Setiap pembicaraan atau tutur kata yang menunjukkan kekurangan dan merendahkan orang lain disebut

Na paresam vilomani, Na paresam katakatam. Attano va avekkheyya, Katani akatani ca. Janganlah memperhatikan kesalahan-kesalahan orang lain, atau hal yang sudah atau belum dikerjakan oleh orang lain; Sebaiknya seseorang memperhatikan hal-hal yang sudah dikerjakan atau belum dikerjakan oleh dirinya sendiri. (Dhammapada, Syair 50)

Memberikan penilaian kepada orang lain itu lebih mudah daripada menilai diri sendiri. Segala hal dinilai baik secara fisik, penampilan, karakter, sikap, dan lain sebagainya. Bahkan dengan orang yang baru saja ketemu, sudah berani menilai orang tersebut. Padahal ia belum tahu sepenuhnya terkait sifat, karakter, dan kedalaman hatinya. Hal ini seakan bahwa peribahasa semut di seberang lautan nampak, gajah di pelupuk mata tidak nampak adalah benar adanya.

Dalam kehidupan sehari-hari, orang cenderung untuk menilai orang lain hanya melihat keburukannya, bukan dari kebaikannya. Kondisi ini menjadi hal yang dianggap biasa dan lumrah terjadi di masyarakat, yang dalam bahasa pergaulan disebut juga membuat gosip.

Memang hal yang membuat orang semakin hangat dalam pembicaraan adalah jika membahas kesalahan orang lain daripada kebaikannya. Bahkan sebaik apapun orang lain, begitu orang tersebut membuat kesalahan, maka seolah kebaikan yang pernah dilakukan hilang dan tidak berbekas sedikitpun. Acap kali orang tertutup mata dan tutup telinga terhadap kebaikan orang lain setelah orang tersebut melakukan kesalahan walaupun kecil.

Menilai seseorang berdasarkan kaca mata si penilai sejujurnya tidaklah adil, karena apa yang dinilai belum tentu benar adanya. Guru Agung Buddha mengajarkan untuk tidak mudah menilai orang lain sebagaimana dalam Dhammapada syair 256-257 dikatakan bahwa “Ia yang memutuskan segala sesuatu dengan tergesa-gesa, tidak dapat dikatakan sebagai orang yang adil. Orang bijaksana hendaknya memeriksa dengan teliti mana yang benar dan mana yang salah. Ia yang mengadili orang lain dengan tidak tergesa-gesa, bersikap adil dan tidak berat sebelah, yang senantiasa menjaga kebenaran, pantas disebut sebagai orang yang adil”.

Intropeksi terhadap diri sendiri adalah cara terbaik agar tidak mudah menilai orang lain. Kalaupun harus menilai orang lain, jauh lebih elok jika menilai kebaikannya karena sesungguhnya tidaklah mudah untuk mengerti dan memahami dengan benar tentang sifat, karakter, dan watak seseorang.

Guru Agung Buddha menjelaskan dalam kitab Angutara Nikaya tentang 4 (empat) cara agar dalam mengenal karakter seseorang yaitu: dengan tinggal bersama, berurusan dengan seseorang, saat ditimpa bencana, dan bercakap-cakap.

Kesediaan untuk saling memahami, saling mengerti, dan saling melengkapi atas kekurangan orang lain juga akan menjauhkan diri untuk tidak mudah menilai orang lain karena pada hakikatnya manusia adalah tidak sempurna. Atas ketidaksempurnaan tersebut tidak sepatutnya untuk saling menilai, menunjuk, dan saling menghakimi. Kebiasaan menilai orang lain akan berujung pada kebiasaan saling mencari kesalahan orang lain hingga pada akhirnya dapat menimbulkan konflik.

Marilah senantiasa berdamai dengan diri sendiri dan orang lain. Saling mengisi dan melengkapi kekurangan orang lain jauh lebih baik agar hidup menjadi lebih harmonis, aman, nyaman, dan damai.

Semoga semua makhluk hidup berbahagia.

Caliadi (Dirjen Bimas Buddha)

Setiap pembicaraan atau tutur kata yang menunjukkan kekurangan dan merendahkan orang lain disebut

Ilustrasi sedih (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Bola.com, Jakarta - Kata-kata bijak jangan merendahkan orang lain dapat kamu jadikan sebagai bahan intropeksi diri dan mendorongmu untuk selalu berbuat baik.

Sebagai umat manusia yang dianugerahi hati dan juga akal, sudah sepatutnya kita menjaga perilaku dan tidak memandang rendah orang lain.

Dengan hal itu kamu akan menjadi pribadi yang lebih mulia dan dapat dihormati oleh setiap orang yang kamu temui.

Dengan merendahkan orang lain sama saja kamu telah merendahkan diri sendiri, karena perlu diingat dirimu belum tentu lebih baik dari orang yang kamu rendahkan.

Selain itu merendahkan orang lain di depan umum tidak akan membuatmu semakin kuat, namun sebaliknya hal tersebut akan memperlihatkan bahwa dirimu adalah orang yang lemah.

Tidak hanya dapat merugikan diri sendiri, merendahkan orang lain juga dapat membuat mereka menjadi sakit hati, bahkan berujung dengan Depresi.

Maka dari itu, cobalah untuk memulai berbuat baik kepada orang lain, satu di antaranya dengan tidak memandang remeh mereka.

Kamu dapat mendorong diri sendiri agar selalu berbuat baik dengan membaca kata-kata bijak yang biasanya memiliki arti mendalam.

Berikut 35 kata-kata bijak jangan merendahkan orang lain, seperti dirangkum dari Juproni, Minggu (20/9/2020).

Setiap pembicaraan atau tutur kata yang menunjukkan kekurangan dan merendahkan orang lain disebut

Ilustrasi Ekspresi Sedih Credit: pexels.com/Masha

1. "Orang yang beneran baik tidak akan menghakimi yang belum baik. Orang yang beneran ikhlas tidak akan mengungkit-ungkit yang sudah lewat. Orang yang beneran kaya tidak akan merendahkan yang masih miskin." - Widassatyo

2. "Pergumulan dunia ini membuat hina orang yang memuliakannya, merendahkan orang yang menyanjungnya, dan menjadikan miskin orang yang mengajarkan. Jangan tertipu dengan dunia." - Prijanto Rabbani

3. "Benahi hati dari dendam kesumat, iri dan dengki. Hilangkan rasa bangga terhadap diri sendiri dan merendahkan orang lain."

4. "Jangan meremehkan merendahkan melecehkan orang pendiam mereka diam bukan karena tak mampu melawan hanya saja menghargai Anda sekalian namun ketika orang diam marah anda bisa buktikan seperti apa akhirnya." 

5. "Berterimakasihlah pada orang-orang yang telah merendahkan kita. Karena mereka tahu bahwa kita memiliki kelebihan yang luar biasa."

6. "Jangan nikahi orang yang bercandanya jorok, merendahkan wanita, dan iri dengan harta koruptor." - Mario Teguh

7. "Jangan pernah merendahkan wanita saat Allah SWT sendiri bahkan mendedikasikan satu keseluruhan surah yang disebut "An-Nisa" (Wanita)."

8. "Kita boleh memuji kecintaan kita, setinggi langit sekalipun, tapi jangan sampai membandingkan dengan merendahkan kecintaan orang lain." - KH. A. Mustofa Bisri

9. "Jangan meremehkan orang lain, mungkin saja orang yang kau remehkan nantinya akan lebih sukses darimu. "

10. "Jangan pernah merendahkan orang yang pendiam karena saat kesabarannya habis maka sebaliknya km rendah dimatanya."

Setiap pembicaraan atau tutur kata yang menunjukkan kekurangan dan merendahkan orang lain disebut

Ilustrasi Emosi Sedih Credit: pexels.com/freestocks.org

11. "Merendahlah serendah rendahnya sampai orang tak bisa merendahkanmu. Karena saya di ajarkan harus merendah tapi punya harga diri."

12. "Jangan suka merendahkan fisik orang lain! Itu tidak baik,karena kita dan dia sama sama tidak sempurna."

13. "Orang sombong ditandai dengan tatapan mata merendahkan dan ucapan yang meninggikan diri sendiri."

14. "Jangan pernah merendahkan orang lain. Meskipun dia terlihat lebih rendah, tetap saja pasti dia memiliki kelebihan juga."

15. "Hanya karena kamu lebih baik dalam beberapa hal, bukan berarti kamu bisa merendahkan orang lain."

16. "Saat kita merendahkan orang lain, maka sejatinya kita juga termasuk dalam golongan orang yang kita rendahkan dan kita sama-sama rendah."

17. "Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain."

18. "Jangan selalu merendahkan orang sabar dan pendiam, orang banyak omong belum tentu hebat."

19. "Yang merendahkan hasil karya orang lain suatu saat akan menangis karena direndahkan oleh para rendahan yang sukses."

20. "Merendahkan orang lain itu bisa membuat kita rendah bukan hanya dari orang yang kita rendahkan tapi juga dari siapapun."

Setiap pembicaraan atau tutur kata yang menunjukkan kekurangan dan merendahkan orang lain disebut

Ilustrasi Emosi Sedih Credit: pexels.com/EnginAkyurt

21. "Hanya perlu melihat dan mencermati kepada orang-orang yang merendahkan dirimu, sambil tetap tersenyum karena dirimu tidak seperti yang mereka sangka." - Feri Purwo

22. "Merendahkan orang lain tidak membuat kita lebih tinggi, justru menistakan diri sendiri." - KH A. Mustofa Bisri

23. "Memuji kecintaan terhadap sesuatu hendaknya tidak dibarengi dengan merendahkan kecintaan orang lain kepada sesuatu."

24. "Jangan merendahkan orang lain, bisa jadi anda lebih rendah darinya."

25. "Apa pun dan bagaimanapun posisi seseorang, kita tidak boleh merendahkanya! Karena dunia ini berputar. Tak ada hal baik yang bisa kita dapatkan, jika kita merendahkan orang lain."

26. "Kerendahanmu tidak akan terangkat dengan merendahkan orang lain." - Gus Mus

27. "Orang yang terus merendahkan impianmu adalah orang yang pernah disakiti hatinya, maafkanlah mereka."

28. "Ingat Menyebarkan aib seseorang dan menjelekan orang lain hanya akan merendahkan diri sendiri."

29. "Tak perlu sedih jika ada orang yang merendahkan dan menghina, kemuliaan bukanlah milik manusia. tapi Allah yang punya."

30. "Jangan pernah merendahkan siapapun, karena suatu saat orang yang kamu rendahkan akan menjadi orang yang paling dapat membantumu."

31. "Orang muda hendaknya mau merendahkan diri terhadap orang tua, tetapi sebaliknya orang tua harus bersedia merendahkan diri terhadap orang muda."

32. "Jangan pernah merendahkan orang lain karena bisa jadi derajat orang tersebut sangat tinggi di sisi Allah."

33. "Jika ingin menjadi pribadi yang lebih baik berusaha lah semampumu, tidak perlu merendahkan orang lain."

34. "Jika orang lain merendahkan Anda, itu artinya orang tersebut sebenarnya sudah berada di bawah Anda."

35. "Jangan merendahkan orang lain, karena bukan orang lain yang akan merendahkan Anda tapi Anda sendiri yang membuat diri Anda rendah."

Sumber: Juproni