Siapa yang disebut sebagai calon tamu allah

Satu diantara banyak hal yang menjadi permasalahan klasik dalam pelayanan bagi (calon) jama’ah haji Indonesia adalah persoalan kesehatan. Padahal, kesehatan adalah syarat mutlak yang harus dimiliki oleh setiap (calon) jama’ah haji. Tanpa kesehatan yang purna, bisa jadi (calon) jama’ah haji dikatakan sebagai orang yang tidak masuk dalam kriteria manistatha’a (mempunyai kemampuan). Kemampuan dalam konteks itu, tidak bisa hanya dimaknai dengan kemampuan finansial, tapi juga kemampuan fisik alias kesehatan.

Itulah yang menjadi dasar berpikir Puan Maharani untuk melakukan kerja sebagai bentuk kepeduliannya kepada Jama’ah Haji dalam hal kesehatan. Sehingga, ketika selesai melaksanakan rapat tentang kesiapan haji 2017 di Madinah, Puan Maharani melakukan kunjungan langsung untuk memastikan persediaan obat-obatan, ruang perawatan (termasuk ruang gawat darurat). Segala persiapan harus dipikirkan sedemikian rupa, terutama ketika jumlah (calon) jamaah haji ditambah, sehingga diperlukan usaha yang lebih ekstra.

Puan Maharani begitu peduli terhadap pelaksanaan haji untuk tahun ini karena selain untuk memastikan seluruh persiapan, juga penting untuk diingat, bahwa jumlah kuota tahun ini bertambah. sehingga persiapan ekstra perlu diperhatikan, termasuk bagaimana memastikan kesehatan para (calon) jamaah haji tetap terjaga, sejak berangkat hingga pulang kembali ke tanah air. Palayanan purna harus diberikan kepada para calon tamu Allah.

Puan Maharani juga menyampaikan agar para calon jamaan haji mengetahui dan memastikan kesehatan masing-masing untuk kemudian melakukan berbagai cara agar kondisi kesehatan serta stamina tetap prima. Rasa lelah dalam melaksanakan ibadah akan muncul, dan kesehatan tubuh mutlak diperlukan.

Sehingga, sebagai bentuk kepedulian Puan Maharani untuk kesehatan para (calon) jamaah haji, ia memeriksa langsung fasilitas kesehatan yang dipersiapkan. Puan Maharani meninjau fasilitas Klinik Haji Indonesia yang sebelumnya merupakan Balai Pengobatan Haji Indonesia didampingi oleh Menteri Kesehatan Nila F Moeloek. Fasilitas kesehatan itu menyediakan 75 tempat tidur rawat, 20 tempat tidur UGD, dan 80 petugas kesehatan haji. Adapun sifat pelayanannya adalah pelayanan dasar dan emergensi.

Lantai 1 Klinik Haji Indonesia dimanfaatkan untuk ruang rawat psikiatri, ruang rawat laki-laki dan perempuan. Selain itu terdapat juga ruang penunjang seperti radiologi, laboratorium gizi, poli gigi dan ruang linen. Sementara untuk lantai 2 dipergunakan untuk depo obat dan alat kesehatan, dan ruang kerja petugas sanitasi, surveillance, dan siskohatkes. Guna memberikan pelayanan maksimal, Klinik Haji Indonesia dilengkapi dengan delapan ambulans dan 80 petugas. Tentu kalau dibandingkan dengan jumlah (calon) jamaah haji di Indonesia yang banyak, fasilitas itu belum mencukupi, tapi tetap diharapkan dapat memberikan pelayanan yang purna kepada para jamaah.

Hal-hal yang kurang dari fasilitas kesehatan itu, sebisa mungkin akan ditambah. Begitulah kepedulian pemerintah untuk menjadikan pelaksanaan haji tahun ini lebih baik dengan pelayanan kesehatan yang memadai. Puan Maharani memulai usaha itu dengan kerja nyata, ketika melakukan kunjungan kerja ke Arab Saudi.

Ada pula hadist yang menyebut penduduk Irak bermiqat di Dzaf Irq. Dzul Hulaifah disebut juga Bir Ali sebagai miqat bagi penduduk Madinah dan terletak di utara Mekkah sekitar 410 km atau sekitar 10 km dari Masjid Nabawi. Di sana terdapat Masjid Dzul Hulaifah atau Masjid Miqat dan ada pula yang menyebutnya Masjid Syajarah.

Sementara Qarn al Manazil merupakan miqat bagi penduduk sekitar Teluk dan mereka yang datang melalui jalan Riyadh-Thaif. Lantaran ada dua jalan utama menuju Mekkah maka ditentukanlah batas miqat dengan membangun dua masjid yakni Masjid Miqat Al Saili Al Kabir dan Miqat Wadi Mahram.

Miqat Al Saili Al Kabir terletak 80 km di sebelah timur laut Masjidil Haram sedangkan Wadi Mahram terletak sebelah selatan Masjid al Saili al Kabir dengan jarak keduanya 33 km atau 76 km dari Masjidil Haram. Sedangkan Dzat Irq sebagai miqat penduduk Irak terletak di timur laut Masjidil Haram sekitar 90 km.

Yalamlam yang dikenal dengan al Sa'diyyah berjarak 100 km sebelah selatan Kota Mekkah dan Juhfah terletak di barat laut Masjidil Haram berjarak 187 km.

Seluruh tapal batas Kota Mekkah itu menjadi penanda di mana dimulai dari titik itulah kesucian Tanah Haram berlaku dengan segala keutamaan dan keistimewaannya.

TRIBUNJAKARTA.COM, MEKKAH - Tamu itu orang yang datang ke rumah atau tuan tumahnya. Tuan rumahlah yang menerima kedatangan orang lain di rumahnya. Jika jemaah haji adalah tamu maka tuan rumahnya adalah Allah SWT di “rumah-Nya”, baitullah. 

Ini bukan berarti Allah memiliki rumah seperti manusia tetapi Allah yang tak bertempat itu telah menyebutkan tempat sujud hambanya adalah rumah-Nya.

Adabnya orang bertamu adalah untuk mendekatkan diri dengan tuan rumahnya, demikian juga para jemaah haji yang telah dipanggi oleh Allah SWT datang berbondong-bondong dari seluruh arah perjuru dunia dengan cara berbeda-beda, bahkan di Indonesia antre bertahun-tahun untuk memenuhi panggilan-Nya. Tak ada hal yg lebih mendekatkan dengan “tuan rumah” kecuali mengikuti perintah dan larangan-Nya.

Yang tak kalah pentingnya dalam kunjungan memenuhi panggilan Allah SWT adalah ikhlas yang berdasarkan iman yang kokoh dalam dirinya. Maka dalam menyambut perintah-Nya hendaklah dilakukan dengan penuh ketulusan dan dipersembahkan hanya untuk-Nya tanpa menyekutukan dengan yang lain-Nya dan tidak karena gengsi apalagi pamer kepada orang lain.

Dalam pelaksanaan ibadah haji banyak mengandung latihan fisik dan kejiwaan para tamu Allah SWT. Secara fisik jelas bahwa semua pelaksanaan haji memerlukan kekuatan fisik, yaitu mulai perjalanan ihram, wukuf, tawaf, sa’i, mabit dan jemaraat. Bahkan dalam pelaksanaan ibadah haji tak ada bacaan-bacan wajib yang menjadi syarat sahnya haji.

Training kejiwaan dapat diresapi artinya dari satu persatu dalam rukun dan wajib ibadah haji. Saat memakai ihram jiwa ini dilatih dengan tauhid kepada Allah SWT bahwa diri manusia tak punya kekuatan dan kemampuan apa-apa. Dua helai kain ihram pertanda manusia ini telanjang yang hanya ditutupi kain putih. Seandainya kain itu dilepas maka aib (aurat) manusia terbuka. Itulah kesamaan seluruh manusia di depan Allah tak ada yg membedakan kecuali takwanya.

Saat wukuf di Arafah berarti kita diam sejenak dari hiruk pikuk kehidupan duniawi menuju ‘arafah (mengetahui) hakikat dirinya itu siapa. Jika ia telah tahu (‘arafa) siapa sebenarnya diri ini maka ia akan tahu siapa Tuhannya. Inilah lonceng pengingat kehidupan manusia yang terkadang terlena dengan kehidupan dunia.

Saat Mabit (menginap) di Muzdalifah dan Mina itulah makna perlunya beristirahat sejenak untuk mengumpulkan energi melawan serangan musuh agama, yaitu syaitan. Baik syaitan dalam dirinya berupa hawa nafsu maupun berupa bujuk rayu dari syaitan dan manusia.

Makanya selanjutnya dilakukan dlm ibadah haji adlh lempar Jumrah. Inilah simbol bahwa syaitan itu harus dijadikan musuh bagi manusia krn selamanya syaitan itu hanya untuk menjerumuskan manusia ke dalam kesesatan

Ibadah tawaf mengelilingi Kakbah sebanyak tujuh kali putaran menunjukkan bahwa alam raya yang di bumi bahwa atap langit yang tujuh berputar di hari yang tujuh sebagaimana para malaikat dan jagad raya ini memutur di antara siklus tujuh putaran.

Halaman selanjutnya arrow_forward

Sumber: Tribun Jakarta

Tags:

Siapa yang disebut sebagai calon tamu allah

Hari rabu 4 september 2019 SMP Birrul Walidain mengadakan manasik haji di Firdaus Fatimah Zahra, kegiatan ini adalah upaya untuk memberikan bekal kepada siswa/siswi SMP Birrul Walidain berkaitan dengan pengetahuan mengenai Ibadah haji khusunya praktek ibadah haji. Karena kita tidak pernah tau kapan kita akan dipanggil ke Baitullah, tidak memandang apakah hamba tersebut mampu, kurang mampu, muda ataupun tua. Orang yang bergelimang harta tidak menjamin diundang oleh Nya. sebaliknya, ada yang terlihat oleh mata manusia seolah tidak mampu secara materi untuk pergi ke tanah suci, tetapi malah orang yang terlihat lemah (secara finansial) itulah yang lebih dulu berangkat berhaji. Mereka yang berhaji itu adalah tamu-tamu Allah. Ini namanya panggilan, bukan semata-mata perihal uang. maka ketika kita melihat sinetron “tukang bubur naik haji” walaupun sinetron tersebut adalah cerita fiksi, namun sinteron yang mengisahkan bang sulam si tukang bubur yang bisa naik haji adalah representasi dari kisah nyata yang sering terjadi di lingkungan sekitar kita, terkadang kita tidak pernah menduga bahwa orang yang dimata manusia lemah secara materi justeru dialah yang lebih dulu diundang ke tanah suci. Dengan doa dan usaha tentunya.

Allah tidak memanggil orang-orang yang MAMPU tapi Allah MEMAMPUKAN orang -orang yang TERPILIH DIPANGGIL untuk berkunjung ke Baitullah.

Wali kelas 8A, Wali kelas dan Pendamping 8B