Ki Bagus lahir di Yogyakarta, 24 November 1890 dan meninggal di Jakarta, 4 November 1954 pada umur 64 tahun. Putra Raden Haji Lurah Hasyim ini dilahirkan di kampung Kauman dengan nama R. Hidayat. Ki Bagus kecil belajar di Sekolah Rakyat kemudian di Pesantren Wonokromo Yogyakarta. Pelajaran dan nilai-nilai yang ditanamkan di pesantren membentuk Ki Bagus menjadi pribadi yang agamis apalagi Ki Bagus berasal dari lingkungan keluarga santri. Selama di pesantren beliau mendapat pelajaran kitab- kitab agama, terutama di bidang fikih dan tasawuf. Ki Bagus Hadikusumo (Foto: Istimewa) Saat menjadi Ketua Muhammadiyah di masa pendudukan Jepang, Ki Bagus sering mengadakan dialog dengan Jepang agar siswa-siswa Muhammadiyah tidak menyembah matahari setiap hari atau melakukan Sekerei. Di samping memimpin Muhammadiyah, Ki Bagus juga menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Beliau ikut merumuskan dasar negara bersama Ki Hajar Dewantara dan Muhammad Hatta, Ir Soekarno, Muhammad Yamin, AA Maramis, R Otto Iskandar Dinata, Mas Soetardjo Kartohadikoesoemo dan KH Wahid Hasyim. Ki Bagus Hadikusumo sangat besar peranannya dalam perumusan Muqadimah UUD 1945. Dia memberikan masukan agar Muqaddimah UUD 1945 berlandaskan ketuhanan, kemanusiaan, keberadaban, dan keadilan. (slm/mad) |