Tantangan pemasaran apa yang dihadapi Twitter karena terus mengembangkan mereknya secara global

TANTANGAN PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL DALAM PEMASARAN BERBASIS ONLINE PADA PELAKU USAHA

Oleh :

Harti Novika W, Abdi Rahadian, Muhammad Mahardika, Erina Dwi N, Iravati Maziyah, Angga Sabriansyah P.

Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammdiyah Malang

Abstrak

Penelitian ini didasarkan pada perkembangan teknologi komunikasi yang semakin mempermudah komunikasi pada kehidupan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan satu analisis deskriptif mengenai seberapa besar peran media social bila digunakan sebagai upaya pemasaran bisnis online. Secara praktis hasil penelitian dari artikel ini diharapkan mampu memberikan wawasan serta masukan bagi pengguna internet dalam melakukan pemasaran bisnis online menggunakan media social.

Metode dalam penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, pendekatan kualitatif menjadi unsur utama yan bersifat deskriptif analitis. Yang dimana penelitian ini membuat analisis terhadap gambaran (deskriptif) mengenai data informasi, kejadian-kejadian secara sistematis, factual dan akurat.

Dalam penelitian ini menunjukan bahwa pada era jejaring saat ini, peningkatan dan upaya media social menjadi maksimal secara strategis bagi para pebisnis untuk memasarkan barang dagangannya secara online.

Kata Kunci: Teknologi Komunikasi, Media Sosial, Online

Abstract 

This research is based on the development of communication technology that increasingly facilitates communication in human life. This study aims to provide a descriptive analysis of how big the role of social media when used as an online business marketing effort. Practically the research results from this article are expected to be able to provide insight and input for internet users in doing online business marketing using social media.

The method in this research is descriptive qualitative, qualitative approach is the main element that is descriptive analytical. Which is where this research analyzes the description (descriptive) of information data, events in a systematic, factual and accurate manner.

This study shows that in the current network era, social media enhancements and efforts are strategically maximized for business people to market their wares online.

Key Words: Communication Technology, Social Media, Online

Pendahuluan

Jejaring sosial merupakan layanan berbasis internet yang dapat menghubungkan individu dengan individu lainnya sehingga dapat berkomunikasi serta berbagi informasi (Boyd & Ellison, 2007). Menurut Kaplan and Haenlein (2010) social media merupakan aplikasi online yang mempunyai karakteristik seperti aplikasi internet. Jejaring sosial sudah berkembang dan akan terus berkembang di dunia. Penelitian yang dilakukan oleh We Are Social pada Januari 2016, dari 7,395 milyar populasi dunia, sebanyak 2,307 milyar orang yang aktif menggunakan jejaring sosial. Hal ini menunjukkan peningkatan penggunaan jejaring sosial sebanyak 10% dibanding tahun 2015 (Kemp, 2016). 

Pada era globalisasi seperti saat ini internet menjadi media komunikasi yang penting bagi setiap orang. Pada perkembangan komunikasi pemasaran internet marketing merupakan sarana yang sedang marak dibicarakan, dan digunakan. Bahkan perkembangan internet pun dari tahun ke tahun semakin meningkat penggunanya di seluruh dunia termasuk Indonesia, yang pertumbuhannya meningkat rata-rata 3 juta pengguna pada 10 tahun terakhir.

Era globalisasi memberikan pengaruh cukup besar bagi pemasaran dan menumbuhkan tantangan-tantangan baru dalam profesi pemasaran masa kini. Pemasar dituntut untuk dapat memahami bagaimana kejadian-kejadian yang ada di berbagai penjuru dunia mempengaruhi pasar domestik dan peluang pencarian terobosan baru, dan tentu saja bagaimana perkembangan-perkembangan tersebut akan mempengaruhi pola pemasaran perusahaan.

Salah satu faktor yang ditengarai menjadi penyebab rendahnya penghasilan yang didapatkan adalah karena belum optimalnya pemasaran yang diterapkan. Para pengusaha belum memahami bagaimana cara untuk menggunakan teknik pemasaran yang tepat serta belum memiliki kemampuan dalam hal mengelola usahanya.

Kajian Teori

Layanan dalam jaringan, platform, atau situs yang bertujuan memfasilitasi pembangunan jaringan sosial atau hubungan sosial di antara orang-orang yang memiliki ketertarikan, aktivitas, latar belakang, atau hubungan dunia nyata yang sama. Suatu layanan jejaring sosial terdiri dari perwakilan masing-masing pengguna (biasanya berupa profil), hubungan sosialnya, dan berbagai layanan tambahan. Kebanyakan layanan ini berbasis web dan penggunanya berinteraksi melalui Internet, seperti surat elektronik dan pesan instan. 

  1. Pemasaran Menggunakan Sosial Media

Kaplan dan Haenlein (2010) menyatakan bahwa sosial media merupakan aplikasi online yang mempunyai karakteristik seperti aplikasi internet. Dengan sosial media, orang dapat melakukan interaksi satu dengan yang lainnya. Bahkan yang menariknya, orang dapat memasarkan produk dan layanan mereka melalui media social yang mungkin lebih praktis daripada bentuk iklan tradisional lainnya. 

Bagaimana pemasaran media sosial dapat menguntungkan bisnis (Kennedy, 2017):

  1. Meningkatkan Pengenalan Merek

Setiap kesempatan yang harus didedikasikan oleh pemilik bisnis dan meningkatkan visibilitas kepada klien dan pelanggan potensial. Jaringan media sosial hanyalah saluran baru untuk menyuarakan pendapat dan meningkatkan eksposur produk dan layanan. Ini sangat penting bagi bisnis karena membuat bisnis lebih mudah diakses oleh klien dan pelanggan baru, ini juga membuat lebih dikenal dan akrab bagi pembeli yang telah membeli produk.

  1. Meningkatkan Loyalitas Merek 

Merek yang terlibat dengan saluran media sosial memiliki tingkat loyalitas yang lebih tinggi dengan pelanggan. Perusahaan harus memanfaatkan alat yang diberikan media sosial dalam hal terhubung dengan audiens. Rencana media sosial yang terbuka dan strategis terbukti berpengaruh dalam hal membuat orang setia pada sebuah merek.

  1. Lebih Banyak Peluang untuk Mengkonversi

Setiap posting yang diletakkan di jejaring media sosial adalah kesempatan bagi pelanggan atau klien untuk mengkonversi. Saat media sosial membangun pengikut, secara bersamaan akan mendapatkan akses ke pelanggan baru, pelanggan lama, dan pelanggan terbaru. Bahkan dapat berinteraksi dengan semuanya secara bersamaan. Setiap gambar, posting blog, video, atau komentar yang diputuskan untuk dibagikan adalah kesempatan bagi seseorang untuk bereaksi terhadap apa yang telah diposting, dan setiap reaksi dapat menyebabkan kunjungan situs, dan akhirnya, konversi.

  1. Tingkat Konversi Yang Lebih Tinggi

Pemasaran media sosial akan menghasilkan tingkat konversi yang lebih tinggi dengan beberapa cara yang berbeda. Cara yang paling signifikan adalah elemen humanisasi. Merek menjadi lebih manusiawi ketika berinteraksi di platform media sosial. Media sosial adalah tempat di mana merek dapat bertindak seperti yang dilakukan manusia, dan ini sangat penting karena masyarakat lebih suka melakukan bisnis dengan seseorang, bukan dengan perusahaan.

  1. Peningkatan Lalu Lintas Masuk 

Jika tidak memiliki akun media sosial, lalu lintas masuk akan terbatas pada orang-orang yang sudah akrab dengan tempat usaha dan individu yang mencari kata kunci yang diperingkatkan di mesin pencari. Setiap profil media sosial yang dimiliki adalah jalur lain yang mengarah kembali ke situs pribadi tempat usaha, dan setiap posting, suka, komentar, atau berbagi yang dibuat adalah kesempatan lain untuk pengunjung baru untuk berinteraksi dengan produk. Semakin banyak konten berkualitas yang dimiliki di platform media sosial, semakin banyak lalu lintas masuk yang akan diperoleh, dan lebih banyak lalu lintas berarti lebih banyak prospek, yang akhirnya mengarah ke lebih banyak konversi.

  1. Penurunan Biaya Pemasaran 

Enam jam yang didedikasikan pemilik usaha dalam seminggu sudah cukup untuk menciptakan peningkatan jumlah lalu lintas ke situs. Enam jam bukanlah investasi besar untuk saluran sebesar platform media sosial.

  1. Peringkat Mesin Pencari Meningkat 

Seringnya posting di media sosial mungkin bertindak sebagai sinyal merek ke mesin pencari bahwa merek yang dimiliki adalah yang sah, dapat dipercaya, dan kredibel. Ini berarti bahwa jika ingin memiliki peringkat untuk kata kunci tertentu (merek produk), maka kehadiran yang sering di media sosial mungkin merupakan hal yang wajib.

  1. Pengalaman Pelanggan yang Lebih Baik

Pada intinya, media sosial adalah saluran komunikasi seperti panggilan telepon dan email. Setiap interaksi pelanggan yang dimiliki di media sosial adalah kesempatan untuk menunjukkan kepada publik tingkat layanan kepada pelanggan, dan ini adalah kesempatan untuk membuat hubungan dengan pelanggan lebih baik. Misalnya, jika seseorang mengeluh tentang produk di Facebook, dapat mengatasi keluhan tersebut, meminta maaf secara publik, dan mengambil tindakan untuk membuat situasinya benar. Atau, jika seseorang memuji, bisa berterima kasih dan merekomendasikan beberapa produk tambahan untuk pelanggan. Ini adalah pengalaman pribadi yang menunjukkan kepedulian kepada pelanggan. 

  1. Kesadaran Pelanggan yang Lebih Baik

Media sosial memberi perusahaan kesempatan untuk mendapatkan beberapa informasi berharga tentang apa yang diminati dan bagaimana calon pelanggan berperilaku dalam lingkungan sosial. Misalnya, dengan menonton komentar untuk melihat apa yang dipikirkan orang tentang bisnis secara langsung atau menonton komentar yang ditujukan untuk produk. Dapat membagi konten menjadi daftar berdasarkan topik dan melihat jenis konten apa yang paling menarik minat pelanggan, lalu menghasilkan lebih banyak jenis konten tersebut. Dapat mengukur konversi yang didapatkan berdasarkan berbagai promosi yang diposting di berbagai platform media sosial dan menemukan kombinasi sempurna yang akan menghasilkan pendapatan untuk bisnis.

Menurut Kotler dan Amstrong (2012), E-commerce adalah saluran online yang dapat dijangkau seseorang melalui computer, yang digunakan oleh pebisnis dalam melakukan aktifitas bisnisnya dan digunakan konsumen untuk mendapatkan informasi dengan menggunakan bantuan computer yang dalam prosesnya diawali dengan memberi jasa informasi pada konsumen dalam penentuan pilihan.

Menurut Wong (2010) e-commerce adalah proses jual beli dan memasarkan barang serta jasa melalui system elektronik, seperti radio, televise dan jaringan computer atau internet. 

(Kalakota dan Whinston, 1997) merujuk pada berbagai perspektif berbeda untuk e-commerce yang masih berlaku hingga saat ini :

  1. Perspektif komunikasi: penyampaian informsi, produk atau layanan atau pembayaran dengan cara elektronik.
  2. Perspektif proses bisnis: penerapan teknologi terhadap otomatisasi transaksi bisnis dan alur kerja.
  3. Perspektif layanan: memungkinkan pemotongan biaya pada saat yang sama dengan meningkatkan kecepatan dan kualitas pengiriman layanan.
  4. Perspektif online: jual beli produk dan informasi online.

Penelitian Terdahulu

  1. Penelitian Yustina dan Triana (2019), mengenai “Dampak dan Tantangan dalam Implementasi social media marketing untuk UMKM”. Hasil penelitian ini yaitu Memasarkan produk melalui social media lebih murah daripada memasarkan produk melalui outlet retail. Social media marketing mampu menawarkan produk secara personal, hanya dengan membuat profil history dari pembelian dan preferensi konsumen. Merencanakan untuk menggunakan social media sebagai alat pemasaran yang kompetitif, memerlukan isi pesan yang dapat menarik perhatian pelanggan. Selain itu, juga dibutuhkan ketulusan, perhatian dan respon dengan cepat dalam berkomunikasi dengan pelanggan target. Tantangan dalam penggunaan social media marketing oleh UMKM yang meliputi ketidakmampuan mengikuti teknologi, modal, factor manusia, resiko kebocoran privasi, merupakan hal yang harus dihadapi dan diantisipasi agar mencapai keberhasilan dalam social media marketing.
  2. Penelitian Betty dan Ismail (2020), mengenai “Tantangan, Kendala dan Kesiapan Pemasaran Online UMKM di Desa Nglebak, Kecamatan Tawangmangu, kabupaten karanganyar”. Hasil penelitian ini yaitu Tantangan yang dihadapi oleh UMKM Desa Nglebak adalah adanya persaingan. Persaingan ini bisa muncul baik dari daerah sekitar maupun dari luar daerah. Bahkan saat ini banyak muncul pesaing dari luar negeri. Kendala yang dihadapi oleh UMKM Desa Nglebak adalah keterbatasan modal yang membuat UMKM kurang bisa mengembangkan usahanya. Selain itu terbatasnya pengetahuan terkait dengan pemasaran dan kemampuan manajerial membuat UMKM kurang bisa berkembang dan bahkan cenderung tidak ada perubahan. Kesiapan UMKM Desa Nglebak dari segi jenis usaha sangatlah bervariasi dan kualitas produknya tidak kalah dengan produk pesaing, hanya saja dari segi pemasaran online masih perlu untuk dikembangkan lagi mengingat masih sedikit sekali UMKM yang mengunakan pemasaran online.

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif menjadi unsur utama yang bersifat deskriptif analitis. Yang dimana penelitian ini membuat analisis terhadap gambaran (deskriptif) mengenai data informasi, kejadian-kejadian secara sistematis, factual dan akurat. Dalam penelitian ini dilakukannya analisis mengenai tantangan, kendala, dan kesiapan dari para pelaku usaha dagang yang menggunakan sistem pemasaran berbasis online. Penelitian data dilakukan dengan mengamati kejadian-kejadian secara sistematis, factual dan akurat. 

Hasil Dan Pembahasan

Menurut Kaplan and Haenlein (2010) social media merupakan aplikasi online yang mempunyai karakteristik seperti aplikasi internet. Pemasaran dengan social media dapat dikategorikan sebagai bagian dari pemasaran dengan internet atau internet marketing (Dahnil et al, 2014). Social media akan mengakomodasi keinginan pengguna untuk melakukan interaksi secara interaktif dan turut serta dalam suatu hal yang mereka minati. Dengan kelebihan komunikasi yang dapat menjangkau secara global, maka banyak pelaku usaha dagang dari perusahaan nasional maupun multinasional hingga UMKM yang menggunakan jejaring sosial dalam komunikasi pemasaran produk yang akan dijual kepada pelanggannya. Social media mampu memperkenalkan interaksi dari manusia ke manusia yang dilakukan melalui jejaring sosial online (social media) hingga mampu menghasilkan konten baru yang kreatif dan up to date tentang perusahaan (Wicaksono, 2013). Zarella (2010) menjelaskan bahwa social media memiliki banyak bentuk yang dapat dikategorikan menjadi menjadi 8 macam bentuk yang paling banyak digunakan yaitu:

Website yang berisi tulisan berupa opini dari pemilik blog.

Bentuk dari blog dengan adanya batasan ukuran untuk setiap posting, seperti media sosial yang hanya membatasi setiap postingan dengan jumlah karakter tertentu. Hal ini menjadi keunikan sendiri dan lebih banyak digunakan oleh perusahaan karena mudah digunakan, hemat waktu dan tersebarnya informasi yang lebih cepat.

Sebuah situs yang menyediakan tempat antar-individu untuk terhubung dengan teman-temannya baik secara offline maupun online saja. Bagi pemasaran, ini merupakan peluang berinteraksi dengan pelanggan termasuk plug-in aplikasi, groups dan fanspage.

Sebuah media yang memungkinkan pengguna untuk membuat dan mengunduh konten multimedia. Situs ini menjadi popular karena pemasar dapat membuat video dan melakukan upload ke situs seperti YouTube dalam menjangkau pelanggan.

  1. Social News & Bookmarking

Situs yang memungkinkan pengguna untuk mengirim dan memilih konten tertentu dari keseluruhan situs tersebut. Dengan fitur pemilihan tersebut, pelaku usaha dagang dapat menemukan situs yang paling banyak dikunjungi untuk mendorong kampanye pemasaran yang dilakukan.

Sebuah situs yang memuat pendapat konsumen yang telah menggunakan suatu produk, jasa atau brand online dengan tujuan agar kepercayaan konsumen meningkat ketika telah melihat pengalaman pengguna lain untuk suatu produk.

Jenis social media yang disebut sebagai versi modern dari papan bulletin masyarakat dengan focus utamanya adalah diskusi dari anggota-anggota didalamnya terkait suatu kejadian atau produk dagang perusahaan.

Sebuah situs yang didalamnya lebih tertuju kepada permainan dan aktivitas sosial. Situs ini bisa membuat pengguna menjadi karakter yang diinginkan serta berinteraksi tidak hanya dalam lingkungan atau dunia permainan yang ada.

Dampak Penggunaan Jejaring Sosial bagi Pelaku Usaha

Penggunaan social media dalam kaitannya dengan pemasaran memiliki tujuan utama yaitu amplifikasi dari word-ofmouth marketing, riset pasar, pemasaran secara umum, ide & inovasi baru dan pengembangan produk, customer service, public relation, komunikasi karyawan dan manajemen reputasi (Yustina, 2019). Pemasaran dengan social media mendorong dalam mencapai tujuan pemasaran dengan cara yang lebih modern, yaitu melalui penggunaan kreatifitas, komunitas dan hubungan yang tidak berbayar. Social media memberi peluang untuk konsumen dan organisasi dalam berinteraksi dengan berbagai merk, menyuarakan opini dan pengalaman terhadap suatu merk & produk serta memudahkan konsumen dalam proses pencarian, evaluasi, memilih dan membeli suatu barang/produk (Albors, Ramos and Hervas, 2008). Sedangkan untuk sisi lainnya, organisasi mendapat peluang untuk melakukan investasi dalam keberadaan social medianya dan mengembangkan kampanye pada target, berinteraksi dengan konsumen, penggunaan media dalam pengarahan penjualan langsung, memperoleh informasi tentang bagaimana konsumen menerima dan mengapresiasi merknya serta mendapatkan akuisisi dan retensi pelanggan (Vinerean, 2017).

Penggunaan social media juga memiliki dampak positif dan negatif bagi pelaku usaha. Menurut Lakshmi, Mahboob and Chudhary (2017), dampak positif yang ditimbulkan adalah:

  1. Penyebaran informasi kepada konsumen semakin cepat.
  2. Jangkauan area untuk konsumen yang lebih luas.
  3. Menjadikan teknologi sebagai asset untuk bisnis.
  4. Memberi lebih banyak pilihan melalui kreasi media yang dapat digunakan seperti kombinasi audio, visual, teks dan media interaktif.

Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan social media bagi pelaku usaha adalah:

  1. Kekuatan konsumen yang semakin meningkat dengan publisitas yang buruk dan opini ketidakpuasan yang cepat tersebar.
  2. Kerancuan informasi terkait pernyataan negatif konsumen yang sulit untuk dideteksi.
  3. Pelepasan informasi penting dan rahasia secara tidak sengaja.
  4. Sulit dalam monitor aktivitas social media karyawan dan melakukan pencegahan untuk membuat pernyataan tanpa autorisasi.

Social media marketing lebih efektif untuk membangun kesadaran merk dan mengembangkan reputasi merk serta meningkatkan penjualan (Pentina, Koh and Le, 2012). Mayoritas konsumen akan membeli suatu produk berdasarkan informasi yang mereka dapat melalui media massa dan zaman perkembangan teknologi saat ini membuat jejaring sosial online memiliki kekuatan untuk mempengaruhi keputuasn konsumen (Solomon et al, 2014; Alhabash et al, 2015; Hoffman et al, 2014; Hong, 2012; dalam Alves, Fernandes and Raposo, 2016).

Tantangan Penggunaan Jejaring Sosial bagi Pelaku Usaha

Sebagai negara dengan salah satu penduduk terbanyak di dunia, yakni mencapai 274,9 juta jiwa dan 61,8% diantaranya merupakan pengguna sosial media atau sekitar 170 juta penduduk. Data yang diambil dari laporan “Digital 2021: The Latest Insights Inti The State of Digital” yang diterbitkan pada 11 Februari 2021 oleh media asal inggris yang bekerja sama dengan Hootsuite menunjukkan bahwa pola pemakaian media sosial di Indonesia cukup tinggi, yaitu rata-rata menghabiskan 3 jam 14 menit sehari untuk mengakses media sosial. Mengacu pada data tersebut, maka Indonesia mempunyai peluang yang besar dalam implementasi social media marketing, khususnya bagi pelaku usaha dagang. Social media marketing mampu menyediakan platform yang dapat digunakan untuk membangun komunikasi dan relasi yang intens dengan pelanggan. Hal ini terbukti dengan masifnya penggunaan internet dalam menjalankan usaha, dimana usaha yang  menggunakan internet untuk menerima pesanan,atau melakukan penjualan barang dan/atau jasa  pada tahun 2020 hingga periode pencacahan berakhir (31 Agustus) sebesar 90,18 persen. Hampir     separuh dari seluruh usaha E-Commerce (48,42 persen) adalah usaha di Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor (Diambil dari web resmi Badan Pusat Statistik Nasional //www.bps.go.id). 

Disamping penggunaan social media marketing yang memiliki manfaat serta dampak positif dan negatif, implementasi yang ditimbulkan juga mengalami tantangan yang tidak sedikit. Tantangan yang lebih sering muncul adalah dari sisi usaha kecil dimana dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu tantangan yang berasal dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal yakni seperti ketidakmampuan atau kurangnya pengetahuan dalam bidang teknologi, kurangnya biaya modal yang diperlukan untuk sarana dan prasarana pengembangan social media marketing, serta tidak adanya tenaga ahli atau karyawan dalam maintenance platform. Sedangkan dari sisi faktor efksernalnya adalah tidak adanya jaminan atas kebocoran informasi mengenai privasi atau keamanan akun sehingga para pelaku usaha kecil masih akan berpikir dua kali dalam implementasi social media marketing. Sedangkan dari sisi usaha besar, tantangan yang dihadapi tidak terlalu banyak dan hanya mengalami risiko adanya cyber-crime dimana data perusahaan tidak lagi menjadi privasi serta beberapa biaya pemeliharaan yang melebihi ekspektasi. Tantangan yang dihadapi pelaku usaha kecil bisa diatasi dengan focus hanya pada pengembangan strategi yang memperkuat hubungan dengan pelanggan melalui iklan di media sosial sehingga tetap mendapat manfaat dari adanya social media marketing. Menurut Vinerean (2017) untuk meningkatkan keberhasilan dalam penggunaan media sosial maka pelaku usaha perlu untuk:

  1. Menciptakan pengalaman personal untuk pelanggan.
  2. Menciptakan strategi content yang efisien dan konsisten di tiap platform social media yang digunakan (misalkan video, image, gifs, blog posts, podcast, dan lainnya).
  3. Membentuk komunitas yang loyal dari audiens untuk mengembangkan publisitas merk dan juga influencer.
  4. Melakukan riset, memonitor dan mempelajari pelanggan berdasarkan percakapan yang terjadi di social media, sehingga dapat memberikan umpan balik dan yang dibutuhkan.

Dengan menerapkan strategi yang diperlukan dalam implementasi social media marketing dan memahami tantangan yang ada, diharapkan seluruh pelaku usaha dagang bisa memaksimalkan adanya potensi tersebut untuk keberlangsungan hidup bisnisnya dan meningkatkan laba yang diperolehnya.

Kesimpulan

Sosial media akan mengakomodasi keinginan pengguna untuk melakukan interaksi secara interaktif dan turut serta da;am suatu hal yang mereka minati. Dengan kelebihan komunikasi yang dapat menjangkau secara global, maka banyak pelaku usaha dagang dari perusahaan nasional maupun multinasional hingga UMKM yang menggunakan jejaring sosial dalam komunikasi pemasaran produk yang akan dijual kepada pelanggannya. Zarella (2010) menjelaskan bahwa social media memiliki banyak bentuk yang dapat dikategorikan menjadi 8 macam bentuk yang paling banyak digunakan yaitu:

Website yang berisi tulisan berupa opini dari pemilik blog.

Bentuk dari blog dengan adanya batasan ukuran untuk setiap posting, seperti media sosial yang hanya membatasi setiap postingan dengan jumlah karakter tertentu. 

Sebuah situs yang menyediakan tempat antar-individu untuk terhubung dengan teman-temannya baik secara offline maupun online saja. 

Sebuah media yang memungkinkan pengguna untuk membuat dan mengunduh konten multimedia..

  • Social News & Bookmarking

Situs yang memungkinkan pengguna untuk mengirim dan memilih konten tertentu dari keseluruhan situs tersebut. 

Sebuah situs yang memuat pendapat konsumen yang telah menggunakan suatu produk, jasa atau brand online.

Jenis social media yang disebut sebagai versi modern dari papan bulletin masyarakat.

Sebuah situs yang didalamnya lebih tertuju kepada permainan dan aktivitas sosial. 

Dampak yang dihasilkan oleh penggunaan jejaring sosial bagi pelaku usaha dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak positif dan dampak negative. Menurut Lakshmi, Mahboob and Chudhary (2017), dampak positif yang ditimbukan adalah:

  1. Penyebaran informasi kepada konsumen semakin cepat.
  2. Jangkauan area untuk konsumen yang lebih luas.
  3. Menjadikan teknologi sebagai asset untuk bisnis.
  4. Memberi lebih banyak pilihan melalui kreasi media yang dapat digunakan seperti kombinasi audio, visual, teks dan media interaktif.

Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan social media bagi pelaku usaha adalah:

  1. Kekuatan konsumen yang semakin meningkat dengan publisitas yang buruk dan opini ketidakpuasan yang cepat tersebar.
  2. Kerancuan informasi terkait pernyataan negatif konsumen yang sulit untuk dideteksi.
  3. Pelepasan informasi penting dan rahasia secara tidak sengaja.
  4. Sulit dalam monitor aktivitas social media karyawan dan melakukan pencegahan untuk membuat pernyataan tanpa autorisasi.

Selain dapak positif dan juga negative, di dalam penggunaan jejaring media sosial untuk pelaku usaha juga terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi. Dari sisi usaha kecil dimana dapat dikategorikan menjadi 2 tantangan yang besifat eksternal dan internal. Dan dalam sisi usaha besar, tantangan yang dihadapi tidak terlalu banyak tetapi tetap memiliki resiko adanya cyber-crime dimana data perusahaan tidak lagi menjadi privasi serta beberapa biaya pemeliharaan yang melebihi ekspetasi. Menurut Vinerean (2017) untuk meningkatkan keberhasilan dalam penggunaan media sosial maka pelaku usaha perlu untuk:

  1. Menciptakan pengalaman personal untuk pelanggan.
  2. Menciptakan strategi content yang efisien dan konsisten di tiap platform social media yang digunakan (misalkan video, image, gifs, blog posts, podcast, dan lainnya).
  3. Membentuk komunitas yang loyal dari audiens untuk mengembangkan publisitas merk dan juga influencer.
  4. Melakukan riset, memonitor dan mempelajari pelanggan berdasarkan percakapan yang terjadi di social media, sehingga dapat memberikan umpan balik dan yang dibutuhkan.

Dengan menerapkan strategi yang diperlukan dalam implementasi social media marketing dan memahami tantangan yang ada, diharapkan seluruh pelaku usaha dagang bisa memaksimalkan adanya potensi tersebut untuk keberlangsungan hidup bisnisnya dan meningkatkan laba yang diperolehnya.

Daftar Pustaka

Chrismardani, Y., & Setiyarini, T. (2019). DAMPAK DAN TANTANGAN DALAM IMPLEMENTASI SOCIAL MEDIA MARKETING UNTUK UMKM. Competence: Journal of Management Studies, 13(2), 170-183.

Nurhajati, N., Rachma, N., Deka, R. E., & Azwar, E. (2018). Inovasi Disruptif: Tantangan Dan Peluang Bagi UKM. INOBIS: Jurnal Inovasi Bisnis dan Manajemen Indonesia, 1(2), 214-226.

Rokhmah, B. E., & Yahya, I. (2020). Tantangan, Kendala, dan Kesiapan Pemasaran Online UMKM di Desa Nglebak, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Filantropi: Jurnal Manajemen Zakat dan Wakaf, 1(1), 20-31.

Sumali, A., Surasni, S., Rovita, A., Farida, S. I., & Mogi, A. (2021). EKONOMI KREATIF USAHA DAGANG SECARA ONLINE DIMASA PANDEMI COVID 19. Abdi Laksana: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2), 383-388.

Sumarni, T., & Melinda, L. D. (2020). Media Sosial dan E-commerce sebagai Solusi Tantangan Pemasaran Pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus: UMKM Warung Salapan). ATRABIS: Jurnal Administrasi Bisnis (e-Journal), 6(2), 163-171.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA