selain sound yang unik dan canggih, beliau juga membangun sistem lirik dan aransemen yang cukup aduhai. Fariz RM punya kebiasaan unik dalam mematahkan dan menyambungkan kosa kata dalam lirik. Mungkin beliau tidak sadar akan hal tersebut, mungkin juga hanya saya sendiri yang memikirkan hal tersebut. Menurut saya, hal inilah yang paling penting dan tidak dimiliki oleh satu orang pun di negara ini. Kemudian saya curi sistem tersebut dan saya bawa ke titik paling ekstrem untuk mengaransemen karya-karya musik saya sendiri. Maafkan saya, tukang jiplak, Oom. Hehehe. Saya tidak banyak mendengar kegiatan Fariz RM di era 90-an, walau sempat nonton beberapa konser beliau dan bertemu untuk minta tanda ta-ngan bersama kerumunan penggemar lainnya. Saya sempat merekam cover version Astoria, dan ingin menunjukkannya kepada beliau. Sayang, file-nya hilang.

14. Gombloh

Oleh Piyu

Saya mendengar beberapa kisah hidupnya yang menjadi legenda dari orang-orang yang pernah dekat dan mengenal beliau seperti cerita berikut ini. Pernah dia membayar seorang perempuan pekerja seks komersial [PSK] untuk hanya duduk di dalam studio, memandanginya sambil memainkan gitar untuk mencari inspirasi. Mungkin itu yang tertuang dalam lagu “Doa Seorang Pelacur” [saya kurang tahu persis], ka-rena lagu ini memotret sistem atau jebakan terhadap para pelacur yang membuat mereka tidak mampu keluar dari jaring laba-laba sistem pelacuran. Lalu ada juga lagu yang tercipta dari pengamat-annya selama satu jam [pukul dua sampai tiga pagi] terhadap seorang ibu bersama anaknya yang menggelandang di trotoar, dalam lagu yang berjudul “3600 Detik”.

15. Ebiet G. Ade

Oleh Jimi The Upstairs

Ketika mendengarkan kembali album Camelia I, saya tercengang. Gila. Ternyata sejak kecil saya terbiasa mendengarkan album sehebat ini. Puisi dan lagu Ebiet bertambah dahsyat dengan kemasan musik Billy J Budiarjo. “Lelaki Ilham Dari Surga” adalah nomor terbaik di album ini. Lagu yang bernuansa religius, dengan lirik jenius. Dalam suasana-suasana tertentu, lagu ini dapat membuat saya terharu mendalam. Untuk yang bernuansa cinta, “Episode Cinta yang Hilang” adalah pilihan saya. Billy J Budiarjo bermain gitar dengan apik di sana. “Kapankah akan kudengar lagi/Nyanyian angin dan -denting gitarmu”, langsung disambut dengan sekelebatan gitar. Itu adalah sebagian kecil part yang menggoda. Walau tak dipungkiri, “Lagu Untuk Sebuah Nama” adalah pembenaran ketika kita jadi pecundang. Dan “Camelia”, waaah, Dodo Zakaria membuat lagu ini jadi semakin megah. Ketika kecil saya tidak merasakan semuanya sejauh ini. Yah, lebih baik terlambat menyadarinya daripada tidak sama sekali.

16. Gesang

Oleh Pongki Jikustik

Sosok Gesang adalah sosok yang sa-ngat identik dengan orang Jawa: rendah hati dan kalem. Empat atau lima tahun yang lalu, saya pernah berada di satu acara bersama beliau di mana ia menyanyi Bengawan Solo untuk salah satu stasiun televisi swasta. Pada saat itu suaranya memang sudah tidak terdengar seperti penyanyi, namun saya maklum karena itu pasti akibat faktor usia. Saya tidak sempat berbincang dengannya, saya hanya bisa melihatnya dari jauh. Namun dari situ saya menangkap kesederhanaan dan keramahan yang dipancarkan olehnya. Beliau datang dengan memakai baju batik, tidak banyak bicara, sangat low profile. Kondisinya saat itu sangat sehat dan masih bisa menyanyi. Yang saya tahu, sekarang ini keadaan Gesang secara fisik boleh dibilang masih sangat hebat. Untuk usia seuzur beliau, fisiknya masih bagus sekali. Ini pasti orang di atas rata-rata.

17. Harry Roesli

Oleh Fariz RM

Harry Roesli adalah tokoh penting bagi karier bermusik saya. Kalau Chrisye menyadarkan saya akan sikap profesionalitas, Yockie Suryoprayogo dalam musikalitas dan Eros Djarot mempenga-ruhi cara berpikir saya, Harry Roesli adalah satusatunya pemusik pribumi yang saya kagumi prinsipnya. Sebagai pribadi, Kang Harry adalah contoh yang seharusnya menjadi pembelajaran bagi generasi musik muda nasional dalam hal mencintai musik dan bagaimana seha-rusnya pemusik memiliki kepercayaan atas hasil kreativitasnya sendiri. Seingat saya, Kang Harry tidak mau kompromi jika sudah bicara soal apa yang ada di isi kepalanya. Kalau ditegur soal kebiasaannya merokok, si Akang selalu menyahut, “Sambung menyambung menjadi satu”.

18. Jack Lesmana

Oleh Indra Lesmana

Kontribusi utama yang telah ayah berikan adalah upaya dan kegigihannya dalam mengenalkan musik jazz. Segenap aktivitasnya menjadi terobosan, perubahan dan pengaruh baru bagi perkembangan musik di Indonesia. Ayah mendirikan grup Indonesian All Stars bersama Bubi Chen, alm. Yopie Chen, alm. Maryono dan Benny Mustafa. Formasi ini berhasil membuka mata dunia akan kemajuan musik jazz di Indonesia. Penampilan me-reka di Berlin Jazz Festival pada tahun 1967 dan membuat album rekaman kolaborasi bersama pemain clarinet jazz dunia, Tony Scott, adalah salah satu masterpiece yang membanggakan. Prestasi yang mereka berikan menjadi bibit dari hubungan baik program seni budaya Indonesia dengan beberapa negara luar, khususnya dalam mendatangkan beberapa musisi jazz dari mancanegara.

19. Ahmad Albar

Oleh Ian Antono

Saya mengagumi karisma Achmad Albar. Hal itu tidak bisa dibentuk karena sifatnya sangat alamiah. Ketika di atas panggung, ia memiliki wibawa yang berbeda dengan siapa pun. Seperti halnya kita menyaksikan aksi panggung Mick Jagger, walau diam saja di atas panggung, orang tetap antusias melihatnya. Kira-kira seperti itulah seorang Achmad Albar. Selain penuh wibawa, ia juga sangat tenang saat berada di atas panggung. Terkadang kalau saya menyanyi di depan mike dan ia ada di samping saya, suaranya bisa lebih keras daripada saya. Jika terjadi keributan di antara penonton, de-ngan suaranya yang keras itu ia berteriak mene-ngahi. Teriakan panitia atau polisi selalu gagal, tapi suara Achmad Albar membuat mereka langsung berhenti.

20. The Rollies

Oleh Benny Soebardja

Sebenarnya jauh sebelum The -Rollies berdiri, saya sudah pernah bermain musik bareng dengan Gito di band pelajar saya sebagai siswa SMAN 5 Bandung, sementara Gito di SMAN 2 Bandung. Menilik musikalitas mere-ka, bagi saya The Rollies telah berhasil memberikan kontribusi positif bagi perkembangan musik pop di Indonesia. Mereka menambahkan unsur alat musik tiup atau brass section. Menurut saya sampai sekarang belum pernah ada lagi band seperti Rollies, dalam arti grup yang siap untuk mengetengahkan konsep bermusik sendiri tanpa harus meng-ikuti selera pasar. Sebuah penyikap-an yang sangat jarang ditemukan di industri musik arus utama, terlebih pada zaman musik sekarang. The Rollies di samping berhasil mengekspresikan musik Indonesia, beberapa personelnya, terutama Gito dan Deddy, sungguh pandai bermasyarakat dan bergaul dengan semua lapisan.

21. Erros Djarot

Oleh Yockie Suryoprayogo

Selama Erros terjun ke politik, sebagai seniman saya merasa sangat dirugikan. Tentu yang berhubungan kerjasama musikal saya dengan dia, selalu tidak tuntas, karena kepentingan di wilayah kesenian berbeda dengan wilayah politik. Kesenian berbicara dengan rasa, etika, moralitas sementara politik berbicara dengan kepentingan demi kekuasaan. Saya selalu gamang untuk menyeret dia, ke wilayah kesenian atau wilayah politik? Erros pun sepertinya bingung menempatkan dirinya sebagai seniman atau politikus. Pada akhirnya saya menyadari skala prioritas Erros. Sebagai musisi, domain saya ada di musik hingga skala prioritas pertama adalah musik sementara Erros selama puluhan tahun domainnya politik. Otomatis skala prioritasnya adalah politik. Saya kini memahaminya dan tidak berharap banyak. Sebagai teman baik, saya hanya kangen sebuah karya atau konsep dari Erros Djarot- yang bisa menjadi karya utuh se-perti album Badai Pasti Berlalu, film Cut Nyak Dhien atau Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan [PDIP] yang ikut ia desain bersama Megawati Soekarnoputri.

22. Yockie Suryoprayogo

 Oleh Ade Paloh

Yockie membuktikan bahwa ia adalah agen anak muda zamannya, menjungkirbalikkan tren lama musik pop Indonesia yang cengeng dan hipermelankolis dengan sempurna. Ia juga yang meyakinkan Chrisye yang pada saat itu lebih dikenal sebagai pemain gitar bas untuk bernyanyi lagu klasik Lilin-Lilin Kecil hingga menerbangkan Chrisye ke singgasana kerajaan vokal teratas negeri ini. Yockie yang handal pada synthesizer, tidak tinggal diam dalam kesenggangan ke-suksesan. Bosan dengan gaya jalanan, ia berusaha memadukannya dengan sesuatu yang lebih sekolahan. Ia yang pada saat itu belum mahir menulis notasi partitur, belajar kilat dengan maestro terkemuka Idris Sardi yang terkenal galak dan regimental, untuk menghasilkan masterpiece Musik Saya Adalah Saya. Imbuhan orkestra fundamental digunakan sebagai pengganti suara synthesizer untuk membuat aransemen repertoire pop Indonesiana hasil karya dia dan para kompatriotnya, menjadi prese-den baru untuk khazanah musik Indonesia akhir 70-an hingga awal 80-an. 23. Dewa19Oleh Giring Nidji

Dhani pernah cerita waktu memakai lambang Tuhan di Laskar Cinta, ada orang fanatik mendatangi Dhani dan ngomong, Ini lambang Tuhan! Dhani cuma ngomong ke temannya, Oh, begini susahnya jadi John Lennon. Gila! Mungkin dia banyak menulis cinta ka-rena ha-tinya percaya bahwa cinta bisa mengubah segalanya. Mungkin cara menga-takannya berbeda. Kadang-kadang orang menganggapnya terlalu arogan. Tapi kalau kita mengenalnya lebih dekat, hes a very cool dude. Saat Nidji era album pertama, kami selalu takjub ketika bertemu dengan musisi-musisi senior, selalu ingin tahu lebih dekat. Ada yang pernah wanti-wanti ke saya, Kalau de-ngan Dhani, siap-siap sakit hati. Tapi tidak seperti itu yang saya alami bersama Nidji. Yang membuat saya tertawa, waktu saya salaman, dia ngomong, Lo salaman mulu. Ya sudah.

23. Dewa19

Oleh Giring Nidji

Dhani pernah cerita waktu memakai lambang Tuhan di Laskar Cinta, ada orang fanatik mendatangi Dhani dan ngomong, Ini lambang Tuhan! Dhani cuma ngomong ke temannya, Oh, begini susahnya jadi John Lennon. Gila! Mungkin dia banyak menulis cinta ka-rena ha-tinya percaya bahwa cinta bisa mengubah segalanya. Mungkin cara menga-takannya berbeda. Kadang-kadang orang menganggapnya terlalu arogan. Tapi kalau kita mengenalnya lebih dekat, hes a very cool dude. Saat Nidji era album pertama, kami selalu takjub ketika bertemu dengan musisi-musisi senior, selalu ingin tahu lebih dekat. Ada yang pernah wanti-wanti ke saya, Kalau de-ngan Dhani, siap-siap sakit hati. Tapi tidak seperti itu yang saya alami bersama Nidji. Yang membuat saya tertawa, waktu saya salaman, dia ngomong, Lo salaman mulu. Ya sudah.

24. Ahmad Dhani

 Oleh Ahmad Dhani

Saya beruntung sampai saat ini saya dianugerahi oleh Allah SWT seabreg selera musik yang beraneka ragam, se-hingga saya menikmati karya Sergei Rach-maninoff atau juga Maurice Ravel, akibat bergaul dengan pemain orkestra saat rekaman string untuk album-album Dewa19. Saya juga tidak tahu kenapa saya menggemari musik R&B, mungkin mencari format musik fusion yang memudar di era 90-an, maka saya menggemari TLC dan Faith Evans. Saya beruntung bisa alat musik kibor dan gitar sehingga memudahkan saya memahami musik Steve Vai sekaligus musik elektronik Chemical Brothers. Karena saya mengerti gitar, maka saya mengagumi- dan mengadopsi The Edge dan Brian May. Dan setelah saya lakukan riset lagi, memang musisi yang menguasai gitar dan kibor akan menghasilkan karya yang lebih beraneka ragam ketimbang musisi yang hanya menguasai satu alat musik. Dan keberuntungan saya yang terbesar adalah selalu mendapatkan kebetulan dalam memproduksi album. Kebetulan dapat nada-nada bagus. Kebetulan dapat lirik-lirik komersial. Kebetulan dapat sound-sound bagus. Kebetulan dapat ide bagus buat aransemennya. Kebetulan ada yang beli kaset/CD-nya. Kebetulan ada yang mengaktivasi RBT-nya. Kebetulan ada kebetulan yang lainnya.

25. Indra LesmanaOleh EQ Humania

Dalam sekilas pandang, memang sosok Indra Lesmana sudah mendapat apresiasi yang besar dari Indonesia. Namun menilik kualitas Indra Lesmana sebagai manusia dan musisi, khususnya sebagai musisi jazz, ia bisa lebih maksimal dan go all the way. Saya ada di sana ketika dalam sebuah titik di hidupnya, Indra Lesmana memutuskan untuk hidup di Indonesia. Saya juga sering berbincang de-ngannya, bahwa sebenarnya Indonesia membutuhkan orang-orang seperti dia. Bagi saya Indra Lesmana sudah mencapai titik yang tinggi dalam hal pencapaian seorang musisi. Namun saya juga menyadari bahwa dengan kemampuannya, ia akan lebih bersinar bila ada di luar negeri, di mana ia akan kerap dikelilingi oleh orang-orang yang berlevel sama [tanpa bermaksud merendahkan orang-orang yang ada di Indonesia tentunya]. Namun pada ak-hirnya ia sadar bahwa ia memiliki semacam tanggung jawab moral, atau bisa dikatakan peran, yang harus ia jalankan di sini.

25. Indra Lesmana

Oleh EQ Humania

Dalam sekilas pandang, memang sosok Indra Lesmana sudah mendapat apresiasi yang besar dari Indonesia. Namun menilik kualitas Indra Lesmana sebagai manusia dan musisi, khususnya sebagai musisi jazz, ia bisa lebih maksimal dan go all the way. Saya ada di sana ketika dalam sebuah titik di hidupnya, Indra Lesmana memutuskan untuk hidup di Indonesia. Saya juga sering berbincang de-ngannya, bahwa sebenarnya Indonesia membutuhkan orang-orang seperti dia. Bagi saya Indra Lesmana sudah mencapai titik yang tinggi dalam hal pencapaian seorang musisi. Namun saya juga menyadari bahwa dengan kemampuannya, ia akan lebih bersinar bila ada di luar negeri, di mana ia akan kerap dikelilingi oleh orang-orang yang berlevel sama [tanpa bermaksud merendahkan orang-orang yang ada di Indonesia tentunya]. Namun pada ak-hirnya ia sadar bahwa ia memiliki semacam tanggung jawab moral, atau bisa dikatakan peran, yang harus ia jalankan di sini.

24 Maret 2020

Tidak ada yang menyukai debat yang baik seperti penggemar baseball, dan dengan itu dalam pikiran, kami meminta masing -masing wartawan kami untuk memberi peringkat lima pemain teratas berdasarkan posisi dalam sejarah waralaba mereka, berdasarkan karier masing -masing pemain dengan waralaba itu. Pertama, penangkap.

Peringkat ini hanya untuk tujuan yang menyenangkan dan debat, dan penggemar dapat berpartisipasi dalam jajak pendapat Twitter untuk memilih favorit mereka. Berikut adalah penangkap No. 1 untuk setiap klub, seperti yang dipilih oleh wartawan beat MLB.com.

Liga Amerika Timur

Blue Jays: Ernie Whitt, 1977-89 Fakta: Dia terpilih menjadi anggota Canadian Baseball Hall of Fame pada tahun 2009.whitt, yang menempati urutan keenam dalam sejarah waralaba dalam permainan yang dimainkan, mengambil posisi teratas atas Russell Martin. Blue Jays Top 5>
Key fact: He was elected to the Canadian Baseball Hall of Fame in 2009.
Whitt, who ranks sixth in franchise history in games played, takes the top spot over Russell Martin. Blue Jays top 5 >

Orioles: Rick Dempsey, 1976-86, '92Key Fakta: Waralaba-terbanyak 1.230 pertandingan yang ditangkap untuk Orioles; 1983 World Series MVPhere adalah penangkap Orioles dengan jumlah yang lebih baik dan lebih banyak penghargaan, tetapi Dempsey adalah pilihan di sini untuk ruang lingkup penuh karyanya. Orioles Top 5>
Key fact: Franchise-most 1,230 games caught for Orioles; 1983 World Series MVP
There are Orioles catchers with better numbers and more accolades, but Dempsey is the choice here for the full scope of his work. Orioles top 5 >

Rays: Dioner Navarro, 2006-10Key Fakta: All-Star di 2008Navarro tidak memimpin penangkap sinar dalam kategori ofensif apa pun, tetapi ia memang membantu tim menang, berbalik di musim terbaiknya selama World's World Series menjalankan pada tahun 2008. Dan itu adalah Apa yang akhirnya menempatkannya di depan. Sinar Top 5>
Key fact: All-Star in 2008
Navarro doesn’t lead Rays catchers in any offensive categories, but he did help the team win, turning in his best season during the franchise’s World Series run in 2008. And that’s what ultimately puts him ahead. Rays top 5 >

Red Sox: Carlton Fisk, 1969, '71 -80Key Fakta: Kedua sepanjang masa dalam permainan tertangkap (2.226), membuntuti pemain lain dengan nama panggilan yang sama-Ivan (Pudge) Rodriguez.Jason Varitek adalah kapten Red Sox selama tujuh tahun , tetapi keunggulan All-Around Fisk pada pelanggaran dan pertahanan dan homer ikoniknya di Game 6 dari World Series 1975 memberinya keunggulan. Red Sox Top 5>
Key fact: Second all-time in games caught (2,226), trailing another player with the same nickname -- Ivan (Pudge) Rodriguez.
Jason Varitek was the Red Sox's captain for seven years, but Fisk's all-around excellence on offense and defense and his iconic homer in Game 6 of the 1975 World Series give him the edge. Red Sox top 5 >

Yankees: Yogi Berra, 1946-63 Fakta: 1.430 RBI, sebagian besar di antara penangkap liga utama opsi untuk dipilih, tetapi Berra keluar dari orang-orang seperti Bill Dickey, Thurman Munson dan Jorge Posada. Yankees Top 5>
Key fact: 1,430 RBIs, most among Major League catchers
Lots of options to choose from, but Berra edges out the likes of Bill Dickey, Thurman Munson and Jorge Posada. Yankees top 5 >

Al Central

Orang India: Victor Martinez, Fakta 2002-09 Key: Pertama dan satu-satunya penangkap India yang mencapai 100 homers dan memegang rata-rata pukulan tertinggi tim untuk penangkap dengan setidaknya 500 di-kelelawar. Alomar dalam home run (103), RBIS (518) dan kemenangan ofensif di atas penggantian (22,8). Indian Top 5>
Key fact: First and only Indians catcher to reach 100 homers and holds team’s highest batting average for catchers with at least 500 at-bats.
Choosing between Martinez and Sandy Alomar Jr. was not easy, but Martinez trumped Alomar in home runs (103), RBIs (518) and offensive Wins Above Replacement (22.8). Indians top 5 >

Royals: Salvador Perez, Fakta-Fakta Presentkey 2011: Enam Game All-Star, Lima Resume Gold Glovesperez membuatnya menjadi pilihan yang mudah-enam permainan all-star, lima sarung tangan emas, dua sluggers perak dan penghargaan pemain paling berharga World Series 2015. Royals Top 5>
Key facts: Six All-Star Games, five Gold Gloves
Perez’s resume makes him an easy choice -- six All-Star Games, five Gold Gloves, two Silver Sluggers and the 2015 World Series Most Valuable Player Award. Royals top 5 >

Macan: Bill Freehan, 1961-76 Fakta: 11-kali All-Starthe Tigers memiliki nama yang lebih besar di belakang piring, tetapi tidak ada yang pernah cocok dengan konsistensi dan daya tahan Freehan. Tigers Top 5>
Key fact: 11-time All-Star
The Tigers have had bigger names behind the plate, but nobody has ever matched the consistency and durability of Freehan. Tigers top 5 >

Kembar: Joe Mauer, 2004-18Key Fakta: Hanya penangkap liga Amerika yang pernah memenangkan gelar batting (melakukan tiga kali) siapa lagi selain Mauer yang mungkin berada di urutan teratas dalam daftar ini? Draft pick keseluruhan No. 1 tahun 2001 memberi si kembar semua yang bisa mereka harapkan - dan kemudian beberapa - dalam 15 musim dengan tim kota kelahirannya. Kembar Top 5>
Key fact: Only American League catcher ever to win the batting title (did so three times)
Who else but Mauer could possibly top this list? The 2001 No. 1 overall Draft pick gave the Twins everything they could have hoped for -- and then some -- in 15 seasons with his hometown team. Twins top 5 >

White Sox: Carlton Fisk, Fakta 1981-93 Key: Tops semua penangkap White Sox di Homers, Double, Run mencetak gol, RBI dan Slugging Persenagewhen Fisk bergabung dengan White Sox sebelum musim 1981 dengan kesepakatan lima tahun senilai $ 2,9 juta segera mengubah budaya waralaba yang tidak membuat penampilan playoff sejak 1959. White Sox Top 5>
Key fact: Tops all White Sox catchers in homers, doubles, runs scored, RBIs and slugging percentage
When Fisk joined the White Sox prior to the 1981 season on a five-year deal worth $2.9 million, he immediately changed the culture of a franchise that hadn't made a playoff appearance since 1959. White Sox top 5 >

Al Barat

Malaikat: Bob Boone, 1982-88 Fakta: Pemenang Penghargaan Gold Glove Gold Fourse dengan Angelsbengie Molina memiliki kasus, tetapi Boone mendapat anggukan karena pertahanan kaliber sarung tangan emasnya dan kinerja seri kejuaraan Al yang kuat pada tahun 1982 dan '86. Malaikat Top 5>
Key fact: Four-time Gold Glove Award winner with Angels
Bengie Molina has a case, but Boone gets the nod because of his Gold Glove-caliber defense and strong AL Championship Series performances in 1982 and '86. Angels top 5 >

Astros: Brad Ausmus, 1997-98, 2001-08Key Fakta: Menangkap sebagian besar pertandingan di klub historyausmus adalah penangkap awal di lima tim playoff Astros (1997-98, 2001, '04 -05) dan pemenang Penghargaan Gold Gold Gold Gold Gold , menjadikannya pilihan yang relatif mudah. Astros Top 5>
Key fact: Caught most games in club history
Ausmus was the starting catcher on five Astros playoff teams (1997-98, 2001, ’04-05) and a three-time Gold Glove Award winner, making him a relatively easy choice. Astros top 5 >

Atletik: Mickey Cochrane, 1925-33 Fakta: 39,8 perang adalah yang tertinggi di antara penangkap di Club HistoryCoChrane, penangkap pertama yang terpilih menjadi Hall of Fame, menonjolkan orang-orang seperti Terry Steinbach dan Gene Tenace. Atletik Top 5>
Key fact: 39.8 WAR is highest among catchers in club history
Cochrane, the first catcher to be elected to the Hall of Fame, edges out the likes of Terry Steinbach and Gene Tenace. Athletics top 5 >

Mariners: Dan Wilson, 1994-2005 Fakta: 1.251 pertandingan karirnya adalah 405 lebih dari penangkap lainnya dalam sejarah waralaba hingga tanggal, Wilson tetap menjadi satu-satunya penangkap Mariners yang telah dipilih untuk tim Al All-Star (1996), dan ia memegang Waralaba merekam sebagian besar permainan, hit, ganda, tiga kali lipat, RBI dan berjalan oleh penangkap. Mariners Top 5>
Key fact: His 1,251 career games are 405 more than any other catcher in franchise history
To date, Wilson remains the only Mariners catcher to have been selected to an AL All-Star team (1996), and he holds the franchise records for most games, hits, doubles, triples, RBIs and walks by a catcher. Mariners top 5 >

Rangers: Ivan Rodriguez, 1991-2002, Fakta 2009Key: 11 musim penuh dengan Rangers, 10 Game All-Star, 10 Gold Gloves, 1999 American League Most Valuable Player Award, ada keraguan? Rodriguez adalah salah satu penangkap terbaik yang pernah ada dan pergi ke Hall of Fame sebagai Ranger. Rangers Top 5>
Key facts: 11 full seasons with the Rangers, 10 All-Star Games, 10 Gold Gloves, 1999 American League Most Valuable Player Award winner
Was there any doubt? Rodriguez is one of the best catchers ever and went into the Hall of Fame as a Ranger. Rangers top 5 >

Liga Nasional Timur

Braves: Brian McCann, 2005-13 dan '19 Fakta: 43.6 FWAR memimpin semua penangkap Braves dan berdiri keenam di antara semua pemain dalam sejarah waralaba meskipun Joe Torre sedikit lebih produktif dari perspektif ofensif secara keseluruhan dan Javy Lopez mungkin memiliki sedikit lebih banyak kekuatan, McCann mendapat anggukan karena dia jelas merupakan bek superior dari ketiganya. Braves Top 5>
Key fact: 43.6 fWAR leads all Braves catchers and stands sixth among all players in franchise history
Although Joe Torre was slightly more productive from an overall offensive perspective and Javy Lopez might have had a little more power, McCann gets the nod because he was clearly the superior defender of the three. Braves top 5 >

Marlins: J.T. Realmuto, 2014-18Key Fakta: Karir 108 WRC+, .329 WOBA adalah yang tertinggi di antara penangkap Marlins dalam kontribusi HistoryRealMuto tentang pelanggaran dan pertahanan selama empat musim lebih dengan Marlins menjadikannya pilihan atas Charles Johnson. Marlins Top 5>
Key facts: career 108 wRC+, .329 wOBA are the highest among Marlins catchers in history
Realmuto's contributions on offense and defense during his four-plus seasons with the Marlins make him the choice over Charles Johnson. Marlins top 5 >

Mets: Mike Piazza, 1998-2005 Fakta: Piazza adalah satu-satunya pemain posisi Hall of Fame dengan topi Mets pada Plaqueno-nya yang bekerja terutama di belakang piring yang diselesaikan dengan lebih banyak home run, persentase slugging yang lebih tinggi atau operasi yang lebih baik daripada piazza, yang bermain sedikit lebih dari setengah dari permainan karirnya dengan Mets. Mets Top 5>
Key fact: Piazza is the only Hall of Fame position player with a Mets cap on his plaque
No one who worked primarily behind the plate finished with more home runs, a higher slugging percentage or a better OPS than Piazza, who played a little more than half of his career games with the Mets. Mets top 5 >

Nationals: Gary Carter, 1974-84, '92 (Expos) Fakta Utama: Carter bermain outfield di awal karir liga utama sebelum menjadi penangkap Hall of Fame. Waralaba Expos/Nationals dalam Perang (55.8). Dia juga satu -satunya pemain dalam sejarah dengan topi Expos di plakat Hall of Fame -nya. Nationals Top 5>
Key fact: Carter played outfield early on in his Major League career before becoming a Hall of Fame catcher.
Carter manned the plate for the Expos for 12 seasons, and he leads the Expos/Nationals franchise in WAR (55.8). He's also the only player in history with an Expos cap on his Hall of Fame plaque. Nationals top 5 >

Phillies: Darren Daulton: 1983, 1985-1997 Fakta: Memimpin NL dengan 109 RBI pada 1992Bob Boone adalah penangkap defensif yang brilian dan melayani lebih lama sebagai pemain sehari-hari, tetapi Daulton mendapat anggukan untuk kehadiran kecakapan dan clubhouse ofensifnya. Phillies Top 5>
Key fact: led the NL with 109 RBIs in 1992
Bob Boone was a brilliant defensive catcher and served longer as an everyday player, but Daulton gets the nod for his offensive prowess and clubhouse presence. Phillies top 5 >

NL Central

Brewers: Jonathan Lucroy, 2010-16 Fakta: 35.3 FWAR tertinggi keempat dalam sejarah klub yang sesuai dengan versi perang Fangraphs, Lucroy memiliki empat musim teratas dalam sejarah Brewers untuk penangkap. Brewers Top 5>
Key fact: 35.3 fWAR is fourth-highest in club history
According to Fangraphs’ version of WAR, Lucroy owns the top four seasons in Brewers history for a catcher. Brewers top 5 >

Cardinals: Yadier Molina, Fakta-Fakta Presentkey 2004: Juara Dua Kali Seri Dunia, Nine-Time All-Star, Pemenang Sarung Tangan Emas Sembilan-Kali dan Pemenang Gerai Platinum Empat Waktu. Meskipun Ted Simmons baru-baru ini terpilih menjadi Hall of Fame, Molina memiliki tepi. Pemenang penghargaan Gold Glove Gold Gold telah menjadi andalan di belakang piring selama salah satu era paling sukses dalam sejarah tim. Cardinals Top 5>
Key facts: Two-time World Series champion, nine-time All-Star, nine-time Gold Glove winner and four-time Platinum Glove winner.
Although Ted Simmons was recently elected to the Hall of Fame, Molina has the edge. The nine-time Gold Glove Award winner has been a mainstay behind the plate during one of the most successful eras in team history. Cardinals top 5 >

Cubs: Gabby Hartnett, 1922-40 Fakta: 52.7 FWAR peringkat kedelapan dalam sejarah tim (semua posisi). Tidak ada pertanyaan di sini. 204 homers di Hartnett di Catcher adalah rekor klub. Dia muncul dalam rekor waralaba 1.570 pertandingan di posisi itu, dimainkan di Four World Series (1929, '32, '35 dan '38) dan ditunjuk untuk enam tim All-Star. Cubs Top 5>
Key fact: 52.7 fWAR ranks eighth in team history (all positions).
There's no question here. Hartnett's 204 homers at catcher are a club record. He appeared in a franchise-record 1,570 games at the position, played in four World Series (1929, '32, '35 and '38) and was named to six All-Star teams. Cubs top 5 >

Bajak Laut: Jason Kendall, 1996-2004 Fakta: Memimpin Pirates Catchers di FWAR (31,2), Bwar (30,7) dan Homers (67) sementara Kendall tidak pernah bermain untuk tim yang menang di Pittsburgh, ia adalah pemimpin waralaba dalam perang, hits, Homers, Homers , mencuri dan operasi di antara penangkap. Pirates Top 5>
Key fact: Leads Pirates catchers in fWAR (31.2), bWAR (30.7) and homers (67)
While Kendall never played for a winning team in Pittsburgh, he is the franchise’s leader in WAR, hits, homers, steals and OPS among catchers. Pirates top 5 >

Reds: Johnny Bench, 1967-83 Fakta: Terpilih untuk Baseball Hall of Fame pada tahun 1989 sama sekali tidak ada perdebatan di sini, karena Bench adalah yang terbaik untuk memainkan posisi penangkap. Pemenang NL MVP Award dua kali menghabiskan seluruh 17 tahun karirnya bersama Cincinnati. Reds Top 5>
Key fact: Elected to Baseball Hall of Fame in 1989
There really is no debate here, as Bench is among the best to have ever played the catcher position. The two-time NL MVP Award winner spent his entire 17-year career with Cincinnati. Reds top 5 >

NL Barat

D-Backs: Miguel Montero, 2006-14Key Fakta: 23.3 FWAR adalah yang tertinggi ketiga dalam klub HistoryMontero bukan hanya penangkap terbaik dalam sejarah D-Backs, tetapi juga salah satu pemain terbaik berdasarkan FWAR, hanya peringkat di belakang Paul Goldschmidt dan dan Luis Gonzalez. D-Backs Top 5>
Key fact: 23.3 fWAR is third highest in club history
Montero is not just the best catcher in D-backs history, but also one of the best players by virtue of fWAR, ranking only behind Paul Goldschmidt and Luis Gonzalez. D-backs top 5 >

Dodgers: Roy Campanella, 1948-57 Fakta: Tanda 57,4 persennya karena membuang potensial Basesteal masih berdiri sebagai rekor sepanjang masa. Tempat teratas di atas orang -orang seperti Mike Piazza dan Mike Scioscia. Dodgers Top 5>
Key fact: His 57.4-percent mark for throwing out potential basestealers still stands as the all-time record.
Campanella, Major League Baseball's first African-American catcher and a three-time MVP Award winner, gets the top spot over the likes of Mike Piazza and Mike Scioscia. Dodgers top 5 >

Giants: Buster Posey, 2009-presentkey Fact: Satu dari tiga pemain yang menangkap tiga no-Hitters dan memenangkan tiga gelar World Series, bergabung dengan Bill Carrigan dan Yogi Berra. Kedatangan Posey membagikan awal era kejuaraan di San Francisco, yang memuncak di a Trio Judul Seri Dunia di 2010, '12 dan '14. Raksasa Top 5>
Key fact: One of three players to catch three no-hitters and win three World Series titles, joining Bill Carrigan and Yogi Berra.
Posey's arrival heralded the beginning of the championship era in San Francisco, culminating in a trio of World Series titles in 2010, '12 and '14. Giants top 5 >

Padres: Benito Santiago, 1986-92 Fakta: Santiago memenangkan Gold Glove Award dalam tiga musim berturut-turut dari 1988-90, satu-satunya penangkap dalam sejarah Padres yang memenangkan penghargaan. Dari 34 pertandingannya beruntun pada tahun 1987-liga utama utama Catatan yang masih berdiri di antara pemula dan di antara penangkap - untuk tiga penghargaan Gold Glove lurus, Santiago berhasil selama tujuh tahun bersama Friars. Padres Top 5>
Key fact: Santiago won the Gold Glove Award in three straight seasons from 1988-90, the only catcher in Padres history to win the award.
From his 34-game hitting streak in 1987 -- a Major League record that still stands among rookies and among catchers -- to his three straight Gold Glove Awards, Santiago accomplished a lot during his seven years with the Friars. Padres top 5 >

Rockies: Yorvit Torrealba, 2006-09, '13Key Fakta: .805 Ops postseason dalam 15 pertandingan postseason Rockies, .694 Karir musim reguler Opschris Iannetta mungkin memiliki keunggulan statistik, tetapi Torrealba adalah No. Mengisi daya pekerjaan selama Seri Dunia 2007 dan menjalankan postseason '09. Rockies Top 5>
Key facts: .805 postseason OPS in 15 Rockies postseason games, .694 career regular-season OPS
Chris Iannetta may have the statistical edge, but Torrealba is No. 1 on this list for his take-charge work during the 2007 World Series and the '09 postseason run. Rockies top 5 >

Siapakah penangkap terhebat sepanjang masa?

Mike Piazza dianggap oleh banyak orang sebagai penangkap ofensif terbesar sepanjang masa. Dia rata-rata membela diri, tetapi memegang gelar SDM di antara penangkap dengan 427. Perang ofensifnya juga berada di peringkat #1 oleh kedua fangraph dan referensi bisbol. Piazza memang pemukul yang luar biasa. is considered by many to be the greatest offensive catcher of all time. He was average defensively, but holds the HR title among catchers with 427. His offensive WAR is also ranked #1 by both Fangraphs and Baseball-Reference. Piazza was indeed a remarkable hitter.

Siapa 10 penangkap terbaik sepanjang masa?

Yang sedang berkata, itu tidak mudah membatasi daftar kami menjadi 10 penangkap, tetapi inilah peringkat kami dari penangkap terbaik sepanjang masa ...
Johnny Bench ..
Yogi Berra.....
Ivan Rodriguez.....
Mike Piazza.....
Yadier Molina.....
Gary Carter.....
Roy Campanella.....
Carlton Fisk.....

Siapa penangkap paling terkenal dalam baseball?

The Catch adalah drama baseball yang dibuat oleh fielder pusat New York Giants Willie Mays pada 29 September 1954, selama Game 1 dari World Series 1954 di Polo Grounds di Upper Manhattan, New York City.Willie Mays on September 29, 1954, during Game 1 of the 1954 World Series at the Polo Grounds in Upper Manhattan, New York City.

Apakah Yadier penangkap terbaik sepanjang masa?

Dia telah memenangkan sembilan penghargaan Gold Glove dan membuat 10 penampilan All-Star.Belum lagi bahwa ia adalah salah satu penangkap defensif terbaik sepanjang masa, sangat dihormati karena kemampuan panggilan dan pembingkaiannya, serta kemampuannya untuk membuang pelari (369 karir tertangkap mencuri atau 40 persen).one of the best defensive catchers of all time, highly regarded for his pitch calling and framing abilities, as well as his ability to throw out runners (369 career caught stealing or 40 percent).