Tuliskan Ayat yang mengajarkan Kita untuk membiasakan Diri beramal saleh

Kajian Online Penyejuk Iman (KOPI Ramadan) kembali digelar. Kali ini mengangkat tema mengikhlaskan amal. Ustadz Dr. Sus Budiharto, S.Psi., M.Si., Psi. dalam kajiannya mengulas tips agar selalu tenang dan bahagia setelah beramal. Menurutnya, perkara paling dasar adalah mengikhlaskan diri kepada Allah sebagai syarat utama diterimanya amal ibadah.

Ikhlas merupakan amalan hati yang perlu mendapatkan perhatian khusus secara mendalam dan dilakukan secara terus-menerus. Baik ketika hendak beramal, sedang beramal, maupun ketika sudah beramal. Hal ini dilakukan agar amalan yang dilakukan bernilai di hadapan Allah.

Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Bayyinah ayat 5 yang artinya “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus ….”

Maksud dari agama yang lurus dari ayat tersebut adalah kita terjauhkan dari hal-hal syirik dan menuju kepada tauhid. Disinilah kedudukan ikhlas yang begitu penting dalam amal ibadah, agar amalan-amalan tidak sia-sia dan tidak mendapatkan azab di dunia maupun akhirat kelak.

Ustadz Sus Budiharjo dalam tausiyahnya memaparkan agar tidak berharap kepada manusia ketika beramal, melainkan berharap hanyalah kepada Allah. Caranya yakni dengan menanyakan kepada diri sendiri mengenai hal yang dilakukan. Apakah kita melakukan ini untuk teman, kerabat, kantor, bangsa, atau untuk Allah?

“Hal ini perlu dilakukan agar hati kita tertata untuk terus menumbuhkan rasa ikhlas di hati. Sehingga apabila mendapatkan cacian atau hinaan dari oranglain, kita tidak merasa sedih. Karena pada hakikatnya kita melakukan itu hanyalah untuk Allah,” terangnya.

Allah menyeru hamba-Nya dalam QS. Al-Ikhlas pada kalimat Qul atau katakanlah. “Mengatakan bahwa Allah itu Maha Esa dan semua yang dilakukan hanya untuk Allah, serta apapun yang telah dilakukannya diserahkan hanya kepada-Nya. Sebab tidak ada yang dapat disetarakan dengan-Nya,” jelasnya.

Ustadz Sus Budiharjo menambahkan, InsyaAllah dengan melakukan hanya karena-Nya, kita mencintai Allah dan sebaliknya. Jika kita diuji kita bersyukur, jika dikhianati kita bersyukur, sebab kita melakukannya hanya karena Allah. Untuk itu kita menjadi lebih tulus, ikhlas dan bahagia.

“Jangan menggantungkan amalan itu untuk mendapatkan pujian dari manusia. Alhamdulillah kalau dapat pujian, kalau dapat makian kita terima dan setelah itu memohon kepada Allah,” pungkasnya. (SF/RS)

tirto.id - Orang yang gemar beramal saleh disebut sebagai orang yang saleh. Secara etimologis, kata saleh berasal dari bahasa Arab shāliḥ yang berarti terhindar dari kerusakan atau keburukan.

Amal saleh berarti amal atau perbuatan yang tidak merusak atau mengandung unsur kerusakan. Maka orang saleh berarti orang yang terhindar dari kerusakan atau hal-hal yang bersifat buruk.

Yang dimaksud adalah perilaku dan kepribadiannya, yang mencakup kata, sikap, perbuatan, bahkan pikiran dan perasaannya, demikian seperti dikutip Nu Online.

Tak hanya itu, dalam kamus al-Mu’jam al-Wasīth kata shaluḥa sebagai akar kata shāliḥ juga berarti bermanfaat.

Tuliskan Ayat yang mengajarkan Kita untuk membiasakan Diri beramal saleh

Dengan menggabungkan dua makna ini, maka orang saleh berarti orang yang perilaku dan kepribadiannya terhindar dari hal-hal yang merusak, dan di sisi lain membawa manfaat bagi lingkungan sekitarnya.

Dengan kualitas tersebut, ia menjadi sosok harapan dan teladan bagi orang-orang di sekitarnya.

Macam-Macam Kesalehan

Menurut Syekh Sya’rawi, dalam Islam orang saleh itu ada dua macam, saleh duniawi dan saleh ukhrawi.

1. Saleh Duniawi

Saleh duniawi adalah saleh dalam arti asal, yakni orang yang berkepribadian baik sehingga di manapun berada ia tidak merugikan tapi justru banyak memberi manfaat bagi orang-orang di sekitarnya.

Namun kesalehan semacam ini hanya berdimensi etis, bahwa apa yang dilakukannya itu baik atau benar berdasarkan pertimbangan akal sehat. Kesalehan tersebut bersifat universal dan dapat diakui secara rasional oleh semua manusia.

Orang saleh jenis ini bisa kita temukan di mana pun di muka bumi ini. Ia bisa seorang muslim, non-muslim bahkan ateis sekalipun, atau apapun profesi, jenis kelamin dan status sosialnya.

Di lingkungannya, ia menciptakan keadilan, keteraturan, kedamaian, kemajuan dan kemakmuran. Namun ibarat bangunan, kesalehan tersebut berdiri tanpa fondasi relijius-spiritual sehingga hanya berdimensi duniawi.

2. Saleh Ukhrawi

Saleh ukhrawi adalah kesalehan yang lahir dari keimanan. Kebaikan yang dilakukan sebagai ekspresi dari ketaatan kepada Tuhan.

Artinya, seseorang berkepribadian atau melakukan kebaikan tidak sekedar karena tuntutan etika, tapi juga atas kesadaran penuh sebagai seorang hamba Allah untuk berbuat baik kepada sesama hamba dan ciptaan-Nya.

Untuk itu dalam setiap tindakannya, ia juga selalu memperhatikan aturan-aturan dan hukum agama, seperti halal dan haram, atau wajib dan sunnah.

Garis pembeda antara saleh duniawi dan ukhrawi ini ialah keimanan, sehingga saleh ukhrawi ini hanya bisa dimiliki oleh seorang Muslim.

Kebaikan yang dilakukan bisa saja serupa, namun berbeda nilainya. Kesalehan ukhrawi bernilai dunia sekaligus akhirat.

Contohnya ketika seorang Muslim menyingkirkan paku di jalan. Ia melakukannya bukan sekedar karena dorongan etis untuk berbuat baik pada sesama manusia, tapi juga karena tuntunan agama untuk mencegah keburukan menimpa orang lain.

Manfaat Beramal Saleh

Dalam agama Islam, suatu amal saleh akan sah jika memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Amal saleh dilakukan dengan mengetahui ilmunya.

b. Amal saleh itu dikerjakan dengan niat ikhlas karena Allah SWT.

c. Amal saleh itu hendaknya dilakukan sesuai dengan petunjuk al-Qur’an dan Hadis.

Sementara, seseorang yang beramal saleh akan memperoleh manfaat sebagai berikut, seperti dikutip dalam buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti:

1) Diberi ampunan dan pahala yang besar oleh Allah SWT

Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. al-Maidah/5: 9 yang artinya: “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, (bahwa) mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar."

2) Diberi tambahan petunjuk

“Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Dan amal kebajikan yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik kesudahannya (Q.S. Maryam/19: 76)."

3) Diberi kehidupan yang baik dan layak

“Siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (Q.S. an-Nahl/16: 97)."

4) Dihapuskan dosa-dosanya

“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, pasti akan Kami hapus kesalahan-kesalahannya dan mereka pasti akan Kami beri balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan (Q.S. al-Ankabut/29: 7)."

5) Dijauhkan dari kerugian di dunia dan akhirat

“Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran (Q.S. al-‘Asr/103: 1-3)."

Baca juga:

  • Hadits tentang Pahala Amalan pada Bulan Ramadhan Dilipatgandakan
  • Akhlak Terpuji Kepada Diri Sendiri dalam Islam, Apa Saja?
  • Adab Pergaulan Remaja Menurut Islam dan Contoh Perilaku Menyimpang

Baca juga artikel terkait MAKNA AMAL SALEH atau tulisan menarik lainnya Maria Ulfa
(tirto.id - ulf/tha)


Penulis: Maria Ulfa
Editor: Dhita Koesno

Array

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Ketahui juga keistimewaan dari amal saleh

Iman dan amal saleh adalah sesuatu yang sangat penting dalam Islam. Selain terkait Iman, ada juga hadis tentang amal saleh

Dalam Alquran disebutkan adanya keterikatan iman dan amal saleh. Jika amal saleh disebutkan tanpa iman, maka itu menjadi tidak berguna dan tidak berpahala meski perbuatannya baik.

Sebaliknya, jika perbuatan hanya perbuatan kecil tetapi terdapat iman di dalamnya, maka akan mendapatkan pahala, dilansir dari studi Al-Bayan Jurnal Studi Alquran dan Tafsir.

Baca Juga: 6 Keistimewaan Bayi Prematur yang Perlu Moms Ketahui

Mengenal Keistimewaan Amal Saleh

Tuliskan Ayat yang mengajarkan Kita untuk membiasakan Diri beramal saleh

Foto: Orami Photo Stock

Sebelum mengetahui hadis tentang amal saleh, yuk simak apa saja keistimewaan amal saleh.

Dalam Alquran, Allah SWT berfirman:

اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

(Innal-insāna lafī khusr * illallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti wa tawāṣau bil-ḥaqqi wa tawāṣau biṣ-ṣabr)

artinya: “Sungguh, manusia berada dalam kerugian * Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” (QS Al-'ashr:2-3)

Ini adalah penjelasan dari Allah SWT mengenai amal saleh dan juga hal-hal yang membuat seseorang merugi jika tidak memiliki perilaku yang baik.

Kata amal saleh sendiri berasal dari kata ‘amilus shalihin’, yaitu segala perbuatan yang bermanfaat bagi dirinya atau orang lain, dan sesuai dengam akal, Alquran, dan juga hadis.

Kebalikan dari amal saleh adalah 'amal sayyi'ah', yaitu amal yang mendatangkan mudarat baik bagi pelakunya maupun orang lain.

Setiap amal yang baik atau buruk meskipun sangat kecil, tetap akan mendapatkan balasan yang adil dari Allah SWT baik berupa pemberian pahala atau dicatat sebagai dosa.

Baca Juga: 5 Ciri-Ciri Anak Cerdas Istimewa, Si Kecil Salah Satunya?

Oleh karena itu, ada beberapa syarat agar sebuah perilaku tercatat sebagai amal saleh, yakni:

  • Amal saleh dilakukan dengan mengetahui ilmunya
  • Amal saleh dikerjakan dengan niat ikhlas karena Allah SWT
  • Amal saleh hendaknya dilakukan sesuai dengan petunjuk dari Alquran dan hadis

Amal saleh sendiri terdiri dari tiga macam, yaitu:

  • Amal saleh terhadap Allah SWT, yaitu dengan menjalankan perintah-Nya dab meninggalkan larang-Nya. Misalnya dengan mengerjakan salat, zakat, puasa, dan ibadah lainnya.
  • Amal saleh terhadap manusia, yaitu dengan menjalankan hak dan kewajiban terhadap sesama manusia. Misalnya tersenyum, bersikap ramah, saling tolong menolong dan sebagainya.
  • Amal saleh terhadap lingkungan alam, yaitu menjaga kelestariannya. Misalnya dengan membuang sampah pada tempatnya, melakukan penghijauan, dan sebagainya.

Ada juga suatu amal saleh yang disebut amal jariyah. Ini perbuatan baik yang dilakukan secara ikhlas dengan mengharapkan ridha Allah SWT.

Saat melakukan dengan ikhlas, amalan ini akan mendatangkan pahala bagi orang yang melakukannya meskipun telah meninggal. Salah satunya yakni ilmu yang bermanfaat dan juga sedekah.

Baca Juga: 11 Ide Nama Bayi dengan Arti ‘Spesial’ untuk Si Kecil yang Istimewa

Hadis tentang Amal Saleh

Tuliskan Ayat yang mengajarkan Kita untuk membiasakan Diri beramal saleh

Foto: Orami Photo Stock

Bukan hanya dalam Alquran, sebagai pedoman umat Islam lainnya, terdapat pula hadis tentang amal saleh yang bersumber dari Rasulullah SAW sebagai teladan kaum muslimin.

Sebab, Islam menganjurkan agar umatnya selalu mengerjakan banyak amal saleh semasa hidupnya. Terdapat beberapa hadis tentang amal saleh beserta contohnyaa. Di antaranya adalah:

1. Tersenyum

تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ

Artinya: “Senyummu di depan saudaramu, adalah sedekah bagimu.” (HR Tirmidzi)

2. Menyingkirkan Gangguan di Jalan

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: ”Setiap persendian manusia ada sedekahnya setiap hari di mana matahari terbit di dalamnya, kamu mendamaikan di antara dua orang adalah sedekah

kamu membantu seseorang untuk menaikkannya di atas kendaraannya atau mengangkatkan barangnya di atasnya adalah sedekah, kalimat yang baik adalah sedekah

pada tiap-tiap langkah yang kamu tempuh menuju salat adalah sedekah, dan kamu membuang gangguan dari jalan adalah sedekah.” (HR Bukhari Muslim)

3. Ucapan yang baik

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ اللَّهَ يَرْضَى لَكُم ثَلاَثًا وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلاَثًا فَيَرضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ سَيْئًا وَأَنْ تَعتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّ قُواوَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيْلَ وَقَالَ وَكَشْرَةَ السُّؤَالِ وَإِضَاعَةِ الْمَالِ

Artinya: “Sesungguhnya Allah meridhai kalian pada tiga perkara dan membenci kalian pada tiga pula. Allah meridhai kalian bila kalian hanya menyembah Allah semata dan tidak mempersekutukannya, serta berpegang teguh pada tali (agama) Allah seluruhnya dan janganlah kalian berpecah belah.

Dan Allah membenci kalian bila kalian suka qila wa qala (berkata tanpa berdasar), banyak bertanya (yang tidak berfaedah) serta menyia-nyiakan harta.” (HR )

Baca Juga: Raditya Dika Berikan Kejutan Istimewa untuk Istri, Ini 4 Cara yang Bisa Dads Lakukan untuk Membuat Moms Happy

4. Hubungan Suami Istri

Dari Abu Dzar, Rasululullah SAW bersabda:

وَفِى بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ». قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَأْتِى أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ « أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِى حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِى الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ »

Artinya: “Dan hubungan intim di antara kalian adalah sedekah.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana bisa mendatangi istri dengan syahwat (disetubuhi) bisa bernilai pahala?”

Ia berkata, “Bagaimana pendapatmu jika ada yang meletakkan syahwat tersebut pada yang haram (berzina) bukankah bernilai dosa? Maka sudah sepantasnya meletakkan syahwat tersebut pada yang halal mendatangkan pahala.” (HR Muslim)

5. Memberi Hadiah

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

تَهَادَوْا تَحَابُّوا

Artinya: “Salinglah memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai.” (HR Bukhari)

6. Memberi Makanan pada Tetangga

Dari Abu Dzarr RA, dia berkata bahwa Rasulullah SAW: “Wahai Abu Dzarr, jika engkau memasak masakan berkuah, maka perbanyaklah kuahnya dan perhatikanlah tetanggamu.” (HR Muslim)

Baca Juga: Membangun Hubungan Istimewa Anak dan Kakek Nenek

6. Silaturahmi

أَنَّ رَجُلًا قَالَ : يا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي بِمَا يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي مِنَ النَّارِ فَقَالَ النَّبِيُّ : لَقَدْ وُفِّقَ أَوْ قَالَ لَقَدْ هُدِيَ كَيْفَ قُلْتَ ؟ فَأَعَادَ الرَّجُلُ فَقَالَ النَّبِيُّ : تَعْبُدُ اللَّهَ لَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ وَتَصِلُ ذَا رَحِمِكَ فَلَمَّا أَدْبَرَ قَالَ النَّبِيُّ : إِنْ تَمَسَّكَ بِمَا أَمَرْتُ بِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ

Artinya: “Bahwasanya ada seseorang berkata kepada Nabi SAW: ‘Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang sesuatu yang bisa memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka,’. Maka Nabi SAW bersabda: ‘Sungguh dia telah diberi taufik,’ atau

‘Sungguh telah diberi hidayah, apa tadi yang engkau katakan?’ Lalu orang itupun mengulangi perkataannya. Setelah itu Nabi SAW bersabda:

‘Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun, menegakkan salat, membayar zakat, dan engkau menyambung silaturahmi.’

Setelah orang itu pergi, Nabi SAW bersabda: “Jika dia melaksanakan apa yang aku perintahkan tadi, pastilah dia masuk surga.” (HR Bukhari Muslim)

7. Menyayangi Binatang

Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Ketika ada seorang lelaki sedang berjalan di suatu jalan ia merasa sangat haus. Lalu ia menemukan sebuah sumur kemudian ia turun kedalamnya lalu ia minum dan kemudian keluar.

Tiba-tiba ada seekor anjing yang menjulurkan lidahnya. Dia makan tanah lembap karena hausnya. Orang itu lalu berkata, ‘Anjing ini telah mengalami kehausan seperti yang aku alami.’

Lalu ia turun ke sumur itu kemudian mengisi sepatunya dengan ir dan memeganginya dengan mulutnya lalu memberi minum anjing itu. Maka, Allah berterima kasih kepadanya dan mengampuninya.’

Para sahabat kemudian bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah terhadap hewan-hewan ada pahala bagi kami?’ Beliau bersabda: ‘Pada setiap makhluk hidup mendapat pahala.” (HR Muslim).

8. Menghormati Orang yang Lebih Tua

ليس منا من لم يجل كبيرنا و يرحم صغيرنا و يعرف لعالمنا حقه

Artinya: “Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda serta yang tidak mengerti hak ulama.” (HR Ahmad)

Baca Juga: 4 Manfaat Istimewa Musik Untuk Perkembangan Anak

Keutamaan Amal Saleh

Tuliskan Ayat yang mengajarkan Kita untuk membiasakan Diri beramal saleh

Foto: Orami Photo Stock

Hadis tentang amal saleh di atas menunjukkan pentingnya melakukan amal baik, karena apa yang dilakukan akan kembali kepada orang yang melakukannya.

Amal saleh bukan hanya disukai oleh Allah SWT, tetapi juga oleh manusia dan juga makhluk-Nya yang lain. Sehingga, hal tersebut akan tercatat sebagai pahala dan juga menjadi kebaikan bagi yang lain.

Ada beberapa manfaat beramal saleh, di antaranya:

  • Diberi ampunan dan pahala yang besar oleh Allah SWT
  • Diberi tambahan petunjuk kehidupan
  • Diberi kehidupan yang baik dan layak
  • Dihapuskan dosa-dosanya
  • Dijauhkan dari kerugian di dunia dan akhirat

Itulah hadis tentang amal saleh yang sangat dianjurkan untuk diamalkan untuk seluruh umat Islam.

  • https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/Al-Bayan/article/view/1805
  • https://www.darulilmimurni.sch.id/berita/detail/155099/manfaat-beramal-shaleh-dan-berbaik-sangka-kepada-orang-lain/
  • https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-shaleh/macam-macam-amal-shaleh
  • https://muslim.or.id/41889-sibukkanlah-dirimu-dalam-amal-shalih.html
  • https://worldquran.com/