Sejarah merupakan kisah masa lampau Apa yang dimaksud dengan sejarah sebagai kisah masa lampau?

Sejarah merupakan kisah masa lampau Apa yang dimaksud dengan sejarah sebagai kisah masa lampau?

Lukisan dengan judul History atau Sejarah oleh Frederick Dielman (1896)

Sejarah, babad, hikayat, riwayat, atau tambo dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai perihal acinya dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal-usul (keturunan) silsilah, terutama untuk raja-raja yang memerintah.[1] Adapun ilmu sejarah yaitu ilmu yang digunakan untuk mempelajari peristiwa penting masa lalu manusia.[2] Ilmu sejarah meliputi ilmu akan kejadian-kejadian yang sudah lampau serta ilmu akan metode berpikir secara historis. Orang yang mengkhususkan diri mempelajari sejarah atau pakar sejarah dikata sejarawan.

Dahulu, pembelajaran mengenai sejarah dikategorikan sebagai anggota dari ilmu daya upaya budi (humaniora). Akan tetapi, kini sejarah bertambah sering dikategorikan ke dalam ilmu sosial, terutama bila menyangkut perunutan sejarah secara kronologis. Ilmu sejarah mempelajari bermacam perihal acinya yang mengadakan komunikasi dengan kemanusiaan pada masa lalu. Ilmu sejarah dapat dibagi dijadikan kronologi, historiografi, genealogi, paleografi, dan kliometrik.

Etimologi

Kata sejarah secara harafiah bermula dari kata Arab (شجرة: šajaratun) yang berfaedah pohon. Dalam bahasa Arab sendiri, sejarah dikata tarikh (تاريخ ). Adapun kata tarikh dalam bahasa Indonesia berfaedah kurang bertambah yaitu waktu atau penanggalan. Kata Sejarah bertambah dekat pada bahasa Yunani yaitu historia yang berfaedah ilmu atau orang bijak. Belakang dalam bahasa Inggris dijadikan history, yang berfaedah masa lalu manusia. Kata lain yang mendekati acuan tersebut yaitu Geschichte yang berfaedah sudah terjadi.

Dalam istilah bahasa-bahasa Eropa, asal-muasal istilah sejarah yang dipakai dalam literatur bahasa Indonesia itu terdapat beberapa variasi, meskipun begitu, banyak yang mengakui bahwa istilah sejarah berasal-muasal,dalam bahasa Yunani historia. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan history, bahasa Prancis historie, bahasa Italia storia, bahasa Jerman geschichte, yang berfaedah yang terjadi, dan bahasa Belanda dikenal gescheiedenis.

Menilik pada makna secara kebahasaan dari bermacam bahasa di atas dapat ditegaskan bahwa pengertian sejarah menyangkut dengan waktu dan peristiwa. Oleh karena itu persoalan waktu penting dalam memahami satu peristiwa, maka para sejarawan cenderung mengatasi persoalan ini dengan membikin periodisasi.

Sejarah yaitu catatan dari apa yang telah dipikirkan, dipercakapkan, dan diperbuat oleh manusia.

Sejarah itu menitikberatkan pada pencatatan yang berfaedah dan penting saja untuk manusia. Catatan itu meliputi tindakan-tindakan dan pengalaman-pengalaman manusia di masa lampau pada hal-hal yang penting sehingga merupakan tuturan yang berfaedah.

Sejarah yaitu ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia.

Ilmu sejarah yaitu salah satu cabang ilmu ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan warga serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadian dengan maksud untuk belakang menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya tersebut, untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman untuk penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah ronde masa hadapan.

Sejarah yaitu suatu ilmu ilmu yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan.

Sejarah didefinisikan sebagai catatan tentang warga umum manusia atau peradaban manusia yang terjadi pada watak/sifat warga itu.

Moh. Ali dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, mempertegas pengertian sejarah sebagai berikut:

  1. Jumlah perubahan-perubahan, perihal acinya atau peristiwa dalam kenyataan di anggar-anggar kita.
  2. Tuturan tentang perubahan-perubahan, perihal acinya, atau peristiwa dalam kenyataan di anggar-anggar kita.
  3. Ilmu yang bekerja menyelidiki perubahan-perubahan, perihal acinya, dan atau peristiwa dalam kenyataan di anggar-anggar kita.[3]

Dari beberapa uraian di atas dibuat bentuk kesimpulan sederhana bahwa sejarah yaitu suatu ilmu ilmu yang mempelajari segala peristiwa atau perihal acinya yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang tidak berkesudahan, unik, dan penting.

  • Peristiwa yang tidak berkesudahan

Peristiwa sejarah tidak selalu berubah dan tetap dikenang sepanjang masa.

Peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali dan tidak pernah terulang persis sama untuk kedua kalinya.

Peristiwa sejarah mempunyai faedah dalam memilih kehidupan orang banyak.

Klasifikasi

Karena lingkup sejarah sangat luhur, perlu klasifikasi yang baik untuk memudahkan penelitian. Bila beberapa penulis seperti H.G. Wells, Will Durant, dan Ariel Durant menulis sejarah dalam lingkup umum, kebanyakan sejarawan memiliki keahlian dan spesialisasi masing-masing.

Tidak kekurangan banyak metode untuk memilah informasi dalam sejarah, selang lain:

  • Berdasarkan kurun waktu (kronologis).
  • Berdasarkan wilayah (geografis).
  • Berdasarkan negara (nasional).
  • Berdasarkan kumpulan suku bangsa (etnis).
  • Berdasarkan topik atau pokok bahasan (topikal).

Dalam pemilahan tersebut, harus diperhatikan bagaimana metode penulisannya seperti melihat batasan-batasan temporal dan spasial tema itu sendiri. Jika hal tersebut tidak diketengahkan, maka sejarawan mungkin akan terjebak ke dalam falsafah ilmu lain, misalnya sosiologi. Inilah sebabnya Immanuel Kant yang disebut-sebut sebagai Bapak Sosiologi mengejek sejarah sebagai "penata batu-bata" dari fakta-fakta sosiologis.

Banyak orang yang mengkritik ilmu sejarah. Para pengkritik tersebut melihat sejarah sebagai sesuatu yang tidak ilmiah karena tidak memenuhi faktor-faktor keilmuan, terutama faktor "dapat dilihat atau dicoba kembali", berfaedah sejarah hanya dipandang sebagai ilmu belaka, bukan sebagai ilmu. Sebenarnya, argumen ini kurang bisa diterima daya upaya sehat karena sejarah absurd dapat diulang walau bagaimana pun metodenya karena sejarah hanya terjadi sekali untuk selama-lamanya. Walau mendapat tantangan sedemikian itu, ilmu sejarah terus dijadikan bertambah sempurna dan memperlihatkan keeksisannya dalam tataran ilmu.

Sejarah merupakan kisah masa lampau Apa yang dimaksud dengan sejarah sebagai kisah masa lampau?

Pakar sejarah mendapatkan informasi mengenai masa lampau dari bermacam sumber, seperti catatan yang ditulis atau dicetak, mata uang atau benda bersejarah lainnya, propertti dan monumen, serta dari wawancara (yang sering dikata sebagai "sejarah penceritaan", atau oral history dalam bahasa Inggris). Untuk sejarah modern, sumber-sumber utama informasi sejarah adalah: foto, gambar memainkan usaha (misalnya: film layar lebar), audio, dan rekaman video. Tidak semua sumber-sumber ini dapat digunakan untuk penelitian sejarah, karena tergantung pada periodeyang ingin diteliti atau dipelajari. Penelitian sejarah juga bergantung pada historiografi, atau metode pandang sejarah, yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Tidak kekurangan banyak argumen mengapa orang menyimpan dan menjaga catatan sejarah, termasuk: argumen administratif (misalnya: kepentingan sensus, catatan pajak, dan catatan perdagangan), argumen politis (guna memberi pujian atau kritik pada pemimpin negara, politikus, atau orang-orang penting), argumen keagamaan, kesenian, pencapaian olah raga (misalnya: rekor Olimpiade), catatan keturunan (genealogi), catatan pribadi (misalnya surat-menyurat), dan hiburan.

Namun dalam penulisan sejarah, sumber-sumber tersebut perlu dipilah-pilah. Metode ini dikata dengan kritik sumber. Kritik sumber dibagi dijadikan dua macam, yaitu ekstern dan intern. Kritik ekstern yaitu kritik yang pertama kali harus dilakukan oleh sejarawan saat dia menulis karyanya, terutama jika sumber sejarah tersebut berupa benda. Yakni dengan melihat validisasi bentuk fisik karya tersebut, mulai dari bentuk, warna dan apa saja yang dapat dilihat secara fisik. Sedang kritik intern yaitu kritik yang dilihat dari isi sumber tersebut, apakah dapat dipertanggungjawabkan atau tidak.

Wawancara juga dipakai sebagai sumber sejarah. Namun perlu pula sejarawan bertindak kritis baik dalam pemilahan narasumber sampai dengan translasi ke bentuk digital atau tulisan.

Sejarah dan prasejarah

Sejarah manusia dan prasejarah
Hominina/sebelum Homo (Pliocene)style="line-height:100%; font-size: 0.8em; background:#FFFFE0; text-align:center;">Sistem tiga zaman prasejarah>> Paleolitikum bawah: Homo, Homo erectus,>> Paleolitikum tengah: permulaan Homo sapiens>> Paleolitikum atas: perilaku modernitas>> Neolitikum: peradaban>> Timur Dekat | India Eropa China Korea>> Keruntuhan Zaman Perunggu Timur Dekat Lawas India Eropa China Jepang Korea NigeriaSejarah
  • Catatan terlama (2500500 SM)
  • Zaman purbakala (500 SM500 M)
  • Zaman pertengahan (5001500)
  • Modern permulaan (15001800)
  • Modern (1800 to present)
lihat pula: Modernitas, FuturologiMasa hadapan

Dulu, penelitian tentang sejarah terbatas pada penelitian atas catatan tertulis atau sejarah yang dipercakapkan. Akan tetapi, seiring dengan peningkatan jumlah akademik profesional serta pembentukan cabang ilmu ilmu yang baru anggar-anggar ratus tahun ke-19 dan 20, terdapat pula informasi sejarah baru. Arkeologi, antropologi, dan cabang-cabang ilmu sosial lainnya terus memberikan informasi yang baru, serta menawarkan teori-teori baru tentang sejarah manusia. Banyak pakar sejarah yang bertanya: apakah cabang-cabang ilmu ilmu ini termasuk dalam ilmu sejarah, karena penelitian yang dilakukan tidak semata-mata atas catatan tertulis? Sebuah istilah baru, yaitu nirleka, diketengahkan. Istilah "prasejarah" digunakan untuk menggolongkan cabang ilmu ilmu yang meneliti periode sebelum ditemukannya catatan sejarah tertulis.

Pada ratus tahun ke-20, pemisahan selang sejarah dan prasejarah mempersulit penelitian. Pakar sejarah waktu itu mencoba meneliti bertambah dari sekadar narasi sejarah politik yang biasa mereka gunakan. Mereka mencoba meneliti menggunakan pendekatan baru, seperti pendekatan sejarah ekonomi, sosial, dan daya upaya budi. Keseluruhan membutuhkan bermacam-macam sumber. Di samping itu, pakar prasejarah seperti Vere Gordon Childe menggunakan arkeologi untuk menjelaskan banyak kejadian-kejadian penting di tempat-tempat yang biasanya termasuk dalam lingkup sejarah (dan bukan prasejarah murni). Pemisahan seperti ini juga dikritik karena mengesampingkan beberapa peradaban, seperti yang ditemukan di Afrika Sub-Sahara dan di Amerika sebelum kedatangan Columbus.

Akhirnya, secara perlahan-lahan selama beberapa dekade belakangan ini, pemisahan selang sejarah dan prasejarah beberapa luhur telah dihilangkan.

Sekarang, tidak tidak kekurangan yang tahu pasti kapan sejarah dimulai. Secara umum sejarah dikenali sebagai ilmu yang mempelajari apa saja yang dikenali tentang masa lalu umat manusia (walau sudah hampir tidak tidak kekurangan pemisahan selang sejarah dan prasejarah, tidak kekurangan segi ilmu ilmu baru yang dikenal dengan Sejarah Besar). Kini sumber-sumber apa saja yang dapat digunakan untuk mengetahui tentang sesuatu yang terjadi pada masa lampau (misalnya: sejarah penceritaan, linguistik, genetika, dan lain-lain), diterima sebagai sumber yang sah oleh kebanyakan pakar sejarah.

Historiografi

Historiografi yaitu ilmu yang meneliti dan mengurai informasi sejarah berdasarkan sistem keyakinan dan filsafat. Walau tentunya terdapat beberapa bias (pendapat subjektif) yang hakiki dalam semua penelitian yang bersifat historis (salah satu yang paling luhur di selangnya yaitu subjektivitas nasional), sejarah dapat dipelajari dari sudut pandang ideologis, misalnya: historiografi Marxisme.

Tidak kekurangan pula satu bentuk pengandaian sejarah (spekulasi mengenai sejarah) yang dikenal dengan sebutan "sejarah virtual" atau "sejarah kontra-faktual" (yaitu: tuturan sejarah yang berlawanan -- atau kontra -- dengan fakta yang ada). Tidak kekurangan beberapa pakar sejarah yang menggunakan metode ini untuk mempelajari dan menjelajahi kemungkinan-kemungkinan yang tidak kekurangan apabila suatu perihal acinya tidak berjalan atau malah sebaliknya berjalan. Hal ini mirip dengan jenis tuturan khayalan sejarah alternatif.

Metode kajian sejarah

Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu memperkembangkan metode kajian sejarah selang lain: Leopold von Ranke, Lewis Bernstein Namier, Geoffrey Rudolf Elton, G. M. Trevelyan, dan A. J. P. Taylor. Pada tahun 1960an, para pakar sejarah mulai meninggalkan narasi sejarah yang bersifat epik nasionalistik, dan memilih menggunakan narasi kronologis yang bertambah realistik.

Pakar sejarah dari Perancis memperkenalkan metode sejarah kuantitatif. Metode ini menggunakan sejumlah luhur data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang-orang dalam sejarah.

Pakar sejarah dari Amerika, terutama mereka yang terilhami zaman gerakan hak asasi dan sipil, berusaha untuk bertambah mengikutsertakan kelompok-kelompok etnis, suku, ras, serta kumpulan sosial dan ekonomi dalam kajian sejarahnya.

Dalam beberapa tahun kebelakangan ini, ilmuwan posmodernisme dengan keras mempertanyakan keabsahan dan perlu tidaknya dilakukan kajian sejarah. Menurut mereka, sejarah semata-mata hanyalah interpretasi pribadi dan subjektif atas sumber-sumber sejarah yang tidak kekurangan. Dalam bukunya yang berjudul In Defense of History (terj: Pembelaan akan Sejarah), Richard J. Evans, seorang profesor segi sejarah modern dari Universitas Cambridge di Inggris, membela pentingnya pengkajian sejarah untuk warga.

Berusaha bisa dari sejarah

Sejarah yaitu topik ilmu ilmu yang sangat menarik. Tak hanya itu, sejarah juga mengajarkan hal-hal yang sangat penting, terutama mengenai: keberhasilan dan kegagalan dari para pemimpin kita, sistem perekonomian yang pernah tidak kekurangan, bentuk-bentuk pemerintahan, dan hal-hal penting lainnya dalam kehidupan manusia sepanjang sejarah. Dari sejarah, kita dapat mempelajari apa saja yang memengaruhi kemajuan dan kejatuhan sebuah negara atau sebuah peradaban. Kita juga dapat mempelajari latar balik argumen perkara politik, pengaruh dari filsafat sosial, serta sudut pandang daya upaya budi dan teknologi yang bermacam-macam, sepanjang zaman.

Salah satu kutipan yang paling terkenal mengenai sejarah dan pentingnya kita berusaha bisa mengenai sejarah ditulis oleh seorang filsuf dari Spanyol, George Santayana. Katanya: "Mereka yang tidak mengenal masa lalunya, dikutuk untuk mengulanginya."

Filsuf dari Jerman, Georg Wilhelm Friedrich Hegel mengemukakan dalam pemikirannya tentang sejarah: "Inilah yang diajarkan oleh sejarah dan pengalaman: bahwa manusia dan pemerintahan tidak pernah berusaha bisa apa pun dari sejarah atau prinsip-prinsip yang didapat darinya." Kalimat ini diulang kembali oleh negarawan dari Inggris Raya, Winston Churchill, katanya: "Satu-satunya hal yang kita pelajari dari sejarah yaitu bahwa kita tidak benar-benar berusaha bisa darinya."

Winston Churchill, yang juga mantan jurnalis dan seorang penulis memoar yang berpengaruh, pernah pula bercakap "Sejarah akan baik padaku, karena diri sendiri akan menulisnya." Tetapi sepertinya, beliau bukan secara literal merujuk pada karya tulisnya, tetapi sekadar mengulang sebuah kutipan mengenai filsafat sejarah yang terkenal: "Sejarah ditulis oleh sang pemenang." Maksudnya, seringkali pemenang sebuah konflik kemanusiaan dijadikan bertambah berkuasa dari jajahannya. Oleh karena itu, beliau bertambah mampu untuk meninggalkan jejak sejarah -- dan pemelesetan fakta sejarah -- sesuai dengan apa yang mereka rasa aci.

Pandangan yang lain lagi menyalakan bahwa daya sejarah sangatlah luhur sehingga tidak mungkin dapat diubah oleh usaha manusia. Atau, walaupun mungkin tidak kekurangan yang dapat mengubah jalannya sejarah, orang-orang yang berkuasa biasanya terlalu dipusingkan oleh persoalannya sendiri sehingga gagal melihat cerminan secara keseluruhan.

Sedang tidak kekurangan pandangan lain lagi yang menyalakan bahwa sejarah tidak pernah berulang, karena setiap perihal acinya sejarah yaitu unik. Dalam hal ini, tidak kekurangan banyak faktor yang menyebabkan berjalannya suatu perihal acinya sejarah; tidak mungkin seluruh faktor ini muncul dan terulang lagi. Maka, ilmu yang telah dimiliki mengenai suatu perihal acinya pada masa lampau tidak dapat secara sempurna diterapkan untuk perihal acinya pada masa sekarang. Tetapi banyak yang menganggap bahwa pandangan ini tidak sepenuhnya aci, karena pelajaran sejarah tetap dapat dan harus diambil dari setiap perihal acinya sejarah. Apabila sebuah kesimpulan umum dapat dengan seksama diambil dari perihal acinya ini, maka kesimpulan ini dapat dijadikan pelajaran yang penting. Misalnya: kinerja respon darurat bencana dunia dapat terus dan harus ditingkatkan; walaupun setiap perihal acinya bencana dunia memang, dengan sendirinya, unik.

Referensi

  1. ^ http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php
  2. ^ http://mustwiebagoes.blogspot.com/2008/02/pengertian-sejarah.html
  3. ^ Pengertian sejarah menurut para pakar

Lihat pula



Sumber :
p2k.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, informasi.web.id, dan lain sebagainya.