Selain kapal selam apa saja teknologi yang diterapkan menggunakan konsep hidrostatis

Pada Minggu (25/3/2021), Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengumumkan 53 awak kapal selam KRI Nanggala-402 telah gugur dalam tugasnya.

Kapal KRI Nanggala-402 diketahui tenggelam dan berada pada kedalaman 838 meter. Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono mengatakan, berada di kedalaman 838 meter sangat kecil kemungkinan para awak diselamatkan. Sedikit dijelaskan sebelumnya, kedalaman laut mulai 200 meter sudah mulai kehilangan cahaya dan kondisinya tidak sama seperti yang ada di dalam kolam renang. Tekanan hidrostatis air meningkat sebanyak 1 atm setiap kedalaman 10 meter. Jika tekanan di udara adalah 1 atm, maka tekanan di kedalaman 850 meter adalah 85 atm. Sementara manusia hanya bisa bertahan pada tekanan sekitar 3 hingga 4 atm.

Dengan begitu, ini menjadi salah satu alasan kenapa awak kapal selam tidak dapat keluar begitu saja dalam keadaan darurat. Berenang dalam air laut di kedalaman lebih dari 800 meter adalah hal yang tidak mungkin bagi manusia, rasanya mungkin akan sama seperti kepala kita diinjak 100 ekor gajah.

Saat air masuk ke kapal selam, kurang dari hitungan detik gendang telinga akan pecah, paru-paru akan termampatkan menyebabkan rasa sakit yang luar biasa lalu pecah, selanjutkan akan diikuti oleh pembuluh darah dan organ seluruh tubuh yang ikut hancur.

Lantas, apa itu tekanan hidrostatis?

Dilansir National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) AS, udara di sekitar kita menekan kita dengan kecepatan sekitar 6,7 kilogram pen inci persegi. Kita tidak merasakan tekanan dari udara saat di daratan karena cairan dalam tubuh mendorong tekanan keluar dengan kekuatan yang sama.

Namun saat berenang menyelami lautan hanya beberapa meter, Anda pasti akan merasakan perubahannya. Ini ditandai dengan tekanan di gendang telinga.

Tekanan yang kita rasakan saat menyelami laut disebabkan oleh peningkatan tekanan hidrostatis, gaya per satuan luas yang diberikan zat cair pada suatu benda. "Semakin dalam Anda masuk ke bawah laut, semakin besar tekanan yang mendorong Anda.

Setiap kedalaman 10 meter, tekanan meningkat 1 atm," tulis NOAA dalam lamannya. Dilansir ED Informatics, tekanan hidrostatik adalah tekanan yang diberikan oleh fluida pada kesetimbangan titik tertentu di dalam fluida, karena gaya gravitasi.

Tekanan hidrostatis meningkat sebanding dengan kedalaman yang diukur dari permukaan karena peningkatan berat fluida yang menekan ke bawah dari atas. Fluida adalah segala jenis zat yang dapat mengalir dalam wujud gas maupun cair. Jika suatu fluida berada di dalam suatu wadah maka kedalaman suatu benda yang ditempatkan di dalam fluida tersebut dapat diukur.

Semakin dalam benda ditempatkan di dalam fluida, semakin banyak tekanan yang dialaminya. Ini karena berat fluida berada di atasnya. Semakin padat fluida di atasnya, semakin banyak tekanan yang diberikan pada benda yang terendam. Ini karena berat fluida tersebut.

Hewan laut dalam tidak mengalami tekanan hidrostatis

Banyak hewan yang hidup di laut tidak mengalami kesulitan atau masalah dengan tekanan tinggi. Paus, misalnya, dapat menahan perubahan tekanan yang dramatis karena tubuhnya lebih fleksibel. Tulang rusuk paus terikat oleh tulang rawan yang longgar dan dapat ditekuk, yang memungkinkan tulang rusuk runtuh pada tekanan yang akan dengan mudah mematahkan tulang kita. Paru-paru paus juga bisa kolaps dengan aman di bawah tekanan, yang mencegahnya pecah. Ini memungkinkan paus sperma untuk berburu cumi-cumi raksasa di kedalaman 7.000 kaki atau lebih.