Proses produksi kerajinan inspirasi budaya lokal non-benda berdasarkan daya dukungnya yang dimiliki oleh daerah setempat diantaranya adalah seperti.
Kegiatan produksi diawali dengan persiapan produksi. Persiapan produksi dapat dilakukan seperti pembuatan gambar teknik atau gambar kerja atau gambar pola. Gambar atau pola kerja akan menjadi patokan untuk kebutuhan pembelian dan persiapan bahan. Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah proses pengerjaan. Pengerjaan setiap tahap sesuai dengan perencanaan produksi yang sudah dibuat sebelumnya. Tahapan produksi secara umum terbagi ke dalam
Tahap pembahanan adalah dengan cara mempersiapkan bahan serta material agar siap dibentuk. Tahapan proses pembahanan dilanjutkan dengan proses pembentukan. Pembentukan bahan baku bergantung pada jenis material yang akan kita gunakan atau bentuk dasar material dan bentuk produk yang akan dibuat. Misalnya material kertas dibentuk dengan cara dilipat atau kayu, bambu dan rotan lainnya dapat dibentuk dengan cara dipotong atau dipahat. Pemotongan bahan dibuat sesuai dengan bentuk yang direncanakan. Pemotongan dan pemahatan juga biasanya digunakan untuk membuat sambungan bahan, seperti menyambungkan bilah-bilah papan atau dua batang bambu. Pembentukan besi dan rotan, selain melalui pemotongan, dapat juga menggunakan teknik pembengkokan. Pembentukan besi juga dapat menggunakan teknik las. Logam lempengan dapat dibentuk dengan cara pengetokan. Tahap terakhir adalah finishing. Finishing dilakukan untuk tahap akhir sebelum produk tersebut dimasukan ke dalam kemasan. Finishing dapat berupa penghalusan dan atau pelapisan permukaan. Penghalusan yang dilakukan seperti penghalusan permukaan kayu dengan menggunakan amplas atau menghilangkan lem yang masih tersisa pada permukaan produk. Finishing dapat juga berupa pelapisan permukaan atau pewarnaan agar produk yang dibuat lebih awet, tahan lama dan lebih menarik. Kelancaran produksi juga dapat ditentukan dari cara kerja yang memperhatikan K3 atau Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Upaya memelihara kesehatan dan keselamatan kerja bergantung pada bahan, alat dan proses produksi yang digunakan pada proses produksi. Proses pembahanan dan pembentukan material padat atau solid sering menghasilkan sisa potongan atau debu yang dapat melukai bagian tubuh pekerjanya. Oleh karena itu, dibutuhkan alat keselamatan kerja berupa kacamata melindung dan masker anti debu. Proses pembahanan serta finishing, seringkali menggunakan bahan kimia yang berbahaya bagi kulit dan pernafasan, maka pekerja harus menggunakan sarung tangan dan masker dengan filter untuk bahan kimia. Selain alat keselamatan kerja, hal yang tak kalah penting adalah sikap kerja yang rapi, hati-hati, teliti dan penuh konsentrasi. Sikap tersebut akan mendukung kesehatan dan keselamatan kerja. Pembuatan kerajinan diakhiri dengan proses evaluasi terhadap produk kerajinan yang telah dibuat, apakah produk tersebut dapat berfungsi secara baik ? Apakah sudah sesuai dengan ide, konsep dan harapan kita ? Jika belum, perbaikan apa yang akan kita lakukan agar produk kerajinan yang dihasilkan lebih berkualitas?
Cutting adalah proses pemotongan kain atau bahan sesuai pola yang terdapat pada kertas marka, atau pada kain sehingga di peroleh hasil potongan sesuai ukuran busana yang telah direncanakan. Pada proses cutting ini terdapat beberapa tahapan antara lain :
Marker adalah proses mengkopi pola setelah proses grading, di susun sesuai kebutuhan sehingga dapat ditentukan panjang marker. Tujuan marker adalah untuk memperlancar proses cutting atau pemotongan bahan dan hasilnya sesuai dengan pola sample. Adapun urutan proses marker adalah :
Hasil marker yang sudah aktual di print pada kertas marka untuk proses cutting. Hal yang perlu diperhatikan dalam peletakkan setiap komponen pada marker khususnya untuk kain motif/bercorak, adalah:
Orientasi dan arah pola tergantung pada konstruksi kain, di antaranya ada tiga type orientasi penempatan pola pada kain :
Dalam penempatan pola perlu di perhatikan kesesuaian motif, dan untuk pengaturan penempatan pola di kain yang perlu menjadi pertimbangan adalah:
2. TEHNIK SPREADING ( PENGGELARAN BAHAN ) Spreading adalah proses penggelaran kain lembar demi lembar hingga menjadi tumpukan kain yang siap di potong (cutting) Tujuan spreading adalah untuk memperlancar proses cutting dengan komponen- komponen yang telah ditentukan. ada 2 cara yang dapat dilakukan pada proses spreading yaitu secara manual atau secara otomatis. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada proses Spreading adalah:
3. TEHNIK CUTTING ( PEMOTONGAN BAHAN ) Cutting adalah proses pemotongan kain mengikuti pola yang terdapat pada kertas marka, atau memotong kain dengan mengikuti pola yang terdapat pada kain sehingga di peroleh potongan sesuai pola ukuran garmen/pakaian yang direncanakan. Urutan Proses Cutting adalah sebagai berikut:
Pemotongan kain diawali dari bagian tepi dan pastikan memotong sesuai dengan kertas marker atau sample. 4. TEHNIK BUNDLING Bundling adalah proses pemberian keterangan atau data pada komponen-komponen pakaian sesuai dengan bagiannya sesudah dilakukan pemotongan (cutting) Tujuan bundling adalah untuk mempermudah membedakan bagian-bagian potongan komponen pakaian maupun size. Urutan Proses Bundling adalah sebagai berikut:
5. TEHNIK NUMBERING Numbering adalah pemberian nomer secara urut pada komponen-komponen pakaian/ garmen yang telah dipotong. Tujuan numbering adalah untuk mengetahui jumlah komponen pakaian/garmen dan mempermudah saat proses sewing/penjahitan. Urutan proses numbering adalah sebagai berikut:
Sistem numbering perlu dilakukan pada proses garmen, karena pada proses garmen membuat pakaian dengan jumlah banyak dan dengan jangka waktu yang telah ditentukan sehingga proses produksi akan lebih lancar. Demikian lima tahapan dalam proses cutting, yang diambil dari modul pelatihan garmen semoga bermanfaat. |