Tata cara berhubungan suami istri secara islam

Islam mengatur beragam cara hidup umat muslim, termasuk juga tentang bagaimana cara berhubungan suami istri sesuai sunah dan syariat Islam.

Walau menjalani aktivitas seksual setelah menikah menjadi salah satu bagian dari ibadah, namun ada adab yang harus dipatuhi. Hubungan suami istri hadir bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan biologis semata, tetapi juga menjadi pahala bahkan membuahkan manfaat bagi kesehatan.

Berdasarkan penelitian di Journal of Health and Social Behavior, diungkapkan bahwa melakukan hubungan seksual dapat meningkatkan kesehatan mental, variabilitas detak jantung yang lebih sehat, dan risiko kematian yang lebih rendah.

Selain itu, hal yang sering menjadi pertanyaan pasangan suami istri adalah bagaimana posisi serta adab berhubungan suami istri dalam Islam. Sebab, ada banyak posisi yang bisa digunakan saat berhubungan suami istri namun apakah hal tersebut dibenarkan dalam Islam?

Berikut beberapa tata cara serta adab berhubungan suami istri sesuai sunah:

Cara berhubungan suami istri sesuai sunah yang pertama adalah biasakan diri untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum bercinta. Bersihkan seluruh anggota badan, termasuk alat kelamin. Baik suami maupun istri harus mandi agar wangi dan terlihat segar. Menyenangkan suami dengan berpenampilan menarik adalah salah satu hal yang diajarkan.

Setelah mandi serta menggosok gigi, cara berhubungan suami istri sesuai sunah yang bisa dilakukan adalah berwudu agar menjadi suci. Bukankah bercinta juga termasuk ibadah? Maka sebelum melakukannya, ada baiknya untuk menyucikan badan.

2. Berdoa dan Berniat

Cara berhubungan suami istri sesuai sunah selanjutnya adalah dengan membaca doa dan niat. Sebelum melakukan hubungan suami istri, pasutri dapat berdoa bersama, seperti di bawah ini:

بِسْمِ اللهِ اَللّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezeki yang Engkau anugerahkan kepada kami.”

Doa tak hanya dilakukan sebelum, tapi juga saat air mani atau sperma keluar serta saat hubungan seks telah berakhir. Doa ini baik diucapkan, terutama bagi pasangan yang ingin mendapatkan keturunan dari aktivitas bercinta yang dilakukan.

Ketika suami mengeluarkan air mani, ucapkanlah doa sebagai berikut:

اَللّهُـــمَّ اجْعَــلْ نُطْفَتَــنَا ذُرّ ِيَّةً طَيِّــبَةً

Artinya: “Ya Allah jadikanlah nutfah kami ini menjadi keturunan yang baik.”

Setelah aktivitas bercinta telah selesai, jangan lupa juga untuk membaca bersama-sama doa ini:

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ خَلَقَ مِنَ المْـَــاءِ بَشَـــرًا

Artinya : “Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan air mani ini menjadi manusia (keturunan).”

Selain berdoa sebelum bercinta, bahkan saat malam pertama, suami istri pun dianjurkan untuk menunaikan salat sunah dua rakaat.

3. Senangkan Suami

Berniat menyenangkan pasangan juga jadi bagian dari adab serta tata cara berhubungan suami istri sesuai sunah dan syariat Islam. Istri yang baik dalam Islam adalah dia yang berniat menyenangkan suaminya dalam segala hal yang dilakukannya, termasuk saat bercinta.

Dalam Islam, membahagiakan suami itu penting karena surga istri ada di bawah kaki suaminya. Suami pun juga harus memperlakukan istrinya dengan baik. Karena hubungan intim suami istri tentu dilandasi dengan niat untuk saling memberi kesenangan pada diri sendiri dan juga pasangan.

4. Dilakukan dengan Santai

Tata cara berhubungan intim sesuai sunah selanjutnya adalah didahului dengan cumbuan. Dalam Islam, hubungan intim suami dan istri sepatutnya menyenangkan dan dapat dinikmati oleh kedua belah pihak. Untuk itu, komunikasi antarpasangan sangat penting.

Beritahu pasangan apa hal yang dapat merangsangnya dan jangan ragu untuk bercumbu terlebih dahulu atau foreplay sebelum berhubungan seks. Foreplay adalah tindakan yang didorong dalam Islam dan bisa dilakukan oleh suami atau istri sebelum memulai hubungan seksual yang sebenarnya.

Tindakan yang disarankan selama pemanasan dalam Islam, termasuk membelai payudara istri dan seks oral untuk merangsang organ sensitif.

Pada salah satu hadis pun mengamini jika cara berhubungan suami istri sesuai sunah tidak sepatutnya dilakukan terburu-buru dan langsung intercourse. “Janganlah salah seorang di antara kalian menggauli istrinya seperti binatang. Hendaklah ia terlebih dahulu melakukan pendahuluan, yakni ciuman dan cumbu rayu.” (HR Tirmidzi)

Cumbuan memiliki peran penting dalam tata cara berhubungan suami istri sesuai sunah. Selain dapat mengurangi ketegangan dan meningkatkan gairah, cumbuan juga dapat menunjukkan rasa kasih dan sayang antara pasangan.

Moms juga dapat membuat suasana tempat bercinta dengan wangi-wangian, dekorasi atau apa pun yang bisa membuat aktivitas intim ini semakin panas dan tentunya berkesan.

5. Posisi Boleh Apa Saja

Eksplorasi cara berhubungan suami istri sesuai sunah juga ternyata tidak dihalangi dalam Islam. Melakukan berbagai posisi saat berhubungan intim boleh dilakukan. Apalagi jika pasutri ingin melakukan suatu hal yang berbeda dari biasanya. Hal ini bisa menghindari kebosanan dalam bercinta.

نِسَاۤؤُكُمْ حَرْثٌ لَّكُمْ ۖ فَأْتُوْا حَرْثَكُمْ اَنّٰى شِئْتُمْ ۖ وَقَدِّمُوْا لِاَنْفُسِكُمْ ۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّكُمْ مُّلٰقُوْهُ ۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِيْنَ

“Istri-Istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dengan cara yang kamu sukai. Dan utamakanlah (yang baik) untuk dirimu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan menemui-Nya. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang beriman.” (QS Al Baqarah: 233).

6. Memakai Parfum

Memakai parfum juga menjadi bagian dari adab dan tata cara berhubungan suami istri sesuai sunah. Hukum Islam aslinya melarang wanita memakai parfum yang terlalu kuat karena itu seperti mengekspos dirinya ke publik.

Seorang wanita dapat menggunakan parfum dengan satu syarat, yaitu untuk menyenangkan suaminya. Parfum yang memicu keinginannya atau nafsu suami adalah yang terbaik.

7. Menyikat Gigi

Tidak hanya harus wangi dan bersih tubuhnya saja, bagian mulut pun harus diperhatikan dan menjadi bagian tata cara berhubungan suami istri sesuai sunah. Sebelum melakukan hubungan intim, hendaknya suami istri telah menyikat gigi terlebih dahulu agar terhindari dari bau mulut yang mengganggu. Berhubungan intim setelah menyikat gigi dapat membuat suami dan istri lebih mesra.

8. Membaca Doa Saat Ejakulasi

Cara berhubungan suami istri sesuai sunah selanjutnya adalah dengan membaca doa saat ejakulasi atau saat mencapai kepuasan. Selain membaca doa, suami juga disarankan untuk mengangkat pinggul istri agar air mani suami dapat masuk dengan sempurna ke vagina istri.

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِى خَلَقَ مِنَ الْمَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسِبًا وَصِهْرًا وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيْرًا. أللَّهُمَّ اِنْ كُنْتَ خَلَقْتَ خَلْقًا فِيْ بَطْنِ هَذِهِ الْمَرْأَةِ فَكَوِّنْهُ ذَكَرًا وَسَمَّهُ اَحْمَدَ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، رَبِّ لَا تَذَرْنِى فَرْدًا وَاَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِيْنَ

Artinya: “Segala puji milik Allah, yang telah menciptakan manusia dari air mani. Lalu jadikan manusia itu punya keturunan dan mushaharah dan Dia adalah Tuhanmu Maha Kuasa. Ya Allah, Ya Tuhan kami, jika Engkau takdirkan di dalam perut istriku ini tercipta seorang makhluk, maka jadikanlah ia seorang laki-laki yang akan kuberikan nama Ahmad. Dengan hak yang ada pada Nabi Muhammad, Ya Allah Ya Tuhan kami, jangan biarkan aku sendirian (tanpa memiliki keturunan). Engkaulah (Tuhan) sebaik-baik zat yang mewariskan (yang mengkaruniai tinggalan keturunan).”

DENGAN kesempurnaannya, Islam mengatur semua aktivitas manusia. Aturan itu mulai dari membuka mata di pagi hari hingga menutup mata di malam hari untuk beristirahat. Bahkan, aturannya masuk ke masalah personal seperti hubungan seks antara suami istri.

Hasil penelitian dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menemukan bahwa hubungan seksual yang baik ialah setiap empat malam sekali. Selain itu, hal yang sering menjadi pertanyaan pasangan suami istri yakni posisi hubungan suami istri dalam Islam. Sebab, ada banyak posisi yang bisa digunakan saat berhubungan suami istri tetapi memberi keraguan apakah hal tersebut dibenarkan dalam Islam.

Dilansir Islam Pos, Islam membolehkan suami istri menggunakan beragam gaya atau posisi berhubungan intim. Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas. Umar datang menemui Rasulullah SAW dan berkata, "Wahai Rasulullah, binasalah aku." Rasulullah bertanya, "Apa yang membinasakanmu?" Umar menjawab, "Aku mengalihkan tungganganku tadi malam,"

Rasulullah diam, tidak menjawab apapun. Kemudian turunlah ayat, "Istri-istrimu ialah (laksana) tanah tempat bercocok tanam bagimu, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu sebagaimana saja yang engkau kehendaki," (QS Al Baqarah: 223). (Rasulullah pun bersabda) "Engkau boleh dari depan atau belakang, tetapi jangan ke dubur dan saat haid."

Berdasarkan hadis tersebut, Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam Zaadul Ma’ad menerangkan bahwa posisi hubungan suami istri dalam Islam yang paling baik ialah saat suami berada di atas istri. Posisi ini juga menunjukkan kepemimpinan suami atas istrinya. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT, "Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan." (QS An Nisa’: 34).

Baca juga: Ini 4 Fase Ideal saat Bercinta

Rasulullah SAW pun menekankan hal ini agar manusia bisa menahan pandangan dan mampu menjaga diri dari sesuatu yang haram. Sebab, sesuatu yang halal dan mengandung pahala yakni melakukan hubungan intim dengan pasangan yang sah, yakni suami atau istri untuk menyalurkan hasrat.

Ada beberapa adab posisi hubungan suami istri dalam Islam, yakni:

1. Niat

Ini dimaksudkan agar terhindar dari sesuatu yang haram. Berniat untuk memperbanyak keturunan dari umat Islam akan menjadi pahala terhadap perbuatan ini. Dari Abu Dzar RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, "Dalam kemaluan salah satu di antara kamu itu sedekah (maksudnya berjima dengan istrinya)." Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah salah satu di antara kita menyalurkan syahwatnya dia mendapatkan pahala?" Beliau menjawab, "Apakah pendapat anda kalau sekiranya diletakkan pada yang haram, apakah dia mendapatkan dosa? Begitu juga kalau diletakkan yang halal, dia mendapatkan pahala." (HR Muslim).

2. Melakukan foreplay (pemanasan)

Pemanasan dalam hubungan suami istri semisal cumbuan, rayuan, permainan, dan ciuman. Dahulu Nabi SAW juga melakukan hal tersebut. Hal ini juga dapat membedakan manusia dengan hewan yang hanya langsung melakukan hubungan.

3. Tidak boleh lewat dubur

Diperbolehkan melakukan hubungan intim lewat qubul (kemaluannya) dari sisi mana saja, baik dari depan atau belakang dengan syarat harus di kemaluan. Rasulullah SAW bersabda, "Baik depan atau belakang selagi itu di kemaluannya (tidak apa-apa)." (HR Bukhari dan Muslim).

Dalam kesempatan lain, Rasulullah SAW bersabda, "Dilaknat orang yang mendatangi istrinya lewat duburnya." (HR Ibnu Ady).

4. Berwudhu

Jika suami ingin kembali berhubungan seks, dianjurkan berwudlu terlebih dulu. Rasulullah SAW bersabda, "Kalau salah satu di antara kamu telah mendatangi istrinya kemudian ingin mengulanginya, hendaknya dia berwudu di antara keduanya, karena hal itu lebih bersemangat dalam mengulanginya." (HR Muslim).

5. Diperbolehkan mandi bersama

Istri Rasulullah, Aisyah RA, berkata, "Dahulu saya mandi bersama Nabi SAW dalam satu bejana antara diriku dan dirinya. Bergantian tangan kami dan beliau mendahuluiku sampai saya mengatakan, 'Biarkan untukku, biarkan untukku.'" Keduanya dalam kondisi junub. (HR Bukhari dan Muslim)

6. Diharamkan berhubungan intim saat istri sedang haid

Hal itu jelas diharamkan. Namun yang diperbolehkan bagi suami yakni menikmati selain dari kemaluan. Berdasarkan hadits dari Aisyah RA, "Dahulu Rasulullah SAW menyuruh salah satu di antara kita ketika haid agar memakai (pembatas) kain kemudian suaminya dapat menikmatinya." (Muttafaq alaihi). (OL-14)