Yang diutus allah kepada kaum sodom adalah nabi

Kaum Sodom menentang ajakan dan larangan Nabi Luth

Ilham Tirta

Kaum Sodom menentang ajakan dan larangan Nabi Luth. Suasana pantai Laut Mati, Yordania.

Rep: Andrian Saputra Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA- Kisah tentang Nabi Luth dan kaum Sodom dapat ditemukan dalam beberapa surat dalam Alquran. Di antaranya pada surat Al-A'raf, Hud, Al-Hijr, As-Syu'ara, An-Naml, Al-Ankabut, As-Shaffat, dan Al Qamar. 

Baca Juga

Nama Nabi Luth sendiri disebutkan berulang kali dalam Alquran sebanyak 27 kali. Nabi Luth adalah keponakan dari Nabi Ibrahim. Nabi Luth sejatinya bukanlah berasal dari bangsa Sodom.

Dia bersama keluarganya ikut serta berhijrah dengan Nabi Ibrahim dan keluarganya ke Syam. Dari Syam, Nabi Luth  mendapatkan perintah Allah untuk pergi bersama keluarganya ke Sodom. 

"Sehingga Nabi Luth sejatinya bukan berasal dari kaum Sodom. Nabi Luth itu diutus bukan dari kaumnya, berbeda dengan Nabi Hud yang diutus ke kaum Ad dan memang berasal dari kaum Ad, jadi Nabi Luth ini bukan golongan dari kaum Sodom," kata pakar tafsir Alquran yang juga dosen Quranic Studies Fakultas Ushuludin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ustadz Syahrullah Iskandar dalam kajian virtual tentang homoseksual kisah Nabi Luth dalam kitab al-Qishah fi Alquran al-Karim karya mantan Grand Syekh Al-Azhar Mesir, almarhum Syekh Muhammad Sayyid Tantowi, yang disiarkan langsung Nasaruddin Umar Office beberapa hari lalu.  

Ustadz Syahrullah yang juga pengasuh Pesantren Bayt Alquran Jakarta menjelaskan informasi tentang azab yang akan menimpa kaum Sodom telah diketahui Nabi Ibrahim. Malaikat mengabarkan pada Nabi Ibrahim bahwa Allah akan menghancurkan kaum Sodom karena perbuatan zalim yang dilakukan mereka.

Nabi Ibrahim pun bertanya pada malaikat sebab di wilayah bangsa Sodom ada Nabi Luth. Malaikat menjelaskan bahwa Nabi Luth akan diselamatkan bersama keluarganya kecuali istrinya yang akan tertimpa azab bersama kaum Sodom. 

Dalam surat Al-A'raf ayat 80 diterangkan...

Dalam surat Al-A'raf ayat 80 diterangkan bagaimana dialog Nabi Luth dengan kaum Sodom.

وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ "Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?"

Menurut Ustadz Syahrullah, kata fahisyah dalam ayat itu berarti perbuatan yang keji dan sangat menjijikan yaitu perilaku homoseksual di antara kaum Sodom. 

Dan Nabi Luth pun menjelaskan bahwa tidak ada kaum yang pernah melakukan perbuatan keji seperti yang dilakukan kaum Sodom. Karena itu jelas Ustadz Syahrullah, homoseksual itu dimulai dari kaum Sodom. Karena itu dalam petikan ayat selanjutnya disebutkan kaum Sodom adalah kaum musrifun atau kaum yang melampaui batas. Dalam surat An-Naml kaum Sodom disebut dengan kaum tajhalun atau kaum yang bodoh.  

Mendengar pernyataan Nabi Luth itu, sebagian kaum Sodom memprovokasi yang lainnya untuk mengusir Luth dan keluarganya. Kaum Sodom bukan saja menyukai sesama lelaki, melainkan juga senang merampok dan membuat keributan. 

Ustadz Syahrullah menjelaskan Allah SWT kemudian mengutus beberapa malaikat yang menjelma menjadi laki-laki dan bertamu kepada Nabi Luth. Kedatangan para tamu itu pun disambut Nabi Luth. Tetapi Nabi Luth khawatir akan keselamatan tamunya bila diketahui kaum Sodom. 

Akan tetapi istrinya berkhianat dan membocorkan kepada kaum Sodom bahwa ada beberapa lelaki berwajah tampan yang datang ke rumahnya bertamu pada Nabi Luth. Karena itu pula, istri Nabi Luth nantinya mendapat azab bersama orang-orang Sodom.  

Setelah itu datanglah kaum Sodom ke rumah Nabi Luth untuk memaksa para tamu Nabi Luth itu untuk melayani nafsu menyimpang para kaum Sodom. Para tamu itu kemudian memberi tahu Nabi Luth bahwa mereka adalah malaikat utusan Allah. 

Para malaikat itu memberikan pesan kepada Luth agar meninggalkan kaum Sodom di akhir malam beserta keluarganya kecuali istrinya. Malaikat menjelaskan bahwa sesuatu yang akan menimpa kaum Sodom juga akan menimpa istrinya. Malaikat menjelaskan bahwa pada waktu subuh kaum Sodom akan mendapatkan azab. 

Nabi Luth pun mematuhinya, dia bersama anak-anaknya dan beberapa pengikutnya berjalan pada akhir malam. Nabi Luth menggiring dari belakang dan memerintahkan agar keluarganya dan orang-orang yang ikut serta dalam perjalanan itu tidak menoleh ke belakang. 

Menurut Ustadz Syahrullah alasannya karena kalau menoleh, orang-orang yang mengikuti Nabi Luth akan tercengang dan perjalananya akan terhenti. Allah pun menurunkan azab kepada kaum Sodom pada subuh hari dengan membalikkan tanah yang ditinggali kaum Sodom dan menghujan mereka dengan batu.

Yang diutus allah kepada kaum sodom adalah nabi
Kota Sodom di Yordania yang dihancurkan Allah SWT. (Foto: istimewa)

Kastolani Sabtu, 14 Maret 2020 - 08:15:00 WIB

JAKARTA, iNews.id - Kisah Nabi Luth Alaihi salam (AS) merupakan putra Ibnu Haran ibnu Azar, yaitu anak saudara lelaki Nabi Ibrahim Al-Khalil AS. Dia telah beriman bersama Nabi Ibrahim dan hijrah ke tanah Syam bersamanya.

Kemudian Allah mengutus Nabi Luth kepada kaum Sodom dan daerah-daerah sekitarnya untuk menyeru mereka agar menyembah Allah Swt memerintahkan mengerjakan kebajikan, dan melarang mereka melakukan perbuatan mungkar.

Saat itu kaum Sodom tenggelam di dalam perbuatan-perbuatan yang berdosa, hal-hal yang diharamkan, serta perbuatan fahisyah (kerusakan) yang mereka adakan sendiri dan belum pernah dilakukan oleh seorang pun dari kalangan Bani Adam dan juga oleh lainnya; yaitu mendatangi jenis laki-laki, bukannya jenis perempuan (homoseks).

Perbuatan ini merupakan suatu hal yang belum pernah dilakukan oleh Bani Adam, belum dikenal dan belum pernah terbetik dalam hati mereka untuk melakukannya selain penduduk Sodom; semoga laknat Allah tetap menimpa mereka.

Karena itulah maka Nabi Luth mengatakan kepada kaumnya, seperti yang disitir oleh firman Allah Swt:

وَلُوْطًا اِذْ قَالَ لِقَوْمِهٖٓ اَتَأْتُوْنَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ اَحَدٍ مِّنَ الْعٰلَمِيْن اِنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِّنْ دُوْنِ النِّسَاۤءِۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ

Artinya: Mengapa kalian mengerjakan perbuatan Jahisyah itu yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelum kalian? Sesungguhnya kalian mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsu kalian (kepada mereka), bukan kepada wanita. (Al-Araf: 80-81)

Nabi Luth mengatakan kepada kaumnya jika perbuatan mereka melampaui batas dan suatu kebodohan, karena perbuatan seperti itu berarti menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya.

Kemudian Nabi Luth berkata kepada kaumnya:

قَالَ هٰٓؤُلَاۤءِ بَنٰتِيْٓ اِنْ كُنْتُمْ فٰعِلِيْنَۗ

Artinya: Inilah putri-putriku (kawinilah mereka), jika kalian hendak berbuat (secara halal). (Surat Al Hijr: 71)

Nabi Luth memberikan petunjuk kepada mereka untuk mengawini putri-putrinya. Tetapi mereka merasa keberatan dan beralasan tidak meng­inginkannya.
Mereka menjawab, "Sesungguhnya engkau telah mengetahui bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap putri-putrimu; dan sesungguhnya engkau tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki.” (Surat Hud: 79)

Para ahli tafsir mengatakan bahwa kaum lelaki mereka melampias­kan nafsunya kepada lelaki lain, sebagian dari mereka kepada sebagian yang lain. Demikian pula kaum wanitanya, sebagian dari mereka merasa puas dengan sebagian yang lainnya.وَجَاۤءَ اَهْلُ الْمَدِيْنَةِ يَسْتَبْشِرُوْنَقَالَ اِنَّ هٰٓؤُلَاۤءِ ضَيْفِيْ فَلَا تَفْضَحُوْنِۙ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَلَا تُخْزُوْنِ قَالُوْٓا اَوَلَمْ نَنْهَكَ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ قَالَ هٰٓؤُلَاۤءِ بَنٰتِيْٓ اِنْ كُنْتُمْ فٰعِلِيْنَۗ

لَعَمْرُكَ اِنَّهُمْ لَفِيْ سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُوْنَ

"Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira (karena) kedatangan tamu-tamu itu. Lut berkata, "Sesung­guhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kalian memberi malu (kepadaku), dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kalian membuat aku terhina.” Mereka berkata, "Dan bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia?”Luth berkata, "Inilah putri-putri (negeri)ku (kawinlah dengan mereka), jika kalian hendak berbuat (secara yang halal).” (QS. Al Hijr: 67-72)

Kaum Nabi Luth sangat senang melihat kedatangan tamu Nabinya  yang berwajah tampan.

Mereka mendatangi rumah Nabi Luth atas informasi istrinya dengan isyarat khusus. Melihat kedatangan kaumnya, Luth berkata, "Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kalian memberi malu (kepadaku), dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kalian membuat aku terhina.” (Al-Hijr: 68-69)

Hal ini dikatakan oleh Nabi Luth sebelum dia mengetahui bahwa tamu-tamunya itu adalah utusan Allah. Tamu-tamu berwajah tampan itu merupakan malaikat yang diutus Allah.

Setelah mereka masuk ke dalam rumah, ternyata istri Nabi Luth yang sudah berusia lanjut lagi berhati buruk itu pergi dan naik ke atas rumah, ia mengibarkan pakaiannya sebagai isyarat yang ditujukan kepada kaumnya. Maka orang-orang fasik berlomba-lomba datang dengan cepat menuju ke arahnya, lalu bertanya, "Apakah yang telah terjadi denganmu?" Istri Luth berkata, "Luth telah menerima suatu kaum sebagai tamunya, aku belum pernah melihat wajah yang setampan mereka dan belum pernah mencium bau yang sewangi bau mereka."

Maka mereka bersegera menuju pintu rumah Nabi Luth, lalu Nabi Luth menutup pintu rumahnya dan menahan mereka dari dalam, sedangkan mereka mendorong pintu dari luar. Dalam keadaan demikian Nabi Luth mengingatkan mereka kepada Allah seraya berkata, seperti yang disitir oleh firman-Nya: Inilah putri-putriku, mereka lebih suci bagi kalian. (Hud: 78)

Maka Malaikat Jibril bangkit dan menyumbat pintu itu, lalu ia meminta izin kepada Tuhannya untuk menyiksa mereka, maka Allah mengizin­kannya. Lalu Jibril bangkit dan berubah ujud seperti aslinya di langit, kemudian membeberkan kedua sayapnya.

Jibril mempunyai dua buah sayap, dan pada sayapnya terdapat kain selendang yang terbuat dari mutiara yang dianyam. Malaikat Jibril mempunyai gigi seri yang berkilauan, keningnya lebar lagi bercahaya sedangkan (rambut) kepalanya ikal bergelombang berwarna mutiara yang sangat putih seperti salju, dan kedua kakinya berwarna kehijau-hijauan.

Lalu ia berkata, "Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu.” (Hud: 81) Pergilah kamu, hai Luth, menjauhlah dari pintu itu dan biarkanlah aku menghadapi mereka. Maka Luth menjauh dari pintu, lalu Malaikat Jibril keluar menghadapi mereka dan merentangkan sayapnya; ia pukul wajah mereka dengan sayapnya dengan pukulan yang membuat mata mereka tidak dapat melihat, sehingga mereka menjadi buta, tidak dapat melihat jalan.

Kemudian Luth diperintahkan untuk pergi bersama keluarganya pada malam itu juga: Sebab itu, pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam. (Hud: 81)

Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikan­lah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu.

Allah Swt. berfirman, "Kami selamatkan Lut bersama keluarganya dan tidak ada seorang pun dari kaumnya yang beriman selain keluarga dan ahli baitnya sendiri kecuali istri Nabi Luth sendiri, karena sesungguhnya dia tidak beriman kepadanya, bahkan dia tetap berpegang kepada agama kaumnya.

Dialah yang memberikan informasi dan memberitahukan kepada kaumnya perihal tamu-tamu yang datang kepada Nabi Luth dengan bahasa isyarat yang hanya dimengerti oleh mereka.

Karena itu, ketika Nabi Luth diperintahkan agar memberangkatkan keluarganya di malam hari. Allah memberitahukan kepadanya bahwa janganlah Luth memberitahukan keberangkatannya kepada istrinya dan janganlah membawa serta istrinya keluar dari negeri itu.

Setelah Nabi Luth dan pengikutnya yang beriman keluar dari Kota Sodom, Allah menurunkan azabnya dengan menjatuhkan batu-batu besar dari langit dan menjungkir balikkan kota itu.

Sebelumnya, azab tersebut diawali dengan suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit. Setelah itu, mereka dihujani dengan batu dari tanah yang keras.

Wallahu A'lam Bishshawab.

(Sumber: Tafsir Ibnu Katsir)


Editor : Kastolani Marzuki

TAG : istri adam Nabi Kisah Nabi

Yang diutus allah kepada kaum sodom adalah nabi