Yang bukan termasuk dalam pemeliharaan ikan adalah

  • Beranda
  • Tentang Kami
  • Artikel

  • Informasi Harga Pangan
  • Pengumuman
  • Sebagai salah satu sarana yang paling penting, wadah budidaya ikan harus diperhatikan. Wadah atau tempat pemeliharaan yang tepat bisa menunjang pertumbuhan dan perkembangan ikan menjadi lebih baik. Berikut ini beragam jenis wadah untuk budidaya ikan.

    Kolam atau tambak Istilah kolam atau tambak berarti tempat tampungan air di atas tanah yang dibuat dari tanah atau tembok. Kolam tanah dibuat dengan cara menggali tanah dan diperkuat dengan tanggul. Kolam tembok biasanya diperkuat dengan batu kali, batu bata, atau batako yang direkatkan dengan pasir, kapur, dan semen.

    Kolam terpal,  Kolam terpal biasa digunakan untuk pemeliharaan larva hingga pendederan. Kolam terpal juga bisa digunakan untuk pembesaran. Kolam ini terbuat dari kerangka lempengan besi atau pipa ledeng. Bisa juga, kolam terpal menggunakan rangka bambu.

    Akuarium dan bak, Akuarium biasa digunakan sebagai wadah pemeliharaan yang terkontrol. Akuarium biasanya terbuat dari kaca, sedangkan bak terbuat dari fiberglass atau plastik. Akuarium dan bak biasa digunakan untuk pembenihan ikan.

    Keramba, Wadah budidaya ikan yang satu ini biasanya ada di perairan umum. Keramba bisa ada di sungai, rawa, danau, atau waduk. Tahapan budidaya yang bisa dilakukan dengan keramba mulai dari pendederan hingga pembesaran.

    Jaring apung, Jaring apung disebut juga sebagai cage culture. Jaring tersebut tetap mampu mengapung dengan bantuan pelampung. Sistem jaring apung terdiri atas beberapa komponen. Mulai dari rangka, kantong jaring, pelampung, jalan tepi, dan jangkar.

    Jaring apung juga bisa terbuat dari beberapa bahan seperti kayu, bambu, pipa paralon, atau aluminium. Anda dapat menggunakan kantong jaring yang terbuat dari polietilen atau PE. Selai itu, bisa juga menggunakan jenis polipropalen.

    Hampang, Jika budidaya dilakukan di rawa-rawa, Anda bisa menggunakan hampang. Hampang bisa dibuat di tepian rawa yang memiliki kedalaman 1 meter. Jika perairan terlalu dalam, biaya yang dikeluarkan pun akan lebih mahal. Selain itu, hampang akan lebih rawan terkena aliran atau arus air yang cukup kuat.

    Rate this item

    Macam-macam Media Pembibitan Belut »

    Kalau ingin membudidaya ikan peliharaan, kita mestinya mengetahui pemahaman tentang wadah budidaya untuk ikan peliharaan, dan juga mengetahui lokasi yang bagus untuk menaruh ikan peliharaan-ikan peliharaan. Ada beberapa jenis wadah budidaya ikan peliharaan, yaitu kolam ikan, bak, aquarium ikan, dan keramba jaring apung. Berikut penjelasannya: 10 Jenis Wadah Budidaya dalam Perikanan.

    1. Kolam ikan

    Jenis-jenis kolam ikan yang akan digunakan sangat tergantung kepada sistem budidaya yang akan diterapkan. Kolam ikan merupakan bentuk paling umum yang digunakan dalam perikanan. Kolam ikan memiliki luas dan ketinggian yang sesuai dengan jenis ikan yang dipelrihara dan berapa banyaknya, ukuran kolam ikan yang tepat akan membuat ikan bebas dari stres, sedangkan ukuran kolam ikan yang tidak sesuai tentu akan berpengaruh pada budidaya ikan itu sendiri. [Baca juga mengenai cara mengatasi ikan cupang kembung].

    2. Kolam ikan Tradisional/ Ekstensif

    Kolam ikan yang digunakan adalah kolam ikan tanah yaitu kolam ikan yang keseluruhan bagian kolam ikannya terbuat dari tanah.

    3. Kolam ikan Semi Intensif

    Kolam ikan yang digunakan adalah kolam ikan yang bagian kolam ikannya [dinding pematang] terbuat dari tembok sedangkan dasar kolam ikannya terbuat dari tanah. [Baca juga mengenai cara mengatasi ikan arwana kurang nafsu makan].

    4. Kolam ikan Intensif

    Kolam ikan yang digunakan adalah kolam ikan yang keseluruhan bagian kolam ikan terdiri dari tembok.

    5. Pengelompokan jenis kolam ikan

    Kolam ikan dapat dikelompokkan berdasarkan dari sumber airnya, antara lain: [Baca juga mengenai cara mengatasi ikan koki terbalik].

    • Kolam ikan tadah hujan
    • Kolam ikan mata air
    • Kolam ikan pengairan setengah teknis
    • Kolam ikan pengairan teknis

    Kolam ikan berdasarkan asal terjadinya, antara lain:

    Kolam ikan berdasarkan bentuknya, antara lain:

    Kolam ikan berdasarkan fungsinya, antara lain:

    • Kolam ikan pemeliharaan induk
    • Kolam ikan pemijahan/perkawinan
    • Kolam ikan penetasan telur
    • Kolam ikan pendederan
    • Kolam ikan pembesaran
    • Kolam ikan penumbuhan makanan alami
    • Kolam ikan pengendapan
    • Kolam ikan penampungan hasil

    Kolam ikan berdasarkan aliran airnya, antara lain:

    • Kolam ikan air tergenang
    • Kolam ikan air mengalir

    6. Bak

    Wadah budidaya ikan peliharaan selanjutnya adalah bak atau tangki yang dapat digunakan untuk melakukan budidaya ikan peliharaan. Berdasarkan proses budidaya ikan peliharaan, jenis bak yang akan digunakan disesuaikan peliharaan dengan skala produksi budidaya dan hampir sama dengan kolam ikan dimana

    dapat dikelompokkan menjadi bak pemijahan, bak penetasan, bak pemeliharaan, dan bak pemberokan. Bak yang digunakan untuk melakukan pemijahan ikan peliharaan biasanya adalah bak yang terbuat dari beton atau fiber sedangkan bak plastik biasanya digunakan untuk melakukan pemeliharaan larva ikan peliharaan.

    7. Aquarium ikan

    Aquarium ikan merupakan salah satu wadah pemeliharaan ikan peliharaan yang relatif sangat mudah dalam perawatannya. Aquarium ikan dapat digunakan untuk budidaya ikan peliharaan tawar dan air laut biasanya pada proses kegiatan pembenihan ikan peliharaan atau untuk pemeliharaan ikan peliharaan hias.

    Aquarium ikan ini terbuat dari bahan kaca dimana penamaan aquarium ikan ini berasal dari bahasa latin yaitu aqua yang artinya air dan area yang artinya ruang. Jadi aquarium ikan ini adalah ruangan yang terbatas untuk tempat air yang berpenghuni, yang dapat diawasi dan dinikmati.

    Aquarium ikan yang digunakan untuk budidaya ikan peliharaan ini dapat dibuat sendiri atau membeli langsung dari toko. Fungsi aquarium ikan sebagai wadah untuk budidaya ikan peliharaan juga dapat berfungsi sebagai penghias ruangan dimana aquarium ikan tersebut dapat dinikmati keindahannya oleh penggemarnya. Berdasarkan fungsinya, aquarium ikan dapat dibedakan antara lain adalah:

    8. Aquarium ikan Umum dan kelompok

    Aquarium ikan ini diisi dengan berbagai jenis ikan peliharaan dan tanaman air yang bertujuan untuk penghias ruangan. Syarat aquarium ikan umum:

    • Aquarium ikan akan diletakkan sesuai dan serasi dengan ruangan.
    • Alat perlengkapan aquarium ikan meliputi aerator, kabel listrik, pipa pvc, dan lain-lain, yang diletakkan tersembunyi supaya nampak alami.
    • Usahakan dasar aquarium ikan tampak alami.
    • Tanaman disusun dengan estetika.
    • Jenis ikan peliharaan yang dipelihara harus harmonis.

    Jenis aquarium ikan ini biasanya digunakan sebagai hiasan bagi berbagai jenis ikan peliharaan yang dapat dinikmati keindahan warna tubuh ikan peliharaan baik ikan peliharaan air tawar maupun ikan peliharaan air laut dari jenis ikan peliharaan hias maupun ikan peliharaan konsumsi.

    Aquarium ikan Kelompok. Ikan peliharaan-ikan peliharaan yang dipelihara di dalam aquarium ikan kelompok harus ikan peliharaan sejenis/keluarga serta ditanami oleh tanaman air yang diperlukan oleh kelompok ikan peliharaan yang dipelihara. Syarat aquarium ikan kelompok:

    • Jenis ikan peliharaan yang dipelihara harus masih sekerabat.
    • Susunan tanaman air disesuaikan peliharaan dengan ikan peliharaan yang dipelihara. 

    Jenis aquarium ikan ini biasanya digunakan untuk memelihara ikan peliharaan dalam satu kelompok baik ikan peliharaan hias maupun ikan peliharaan konsumsi dari ikan peliharaan tawar dan laut.

    9. Aquarium ikan Sejenis dan ikan tanaman

    Dalam aquarium ikan ini, estetika dan dekorasi dikesampingkan, karena tujuan dari aquarium ikan sejenis untuk mengembangbiakan ikan peliharaan. Jenis aquarium ikan ini yang biasa digunakan untuk membudidayakan ikan peliharaan air tawar dan laut.

    Aquarium ikan Tanaman. Dalam aquarium ikan ini yang memegang peranan adalah tanaman air. Ikan peliharaan dimasukkan ke dalam aquarium ikan untuk penghias dan pemelihara tanaman.

    10. Keramba Jaring Apung [KJA]

    Budidaya ikan peliharaan dalam karamba jaring apung adalah membesarkan ikan peliharaan didalam wadah-wadah yang diapungkan di permukaan air, dimana wadah tersebut semua sisinya diselubungi oleh material [jaring] untuk menahan ikan peliharaan di dalamnya. Budidaya ikan peliharaan dalam karamba jaring apung dikelompokkan sebagai usaha pemeliharaan intensif, yakni dengan pemberian pakan yang berkualitas,

    penggunaan benih unggul, padat penebaran tinggi, juga harus didukung oleh lingkungan yang baik serta kemampuan pengelolaan yang baik pula. Jenis ikan peliharaan yang dapat dipelihara pada karamba jaring apung tidak terbatas pada ikan peliharaan mas atau ikan peliharaan nila saja, tetapi hampir semua jenis ikan peliharaan yang bernilai ekonomis dapat dipelihara pada wadah ini, seperti: Ikan peliharaan lele, gurame, patin, bandeng, serta berbagai jenis ikan peliharaan hias.

    Sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.

    Video yang berhubungan

    Artikel ini bukan mengenai Budi daya perairan.

    Budi daya ikan adalah salah satu bentuk budi daya perairan yang khusus membudidayakan ikan di tangki atau ruang tertutup, biasanya untuk menghasilkan bahan pangan, ikan hias, dan rekreasi (pemancingan). Ikan yang paling banyak dibudidayakan adalah ikan mas, salmon, lele, dan tilapia (sejenis ikan nila).[1]

    Aqua-Boy, kapal Norwegia yang digunakan untuk mengangkut ikan hidup

    Melepaskan telur dari ikan Oncorhynchus mykiss betina

    Kolam pemeliharaan ikan di Oaxaca, Meksiko

    Kolam pemuliaan dan penetasan ikan di Pangasinan, Filipina

    Terdapat permintaan yang tinggi untuk ikan di seluruh dunia sehingga menyebabkan overfishing di sektor perikanan tangkap. Budi daya ikan menyediakan sumber alternatif penyediaan ikan. Namun, budi daya ikan karnivora seperti salmon tidak selalu mengurangi usaha perikanan tangkap karena nutrisi yang dibutuhkan ikan salmon spesifik dan sering kali sulit dibudidayakan, seperti ikan kecil yang mengandung minyak ikan yang menjadi mangsa utama ikan salmon di alam liar. Namun ilmuwan kini telah mengembangkan pakan alternatif berbasis tumbuhan untuk budi daya ikan karnivora.[2]

    Berdasarkan data FAO, total ikan yang dibudidayakan secara global pada tahun 2008 mencapai 33,8 juta ton dengan nilai mencapai US$60 miliar.[3]

    Spesies utama ikan yang dibudidayakan pada tahun 2010[4]Budi daya air tawar Hasil (ton) Budi daya air laut Hasil (ton) Budi daya air payau Hasil (ton)
    Ctenopharyngodon idella 4,337,114 Salmo salar 1,421,647 Epinephelus tauvina 3,677,691
    Hypophthalmichthys molitrix 4,116,835 Larimichthys crocea 378,622 Mugil cephalus 333,322
    Catla catla 3,869,984 Epinephelus tauvina 215,028 Oreochromis niloticus 107,489
    Cyprinus carpio 3,444,203 Salmo trutta 143,751 Lates calcarifer 49,234
    Hypophthalmichthys nobilis 2,585,962 Seriola quinqueradiata 139,077 Oxyeleotris marmorata 34,123
    Carassius carassius 2,217,798 Sparus aurata 118,212 Dicentrarchus labrax 23,313
    Oreochromis niloticus 1,990,275 Lateolabrax japonicus 107,903 Oreochromis mossambicus 17,103
    Labeo rohita 1,167,315 Dicentrarchus labrax 102,538
    Pagrus auratus 73,924

    Lihat pula: Kolam ikan

    Pemeliharaan ikan dapat dilakukan dengan berbagai metode di berbagai tempat. Metode yang paling banyak digunakan adalah dengan menggunakan kolam ikan, tangki akuaponik, dan kandang.

    Akuaponik

    Artikel utama: Akuaponik

    Akuaponik adalah sistem budi daya berkelanjutan yang mengkombinasikan akuakultur dan hidroponik dalam lingkungan yang bersifat simbiotik. Dalam akuakultur yang normal, ekskresi dari hewan yang dipelihara akan terakumulasi di air dan meningkatkan toksisitas air jika tidak dibuang. Dalam akuaponik, ekskresi hewan diberikan kepada tanaman agar dipecah menjadi nitrat dan nitrit melalui proses alami, dan dimanfaatkan oleh tanaman sebagai nutrisi. Air kemudian bersirkulasi kembali ke sistem akuakultur.

    Karena sistem hidroponik dan akuakultur sangat beragam bentuknya maka sistem akuaponik pun menjadi sangat beragam dalam hal ukuran, kerumitan, tipe makhluk hidup yang ditumbuhkan, dan sebagainya.[5]

    Kandang

    Kandang ikan adalah kandang yang ditempatkan di danau, kolam, sungai, atau laut untuk melindungi ikan hingga ikan siap dipanen.[6][7] Kandang dapat didesain dari berbagai jenis bahan. Ikan yang dipelihara di dalam kandang dapat diberi pakan maupun dibiarkan memakan pakan yang datang dari lingkungan sekitarnya. Tipe pemeliharaan dengan kandang memiliki keuntungan yaitu dapat dipelihara sesuai dengan habitat ikan tersebut (air tawar, payau, atau laut) sehingga spesies ikan yang dipelihara sangat beragam. Kandang ikan juga dapat dipelihara bersamaan dengan pemanfaatan air lainnya seperti rekreasi dan irigasi.[6] Kekurangan sistem kandang adalah risiko lepasnya ikan ke lingkungan. Jika spesies ikan yang dipelihara bukan spesies endemik, dapat menjadi spesies invasif.[6] Pencemaran perairan setempat dapat menjadi risiko bagi ikan yang dipelihara dan begitu juga sebaliknya, pemeliharaan ikan dapat menyebabkan pencemaran lokal, terutama dari sisa pakan dan obat-obatan. Penyakit dan hama dapat berpindah lebih mudah dari lingkungan ke kandang dan sebaliknya.

    Logam paduan tembaga banyak digunakan sebagai bahan untuk membuat kandang karena memiliki sifat antimikroba dan algasida sehingga dapat mencegah menempelnya organisme di rangka kandang (biofouling)

    Budi daya ikan komposit

    Budi daya ikan secara komposit adalah teknologi yang dikembangkan di India pada tahun 1970-an dengan mendayagunakan ikan lokal dan ikan non-lokal yang dikombinasikan. Ikan-ikan tersebut dipilih karena memiliki jenis makanan dan cara makan yang berbeda-beda. Pada percobaan di India, ikan yang digunakan adalah Cirrhinus cirrhosus dan ikan mas sebagai konsumen dasar kolam, ikan Labeo rohita yang memakan di antara permukaan dan dasar kolam, dan ikan Catla catla dan Hypophthalmichthys molitrix sebagai konsumen permukaan. Ikan yang mampu memakan feses dari ikan lain juga bisa dipelihara sehingga meningkatkan efisiensi pakan. Metode ini mampu memproduksi hingga 6000 kg ikan per hektare per tahun.[8][9]

    Permasalahan pada budi daya ikan pada dasarnya sama dengan permasalahan pada budi daya perairan. Yang paling menonjol adalah efisiensi pada budi daya ikan karnivora, seperti budi daya salmon, yang membutuhkan nutrisi lebih banyak dari yang dihasilkannya. Namun kebutuhan pasar terhadap ikan salmon masih tinggi sehingga pembudidayaan masih berkembang. Para pembudi daya sudah mampu mensubstitusi protein menggunakan sumber dari tumbuhan, tetapi kebutuhan lemak, terutama Omega 3, masih sulit untuk dipenuhi dari sumber tumbuhan sehingga masih membutuhkan suplai dari hewani.

    Permasalahan berikutnya adalah kepadatan ikan yang dipelihara jauh melebihi kepadatan di habitat alaminya, hingga mencapai 6 ekor per meter persegi.[10] Kepadatan yang tinggi dapat menyebabkan luka pada ikan karena tingginya kontak dan gesekan antar ikan dan dengan komponen kandang. Konsentrasi amonia dari urin dan feses ikan yang tinggi juga dapat berdampak pada kesehatan ikan.

    Meski demikian, beberapa jenis ikan juga cenderung membentuk populasi dengan kepadatan tinggi di alam liar (fish school) seperti ikan herring, untuk memudahkan mencari mangsa dan menghindari predator. Para pembudidaya mencoba untuk mengoperasikan sistem pemeliharaan yang sesuai supaya tidak mengurangi rasio konversi pakan (kg pakan kering/kg hasil daging ikan). Pengukuran tingkat kesejahteraan hewan menjadi salah satu metode ilmiah dalam menentukan kesuksesan budi daya ikan.[11]

    Pembudidayaan dengan kepadatan tinggi dapat menyebabkan kerusakan habitan di sekitar area pemelihataan. Tingginya feses yang diproduksi dengan campuran sisa pakan dan obat-obatan dapat mencemari perairan setempat.[12] Dekomposisi sisa pakan dan feses dapat meningkatkan populasi bakteri yang mampu menguras kandungan oksigen terlarut sehingga mampu membunuh kehidupan di perairan. Berbagai usaha budi daya sering kali berpindah setelah tempat awal sudah tidak sehat sehingga nelayan yang mengusahakan perikanan tangkap menjadi terganggu oleh kerusakan lingkungan yang diakibatkan para pembudidaya berpindah ini.[13]

    Kekhawatiran terhadap keberadaan penyakit dan parasit ikan membuat para pembudidaya menggunakan obat-obatan dan antibiotik untuk menjaga agar tingkat kematian ikan tidak tinggi (meski tidak 100 persen sembuh[14]). Dalam banyak kasus, terutama pemeliharaan di alam terbuka menggunakan sistem kandang, obat-obatan dan antibiotik ini mampu mengalir ke lingkungan di luar area pemeliharaan sehingga mempengaruhi ekosistem sekitar.[15] Penggunaan antibiotik juga dapat menyebabkan hama dan penyakit lebih tahan sehingga menciptakan resistensi antibiotik. Antibiotik juga bersifat persisten dan dapat terkonsumsi oleh manusia.[16] Pemanfaatan vaksin kini lebih ditekankan untuk mengurangi penggunaan obat-obatan dan antibiotik.[17]

      Portal Pertanian

    • Akuaponik
    • Budi daya perairan
    • Budi daya perairan ikan lele
    • Keramba
    • Kolam ikan
    • Penyembelihan hewan

    1. ^ FAO FishStat database
    2. ^ "Budidaya Ikan Tanpa Minyak Ikan". Deutsche Welle. 6 Desember 2013. 
    3. ^ Fishery and Aquaculture Statistics: Aquaculture Production 2008 FAO Yearbook, Rome.
    4. ^ FAO FishStat Plus (2012)
    5. ^ Rakocy, James E.; Bailey, Donald S.; Shultz, R. Charlie; Thoman, Eric S. "Update on Tilapia and Vegetable Production in the UVI Aquaponic System" (PDF). University of the Virgin Islands Agricultural Experiment Station. Diakses tanggal 11 March 2013. 
    6. ^ a b c //www.scielo.br/scielo.php?script=sci_arttext&pid=S1679-62252011000400024
    7. ^ "Off-shore fish farming term". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-02-04. Diakses tanggal 2014-02-03. 
    8. ^ //www.fao.org/docrep/field/003/AC229E/AC229E07.htm
    9. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-03-09. Diakses tanggal 2014-02-04. 
    10. ^ ""Fuss Over Farming Fish", Alaska Science Forum, June 27, 1990". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-04-19. Diakses tanggal 2014-02-04. 
    11. ^ Journal of Fish Biology 68 (2): 332-372 February 2006
    12. ^ Naylor RL, RJ Goldburg, H Mooney, et al (1998) "Nature's Subsidies to Shrimp and Salmon Farming" Science, 282 (5390): 883–884. DOI:10.1126/science.282.5390.883
    13. ^ Salmon Farming Tactics Produce Unhealthy Fish
    14. ^ Lymbery, P. CIWF Trust report, "In Too Deep - The Welfare of Intensively Farmed Fish" (2002)
    15. ^ Barrionuevo, Alexei (July 26, 2009). "Chile's Antibiotics Use on Salmon Farms Dwarfs That of a Top Rival's". The New York Times. Diakses tanggal 2009-08-28. 
    16. ^ Facts About Antibiotic Resistance
    17. ^ "UNH Aquaculture website". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-08-10. Diakses tanggal 2014-02-04. 

    • Freshwater Aquaculture: A Handbook for Small Scale Fish Culture in North America.  Parameter |authr= yang tidak diketahui mengabaikan (|penulis= yang disarankan) (bantuan)
    • Benson, Tess. "Advancing Aquaculture: Fish Welfare at Slaughter" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2006-05-06. Diakses tanggal 2011-06-12. 
    • Yue, Stephanie. "An HSUS Report: The Welfare of Farmed Fish at Slaughter" (PDF). Humane Society of the United States. Diakses tanggal 2011-06-12. 
    • "Opinion of the Scientific Panel on Animal Health and Welfare on a request from the Commission related to welfare aspects of the main systems of stunning and killing the main commercial species of animals" (PDF). The EFSA Journal. 2004. Diakses tanggal 2011-06-12.  Parameter |first1= tanpa |last1= di Authors list (bantuan)[pranala nonaktif permanen]
    • Håstein, T (2004), "Animal welfare issues relating to aquaculture", Proceedings of the Global Conference on Animal Welfare: an OIE Initiative (PDF), hlm. 219–31, diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-03-25, diakses tanggal 2011-06-12 
    • Jhingran VG (1987) Introduction to Aquaculture Nigerian Institute for Oceanography and Marine Research, FAO, Rome.
    • Swift DR (1993) Aquaculture Training Manual Edition 2, John Wiley & Sons. ISBN 978-0-85238-194-6.
    • NOAA Aquaculture Website Diarsipkan 2011-10-15 di Wayback Machine.
    • FAO Fisheries Department and its SOFIA report on fisheries and aquaculture
    • Brown, Lester R (2001) Fish Farming May Soon Overtake Cattle Ranching As a Food Source Earth Policy Institute.
    • Watershed Watch Salmon Society A British Columbia advocacy group for wild salmon
    • Wild Salmon in Trouble: The Link Between Farmed Salmon, Sea Lice and Wild Salmon - Watershed Watch Salmon Society. Animated short video based on peer-reviewed scientific research, with subject background article Watching out for Wild Salmon.
    • Aquacultural Revolution: The scientific case for changing salmon farming - Watershed Watch Salmon Society. Short video documentary. Prominent scientists and First Nation representatives speak their minds about the salmon farming industry and the effects of sea lice infestations on wild salmon populations.
    • "The Case for Fish and Oyster Farming," Diarsipkan 2009-05-12 di Wayback Machine. Carl Marziali, University of Southern California Trojan Family Magazine, May 17, 2009.
    • Norwegian fishfarming
    • Coastal Alliance for Aquaculture Reform Coalition of environmental groups, scientists and First Nations opposed to current salmon farming practices
    • German Specialist in Fancy Goldfish and Fishhealth, with Forum and large Picture-Gallery[pranala nonaktif permanen]
    • Fish farming facts from Greenpeace
    • Ethical concerns about the conditions on fish farms Diarsipkan 2005-01-12 di Wayback Machine.
    • Safety for Fish Farm Workers, from the U.S. National Agricultural Safety Database
    • The Pure Salmon Campaign website Diarsipkan 2010-05-27 di Wayback Machine.
    • Tropical Fish Farming in Florida
    • Nature's Subsidies to Shrimp and Salmon Farming
    • Fish Farming Business.com Diarsipkan 2013-07-22 di Wayback Machine. Start Up & Success Tips For Fish Farm Business Owners

    Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Budi_daya_ikan&oldid=19645765"

    Video yang berhubungan

    Postingan terbaru

    LIHAT SEMUA