untuk tujuan beranak cucu allah melengkapi laki-laki dan perempuan dengan ciri-ciri fisik khusus

Laki-laki dan Perempuan Memang Beda Tetapi Tidak untuk Dibeda-bedakan

Setiap membicarakan masalah jender, mungkin akan terbersit dibenak kita sosok perempuan. Tetapi apakah yang dimaksud dengan jender selalu identik dengan perempuan? Ternyata tidak demikian.

Perbedaan antara laki-laki dan perempuan tampak dari perbedaan ciri fisik (kelamin) biologisnya yang diciptakan Tuhan bersifat abadi dan berlaku universal yang disebut sebagai kodrat. Jender adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang diciptakan oleh manusia yang dikonstruksikan oleh waktu, tempat, cara pandang, budaya, agama dan sebagainya. Oleh karena itu jender bukan hanya urusan perempuan tetapi juga laki-laki, demikian dikatakan Lis Markus Nasir, selaku narasumber dalam seminar sehari âœSensitisasi Jender bagi Pejabat Eselon II dan III Kementrian PAN, BKN, ANRI, LAN dan BPKP❠kemarin. Pembedaan antara ciri-ciri manusia yang bersifat kodrat dan non kodrati yang dapat berubah sangat penting karena selama ini kita sering sekali mencampur adukkan perbedaan tersebut. Perbedaan jender secara sosial telah melahirkan perbedaan peran lelaki dan perempuan dalam masyarakat. Secara umum adanya jender telah melahirkan perbedaan peran, tanggungjawab, fungsi dan bahkan ruang tempat dimana manusia beraktivitas. Pembedaan jender melekat pada cara pandang kita sehingga kita sering lupa seakan hal itu merupakan sesuatu yang permanen dan abadi. Dalam kenyataannya perbedaan jender menimbulkan masalah ketidakadilan bagi pihak perempuan. Misalnya, perempuan dianggap bertanggungjawab untuk urusan domestik yang fungsinya menjaga kelangsungan hidup manusia atau fungsi reproduksi. Dalam masyarakat masih ada pembedaan penghargaan, perbedaan kompensasi yang bersifat psikologis maupun ekonomi maka berarti fungsi dan perempuan dianggap lebih rendah (subordinasi) dari peran dan fungsi produksi yang selama ini diidentifikasikan sebagai tugas yang diemban lelaki. Pembedaan jender juga telah membedakan karakter perempuan dan lelaki. Perempuan dianggap lebih feminin, laki-laki dianggap maskulin yang kemudian terwujud dalam ciri-ciri psikologis seperti; lelaki dianggap gagah, kuat, berani, macho, agresif dan sebagainya. Sebaliknya perempuan dianggap lembut, penurut, senang diperhatikan dan lain-lain. Perbedaan karakter ini sering memunculkan tindakan kekerasan . Dengan anggapan jender perempuan adalah feminin, lemah dan lain-lain, secara keliru telah diartikan sebagai alasan untuk diperlakukan semena-mena dengan tindakan kekerasan seksual. Bentuk kekerasan tersebut bermacam-macam seperti menggoda, pelecehan sampai pada perkosaan. Perbedaan ciri fisik biologis antara laki-laki dan perempuan yang dibuat oleh manusia yang kerap berubah (jender) sebenarnya membuat dinamika dalam kehidupan manusia, akan tetapi perbedaan tersebut menjadi indah jika tidak ada salah satu pihak atau keduanya memperoleh perlakukan yang tidak adil. Peran laki-laki dan perempuan adalah saling melengkapi bukan untuk dibeda-bedakan dan direndahkan satu dengan lainnya. Dalam seminar ini juga ditekankan bahwa adanya kesetaraan antara perempuan dan laki-laki dalam segala bidang adalah sangat penting,termasuk dalam membangun negara.Program inilah yang sedang dicanangkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan. (maya)

  • 02 Juni 2004 00:00:00
  • Audit