Siapa saja 7 jendral yang dibunuh PKI?

Prajurit yang mengangkat jenazah korban G30S PKI (Foto: Istimewa)
  • Yogya
  • Detail Berita

Sejarah Kelam G30S PKI dan 7 Tokoh Pahlawan Revolusi

Tim Litbang MPI Kamis, 30 September 2021 - 14:53:00 WIB

JAKARTA, iNews.id - Indonesia memiliki sejarah kelam yang terjadi tanggal 30 September 1965. Sejumlah perwira tinggi Angkatan Darat diculik dan dibunuh dalam peristiwa kudeta berdarah tersebut.

Kendati hanya berlangsung selama satu malam, terdapat banyak detail-detail dari peristiwa mencekam dan sadistis yang terjadi.

BACA JUGA:
Cerita Menegangkan Kapten Sanjoto, Eks Intel PM Buru Tokoh PKI DN Aidit di Semarang

Kronologi tragedi ini berlangsung tepat tanggal 1 Oktober dini hari. Ketika itu Pasukan Tjakrabirawa di bawah pimpinan Letnan Kolonel Untung memulai aksinya dengan melakukan aksi penculikan terhadap tujuh jendral. Pasukan Tjakrabirawa bergerak dari lapangan udara menuju Jakarta Selatan.

Ketujuh jenderal tersebut yakni Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani, Letjen (Anumerta) MT Haryono, serta Mayjen (Anumerta) DI Panjaitan yang langsung dibunuh di rumah masing-masing.

BACA JUGA:
Akhir Tragis 4 Tokoh PKI Dalang Gerakan 30 September, Seluruhnya Dieksekusi Mati

Sementara Letjen (Anumerta) Suprapto, Letjen (Anumerta) S Parman dan Mayjen (Anumerta) Sutoyo ditangkap hidup-hidup kemudian disiksa dan dibunuh PKI.

Satu target PKI yaitu Panglima TNI Jenderal AH Nasution, lolos dan mampu melarikan diri ketika segerombolan pasukan Tjakrabirawa mengepung rumahnyandengan melompat pagar rumah Kedubes Irak di sebelahnya. Namun ditangkap Kapten (Anumerta) Pierre Tendean.

BACA JUGA:
Bertepatan Peringatan G30S PKI, Aa Gym: Malam Ini Kita Doakan para Pahlawan

Kemudian, jenazah para korban lalu dimasukkan ke dalam sumur tua di daerah lubang buaya. Pukul 07.00 WIB, Radio Republik Indonesia (RRI) menyiarkan sebuah pesan yang berasal dari Untung Syamsuri, Komandan Tjakrabiwa, G30SPKI telah berhasil mengambil alih beberapa lokasi stratergis Jakarta beserta anggota militer lainnya.

BACA JUGA:
Siasat Sintong Panjaitan Lumpuhkan PKI, Senyap dan Kilat

Mereka bersikeras gerakan tersebut sebenarnya didukung CIA yang bertujuan untuk melengserkan Presiden Soekarno dari posisinya.

Operasi penumpasan G30S PKI dimulai sejak tanggal 1 Oktober 1965 sore hari. Gedung RRI pusat dan Kantor Pusat Telekomunikasi dapat direbut kembali tanpa pertumpahan darah oleh satuan RPKAD di bawah pimpinan Kolonel Sarwo Edhi Wibowo, pasukan Para Kujang/328 Siliwangi dan dibantu sejumlah pasukan kavaleri.

BACA JUGA:
PKS Keluarkan Instruksi Kader Tonton Film G30S PKI dan Kibarkan Bendera Setengah Tiang

Setelah diketahui basis G30S PKI berada di sekitar Halim Perdana Kusuma, pasukan langsung menuju ke sana.

Tanggal 2 Oktober, Halim Perdana Kusuma diserang satuan RPKAD di bawah komando Kolonel Sarwo Edhi Wibowo atas perintah Mayjen Soeharto. Pada pukul 12.00 siang, seluruh tempat itu telah berhasil dikuasai TNIAD.

Pada hari Minggu tanggal 3 Oktober 1965, pasukan RPKAD yang dipimpin Mayor CI Santoso berhasil menguasai daerah Lubang Buaya. Setelah usaha pencarian perwira TNI AD dan atas petunjuk Kopral Satu Polisi Sukirman yang sempat menjadi tawanan G30S PKI tetapi berhasil melarikan diri, mereka mendapat keterangan para perwira TNI AD tersebut di bawa ke Lubang Buaya.

Karena daerah tersebut diselidiki secara intensif, akhirnya pada tanggal 3 Oktober 1965 ditemukan tempat para perwira yang diculik dan dibunuh tersebut.

Mayat para perwira itu dimasukkan ke dalam sebuah sumur berdiameter ¾ meter dengan kedalaman kira-kira 12 meter yang kemudian dikenal dengan nama Sumur Lubang Buaya.

Pada 4 Oktober, penggalian Sumur Lubang Buaya dilanjutkan kembali (karena ditunda pada tanggal 3 Oktober pukul 17.00 WIB hingga keesokan hari) yang diteruskan pasukan para Amfibi KKOAL dan disaksikan pimpinan sementara TNI AD Mayjen Soeharto.

Jenazah para perwira setelah dapat diangkat dari sumur tua tersebut terlihat mengalami kerusakan fisik sedemikian rupa. Ini menjadi saksi bisu bagi bangsa Indonesia betapa kejamnya siksaan yang mereka alami para pahlawan revolusi itu sebelum wafat.

Pada 5 Oktober, jenazah para perwira TNI AD tersebut dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata yang sebelumnya disemayamkan di Markas Besar Angkatan Darat. Lalu, pada 6 Oktober, dengan surat keputusan pemerintah yang diambil dalam Sidang Kabinet Dwikora, para perwira TNI AD tersebut ditetapakan sebagai Pahlawan Revolusi.


Editor : Donald Karouw

TAG : pahlawan revolusi kudeta indonesia jenderal G30S PKI
Bagikan Artikel: