Setelah menetapkan topik penelitian kemudian diteruskan dengan

(1)

1

MENYELEKSI DAN MENGIDENTIFIKASI MASALAH PENELITIAN (Aplikasi di Bidang Kesehatan)

oleh: Ade Heryana, SST, MKM e-mail:

Prodi Kesehatan Masyarakat, FIKES Univ. Esa Unggul

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Memahami proses dalam memilih topik penelitian

2. Memahami istilah dan pengertian topik penelitian, masalah penelitian, dan tujuan penelitian

3. Memahami sumber-sumber masalah penelitian dan bagaimana cara menggambarkan sumber tersebut

4. Memahami pemilihan topik penelitian di bidang kesehatan yang memenuhi syaarat researchability, feasibility, expertise, interest, dan important

5. Memahami proses memformulasikan masalah penelitian dengan benar PENDAHULUAN

Pada bahasan tentang metode ilmiah dijelaskan bahwa langkah pertama dalam proses penelitian adalah mengidentifikasi area masalah atau mencari topik penelitian. Hal ini berguna untuk menentukan apakah jenis penelitian yang akan dijalankan merupakan penelitian kuantitatif atau kualitatif.

Misalnya penelitian tentang kinerja salah satu layanan kesehatan di sebuah Puskesmas, maka akar masalah yang benar dan tepat adalah adanya penurunan kinerja dari periode sebelumnya atau pencapaian kinerja layanan yang tidak sesuai dengan target (Standar Pelayanan Minimal/SPM) yang ditetapkan. Dengan penetapan masalah ini, bila identifikasi masalah menyatakan bahwa ada dugaan penyebab penurunan kinerja karena kinerja petugas yang ada di dalamnya dan peneliti hendak lebih dalam memahami apa penyebabnya, tentu penelitian kualitatif sangat dianjurkan untuk memecahkan permasalahan penelitian tersebut.

(2)

2

TOPIK PENELITIAN

Topik penelitian adalah wilayah masalah yang cakupannya sangat luas yang terdiri dari bermacam-macam potensi masalah penelitian (Brink & Walt, 2005). Topik penelitian sering disebut juga dengan Konsep atau fenomena yang meanrik perhatian peneliti atau domain dari penyelesaian masalah. Topik penelitian digunakan sebagai dasar dalam membuat pertanyaan penelitian.

Topik penelitian di bidang kesehatan dapat dikategorisasikan ke dalam area masalah utama sebagai berikut (Brink & Walt, 2005):

a. Praktisi pelayanan kesehatan b. Pendidikan kesehatan

c. Manajemen kesehatan

d. Sejarah dan etika dalam ilmu kesehatan

e. Variabel kesehatan berdasarkan orang dan situasi

Sebelum mengidentifikasi masalah penelitian di bidang kesehatan, seorang peneliti sebaiknya mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah saya cukup berminat dengan topik tersebut, supaya ketertarikan dan keterlibatan saya dalam penelitian ini tetap terjaga?

2. Apakah topik penelitian dapat diteliti dengan mempertimbangkan waktu, sumberdaya, dan ketersediaan/keterjangakauan sumber data?

3. Apakah topik penelitian yang dipilih memberi nilai dan manfaat bagi profesi pelayanan kesehatan atau populasi secara umum?

4. Apakah hasil dari penelitian dapat memberi kontribusi terhadap ilmu pengetahuan khusunya di bidang kesehatan?

5. Apakah saya ingin menyajikan hasil penelitian dalam bentuk disertasi/tesis/skripsi atau sebagai artikel dalam jurnal penelitian?

Menetapkan topik penelitian merupakan proses yang panjang dan memerlukan kesabaran dan ketetapan dari peneliti, hal ini dibutuhkan untuk mencegah terjadinya masalah yang akan menghambat jalannya penelitian di kemudian hari. Dengan

(3)

3

demikian, gunanya seorang mahasiswa untuk secara rutin mendiskusikan masalah penelitian adalah untuk mencegah terjadinya hambatan-hambatan di kemudian hari yang akan menghambat penyusunan penelitian/skripsi.

MASALAH DAN TUJUAN PENELITIAN

Terminologi masalah memiliki arti dan interpretasi yang berbeda-beda, namun demikian perlu dibuat definisinya. Menurut Burns & Goves, masalah penelitian (research problem) adalah suatu area/wilayah yang menjadi konsentrasi peneliti dimana pada area ini (Brink & Walt, 2005):

- terdapat kesenjangan (gap); atau

- terdapat situasi yang membutuhkan solusi, perbaikan, atau perubahan; atau - terdapat perbedaan antara cara-cara yang aktual terjadi dengan cara-cara yang

seharusnya terjadi

Situasi-situasi problematis atau perbedaan-perbedaan ini mendorong minat penelitian dan dilakukan investigasi yang tepat.

Seorang peneliti dapat menggali masalah penelitian dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Apa yang salah dengan situasi ini? atau apakah yang menjadi fokus perhatian pada situasi ini?

2. Bagaimana siginifikansi masalah penelitian ini?

3. Apakah ada kesenjangan (gap) antara ilmu pengetahuan dengan situasi? 4. Apakah intervensi tertentu dapat dijalankan pada situasi klinis?

5. Apakah perubahan yang dibutuhkan untuk memperbaiki situasi ini?

Namun demikian, masalah penelitian dapat pula dihasilkan dari sumber-sumber lain selain situasi problematik di atas. Misalnya (dalam Brink & Walt, 2005), analisis kritis terahadap terapi musik yang diberikan kepada jabang bayi menggunakan radio sebagai media pendidikan kesehatan pada masyarakat pedesaan. Berbagai penelitian telah dilakukan dan diteruskan untuk memperdalam studi pada berbagai sub bidang

(4)

4

masalah terapi tersebut. Lebih lanjut dibutuhkan investigasi lebih lanjut untuk mengkaji relevansi sosial dan implikasi dari praktik terapi musik tersebut (seperti dibutuhkan kebijakan kesehatan yang sesuai).

Masalah peneltian merupakan sarana untuk menentukan tujuan penelitian. Tujuan penelitian menggambarkan esensi dasar kajian/studi dalam sebuah kalimat, termasuk di dalamnya terdapat variabel, populasi, bahkan jenis penelitian yang akan dijalankan.

SUMBER MASALAH PENELITIAN

Masalah penelitian di bidang kesehatan dapat diperoleh dari berbagai macam sumber seperti: praktik kesehatan klinis; literatur; teori; dilema terhadap etika; pola sehat dan sakit; interaksi antara perguruan tinggi, akademisi, individu, dan komunitas; dan penelitian lain yang telah ada. Seorang peneliti bisa menggunakan satu atau lebih sumber tersebut. Brink & Walt (2005) meringkas pengaruh sumber masalah penelitian yang cukup banyak digunakan yaitu dari praktik pelayanan kesehatan klinis, literatur, dan teori terhadap pengembangan ide penelitian (lihat tabel 1).

Tabel 1. Pengaruh Sumber Masalah Penelitian (Praktik Kesehatan Klinis, Literatur dan Teori) terhadap Pengembangan Ide Penelitian

(sumber: Brink & Walt, 2005, hal. 60)

Sumber Masalah

Penelitian

Identifikasi Masalah Contoh

Praktik pelayanan kesehatan klinis

Peneliti dapat melakukan diidentifikasi masalah pada area/wilayah: - Observasi pasien - Interaksi dengan pasien - Interaksi dengan orang lain - Aplikasi pengobatan atau intervensi

- Masalah kepatuhan pasie terhadap program

kesehatan yang dianjurkan, meskipun sudah diberikan pendidikan kesehatan (promkes). Peneliti berkesimpulan bahwa kepatuhan pasien

merupakan wilayah masalah yang perlu mendapat

(5)

5

Sumber Masalah Penelitian

Identifikasi Masalah Contoh

- Masalah obesitas pada sebuah layanan kesehatan yang proporsinya lebih besar dibanding layanan kesehatan lain, sehingga peneliti menyatakan obesitas sebagai wilayah penelitian;

- Masalah perbedaan waktu yang dibutuhkan untuk menyembuhkan luka yang jenisnya sama pada fasilitas kesehetan yang berbeda, meskipun dengan pembalut luka (dressing) yang sama

Literatur Peneliti dapat

menemukan kontradiksi informasi atau

kesenjangan pada literatur, atau mengidentifikasi penelitian yang dapat dilanjutkan

Peneliti membaca dua artikel penelitian tentang metode untuk mengurangi rasa sakit akibat infiltrasi pembuluh vena karena tindakan infus. Satu penulis merekomendasikan penggunaan obyek hangat pada lokasi infus, sementara yang lain menyarakan memakai obyek dinigin. Pertanyaannya adalah metode mana yang efektif mengurangi rasa sakit? Sehingga wilayah penelitian dari masalah ini adalah metode untuk mengurangi sakit saat infiltrasi pembuluh vena.

Teori Peneliti dapat

menentukan problem penelitian melalui teori-teori yang berhubungan dengan kesehatan: teori self-care, teori interaksi, teori, teori stress, teori motivasi dan sebagainya. Peneliti dapat

Peneliti sebaiknya memutuskan apakah akan mengeksplor atau menggambarkan konsep-konsep dalam teori , misalnya:

- Masalah pengelolaan penyakit hipertensi secara mandiri oleh pasien menurut teori self-care;

(6)

6

Sumber Masalah Penelitian

Identifikasi Masalah Contoh

mengajukan pertanyaan: bila teori ini benar, maka apa implikasinya terhadap perilaku, status, atau perasaan individu pada situasi tertentu?

- Masalah pengujian program pendidikan pasien

menggunakan konsep pembelajaran dari teori Roger.

HAL-HAL YANG PERLU MENDAPAT PERHATIAN

Beberapa hal perlu mendapat perhatian dari peneliti dalam menentukan masalah penelitian di bidang kesehatan, yaitu: signifikansi penelitian terhadap ilmu kesehatan (significance of the study), kemungkinan masalah dapat diteliti (researchability of problems), kelayakan penelitian (feasibility of study), dan masalah etika dalam penelitian (ehical acceptability).

1. Significance of the study

Sebuah penelitian di bidang kesehatan harus memiliki signifikansi teradap perkembangan ilmu pengetahun khususnya di bidang kesehatan dengan berbagai metode. Bila seorang pembaca atau pengamat (reviewer) atau peneliti lain mengatakan So what? atau Lalu apa? terhadap sebuah topik penelitian, maka ada kemungkinan penelitian tersebut tidak signifikan atau tidak ada gunanya bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Untuk mencegah hal tersebut, sebaiknya peneliti mengajukan ceklist pertanyaan di bawah ini. Bila seluruh pertanyaan adalah Ya maka dipastikan topik penelitian telah signifikan terhadap ilmu pengetahua di bidang kesehatan. Adapun daftar pertanyaanya adalah sebagai berikut:

a. Apakah masalah penelitian bermanfaat bagi ilmu kesehatan? b. Apakah penelitian layak dijalankan? Jika iya, kenapa?

c. Apakah penelitian ini akan memberikan manfaat bagi pasien, tenaga kesehatan, atau komunitas secara luas?

(7)

7

d. Apakah struktur/bangunan ilmu pengetahuan kesehatan akan bertambah dengan adanya penelitian ini?

e. Apakah hasil diperoleh dapat memperbaiki praktik dalam pelayanan kesehatan atau kebijakan kesehatan?

f. Apakah implementasi yang ditemukan dari penelitian ini akan efektif secara biaya?

2. Researchability

Pertanyaan yang layak diteliti (researchable question) adalah pertanyaan yang akan mendapatkan jawaban dalam bentuk penjelasan, penggambaran, identifikasi, substansi, prediksi atau kualifikasi (Brink & Wood, 1994 dan Burns & Grovw, 2003). Pertanyaan penelitian merupakan sarana penelitian untuk memecahkan masalah, mendorong penelitian baru, menambah teori baru atau memperbaiki praktik pelayanan kesehatan. Namun demikian, tidak semua pertanyaan penelitian dapat dilanjutkan dengan investigasi masalah secara ilmiah. Pertanyaan yang tidak dapat dilanjutkan dengan penelitian adalah:

1. Pertanyaan yang mengandung opini dan bersifat filosofis. Pertanyaan yang berorientasi nilai-nilai dan mengandung kata sebaiknya hanya dapat dijawab dengan analisi dan studi filsafat dibandingkan penelitian. Contoh pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah: Apakah sebaiknya operasi transplantasi jantung dapat dilakukan di rumah sakit tingkat provinsi? Apakah sebaiknya permintaan pasien untuk aborsi dapat disetujui? Apakah sebaiknya pengalaman klinis tambahan dapat dicantumkan dalam resume seorang ahli psikologi? Apakah sebaiknya peran care-giver dalam menghadapi pandemi HIV/Aids?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas mengandung nilai-nilai dan opini, sehingga tidak bisa dilakukan penelitian. Namun demikian pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat diperbaiki dengan memfokuskan pada keyakinan dan persepsi subyek atau dengan memfokuskan pada dampak yang terjadi

(8)

8

jika dilaksanakan. Misalnya untuk pertanyaan Apakah sebaiknya operasi transplantasi jantung dapat dilakukan di rumah sakit tingkat provinsi? dapat diperbaiki dengan mengganti dengan pertanyaan Seberapa pentingkah masyarakat memandang penangguhan pelaksanaan operasi transplantasi jantung di rumah sakit provinsi.

2. Jenis pertanyaan penelitian lainnya yang tidak dapat dijawab dengan penelitian adalah jika pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan jawaban sederhana Ya atau Tidak. Misalnya: Apakah sebaiknya dosen-dosen di Indonesia harus bergelar S2? atau Apakah pasien di bangsal X tetap menunggu layanan pengobatan rasa sakit (pain medication) setelah mereka mendaftar?. Bagaimana memperbaiki pertanyaan-pertanyaan tersebut? Syarat suatu pertanyaan penelitian agar dapat diteliti adalah pertanyaan tersebut dapat ditransformasi (secara kualitatif dan kuantitatif) sehingga peneliti dapat melakukan pengumpulan data untuk menjawab permasalahan penelitian. Sehingga pada pertanyaan di atas yaitu Apakah pasien di bangsal X tetap menunggu pengobatan setelah mereka mendaftar? dapat diubah bentuknya menjadi Apakah konsekuensi bila tetap meminta pasien menunggu setelah mendaftar layanan pengobatan rasa sakit (pain medication)?

3. Feasibility

Banyak pertanyaan penelitian yang akhirnya tidak dipakai karena tidak layak untuk diteliti. Untuk menjamin kelayakan penelitian, peneliti sebaiknya membuat daftar pertanyaan sebagai berikut:

a. Dapatkah penelitian ini dijalankan dengan waktu yang tersedia?

b. Apakah sumberdaya yang tersedia (dana, peralatan, dan fasilitas) cukup untuk menyelesaikan penelitian ini?

c. Dapatkan jumlah responden/subyek dikumpulkan, dan bagaimana tingkat kooperatif mereka?

(9)

9

d. Apakah terdapat instrumen dan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan penelitian tersebut?

e. Apakah persetujuan penelitian dapat diperoleh dari pihak yang berwenang? f. Apakah peneliti memiliki keahlian untuk menjalankan penelitian ini?

g. Apakah peneliti memiliki minat yang cukup dengan penelitian ini? 4. Ethical acceptability

Penelitian di bidang kesehatan umumnya menggunakan manusia sebagai subyek masalah, dengan demikian peneliti harus memastikan bahwa penelitian yang dijalankan tidak memiliki masalah etik. Permasalahan etika penelitian akan dibahas pada bab khusus.

MEMFORMULASIKAN MASALAH PENELITIAN

Dalam memformulasikan masalah penelitian, sebaiknya mengikuti pedoman sebagai berikut:

1. Formulasikan masalah penelitian sebagai pertanyaan yang sifatnya terbuka dan tidak menggantung (open-ended question). Misalnya: Apakah jenis pendidikan yang dibutuhkan untuk menjalankan pengobatan mandiri pada kasus hipertensi? 2. Formulasi masalah bisa juga dalam bentuk pernyataan. Misalnya: Pedoman

pendidikan memiliki pengaruh terhadap pengobatan mandiri pada kasus hipertensi.

3. Masukkan desain penelitian yang digunakan. Misal: Perkembangan kursus singkat dalam konseling trauma, sebuah studi kasus di Sunshine Hospice. Pada contoh tersebut, desain penelitian yang dipakai adalah studi kasus.

4. Masukkan tindakan atau intervensi untuk memecahkan masalah. Misalnya: Pengembangan model dukungan care-giver untuk membantu anak-anak yatim dan berisiko secara sosial. Pada contoh tersebut, pengembangan model merupakan tindakan/intervensi yang akan dijalankan untuk memecahkan masalah.

(10)

10

KONSEP, VARIABEL, DAN INDIKATOR

Dalam penelitian kuantitatif, proses memformulasikan pertanyaan penelitian disebut dengan operasionaliasi (operationalizing). Proses ini terdiri dari 3 tahapan yaitu 1) menentukan konsep penelitian; 2) mengidentifikasi variabel; dan 3) menentukan indikator (Green & Browne, 2005).

Konsep merupakan fenomena yang krusial bagi permasalahan penelitian. Konsep umumnya berupa abstraksi permasalahan yang memiliki makna teoritis dan sulit untuk didefinisikan, misalnya konsep ekuitas, status sosial, atau status kesehatan. Konsep terdiri dari berbagai dimensi, misalnya status kesehatan terdiri dari dimensi-dimensi antara lain usia harapan hidup, gejala-gejala yang timbul, hasil pengukuran fisik, dan sebagainya.

Dimensi dari konsep tersebut di atas selanjutnya dipilih yang relevan dengan penelitian atau disebut dengan variabel. Karakteristik dari variable antara lain:

a. Hanya menyoroti sebagian masalah yang ada dalam konsep. Misalnya pada konsep kinerja karyawan, variabel yang dipilih adalah motivasi kerja;

b. Memiliki variabilitas (keberagaman) pada berbagai individu atau dari waktu ke waktu. Misalnya variabel usia antara satu pasien dengan pasien lain, data kejadian penyakit dari tahun ke tahun;

Variabel yang ditentukan umumnya masih belum bisa diobservasi atau diukur. Misalnya pada variabel motivasi kerja, maka variabel tersebut harus bisa dihitung untuk mendapatkan jawaban penelitian. Agar dapat dilakukan pengukuran maka digunakan indikator. Misalnya: Pada studi tentang status kesehatan (sebagai konsep), variabel kesejahteraan dapat diukur dengan dimensi dalam bentuk pertanyaan: Menurut Anda, berapa tingkat kesehatan diri Anda dibandingkan dengan teman sebaya?. Jawaban pertanyaan tersebut bisa dalam skala likert 1-5 yang lebih terukur,

(11)

11

Contoh penggunaan konsep, variabel dan indikator pada permasalahan: kenapa pasien lebih suka mengunjungi rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan primer, disajikan pada tabel 2 berikut.

Tabel 2. Contoh operasionalisasi masalah penelitian (Sumber: Green & Brown, 2005)

Konsep Kemungkinan Variabel

yang dipilih

Kenungkinan Indikator yang dipilih Masalah pelayanan

kesehatan primer Penyakit atau kecelakaan minor

Masalah kesehatan yang bisa ditangani tenaga kesehatan di pelayanan primer

Durasi gejala penyakit

- Pasien meninggalkan ruang pelayanan tanpa pengobatan - Kondisi khusus yang

teridentifikasi pada catatan kasus - Pelaksanaan triage oleh perawat - Penanganan masalah oleh dokter

- Onset kasus di atas 48 jam

Motivasi pasien berobat

ke rumah sakit Ketidakpuasan terhadap pelayanan kesehatan primer

Kesulitan mengakses pelayanan kesehatan primer

Penilaian kebutuhan perawatan yang tidak tepat - Menjawab pertanyaan tentang kepuasan pelayanan kesehatan primer - Menjawab pertanyaan tentang kemudahan mengakses pelayanan primer - Data jumlah pelayanan kesehatan primer - Menjawab pertanyaan tentang tempat pelayanan yang dikunjungi jika sakit

(12)

12

KESIMPULAN

Topik penelitian adalah wilayah masalah yang cakupannya sangat luas yang terdiri dari bermacam-macam potensi masalah penelitian (Brink & Walt, 2005). Topik penelitian sering disebut juga dengan Konsep atau fenomena yang meanrik perhatian peneliti atau domain dari penyelesaian masalah. Topik penelitian digunakan sebagai dasar dalam membuat pertanyaan penelitian.

Agar dapat diukur untuk mendapatkan hasil penelitian, maka topik atau masalah penelitian harus dioperasionalisasikan melalui tahapan: 1) menentukan konsep yang dipakai; 2) memilih variabel penelitian; dan 3) menentukan indikator. REFERENSI

Brink, Hilla (2009). Fundamentals of Research Methodology for Health Care Professionals. Cape Town: Juta Press.

Green, Judith dan John Browne (2005), Framing a research question dalam Nick Black et al, Principles of Social Research, NY: Open University Press

LATIHAN

1. Bila Anda melakukan penelitian tentang berapa waktu pelayanan di unit IGD yang menyebabkan pasien tidak puas, maka dalam bentuk apakah hipotesis penelitian yang harus diuji?

2. Bila pada masalah penelitian pada nomor 1 di atas, masalah khusus yang diteliti adalah penanganan masalah medis minor oleh dokter pemula, kira-kira apakah alasan yang melatarbelakangi pemilihan masalah khusus tersebut?

3. Pada masalah penelitian tersebut di atas, tentukan operasionalisasi masalah penelitian dengan menentukan Konsep, Variabel, dan Indikator.

Baca lebih lajut