1 Suatu peta kontur dengan Ci 50 meter Berapakah skala peta tersebut?

11

5. Pada peta Topografi peta Kontur di Indonesia berlaku rumus:

CI = 1 2000 x penyebut skala CI Contour Interval adalah selisih ketinggian antara dua garis kontur yang dinyatakan dalam meter. Contour Interval sering disebut jarak antara garis kontur. Garis Kontur yaitu garis-garis pada peta yang menghubungkan titik-titik yang memiliki ketinggian yang sama dari permukaan air laut. Perhitungan CI misalnya: Pada peta kontur Indonesia yang berskala 1 : 100.000, berapakah CI nya? Jawab: CI = 1 2000 x 100.000 = 50 meter Kembali ke contoh peta kontur yang belum ada skalanya Contoh: Suatu peta kontur dengan Ci = 50 meter Berapakah skala peta tersebut Jawab: Ci = 50 m 50 = 1 2000 x Penyebut skala Jadi penyebut skala = 100.000, ini berarti skala peta kontur tersebut 1 : 100.000 Apabila Anda ingin mengukur jarak pada peta baik lurus atau berbelok-belok, lakukanlah hal-hal berikut: a. Gunakan seutas benang yang agak besar misal: benang kasur b. Berilah tanda pada peta di bagian yang diukur. c. Ukurlah dengan benang yang sudah dipersiapkan. d. Tekuklah benang mengikuti jarak obyek yang diukur, seperti jalan yang berbelok, benang juga harus ikut dibelokkan. e. Jarak yang diukur pada peta misalnya 50 cm antara kota A dengan kota B. f. Sesuaikan dengan skala garis misalnya skala yang ada 1 : 50.000, maka jarak antara kota A dan B dilapangan = 50 cm x 50.000 = 2.500.000 cm = 25 km. Gambar 03.02. Cara mengukur jarak berbelok-belok dengan seutas benang. Sampai disini apakah Anda sudah memahami materi tentang skala peta. Apabila sudah memahami segeralah mengerjakan tugas 1. Selamat belajar. = Benang 12 KEGIATAN 1 Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas 1. Apa arti skala 1 : 50.000 pada peta? 2. Tulislah rumus untuk menentukan skala peta secara umum 3. Berikan contoh skala verbal dan contoh negara mana yang mempergunakan skala ini 4. Manakah yang lebih besar antara skala 1 : 25.000 dengan 1 : 50.000? 5. Ubahlah skala angka 1 : 250.000 menjadi skala inci-mil 6. Jarak antara dua kota di peta 25 cm sedangkan jarak sebenarnya 10 km. Tentukan skala petanya 7. Suatu peta dengan contour interval 25 meter. Berapa skala peta tersebut? 8. Sebutkan 3 jenis skala peta 9. Apa dampak semakin besar skala terhadap kenampakan wilayah yang digambarkan? 10. Buatlah contoh skala garis atau grafis Setelah selesai mengerjakan tugas 1, cocokkanlah hasil jawaban Anda dengan kunci tugas yang terdapat di halaman akhir modul ini. Nilai tiap soal yang dijawab benar yaitu 1 satu. Bila nilai Anda lebih besar atau sama dengan 7, maka dipersilahkan segera mempelajari kegiatan 2. Namun bila nilai Anda belum kurang dari 7, hendaknya Anda mengulangi mempelajari materi pelajaran tentang skala peta. 13 PROYEKSI PETA Setelah selesai mempelajari kegiatan belajar 2 ini, Anda diharapkan dapat: a. menjelaskan pengertian proyeksi peta; b. menyebutkan syarat-syarat proyeksi peta; c. menjelaskan macam-maam proyeksi peta; d. menentukan jenis proyeksi dalam menggambarkan peta. Proyeksi Peta Apabila Anda ingin menggambarkan perubahan benda yang berukuran tiga dimensi ke benda yang berukuran dua dimensi, benda itu harus diproyeksikan ke bidang datar. Teknik proyeksi ini juga berlaku untuk memindahkan letak titik-titik pada permukaan bumi ke bidang datar yag dinamakan PROYEKSI PETA. Secara khusus pengertian dari proyeksi peta adalah cara memindahkan sistem paralel garis lintang dan meridian garis bujur berbentuk bola Globe ke bidang datar peta. Hasil pemindahan dari globe ke bidang datar ini akan menjadi peta.Pemindahan dari globe ke bidang datar harus diusahakan akurat. Agar kesalahan diperkecil sampai tidak ada kesalahan maka proses pemindahan harus memperhatikan syarat-syarat di bawah ini: 1. Bentuk-bentuk di permukaan bumi tidak mengalami perubahan harus tetap, persis seperti pada gambar peta di globe bumi. 2. Luas permukaan yang diubah harus tetap. 3. Jarak antara satu titik dengan titik lain di atas permukaan bumi yang diubah harus tetap. Di dalam proses pembuatan peta untuk dapat memenuhi ketiga syarat di atas sekaligus adalah suatu hal yang tidak mungkin. Bahkan untuk dapat memenuhi satu syarat saja untuk seluruh bola dunia juga merupakan hal yang tidak mungkin, yang bisa dipenuhi hanyalah satu saja dari syarat-syarat di atas dan ini hanya untuk sebagian kecil dari muka bumi. Anda paham penjelasan di atas? Belum? Baiklah Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dalam membuat peta kita hanya dapat menggambar beberapa bagian permukaan bumi. Untuk dapat membuat peta yang meliputi wilayah yang lebih luas atau bahkan seluruh permukaan bumi. Untuk dapat membuat peta yang meliputi wilayah yang lebih luas atau bahkan seluruh permukaan bumi kita harus mengadakan kompromi antara ketiga syarat di atas. Sebagian dampak kompromi tersebut, keluarlah bermacam-macam jenis proyeksi peta. Masing-masing proyeksi mempunyai kelebihan dan kelemahan sesuai dengan tujuan peta dan bagian mukabumi yang digambarkan. Kegiatan Belajar 2 14 Bila diminta untuk memetakan seluruh permukaan bumi, maka Anda dituntut harus tepat dalam memilih proyeksi yang digunakan. Pemilihan proyeksi tergantung pada: - Bentuk, luas dan letak daerah yang dipetakan. - Ciri-ciri tertentuciri asli yang akan dipertahankan. Sekarang perhatikan terlebih dahulu gambar berikut ini Gambar 03.3. Prinsip proyeksi berupa pembuatan peta dari bentuk bola globe ke bidang datar peta Pada gambar 03.3 Anda dapat melihat perubahan bentuk dari segi empat pada globe: Berubah menjadi: pada bidang datar. A B C D x y A B C D x y A B D C x y x y D C A B 15 Sebagai akibatnya dapat dilihat pada gambar 03.4 berikut ini. Gambar 03.4 Globe dari irisan globe Pada gambar 03.4 bagian tengah globe yaitu daerah sekitar garis khatulistiwa sedikit mengalami distorsi penyimpangan sedangkan daerah kutub mengalami distorsi yaitu menjadi lebih besar. Proyeksi ini cocok untuk mempertahankan bentuk sekitar khatulistiwa. Gambar 03.5 Proyeksi Peta a. zenithal b. kerucut c. silinder Titik singgung antara permukaan bola bumi dan bidang datar dapat terletak pada kutub, ekuator atau antara kutub dan ekuator. Misalnya Anda akan memproyeksikan garis-garis meridian dan garis-garis lintang. Jika titik singgung antara bidang datar dan permukaan bola bumi terletak di kutub utara, setelah diproyeksikan garis lintang akan taampak sebagai lingkaran konsentris yang mengelilingi kutub. Garis meridian akan tampak sebagai garis lurus yang berpusat di kutub dengan sudut yang sama. a b c 16 Perhatikan gambar berikut ini Gambar 03.6. Titik singgung proyeksi dan hasilnya Pada gambar 03.6 Anda dapat melihat perubahan bentuk pada garis lingkaran terluar. Garis tersebut lebih besar dari garis di globe. Jadi paling banyak mengalami distorsi. Pada bagian kutub relatif tidak mengalami perubahan atau distorsi, jadi hampir mendekati kesesuaian. Proyeksi ini cocok untuk mempertahankan bentuk sekitar kutub. Macam-macam proyeksi peta

1. Berdasarkan sifat asli yang dipertahankan

Garis kontur adalah garis yang menghubungkan lokasi-lokasi berbeda yang berada pada ketinggian yang sama. Jika dua lokasi dihubungkan oleh garis kontur yang sama, maka dapat dipastikan kedua lokasi tersebut memiliki ketinggian yang sama.

Garis kontur umumnya digunakan pada peta topografi yang merupakan peta khusus untuk menyajikan informasi mengenai ketinggian dan bentuk rupa bumi. Pada peta batimetri, garis ini digantikan dengan garis isobath, yaitu garis yang menunjukkan lokasi-lokasi dengan kedalaman yang sama.

Peraturan Dasar Garis Kontur

Dalam membaca dan menggambarkan garis kontur, terdapat beberapa peraturan umum yang harus ditaati. Peraturan tersebut adalah sebagai berikut.

  • Semakin dekat jarak antar garis, semakin terjal daerah tersebut
  • Garis kontur tidak pernah memotong garis kontur lainnya, namun selalu menutup.
  • Garis kontur jika memotong sungai, akan berbentuk V terbalik dengan arah ke hulu sungai
  • Garis kontur jika memotong jalan, akan selalu berbentuk U ke arah lokasi yang lebih rendah
  • Garis kontur selalu menunjukkan ketinggian yang sama

Agar kalian lebih paham, peraturan-peraturan tersebut akan dijelaskan secara lebih lanjut dibawah ini

Semakin dekat jarak antar garis, semakin terjal daerah tersebut

Karena garis kontur merupakan representasi dari ketinggian suatu lokasi, jarak antar garis menjadi representasi perbedaan ketinggian dan jarak dari suatu lokasi.

Semakin jauh jarak antara dua titik ketinggian, semakin landai lereng yang ada pada daerah tersebut. Hal ini juga berlaku sebaliknya, ketika jarak antar dua titik ketinggian dekat, maka semakin curam lereng yang ada pada daerah tersebut.

Informasi ini dapat digunakan untuk mempermudah pemodelan konstruksi, arsitektur, serta perencanaan wilayah/kota, terutama untuk pembangunan kawasan.

Selain itu, kelerengan juga sangat penting dalam melakukan navigasi, hiking, serta perencanaan ekspedisi. Oleh karena itu, titik-titik dan garis ini selalu ada pada peta topografi yang digunakan oleh pendaki gunung dan militer di seluruh dunia.

 

Garis kontur tidak pernah memotong garis kontur lainnya, namun selalu menutup.

Garis kontur tidak akan pernah memotong garis kontur lainnya. Karena ketika terdapat garis yang memotong, maka dapat diasumsikan bahwa lokasi tersebut memiliki dua nilai ketinggian. Suatu lokasi tidak mungkin memiliki dua nilai ketinggian yang berbeda.

Garis kontur akan selalu menutup dengan garis yang memiliki nilai ketinggian sama. Tidak mungkin garis berhenti tiba-tiba pada suatu ujung, kecuali jika garis tersebut keluar dari area peta.

Artinya, garis-garis ini selalu terhubung ya teman-teman, atau setidaknya pasti akan menutup (bertemu dengan garis ketinggian yang sama). Tidak mungkin tiba-tiba berhenti dan menghilang garisnya.

 

Garis kontur jika memotong sungai, akan berbentuk V terbalik dengan arah ke hulu sungai

1 Suatu peta kontur dengan Ci 50 meter Berapakah skala peta tersebut?
Efek sungai terhadap garis kontur

Ketika memotong suatu sungai, garis kontur akan cenderung berbentuk V terbalik ke arah hulu sungai. Hal ini terjadi karena garis ini merepresentaasikan lokasi dengan ketinggian yang sama.

Suatu sungai yang mengalir ke hilir tidak memiliki ketinggian yang sama dengan lokasi sekitarnya. Biasanya, daerah sungai lebih rendah ketinggiannya dibandingkan daerah sekitarnya.

Hal ini terjadi karena sungai memiliki kedalaman, sehingga dasar sungai yang berketinggian sama dengan lokasi sekitarnya ada pada daerah yang lebih ke hulu.

Masih tidak terbayang? Bayangkan seperti ini, ada sungai yang kedalamannya 10 meter. Kamu dan teman kamu ingin melakukan eksperimen, dia berdiri sekitar 100 meter didepan kamu pada ketinggian 1600 mdpl, sedangkan kamu berdiri pada ketinggian 1610 mdpl.

Nah, jika dipetakan, kalian akan berada di garis yang berbeda kan, karena ada selisih ketinggian 10 meter. Namun, jika kamu masuk kedalam sungai sampai dasarnya. Ketinggian kalian kini sama, di 1600 mdpl. Padahal, ada jarak sekitar 100 meter antara kamu dan teman kamu yang berada di arah hilir.

 

Garis kontur jika memotong jalan, akan selalu berbentuk U ke arah lokasi yang lebih rendah.

Ketika memotong jalan buatan manusia, garis kontur umumnya akan berbentuk U mengarah ke lokasi yang lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh ketinggian jalan yang umumnya lebih tinggi dari lokasi sekitarnya.

Masih tidak terbayang? Coba kalian perhatikan bentuk

 

Garis kontur selalu menunjukkan ketinggian yang sama

Garis kontur selalu menunjukkan ketinggian yang sama sepanjang garis tersebut. Tidak mungkin suatu garis tiba-tiba berubah nilai ketinggiannya atau terdapat dua nilai ketinggian pada satu garis.

 

Cara Membuat Garis Kontur

Garis kontur dibuat dengan cara memetakan informasi ketinggian suatu obyek yang didapat dari survei dunia nyata dan menginterpretasikannya dengan menggunakan garis-garis.

1 Suatu peta kontur dengan Ci 50 meter Berapakah skala peta tersebut?
Ilustrasi Pembuatan Garis Kontur

Coba perhatikan ilustrasi diatas, dapat dilihat pada bahwa pada awalnya, garis kontur berasal dari informasi ketinggian suatu obyek. Informasi tersebut kemudian dipetakan menjadi titik-titik yang nantinya akan dihubungkan dengan garis-garis.

Garis-garis yang ada menghubungkan titik-titik dengan ketinggian yang sama. Garis inilah yang disebut sebagai garis kontur.

Disini, kita juga dapat menggambarkan slope atau kelerengan dari bentang alam tersebut dengan jarak antar garis. Semakin renggang garis tersebut maka semakin landai lereng yang ada, sedangkan semakin padat garisnya, semakin terjal lerengnya.

Masih belum terbayang? Berikut ini adalah step-by-step cara membuat garis kontur

  • Dapatkan informasi mengenai ketinggian-ketinggian yang ada di suatu lokasi. Kalian dapat menggunakan data DEM, survei lapangan langsung, ataupun penginderaan jauh lainnya
  • Konversi data ketinggian tersebut menjadi titik-titik ketinggian. Nah, umumnya, data ketinggian sudah dalam bentuk titik, jadi kalian bisa lanjut ke step berikutnya
  • Tentukan terlebih dahulu interval kontur yang akan digunakan
  • Hubungkan titik-titik yang memiliki ketinggian sama dengan satu garis. Disini, pemilihan interval kontur sangat penting, garis baru hanya dapat dibuat tiap interval, misal tiap perbedaan ketinggian 10 meter atau 5 meter.

Cukup mudah kan? Coba kalian berlatih membuat peta topografi dengan titik-titik ketinggian yang sudah ada!

 

Cara Membaca Garis Kontur

Garis kontur memiliki korelasi dengan ketinggian asli dari suatu bentang alam. Setiap garis kontur melambangkan nilai ketinggian tertentu dari suatu obyek. Perhatikan gambar dibawah ini

1 Suatu peta kontur dengan Ci 50 meter Berapakah skala peta tersebut?

Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat bahwa garis-garis membulat yang ada pada peta kontur berkorelasi dengan garis-garis yang ada pada bukit yang merupakan obyek yang dipetakan.

Dari gambar diatas juga dapat diambil kesimpulan bahwa semakin dekat jarak antar garis, semakin terjal pula kelerengan obyek yang dipetakan tersebut.

1 Suatu peta kontur dengan Ci 50 meter Berapakah skala peta tersebut?
Punggungan (ridge) umumnya memiliki kontur U sedangkan jurang V.

Punggungan dan jurang (valley) juga memiliki karakteristik kontur yang berbeda satu dengan yang lainnya. Punggungan umumnya memiliki bentuk kontur yang lebih landai dan berbentuk U, sedangkan jurang umumnya memiliki kontur yang lebih terjal dan berbentuk V.

 

Interval Kontur dan Cara Menghitungnya

Interval kontur adalah perbedaan ketinggian antar dua garis kontur di dunia nyata. Interval kontur dalam satu peta harus sama agar peta dapat diukur dengan akurat.

Interval kontur dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut

CI = Skala Peta : 2000

Pada rumus tersebut, interval kontur memiliki nilai sama dengan skala peta dibagi 2000. Rumus diatas umumnya digunakan ketika hendak menggambar garis kontur pada peta yang skalanya diketahui.

Rumus tersebut pun dapat diubah-ubah sesuai dengan informasi yang ada, berikut adalah variasi rumus tersebut jika ditanya skala peta dan diketahui interval konturnya.

Skala Peta = CI x 2000

Namun ingat! Skala peta selalu dinotasikan dengan 1 : x, (misal 1:25.000). Nah, dalam menghitung interval kontur, kalian hanya perlu menggunakan nilai x itu, tidak perlu menggunakan 1:x dalam perhitungannya.

Tapi teman-teman, sebenarnya interval kontur dapat ditentukan secara bebas oleh pemimpin survey. Tergantung medan yang disurvey dan kebutuhan survey tersebut.

Namun, di Indonesia, kesepakatan umumnya mengenai interval kontur adalah skala peta = CI x 2000.

Jika kalian menemukan soal-soal yang menggunakan gambar untuk memvisualisasi interval kontur dan skalanya, jangan terjebak rumus diatas! Coba hitung juga menggunakan cara visual yang akan kita ajarkan juga di latihan soal dibawah ini.

 

Indeks Kontur

Indeks kontur adalah garis kontur yang ditebalkan. Indeks kontur berguna untuk memudahkan pembaca peta dalam menganalisa pola kenaikan atau penurunan ketinggian suatu tempat.

Indeks kontur umumnya ditempatkan pada garis kontur keempat atau kelima dalam suatu peta topografi.

 

Kemiringan Lereng

1 Suatu peta kontur dengan Ci 50 meter Berapakah skala peta tersebut?
Ilustrasi cara menghitung kemiringan lereng

Kemiringan lereng pada dasarnya adalah perbandingan antara tinggi dan jarak dua lokasi. Semakin tinggi nilai kelerengannya, maka semakin terjal lereng tersebut. Hal ini juga berkorelasi dengan sudut, semakin terjal lerengnya, semakin besar angka sudutnya.

Kemiringan lereng pada peta dapat dihitung dengan menggunakan informasi jarak antar dua titik serta perbedaan ketinggian antara dua titik.

Perhitungan ini menggunakan rumus segitiga phytagoras sederhana yang mengasumsikan bahwa kemiringan adalah selisih tinggi dibagi dengan jarak antar titik pengukuran.

Kelerengan = Tinggi : Jarak

Rumus diatas akan menghasilkan angka kelerengan yang jika dikalikan dengan 100, akan menjadi persen kelerengan.

Contohnya adalah sebuah sudut dengan jarak antar ketinggian 1m dan perbedaan tinggi 1m. Sudut ini akan memiliki kelerengan 1 dan persentase kelerengan 100%.

Selain itu, terdapat pula rumus yang menghasilkan derajat. Berikut adalah rumus tersebut

Derajat lereng = arctan(Tinggi : Jarak)

Pada rumus diatas, kita akan menggunakan fungsi matematika arcus tangent atau tan-1. Oleh karena itu, perhitungan derajat lereng umumnya digunakan menggunakan software atau kalkulator saintifik.

 

Latihan Soal Garis Kontur

Sekarang, kita latihan soal dulu yuk! Kita udah belajar banyak nih tentang interval kontur, garis kontur, dan kemiringan lereng.

Nah, sekarang kita akan coba aplikasikan pengetahuan tersebut buat menjawab soal-soal

Menghitung Skala Peta dari Interval Kontur

Pada soal sejenis ini, kalian akan diminta untuk mencari skala suatu peta. Kalian hanya akan diberikan interval konturnya untuk menemukan skala peta tersebut. Sekarang, coba kita kerjakan ya.

Jika diketahui interval Kontur (CI) = 20 meter
Maka, berapa skala peta tersebut?

Kita gunakan rumus ini

Skala peta = CI x 2000

Maka, didapatkan 20 x 2000 = 40.000, sehingga skala peta adalah 1:40.000

Nah, sudah cukup terbayang belum teman-teman cara menghitung skala peta dari interval kontur? Kita coba satu kali lagi ya.

Jika diketahui interval Kontur (CI) = 100 meter
Maka, berapa skala peta tersebut?

Menggunakan rumus diatas, kita akan mendapatkan 100 x 2000 = 200.000, sehingga skala peta adalah 1:200.000

 

Menghitung Interval Kontur dari Skala Peta

Sekarang, kita akan diminta untuk menghitung interval kontur. Kita sudah diberikan skala peta agar lebih mudah untuk menghitung interval konturnya.

Jika diketahui Skala Peta adalah = 1:100.000
Maka, berapa interval kontur (CI) dari peta tersebut?

Kita dapat menggunakan rumus ini untuk menyelesaikannya

CI = Skala Peta : 2000

Berdasarkan rumus diatas, didapatkan 100.000 : 2000 = 50 meter, sehingga interval konturnya adalah 50 meter.

Masih bingung? yuk kita coba satu soal lagi.

Jika diketahui Skala Peta adalah = 1:25.000
Maka, berapa interval kontur (CI) dari peta tersebut?

Ukuran peta 1:25.000 adalah ukuran lazim untuk peta rupa bumi Indonesia yang kerap digunakan oleh pendaki gunung dan surveyor. Kira-kira, berapa interval konturnya ya?

CI = 25.000 : 2000 = 12,5 meter. Maka didapatkan bahwa interval kontur peta tersebut adalah 12,5 meter.

 

Menghitung Ketinggian Suatu Lokasi Diantara 2 Garis Kontur

Sekarang, kita akan coba menghitung ketinggian suatu lokasi diantara 2 garis kontur. Perhatikan peta topografi dibawah ini.

1 Suatu peta kontur dengan Ci 50 meter Berapakah skala peta tersebut?

Diketahui bahwa jarak antara titik merah dengan ketinggian 260 m adalah 200 meter dan jaraknya dengan ketinggian 240 m adalah 250 meter. Perkirakan ketinggian yang ada pada titik merah tersebut!

Kalau bertemu dengan soal seperti ini, coba tanyakan pertanyaan ini

Berapa kelerengan yang ada pada lereng tersebut ya?

Dengan pertanyaan ini, kalian dapat mengestimasi ketinggian titik diantara dua garis kontur. Karena, diasumsikan laju kenaikan ketinggian senantiasa sama. Untuk soal diatas, cara menjawabnya seperti ini.

Perbedaan ketinggian = 20 meter
Perbedaan jarak = 200 + 250 meter = 450 meter

Maka, perbandingannya adalah 20 : 450, artinya setiap maju 1 meter, kenaikan ketinggiannya adalah 0,0444 meter.

Seperti yang kita ketahui, jarak antara titik merah dengan ketinggian 260m adalah 200 meter. Maka, 0,044 x 200 = ~8,889 meter. Artinya, ketinggiannya adalah 260 – 8,889 atau sekitar 251,11 meter.

Kita coba lagi dengan menjadikan ketinggian 240 sebagai referensi. Jarak antaranya adalah 250 meter, maka 0,44 x 250 = ~11,111 meter. Oleh karena itu ketinggiannya adalah 240 + 11,111 = 251,111 meter.

Nah sama kan hasilnya! Kalian dapat menggunakan kedua cara ini secara bebas. Hasilnya hampir pasti sama kok (terkadang masalah pembulatan membuat hasilnya meleset sedikit).

 

Mencari Kelerengan dalam Satuan Persen dan Derajat

Sekarang kita akan mencoba menghitung kelerengan suatu lereng dalam satuan persen. Perhatikan gambar dibawah ini!

1 Suatu peta kontur dengan Ci 50 meter Berapakah skala peta tersebut?

Berdasarkan gambar diatas, kita dapat melihat garis ketinggian 2800 dan garis ketinggian 3000. Estimasikan berapa ketinggian titik B dan hitung kelerengan antara titik A dengan B.
*Asumsikan jarak antara A dengan B di peta adalah 20 cm.

Oke ini sudah mulai ada kombinasi ya, sekarang kita coba tentukan terlebih dahulu ketinggian titik B. Antara 2800 dan 3000, terdapat 4 garis, artinya terdapat 5 kali kenaikan ketinggian dari 2800 hingga 3000 (untuk menghitung berapa kali kenaikan, yang 3000 dihitung sebagai garis juga ya disini!).

Artinya, 2000/5 sehingga didapatkan interval kontur 40. Maka, kita dapat berasumsi bahwa titik B berada pada ketinggian 2840 meter.

Lalu, kita harus mengetahui jarak antara titik A dengan B. Kita harus hitung terlebih dahulu skala petanya. Didapatkan bahwa skala = 40 x 2000 = 80.000.

Maka, 1 cm di peta setara dengan 80.000 cm di dunia nyata, atau sekitar 0,8 km. Artinya, jarak antara A dengan B adalah 20 x 0,8 = 1,6 km. Sehingga, kelerengannya adalah (tinggi/jarak)

Kelerengan = 160 / 1.600 = 0,1Dalam persen = 0,1 x 100 = 10%

Dalam derajat = arctan (160/1.600) = 5,71°