Yang termasuk faktor pendukung Indonesia sebagai poros maritim dunia adalah

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Rabu, 20 Agustus 2014 | 12:43 WIB
Oleh : Hiz, Salman Achmad / FMB

Yang termasuk faktor pendukung Indonesia sebagai poros maritim dunia adalah

Jakarta - Visi dan misi Presiden Terpilih Indonesia 2014-2019 Joko Widodo dan M. Jusuf Kalla mengenai Indonesia sebagai poros maritim dunia disambut baik oleh akademisi. Salah satunya adalah Dekan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin Makasar, Jamaluddin Jompa.

Jamaluddin menyodorkan tujuh alasan kenapa salah satu visi dan misi Jokowi-JK tersebut hebat dan realistis untuk diimplementasikan.

"Sebenarnya bisa lebih dari tujuh," katanya saat diskusi DeLeader Institute di Hall Gedung Dewan Pers, Jl. Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (20/8).

Pertama menurut Jamaluddin adalah Indonesia sebagai Negara Maritim merupakan pemberian Tuhan kepada bangsa Indonesia. Pada 2009 Presiden Susilo Bambang Yudoyono telah mendeklarasikan Indonesia sebagai pusat keanekaragaman hayati laut di planet Bumi pada acara Coral Triangel di Manado.

Kedua, sebab tak ada negara kepulauan mana pun yang memiliki pulau sebanyak yang dimiliki Indonesia, yakni 17 ribu pulau. " Panjang pantai yang bisa dimanfaatkan itu hanya Indonesia yang bisa melakukannya," tambahnya.

Ketiga, potensi pangan di bidang perikanan. Ia menjelaskan, manusia akan menghadapi masalah krisis pangan dunia. Tetapi dengan potensi 60 juta ton/tahun yang bisa dihasilkan bahkan Indonesia bisa mensuplainya ke dunia jika dikelola dengan baik.

Keempat, dengan jumlah penduduk yang besar yaitu lebih dari 250 juta orang, Indonesia merupakan pasar tersendiri. "Permasalah maritim ini harus diselesaikan. Jumlah penduduk Indonesia adalah pasar yang baik," tambahnya.

Kelima, posisi Indonesia yang strategis karena diapit dua samudra dan dua benua. Hal ini jika dimanfaatkan menjadikan posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia sangat mungkin terwujud.

Selain itu, alasan keenam adalah potensi sumber daya energi dan mineral yang terkandung di dalamnya. "Seharusnya kita tak perlu krisis energi. Mudah-mudahan ke depan ada sistem yang terstruktur untuk mengelola energi baru dan terbarukan.

Terakhir, menurut Jamaluddin adalah jasa lingkungan laut. Bio teknologi dan bio prospektif sudah semakin berkurang di darat. Sehingga kekayaan biota laut di Indonesia merupakan sebuah alternatif untuk memenuhinya.

"Meskipun implementasi programnya secara detail belum dapat dikaji, tetapi fondasi dari program Jokowi-JK ini bagus dan sangat mungkin dijalankan," tuturnya.

Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini

Sumber: Suara Pembaruan


Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang membuatnya menjadi poros maritim dunia. Poros maritim dunia bertujuan menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang besar, kuat, dan makmur melalui pengembalian identitas Indonesia sebagai bangsa maritim, pengamanan kepentingan dan keamanan maritim, serta memberdayakan potensi maritim untuk mewujudkan pemerataan ekonomi Indonesia.

Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa, “Pusat gravitasi geoekonomi dan geopolitik dunia sedang bergeser dari Barat ke Asia Timur. Sekitar empat puluh persen perdagangan dunia ada di kawasan ini. Negara-negara Asia sedang bangkit.” Dan lanjut Presiden Joko Widodo menngatakan, “Indonesia berada tepat ditengah-tengah proses perubahan strategis itu, baik geografis, geopolitik, maupun geoekonomi.”

Menyadari akan hal tersebut, maka Presiden Joko Widodo memaparkan lima pilar sebagai upaya untuk mewujudkan poros maritim dunia itu. Adapun lima pilar utama dalam poros maritim dunia adalah, Pertama, membangun kembali budaya maritim. Kedua, menjaga dan mengelola sumberdaya laut dengan fokus membangun kedaulatan pangan laut melalui pengembangan industri perikanan, dengan menempatkan nelayan sebagai tiang utama.

Ketiga, pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun tol laut, deep seaport, logistik, industri perkapalan, dan pariwisata. Keempat, mengembangkan diplomasi maritim dengan bersama-sama menghilangkan sumber konflik di laut. Dan kelima, membangun kekuatan pertahanan maritim.

Indonesia adalah negara kepulauan. Memiliki lautan yang luas dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia. Posisi geografis Indonesia berada di daerah khatulistiwa. Berada di antara dua benua, yaitu benua Asia dan benua Australia. Berada di antara dua samudera, yaitu samudera Pasifik dan samudera Hindia. Mudah diduga sejak zaman kuno, lokasi kepulauan Nusantara ini telah menjadi sebuah lokus persilangan alur lalu lintas laut yang menghubungkan benua timur dan barat. Hal tersebut merupakan penguat bahwa Indonesia pantas disebut sebagai poros maritim dunia.

Langkah awal penguatan ekonomi maritim yaitu dilakukan dari sisi penegakan hukum. Tujuannya, selain menjaga kedaulatan laut, juga dimaksudkan memberi nilai tambah bagi nelayan dalam peningkatan produksi dan industri perikanan. Artinya, dari lima pilar menuju poros maritim dunia yang dicanangkan pemerintah hasilnya belum semuanya terlihat maksimal, sementara ini memprioritas realisasi pilar kedua dan pilar ketiga.

Kebijakan memberantas illegal fishing  menjadi pilihan utama. Keseriusan memberantas illegal fishing, Presiden Joko Widodo mengeluarkan Perpres 115 Tahun 2015 tentang Satuan Tugas Pemberantasan Ikan Secara Ilegal (Illegal Fishing). Direktur Jenderal FAO (Food and Agriculture Organization), Jose Graziano da Silva, pada pencanangan dan peringatan pertama Hari Internasional IUUF (International Day for the Fight Against Illegal, Unreported and Unregulated Fishing) pada 5 Juni 2018, bahkan mengapresiasi keseriusan kebijakan pemerintah dalam pemberantasan illegal fishing ini.

Langkah keseriusan untuk pemberantasan illegal fishing berdampak positif  bagi negara. Angka pencurian ikan turun drastis, selain itu terjadi peningkatan populasi ikan di kawasan perairan laut Indonesia. Serta, kebijakan yang di tetapkan dari tahun ke tahun meningkatkan PDB perikanan dan menguntungkan nelayan. Keberhasilan penanganan pencegahan dan pemberantasan illegal fishing dikarenakan telah berjalannya pelaksanaan pengawasan terhadap pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan.

Langkah selanjutnya ialah pembangunan Tol Laut. Tujan membangun Tol Laut ini adalah mengambil potensi ekonomi dari kepadatan lalu lintas kapal-kapal yang melalui perairan Indonesia, tentu mensyaratkan infrastruktur kelautan harus dibangun dan dikembangkan secara berkala. Infrastruktur kelautan pertama berfungsi memastikan efesiensi jalur logistik barang-barang kebutuhan pokok antar pulau-pulau melalui sebaran pelabuhan pengumpan (feeder) dan pelabuhan perintis secara merata di seluruh wilayah Indonesia.

Selain itu, tujuan yang lain adalah mengembangkan pelabuhan hubungan internasional di daerah-daerah terluar sebagai langkah untuk mengintegrasikan Indonesia dengan sistem jaringan logistik regional dan global. Dari 1.241 pelabuhan, 141 di antaranya ialah pelabuhan yang terbuka bagi perdagangan internasional.

Dengan cita-cita yang besar untuk membangun Indonesia sebagai poros maritim dunia, pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mendorong pembangunan infrastruktur. Dalam konteks infrastruktur kelautan, pemerintah menetapkan 24 pelabuhan strategis untuk merealisasikan konsep Tol Laut. 5 pelabuhan hub nasional maupun internasional dan 19 pelabuhan pengumpan (feeder). Pelabuhan yang menjadi hub Tol Laut ialah, Belawan/Kuala Tanjung, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar, dan Bitung. Pelabuhan-pelabuhan tersebut direncanakan menjadi jaringan pelabuhan terpadu yang terintegrasi dengan kawasan industri.

Jika pemerintah yang didukung oleh masyarakatnya, serius dan memiliki tekad yang tinggi untuk melaksanakan program pembangunan “Poros Maritim Dunia”, maka program yang besar ini dapat terealisasi secara lancar. Dan jika pembangunan “Poros Maritim Dunia” ini bisa terealisasi secara lancar, maka akan banyak manfaat dan keuntungan yang diperoleh oleh Pemerintah Indonesia.

Demi terwujudnya Indonesia menjadi negara Poros Maritim Dunia, diperlukan adanya kebijakan dan strategi pembangunan yang jelas, sesuai dengan visi dan misi yang telah dikemukakan pemerintah. Seperti sektor kelautan dan perikanan, yang mampu menghasilkan daya saing dan pertumbuhan ekonomi tinggi dan inklusif secara berkelanjutan, serta berkontribusi secara signifikan bagi terwujudnya Indonesia sebagai poros maritim dunia, dalam waktu tidak terlalu lama. Mengingat, sudah adanya keinginan dari pemerintah untuk memusatkan pembangunan kearah maritim dan tersedianya sumberdaya laut yang melimpah.

Oleh : Rikhul Jannah ( Kastrat KMIP UGM )

Sumber :

Setiawan, Alfurkon. 2019. Indonesia Layak Jadi Negara Poros Maritim Dunia. Sekretaris Kabinet Republik Indonesia. < https://setkab.go.id/indonesia-layak-jadi-negara-poros-maritim-dunia/ >. Diakses pada 19 Agustus 2020.

Unknow. 2016. Menuju Poros Maritim Dunia. KOMINFO. < https://www.kominfo.go.id/content/detail/8231/menuju-poros-maritim-dunia/0/kerja_nyata >. Diakses pada 19 Agustus 2020.

———-. 2019. Indonesia Poros Maritim Dunia. INDONESIA.GO.ID. < https://indonesia.go.id/narasi/indonesia-dalam-angka/ekonomi/indonesia-poros-maritim-dunia >. Diakses pada 19 Agustus 2020.