Tentukan vektor a yang mewakili ruas garis berarah dari titik pangkal A ke B dan panjang vektor a

Hai, bagaimana kabarmu hari ini? Semoga dalam keadaan baik ya. Kali ini kita akan bahas mengenai Vektor. Sebenarnya apa sih vektor itu? Untuk mengetahui lebih dalam mengenai vektor, maka kamu simak ya pembahasan kali ini.

Dalam bidang fisika, terdapat dua macam besaran, yaitu besaran skalar dan besaran vektor.

  1. Besaran skalar yaitu suatu besaran yang hanya mempunyai nilai saja, tetapi tidak mempunyai arah. Aljabar yang berlaku bagi besaran skalar adalah aljabar bilangan real.
  2. Besaran vektor yaitu suatu besaran yang mempunyai nilai dan arah, dan didalamnya berlaku aljabar khusus yang dikenal sebagai aljabar vektor.

Vektor

Sumber: Pesta dan Anwar, Cecep:2008

Ruas garis berarah disamping adalah sebuah vektor. Ruas garis dengan titik pangkal P dan titik ujung Q, maka vektor disebut sebagai vektor

. Panjang vektor
 ini dilambangkan dengan
.

Cara penulisan vektor yang lain, dapat dituliskan sebagai berikut:

1. Huruf kecil yang di bold atau dicetak tebal, seperti a, b, c.

Misalnya, vektor

 di atas dituliskan sebagai vektor a.

2. Huruf kecil yang diatasnya dibubuhi tanda panah.

Kamu bebas memilih penulisan vektor tersebut. Pada artikel ini saya akan menggunakan penulisan vektor dengan huruf kecil yang dicetak tebal.

Baca juga: Dimensi Tiga Matematika

Panjang Vektor

Sekarang perhatikan, titik A dan B pada bidang kartesius di bawah ini.

Sumber: Pesta dan Anwar, Cecep:2008

Bidang kartesius diatas menunjukkan vektor a mewakili ruas garis berarah dari titik pangkal O(0,0) ke titik A(a1, a­2). Oleh karena itu, vektor a dapat dituliskan dalam bentuk pasangan terurut a = (a1, a2). Ada juga vektor b mewakili ruas garis berarah dari titik pangkal O(0,0) ke titik B (b1, b2). Vektor b dapat kamu tuliskan sebagai b = (b1, b­2).

Sumber: Dokumentasi Penulis

Dengan menggunakan rumus jarak, kamu dapat menentukan panjang vektor a dan b, yaitu:

Dengan menarik ruas garis dari titik A ke titik B, kamu dapat mendapatkan vektor c. dengan menggunakan rumus jarak, vektor c ini dapat dituliskan sebagai sehingga panjang vektor c adalah:

Sumber: Dokumentasi Penulis

Apabila vektor c arahnya dibalik, maka didapat vektor –c, yaitu vektor yang memiliki panjang sama dengan panjang vektor c dengan arah berlawanan. Vektor ini disebut invers dari vektor c. Bentuk pasangan terurut untuk vektor -c adalah vektor –c = (a1 – b1, a2 – b2). Panjangnya adalah:

Sumber: Dokumentasi Penulis

Vektor Satuan

Untuk setiap vektor a dapat ditentukan suatu vektor satuan dari vektor a dengan syarat vektor a yang bukan vektor nol, yang dilambangkan dengan

. Vektor satuan memiliki arah yang searah dengan vektor a dan panjangnya sama dengan satu satuan.

Jika vektor

 maka vektor satuan dari a dapat dirumuskan sebagai berikut:

Sumber: Dokumentasi Penulis

Vektor-vektor satuan  dan dapat dinyatakan dengan vektor kolom, seperti dibawah ini:

Panjang Vektor R3

Dengan pemahaman yang sama seperti vektor dibidang (R2), kamu dapat memahami vektor pada ruang (R3). Ambil sebarang titik A(a1, a2, a3) dan B (b1, b2, b3) pada ruang (R3), maka kamu dapat menuliskan vektor a yang mewakili vektor

 dan vektor b yang mewakili vektor
, dalam bentuk pasangan terurut dituliskan sebagai berikut:

Sumber: Dokumentasi Penulis

Vektor Satuan Pada Ruang (R3)

Jika vektor

, maka vektor satuan dari a dapat dirumuskan sebagai berikut:

Sumber: Dokumentasi Penulis

Vektor-vektor satuan

dapat dinyatakan dalam bentuk vektor kolom, yaitu:

Contoh

Diketahui sebuah segitiga ABC dengan titik-titik sudut A(0,3,5), B(2,4,6), dan C(4,3,1).

Tentukan:

a. Panjang dari vektor x yang mewakili ruas garis berarah dari titik pangkal A ke titik B

b. Panjang vektor y yang mewakili ruas garis berarah dari titik pangkal B ke titik C

c. Panjang vektor z yang mewakili ruas garis berarah dari titik pangkal A ke titik C

d. Keliling segitiga ABC

Penyelesaian:

a. Vektor x yang mewakili ruas garis berarah dari titik pangkal A ke titik B, maka x =

. Panjang vektor x adalah

b. Vektor y yang mewakili ruas garis berarah dari titik pangkal B ke titik C, maka y =

Panjang vektor y adalah

c. Vektor z yang mewakili ruas garis berarah dari titik pangkal A ke titik C, maka z =

Panjang vektor z adalah

d. Keliling segitiga ABC adalah

Operasi Vektor

Penjumlahan dan Pengurangan Vektor

Perhatikan titik A(a1, a2), B(b1, b2), dan C(c1, c2), pada koordinat Cartesius di bawah ini!

Sumber: Pesta dan Anwar, Cecep:2008

Pada gambar di atas, vektor a, b, dan c dapat kalian tulis sebagai berikut:

1. a = (b1 – a1, b2 – a2)

Dapat pula ditulis,

2. b = (c1 – b1, c2 – b2)

Dapat pula ditulis,

3. c = (c1 – a1, c2 – a2)

Dapat pula ditulis,

Sekarang, jumlahkan vektor a dan b. Karena vektor di atas dalam bentuk matriks kolom, maka kamu dapat menjumlahkan vektor a dan b dengan menggunakan aturan penjumlahan matriks. Dengan aturan ini, akan diperoleh:

Perhatikan bahwa

.

Uraian di atas menunjukkan bahwa a + b + c. Secara geometris, penjumlahan vektor a dan b, dapat kamu kerjakan dengan dua cara, yaitu:

1. Cara Segitiga

Dalam cara ini, titik pangkal vektor b berimpit ruas dengan titik ujung dari vektor a. Jumlah dari vektor a dan vektor b didapat dengan cara menarik ruas garis dari titik pangkal vektor a ke titik ujung vektor b. Ruas garis ini diwakili oleh vektor c. akibatnya, a + b + c.

Sumber: Pesta dan Anwar, Cecep:2008

2. Cara Jajargenjang

Sumber: Pesta dan Anwar, Cecep:2008

Ruas garis berarah dari titik pangkal A ke titik B ditunjukkan oleh vektor a, dan vektor b adalah ruas garis berarah dari titik pangkal C ke titik D. Dengan cara jajargenjang, titik pangkal vektor a berimpit dengan titik pangkal vektor b, yaitu A = C.

Dengan membuat jajargenjang ABED, akan diperoleh

Oleh karena

, maka a + b = c.

Kemudian, jika vektor a dijumlahkan dengan invers vektor b (-b), maka kamu mendapatkan penjumlahan vektor a + (-b) sebagai berikut.

Sumber: Pesta dan Anwar, Cecep:2008

Seperti pada bilangan real, kamu dapat menuliskan a + (-b) = a b .

Dengan menggunakan aturan penjumlahan dan pengurangan matriks kolom, kamu dapat menyatakan aturan penjumlahan dan pengurangan vektor sebagai berikut.

Sumber: Pesta dan Anwar, Cecep:2008
Sumber: Dokumentasi Penulis
Sumber: Dokumentasi Penulis

Perhatikan gambar berikut!

Sumber: Pesta dan Anwar, Cecep:2008

Dari gambar di atas, kalian dapat menyatakan:

  1. b + c = a
  2. d + e = c
  3. b + d + e = a

Baca juga: Statistika Matematika

Sifat-Sifat Operasi Penjumlahan Vektor

Misalkan diketahui vektor-vektor sebarang a, b, dan c. Maka sifar-sifat operasi penjumlahan vektor seperti dibawah ini.

  1. Sifat komutatif = a + b = b + a
  2. Sifat asosiatif = (a + b) + c = a + (b + c)
  3. Unsur identitas atau unsur satuan (0) = 0 + a = a + 0 = a
  4. Dalam operasi penjumlahan vektor, setiap vektor memiliki lawan bagi vektor itu. Contohnya vektor a adalah lawan bagi vektor b (dan sebaliknya), maka berlaku sifat: a + b = 0

Contoh

Diketahui vektor a = (0, -2, -1), vektor b = (2, 3, 4), dan vektor c = (-3, 0, 3), tentukan:

Penyelesaian:

1. a + b = (0, -2, -1) + (2, 3, 4) = (0 + 2, -2 + 3, -1 + 4) = (2, 1,3)

Jadi, a + b = (2, 1,3)

2. bc = (2, 3, 4) + (-3, 0, 3) = (2 – (-3), 3 – 0, 4 – 3) = (5, 3, 1)

Jadi, b c = (5, 3, 1)

3. (a + b) + c = (2, 1,3)+ (-3, 0, 3) =(2 + (-3), 1 + 0, 3 + 3) = (-1, 1, 6)

Jadi, (a + b) + c = (-1, 1, 6)

Perkalian Skalar dengan Vektor

Dalam operasi penjumlahan di atas, kamu akan mendapatkan sebuah vektor baru yang setiap komponen-komponennya diperoleh dengan cara mengalikan k dengan setiap komponen-komponen vektor u. Hal ini mengakibatkan vektor baru tersebut segaris dengan vektor u dan memiliki panjang

.

Jika k skalar tidak sama dengan nol dan vektor u = (u1, u2, …, un), maka ku = (ku1, ku2, …, kun).

Dalam perkalian skalar dengan vektor, jika k > 0, maka vektor ku memiliki arah yang sama dengan vektor u. Begitu juga sebaliknya, jika k < 0, maka vektor ku memiliki arah yang berlawanan dengan arah vektor u.

Sumber: Pesta dan Anwar, Cecep:2008

Contoh

Diketahui vektor a = (1,4,5) dan vektor b = (2,3,2), tentukan vektor c = 2a + 3b.

Penyelesaian:

Jadi, vektor c = 2a + 3b = (8, 17, 16)

Sifat-Sifat Operasi Hitung pada Vektor

Jika a, b, dan c merupakan vektor-vektor di R2 atau di R3 dan k serta l adalah skalar tak nol maka berlaku hubungan berikut:

Perbandingan Vektor

Sumber: Dokumentasi Penulis

Pada gambar di atas, titik C berada di ruas garis AB sehingga titik C membagi ruas garis AB dengan perbandingan m : n. Diperoleh hubungan sebagai berikut:

AC : CB = m : n atau dapat juga dituliskan AC : AB = m : (m + n)

Tanda pada m dan n ditentukan dengan aturan:

  1. Jika titik C di antara ruas garis AB, maka
    . Jadi m dan n memiliki tanda yang sama (m dan n keduanya positif atau m dan n keduanya negatif).
  2. Jika titik C berada pada perpanjangan ruas garis AB, maka
    berlawanan arah. Dengan demikian, m dan n berlawanan tanda (m positif dan n negatif atau m negatif dan n positif).
Sumber: Dokumentasi Penulis

Rumus perbandingan vektor

Sumber: Dokumentasi Penulis

Misalkan vektor posisi titik A adalah a dan vektor posisi titik B adalah b. Titik C berada pada ruas garis AB sehingga didapat perbandingan AC : CB = m : n, maka vektor posisi C adalah c ditentukan dengan rumus:

Contoh

Vektor posisi titik A dan vektor posisi titik B berturut-turut adalah a dan b. Titik C dan titik D pada ruas garis AB sehingga AC : CB = 1 : 3. Tentukan vektor posisi titik C.

Penyelesaian:

Perhatikan gambar dibawah ini.

Sumber: Dokumentasi Penulis

Titik C pada ruas garis AB sehingga diperoleh perbandingan AC : CB = 1 : 3 sehingga didapat m = 1 dan n = 3.

Vektor posisi titik C adalah vektor c ditentukan dengan cara:

Jadi, vektor posisi titik C adalah

Perkalian Skalar Dua Vektor dan Proyeksi Vektor

Sumber: Pesta dan Anwar, Cecep:2008

Jika vektor a dan vektor b merupakan vektor-vektor tak nol dan sudut di antara vektor a dan b, maka perkalian skalar dan vektor a dan vektor b didefinisikan oleh

.

Perkalian skalar dua vektor ini didefinisikan dinyatakan dalam bentuk pasangan terurut sebagai berikut:

Jika a = (a1, a2, …, an) dan b = (b1, b2, …, bn) adalah sebarang vektor pada R3, maka hasil kali dalam atau perkalian skalarnya adalah a.b = a1b1 + a2b2 + … + anbn

Dalam perkalian skalar dua vektor terdapat sifat-sifat sebagai berikut:

Jika a, b, dan c vektor-vektor di R2 atau R3 dan k skalar tak nol, maka:

Perhatikan gambar dibawah ini.

Sumber: Pesta dan Anwar, Cecep:2008

Vektor c adalah proyeksi dari vektor a pada vektor b.

Perhatikan segitiga AOB!

Pada segitiga AOB,

Jadi, panjang proyeksi vektor c adalah

Setelah mengetahui panjang vektor c, kamu dapat juga menentukan vektor proyeksi dari vektor c yaitu:

Karena vektor c berimpit dengan b maka vektor satuan c adalah

Jadi,

Secara matematis, proyeksi vektor a pada vektor b dapat dituliskan sebagai berikut: vektor

Contoh

Diketahui vektor a = (1, -1, 0) dan vektor b = (-1, 2, 2). Tentukanlah:

a. Besar sudut yang berada di antara vektor a dan vektor b

b. Panjang proyeksi a pada vektor b

c. Vektor proyeksi a pada vektor b

Penyelesaian:

a. Untuk menentukan besar sudut yang dibentuk oleh vektor a dan vektor b, tentukan terlebih dahulu a . b,

.

Misalkan besar sudut yang dibentuk oleh vektor a dan vektor b adalah

, maka:

Didapat

b. Misalkan vektor proyeksi a pada vektor b adalah c, maka:

Jadi panjang proyeksi vektor c adalah 1.

c. Vektor proyeksi a pada vektor b

Baca juga: Materi Permutasi dan Kombinasi

Untuk lebih mendalami materi, coba latih kemampuan kamu dengan mengerjakan beberapa soal. Demikian akhir dari artikel ini, semoga bermanfaat dan dapat membantu memahami materi vektor ini ya!

Daftar Pustaka:

Pesta dan Anwar, Cecep.2008.Matematika Kelas 12.Jakarta:Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA