Terbuat dari apakah perahu jalur?

Pacu Jalur

Rabu, 21 Agustus 2019 10:21 WIB
Penulis: Maghita Primastya HandayaniEditor: Fathul Amanah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Poster Festival Pacu Jalur Rayon II yang akan diselenggarakan di Tepian Rajo, Pangean pada 18-20 Juli 2019


Daftar Isi


  • 1. Sejarah
  • 2. Pembuatan Jalur
  • 3. Pacu Jalur
  • Sejarah


TRIBUNNEWSWIKI.COM- Jalur merupakanalat transportasi utama warga di sepanjang Sungai Kuantan.

Bagian hulu Sungai Kuantanterletak di Kecamatan Hulu Kuantan dan bagian hilir berada di Kecamatan Cerenti.

Pada awal abad ke-17 Jalur digunakan sebagai sebagai alat angkut hasil bumi, seperti pisang dan tebu, serta berfungsi mengangkut sekitar 40-60 orang penumpang.

Kemudian mulai muncul jalur-jalur yang diberihiasan seperti ukiran kepala ular, buaya, atau harimau, baik di bagian lambung maupun selembayung.

Selain itu, perlengkapan payung, tali-temali, selendang, tiang tengah (gulang-gulang) serta lambai-lambai (tempat juru mudi berdiri) juga ditambahkan sebagai hiasan.

Fungsi jalur kemudian berkembang bukan hanya sebagai alat transportasi melainkanjuga sebagai simbol identitas sosial.

Karena pada masa tersebut orang-orang yang memiliki Jalur hias hanyapenguasa wilayah, bangsawan, danpara datuk.

Selang 100 tahun kemudian, lomba adu kecepatan antar jalur atau pacu jalur mulai dilaksanakan. (1)

Pada masa penjajahan Belanda, Pacu Jalur diadakan untuk memeriahkan perayaan adat, kenduri rakyat dan untuk memperingati hari kelahiran Ratu Belanda, Wihelmina pada 31 Agustus.

Seiring perkembangan zaman, Pacu Jalur diadakan untuk memperingati Hari Besar Islam dan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Selain itu, Pacu Jalur juga diadakan untuk menarik wisatawan baik domestik maupun internasional agar berkunjung ke Riau dan Kabupaten Singingi. (2)

Satu dari Jalur peserta lomba Pacu Jalur di Kabupaten Kuantan Singigi (kuansing.go.id)

Baca: Museum Dayu

Baca: 17 AGUSTUS - Museum Perumusan Naskah Proklamasi

  • Pembuatan Jalur


Pembuatan Jalur memiliki beberapa proses yang harus dilakukan secara berurutan.

Berikut tahapan pembuatan jalur :

1. Rapek Banjar (Rapat Desa)

Rapat bertujuan untuk membentuk panitia pembuatan jalur yang disebut dengan panitiaPak Tuo atau Tetua Kampung.

Rapat juga menentukan jenis dan tempat pencarian kayu untuk digunakan sebagai bahan utama jalur.

Jenis kayu yang biasanya digunakan untuk membuat jalur di antaranya kayu banio, kulim kuiyang dan lain sebagainya.

Kayu tersebut juga harus memiliki panjang 25-30 meter dan diameter 1-2 meter.

Kayu juga harus kuat dan dapat menampung 25-30 orang pendayung Jalur.

Kayu yang dipilih bukan kayu sembarangan, melainkan yang memiliki mambang atau roh gaib yang memberi kekuatan magis.

Masyarakat mempercayai jika kayu yang telah ditebang dan diolah menjadi jalur masih tetap hidup.

Selain itu, ditentukan pula seorang dukun untuk menentukan lokasipohon yang diinginkan.

Sebelum mencari kayu ke hutan, dukun melakukan dua upacara khusus yaitu:

  1. Babalian, yaitu upacara tari-tarian yang dilakukan oleh sang dukun dengan iringan rebab.
  2. Batonung, yaitu upacara yang khusus dilakukan oleh dukun untuk mencari kayu dengan cara menggunakan kekuatan magis dan mantra-mantra.
2. Mencari kayu jalur

Jika lokasi dan pohon yang diinginkan sudah didapat, selanjutnya dilakukan tradisi persembahan untuk meminta izin sebelum dilakukan penebangan pohon.

Tradisi persembahan tersebut juga dilakukan dengan harapan pohon yang ditebang nantinya akan mendapatkan pengganti yang lebih baik.

3. Manobang

Setelah kayu ditemukan, selanjutnya akan dilakukan manobang atau menebang kayu yang dipimpin oleh seorang dukun.

Manobang diawali dengan upacara semah atau pemberian sesajen kepada mambang yang diyakini sebagai penunggu kayu tersebut.

Upacara dimaksudkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti bencana bagi tukang dan orang-orang yang menyaksikan acara penebangan kayu tersebut.

Upacara diikuti dengan beberapa rangkaian kegiatan seperti penyembelihan ayam hitam jamui atau putih suci, pembakaran kemenyan, tepung tawar, dan sebagainya.

Selanjutnya dilakukan malembe yaitu pebacaan doa atau mantraagar proses pembuatan jalur berjalan lancar.

Setelah upacara selesai,para tukang mulai menebang dengan mengayunkan beliung sebanyak tiga kali.

Catukan atau kepingan kayu yang jatuh dari tebasan pertama diambil oleh dukun untuk dipergunakan sebagai obat jika pekerja pembuat jalur sakit.

Dukun juga diyakini dapat mengetahui perkembangan jalur yang akan dibuat melalui kepingan kayu tersebut.

Setelah kayu rebah, dukun segera melemparkan telur ayam ke pohon kayu untuk memberikan makanan kepada mambang atau penunggu kayu.

4. Mengabung

Mengabung berarti memotong kayu pada bagian ujung.

Setelah kayu rebah, para tukang segera memperkirakan ukuran panjang kayu yang dibutuhkan untuk sebuah jalur.

Kayu kemudian dibersihkan dari dahan dan rantingsehingga hanya menyisakan batang utama kayu.

5. Melepas Benang

Melepas benangyaitu pengukuran kayu menggunakan benang.

Pengukuran dilakukan untuk memperkirakan perbandingan ukuran pada tiap-tiap bagian Jalur yang akan dibuat.

6. Pendadaan

Pendadaanadalah proses membuat bagian dada ataubagian atas jalur.

Proses pendadaan dilakukan dengan cara meratakan bagian atas kayu yang memanjang mulai dari bagian pangkal sampai ke bagian ujung.

Proses pendadaan dapat menghabiskan waktu hingga tiga hari.

7. Mencaruk

Mencaruk berarti mengeruk bagian kayu yang telah diratakan untuk melubangi kayu secara seimbang dengan ketebalan yang sama di masing-masing bagian.

Proses mencaruk memerlukan ketelitian dan waktu 3-7 hari menggunakan alat yang disebut beliung.

8. Menggiling

Menggiling adalah prosesmelicinkan bagian luar atau pinggir bakal jalur.

Proses tersebut bertujuan untuk membentuk bakal jalur menjadi ramping seperti perahu.

9. Manggaliak (Menelungkupkan)

Proses menelungkupkan jalur dilakukan secara gotong royong dengan masyarakat, khususnya laki-laki.

Proses tersebutbiasanya dilakukan pada hari libur agar semua masyarakat bisa berpartisipasi.

10. Membuat perut

Proses membuat perutbiasanya dilakukan setelah jalur ditelungkupkan.

Membuat perut jalur memerlukan keahlian khusus karena harus dibentuk melengkung dari bagian haluan sampai ke kemudi dengan seimbang.

Selain itu, seorang tukang juga harus dapat memperkirakan ukuran tebal pingging jalur secara keseluruhan.

11. Membuatlubang kakok

Prosesselanjutnya adalah membuat lubang yang dibuat pada jalur dengan menggunakan alat bor.

Lubang tersebut berfungsi sebagai alat kontrol bagi tukang agar tidak meleset pada saat mengukur ketebalan perut jalur.

Selain itu, lubang kakok juga berfungsi untuk mencegah pecahnya jalur pada saat dipanaskan atau diasap.

Lubang-lubang ini dibuat pada bagian perut jalur secara memanjang dengan jarak 50 cm dan secara melintang dengan jarak 15 cm.

Lubang-lubang kakok tersebut nantinya akan ditutup kembali dengan kakok yaitu kayu keras yang ukurannya pas dengan lubang.

12. Manggaliak (Menelentangkan)

Setelah proses pelubangan selesai, selanjutnya jalur kembali dibalik di posisi telentang.

Berbeda dengan manggaliakpada proses sebelumnya, proses pembalikan kedua lebih ringan dan tidak membutuhkan bantuan masyarakat desa.

13. Menggantung timbuku

Timbuku adalah bendulan-bendulan yang berfungsi sebagai landasan panggar atau tempat duduk.

Timbuku dibuat sejajar di antara kedua sisi perut Jalur secara membujur dengan jarak sekitar 60 cm.

Pada proses pembuatan timbuku,para tukang juga melakukan proses pembersihan atau menghaluskan perut jalur.

14. Membentuk haluan dan kemudi

Pada prosesmembentukbagian haluan dan kemudi pengukuran harus dilakukan secara tepat.

Ukuran haluan berkisar antara 1-1.5 meter dan kemudi dibentuk dengan ukuran 2 meter.

15. Maelo atau menarik jalur

Proses maelo menggunakan alat berupa tali pengikat dari rotan yang kuat dan panjang.

Tali tersebut diikatkan pada telinga jalur di bagian depan untuk ditarik olehmasyarakat.

Selain itu, tali juga diikatan di bagian belakang jalur sebagai pengontrol agar jalur yangditarik bisa lurus.

16. Menghaluskan

Setelah sampai di desa, jalur kemudian dihaluskan dan mulai dibentuk sesuai dengan kaidah keindahan secara teliti.

17. Malayui parahu pacu (melayur)

Malayui adalah istilah yang digunakan untuk mengasapi jalur.

Prosestersebut dimulaidengan menaikkan jalur ke atas rampaian atau tempat pengasapan setinggi 1,20 meter.

Setelah berada di atas rampaiandalam posisi tertelungkup, jalur kemudian diasap dengan membakar kayu di bawahnya.

Proses pengasapan berlangsungsekitarlimajam, kemudian jalur ditelentangkan dan api mulai dikurangi selamatiga jam.

Setelah mulai dingin, jalur dipasang panggar yang terbuat dari kayu keras dan berkualitas bagus.

Pemasangan panggar memakan waktu dua jam atau lebih.

Setelah pemasangan panggar selesai, jalur segera diturunkan dari rampaian dan diletakkan di tanah yang bersih dan tidak basah.

Proses selanjutnya adalah memasang ular-ular atau tempat duduk anak pacu dari batang pinang .

18. Menghias Jalur

Proses terakhir yang dilakukan adalah menghias bagian selembayungjalur menggunakan ukiran.

Motif ukiran pada selembayung biasanyaberhubungan dengan nama jalur.

Misalnya, jika sebuah jalur bernama naga sakti, maka motif ukiran pada selembayungnya juga bermotif naga sakti.

Motif ukiran yang banyak digunakandi antaranyamotif bunga, daun, dan binatang.

Misalnya motif kaluok paku atau tumbuhan pakis, daun keladi atau talas, ular naga, burung layang, dan sebagainya. (3)

  • Pacu Jalur


PacuJalurmerupakan sebuah perlombaan mendayung di sungai dengan menggunakan perahu kayu.

Panjang jalur mencapai 25-40 meter dan berdiameter 1-2 meter.

Pacu Jalur diadakan setiap tahun pada Agustus sebagai acara budaya Kabupaten KuantanSingingi, Riaubersamaan dengan perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Pacu Jalur biasanya dilakukan di Sungai Kuantan dengan panjang lintasan sekitar 900-1.000meter ditandai dengan enam tiang pancang.

Peminat untuk menjadi peserta dalam lomba Pacu Jalur bisa mencapai ribuan.

Sehingga pemerintah membagi lomba menjadi beberapa perlombaan melalui jalur tingkat rayon, jalur mini, dan jalur tingkat nasional.

Pendayung dalam Pacu Jalur disebut dengan anak pacu.

Dibagi sesuai dengan peran dalam pembuatan jalur yaitu tukang kayu, tukang concang atau komandan pemberi aba-aba dan tukang pinggang yang menjadi juru pengemudi.

Selain itu, juga terdapat tukang onjal yang bertugas mengatur irama di bagian kemudi dengan cara menggoyangkan badan.

Terdapat pula tukang tari yang membantu tukang onjai memberi tekanan agar jalur menjadi seimbang dan dapat berjungkat-jungkit secara teratur dan berirama.

Perlombaan Pacu Jalur memakai penilaiansistem gugur sehingga peserta yang kalah tidak boleh bermain kembali di babak selanjutnya.

Sedangkan para pemenang akan kembali diadu untuk diperoleh pemenang utama. (5)

Perlombaan dimulai dengan membunyikan meriam sebanyak tiga kali.

Pada dentuman pertama, jalur peserta berderet di garis awal perlombaan.

Pada dentuman kedua,pedayung jalur harus berada pada posisi siap mendayung.

Setelah dentuman ketiga, maka setiap timbergegas mendayung melalui jalur lintasan yang telah ditentukan.

Uniknya, ukuran dan kapasitas jalur serta jumlah peserta pacu dalam Pacu Jalur tidak dipersoalkan.

Hal tersebut karena kemenangan jalur dianggap ditentukan dari kekuatan magis yang ada pada kayu jalur dan kekuatan kesaktian sang pawang dalam mengendalikan jalur tersebut. (6)

(TRIBUNNEWSWIKI/Magi)




Sumber :


1. metroterkini.com
2. pesona.travel
3. kuantannet.blogspot.com
4. www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170819153021-307-235863/balapan-perahu-ukuran-40-m-hadir-pada-festival-pacu-jalur
5. www.riauonline.co.id/riau/rantau-kuantan/read/2015/08/20/dentuman-meriam-jadi-tanda-dimulainya-pacu-jalur


Penulis: Maghita Primastya Handayani
Editor: Fathul Amanah
Tags
Jalur
Festival Pacu Jalur
Pacu Jalur
Riau
Kuantan Singingi
Kuantan
Kayu
sungai
lomba
Video Pilihan

Majelis Adat Dayak Nasional Ultimatum Polri 3 x 24 Jam Agar Segera Tangkap Edy Mulyadi

Baca Juga

7 Orang Terduga Pelaku Penyerangan Rumah Dinas Wakil Ketua DPRD Riau Ditangkap

Viral, Mahasiswi UNRI Alami Pelecehan Seksual saat Bimbingan Skripsi dengan Dosen, Ini Kronologinya

Mengenal Sosok Bupati Kuansing Andi Putra, Ditangkap KPK Saat OTT di Riau

Video

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA