Sektor ekonomi kelautan yang dapat dikembangkan Indonesia

Potensi Ekonomi Kelautan Indonesia US$ 1,338 Triliun/Tahun

Rabu, 17 Juli 2019 | 17:43 WIB
Oleh : Herman / MPA
Sektor ekonomi kelautan yang dapat dikembangkan Indonesia
Nelayan menimbang ikan hasil tangkapan.

Jakarta, Beritasatu.com Pakar ekonomi maritim Rokhmin Dahuri mengungkapkan sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan wilayah laut yang meliputi tiga perempat wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), potensi ekonomi kelautan yang dimilki Indonesia luar biasa besar. Namun hingga saat ini potensi tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal.

Ekonomi kelautan didefinisikan Dahuri sebagai kegiatan ekonomi yang berlangsung di wilayah pesisir dan lautan, serta kegiatan ekonomi di darat (lahan atas) yang menggunakan sumber daya alam dan jasa-jasa lingkungan kelautan untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan manusia.

Advertisement

Mengacu pada definisi tersebut, terdapat 11 sektor ekonomi kelautan di Indonesia yaitu perikanan tangkap, perikanan budidaya, industri pengolahan hasil perikanan, industri bioteknologi, pertambangan dan energi, pariwisata bahari, perhubungan laut, industri dan jasa maritim, sumberdaya wilayah pulau kecil, coastal forestry (hutan mangrove), dan non-conventional resources.

Total potensi ekonomi dari sebelas sektor kelautan Indonesia adalah US$ 1,338 triliun per tahun, lima kali lipat APBN 2019 atau 1,3 PDB Nasional saat ini. Kalau serius digarap, ini bisa menciptakan 45 juta lapangan kerja atau 40% total angkatan kerja Indonesia, kata Rohkmin Dahuri, di acara FGD yang diadakan Suara Pembaruan dan DPD dengan mengangkat tema "Optimalisasi Visi Negara Maritim dalam Pembangunan Daerah" di Hotel Manhatten, Jakarta, Rabu (17/7/2019).

Dari potensi yang besar tersebut, Dahuri melihat utilisasinya masih sangat rendah. Misalnya saja pada 2014, kontribusi ekonomi kelautan bagi PDB Indonesia sekitar 22%. Padahal negara-negara lain dengan potensi kelautan lebih kecil seperti Thailand, Korea Selatan, Jepang, Maldives, Norwegia dan Islandia, kontribusinya sudah mencapai lebih dari 30%.

Dari 11 sektor ekonomi kelautan di Indonesia, yang nilai ekonominya paling besar sebetulnya adalah Perikanan Budidaya, sehingga seharusnya ini lebih diprioritaskan, kata Dahuri.

Di sisi lain, posisi geoekonomi dan geopolitik Indonesia juga sangat strategis dan menguntungkan. Namun Dahuri menilai posisi Indonesia di rantai supply chain global sejauh ini bukan sebagai yang memproduksi atau menjual barang, tetapi lebih banyak sebagai pembeli.

Dalam mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, Dahuri juga melihat kebijakan dan program yang dijalankan baru sebatas pada upaya mewujudkan keamanan dan kedaulatan. Padahal masalah utama yang dihadapi bangsa Indonesia dan harus lebih dioptimalkan yaitu terkait pembangunan ekonomi serta konservasi sumber daya alam dan lingkungan. Dengan begitu, tujuan pembangunan kelautan bisa tercapai.

Kita harus bangun kawasan industri di sekitar pelabuhan. Buat apa tol laut di bangun kalau industri dan aktivitas ekonominya tidak disebar ke luar Jawa. Itu yang terjadi sekarang. Kapal kita kalau mengangkut dari Jakarta ke daerah Timur selalu penuh. Tetapi kalau dari Ambon atau Papua kosong melompong. Makanya Jokowi gencar membangun infrastruktur supaya ada interaktif faktor agar pengusaha mau berinvestasi di luar pulau Jawa, ujar Dahuri



Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini

Sumber: BeritaSatu.com

ekonomi kelautan Tol Laut Poros Maritim Dunia

BERITA TERKAIT


Sektor ekonomi kelautan yang dapat dikembangkan Indonesia
Menhub: Sejumlah Trayek Tol Laut Berpotensi Menjadi Komersial
Sektor ekonomi kelautan yang dapat dikembangkan Indonesia
Kesepakatan Rakornas Inkop TKBM Pelabuhan, Jamin Kelangsungan Koperasi
Sektor ekonomi kelautan yang dapat dikembangkan Indonesia
Menhub: Konsep Hub and Spoke Tekan Biaya Tol Laut