Siapa tokoh yang terbunuh pada peristiwa bandung lautan api

idkuu, Jakarta - Hari Pahlawan nasional diperingati setiap 10 November. Penetapan Hari Pahlawan 10 November itu tertulis dalam Surat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 yang diteken oleh Presiden Pertama RI Ir Soekarno.

Penetapan hari pahlawan ini juga tercetus dari pertempuran Surabaya 1945. Peringatan hari pahlawan ini untuk menghormati para pahlawan yang gugur saat pertempuran pada 10 November 1945 di Surabaya, Jawa Timur.

BACA JUGA: Aturan Pengeras Suara di Masjid Jadi Polemik, Begini Kata Rektor Uinsa Surabaya
BACA JUGA: Polisi Pulangkan Motor Milik Wanita Pengendara Ojol yang Sempat Dicuri
BACA JUGA: Arek-Arek Suroboyo Jangan Panik, Produksi Minyak Goreng Aman
BACA JUGA: Capaian Vaksinasi Booster di Surabaya Menyentuh Angka 66,24 Persen

Saat itu, arek-arek Surabaya melawan tentara sekutu dan pasukan NICA. Pertempuran 10 November tersebut salah satunya dipicu tewasnya Brigadir Jenderan Mallaby. Saat itu tentara sekutu dimpin oleh Jenderal Mallaby yang datang ke Surabaya pada Oktober 1945.

Baca Juga

  • Cerita Pahlawan Kesehatan di Probolinggo Selama Pandemi COVID-19
  • Hari Pahlawan, Risma Ajak Warga Surabaya Tetap Waspada COVID-19
  • 4 Lirik Lagu Perjuangan dan Surabaya Jadi Kota Pahlawan

Jenderal Mallaby tewas pada 30 Oktober 1945, dan diduga seiring baku tembak dari tentara sekutu dan para pejuang Indonesia. Insiden itu memaksa Letnan Jenderal Christianson, komandan pasukan sekutu di AFNEI memberikan peringatan keras terhadap Indonesia, terutama pejuang yang ada di Surabaya.

Letnan Jenderal Christinson mengirimkan seluruh divisi infanteri ke-5 lengkap dengan peralatan tank ke Surabaya, pihaknya siap menyerang Surabaya dari darat, laut dan udara.

Pemerintah pusat yang berkedudukan di Jakarta menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada pemerintah daerah Jawa Timur. Keputusan terakhir berada di tangan Gubernur Suryo. Keputusan antara bertempur dan hancur lebur atau menyerah. Gubernur Suryo hadapi keadaan kritis itu dengan kepala dingin.

Kemudian ia mengadakan perundingan dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) serta tokoh masyarakat lain. Perundingan itu membuahkan hasil berupa penolakan terhadap ultimatum Inggris.

Penolakan itu langsung disampaikannya dalam pidato di depan corong radio pada 9 November 1945 pukul 23.00 WIB.

Ultimatum itu dibalas oleh pidato pemimpin tertinggi Jawa Timur Gubernur berisi seruan kepada Arek-Arek Surabaya untuk melawan pasukan sekutu dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Dalam rangka hari pahlawan nasional, berikut sejumlah tokoh dan pahlawan yang terlibat dalam pertempuran 10 November 1945 yang dirangkum Rabu, (11/11/2020):

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.