Sebutkan tiga contoh niat baik yang dapat dilakukan sebagai citra allah

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 15 Indikator Peserta didik mampu 1. Menyebutkan contoh kasus yang menggambarkan kondisi memperihatinkan dari ciptaan Tuhan saat ini. 2. Menjelaskan faktor penyebab terjadinya kondisi memprihatinkan dari ciptaan Tuhan. 3. Menjelaskan tugas manusia sebagai citra Allah berdasarkan releksi atas Kejadian 1:26-30. 4. Menjelaskan ciri-ciri tindakan manusia yang sesuai dengan kehendak Tuhan dalam pelaksanaan tugas yang telah diberikan oleh Allah. 5. Melakukan aksi nyata sebagai wujud penghayatan akan tugas sebagai citra Allah. Bahan Kajian 1. Berbagai contoh kerusakan ciptaan Tuhan. 2. Faktor penyebab terjadinya kerusakan ciptaan Tuhan. 3. Tugas manusia sebagai citra Allah berdasarkan releksi atas Kejadian 1:26-30. 4. Ciri-ciri tindakan manusia yang sesuai dengan kehendak Tuhan dalam pelaksanaan tugas yang telah diberikan oleh Allah. Sumber Belajar 1. A. Bakker SVD, Ajaran Iman Katolik 1 untuk Mahasiswa, Kanisius, Yogyakarta: 1988. 2. Katekismus Gereja Katolik. 3. Louis Leahy, Sains dan Agama dalam Konteks Zaman Ini, Kanisius, Yogyakarta: 1997. 4. Quentin Hakenewerth, SM, Ikutlah Panggilan Hidupmu, CLC, Jakarta: 1987. 5. Komkat KWI, Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik untuk SMP Kelas VII, Yogyakarta, Kanisius, 2010. 6. Gambar foto tentang kerusakan alam ciptaan dan manusia. Pendekatan Kateketis dan Saintifik Metode 1. Pengamatan 2. Diskusi Kelompok 3. Sharing 4. Releksi 16 Buku Guru Kelas VII SMP Waktu 3 Jam Pelajaran Pemikiran Dasar Dapat terjadi, suatu saat remaja akan dihadapkan pada pertanyaan: “Kalau Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan segala isinya itu baik adanya, mengapa saat ini banyak kerusakan atas ciptaan Allah, dan bahkan kerusakan itu sekaligus menjadi ancaman bagi hidup manusia?” Ketegangan antara pemahaman yang diperoleh dari agama dan realitas keseharian yang mereka lihat, dapat menimbulkan berbagai macam pertanyaan lanjutan, seperti: “Kalau begitu, siapa yang salah? Apa yang sesungguhnya diperintahkan atau ditugaskan Allah kepada manusia?” Dalam taraf usia perkembangan mereka, mereka perlu dibantu menemukan jawaban yang masuk akal, sekaligus dapat dipertanggungjawabkan. Sesungguhnya Kitab Kejadian, telah secara jelas menyebutkan tugas manusia sebagai citra Allah itu. Allah memang menciptakan manusia, langit dan bumi beserta isinya baik adanya. Secara khusus kepada manusia Allah menugaskan untuk beranak cucu dan bertambah banyak; memenuhi bumi dan menaklukkannya, menguasai ciptaan Allah lainnya lihat Kejadian. 1: 26-30, 2: 15-16. Tetapi penugasan tersebut perlu ditempatkan dalam konteks keselamatan yang dikehendaki oleh Allah, yakni agar semua tugas tersebut tertuju demi keselamatan manusia. Keselamatan itu akan tercapai bila manusia turut menghargai ciptaan Allah lainnya. Manusia tidak dapat bersikap sewenang-wenang atas kuasa dan tugas yang diberikan oleh Allah. Manusia harus menjalankan panggilannya sesuai dengan kehendak Allah yang tampak dalam kesadaran pada hal-hal berikut. 1. Segala sesuatu berasal dan diciptakan oleh Allah dan terarah kepada pencipta-Nya; 2. Setiap makhluk memiliki kebaikan dan kesempurnaan; 3. Semua makhluk dan ciptaan Tuhan mempunyai ketergantungan satu sama lain dan saling melengkapi secara timbal balik. Melalui pelajaran ini, peserta didik perlu diajak menyelami adanya keprihatinan yang ditimbulkan oleh perusakan ciptaan Tuhan yang dilakukan oleh manusia. Peserta didik perlu diajak menyadari bahwa egoisme dan keserakahan seringkali melampaui tanggung jawab manusia dalam melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh Allah. Peserta didik perlu mendapat pencerahan baru bahwa kesalahan dalam melaksanakan tugas sebagai citra Allah pada akhirnya mengancam keselamatan manusia. Maka saatnya mereka untuk bertindak mulai dari hal-hal yang sederhana dalam mewujudkan penugasan dari Allah tersebut. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 17 Kegiatan Pembelajaran Doa Guru mengajak para peserta didik untuk membuka pelajaran dengan doa. Misalnya: Allah, Pencipta segala sesuatu, kami bersyukur karena Engkau mengangkat kami menjadi citra-Mu dan melimpahi kami dengan segala sesuatu yang Kau ciptakan, untuk menjamin hidup segenap umat-Mu. Kami pun bersyukur, sebab Engkau memanggil kami pula, untuk ambil bagian dalam karya penciptaanMu. Sadarkanlah kami, agar kami mampu menjalankan tugas itu dengan baik dan bijaksana, sesuai kehendak-Mu, sehingga kami dapat mempertanggung jawabkan tugas itu kelak di hadapan-Mu dengan baik pula. Amin Langkah 1 Mengamati dan Menilai Kondisi Ciptaan Tuhan Saat Ini 1. Guru mengajak peserta didik masuk dalam kelompok untuk mengamati foto- foto yang terdapat dalam buku siswa. Dalam kelompok mereka ditugaskan untuk: a. Memberi judul tiap gambar. b. Menganalisa penyebab kondisi tersebut terjadi. c. Kondisi yang idealkondisi yang diimpikan ada di bumi ini. 2. Peserta didik diminta mencari contoh keadaan yang mirip dengan keadaan yang terdapat dalam foto di lingkungan sekitarnya dengan menjelaskan penyebab serta kondisi ideal yang diharapkan. 3. Setelah diskusi selesai, guru meminta masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya. Kelompok lain dapat memberi tanggapan berupa pertanyaan atau komentar kepada kelompok lain setelah semua kelompok selesai presentasi. 4. Bila dipandang perlu, Guru dapat memberikan penegasan berikut. • Bencana banjir, tanah longsor, kelaparan, kepadatan penduduk dan perumahan yang kumuh, wabah berbagai macam penyakit, sepertinya menjadi berita yang amat kerap kita dengar. Rupanya keutuhan alam ciptaan Tuhan sudah mengalami kerusakan yang sedemikian parah. 18 Buku Guru Kelas VII SMP Setiap tahun berbagai jenis tumbuhan dan hewan masuk dalam daftar perlindungan karena hampir punah, perubahan musim kini makin tidak menentu, kicauan aneka burung sudah jarang terdengar di alam bebas, dan kualitas kesehatan manusia makin berkurang karena polusi dan berbagai limbah. Alam ciptaan saat ini seolah berwajah ganda. Di satu pihak manusia membutuhkan dan tergantung dari padanya, tetapi di lain pihak juga menjadi ancaman bagi manusia. • Siapa yang salah? Tuhan atau manusia? Apakah semua manusia bersalah? Faktor penyebab yang utama adalah egoisme dan keserakahan sebagian manusia yang memanfaatkan dan mengolah alam hanya demi keuntungan diri dan keluarga atau kelompok, tanpa berikir soal kesejahteraan manusia kebanyakan dan tanpa berikir bahwa generasi manusia berikutnya juga berhak menikmati ciptaan Tuhan yang baik adanya. Tetapi semua manusia juga dapat dianggap ikut bersalah bilamana ia tidak peduli terhadap perusakan yang terjadi, membiarkan orang-orang egois dan serakah tersebut tetap pada tindakannya. • Yang penting bukan mencari kambing hitam untuk menyalahkan, melainkan perlunya setiap orang mereleksikan kembali apa yang sesungguhnya ditugaskan oleh Allah kepada dirinya. Untuk itu, kita harus kembali pada landasan Kitab Suci. Langkah 2 Mendalami Pandangan Kristiani tentang Tugas Manusia sebagai Citra Allah Menurut Kitab Suci 1. Guru meminta peserta didik untuk membaca dan merenungkan teks Kitab Suci Kejadian 1: 26-30 berikut ini. Kejadian 1: 26-30 26 Berfirmanlah Allah: “Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung- burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” 27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia: laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 19 28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambahlah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” 29 Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh- tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. 30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh- tumbuhan hijau menjadi makanannya.” Dan jadilah demikian. 2. Guru meminta peserta didik mendiskusikan dalam kelompok beberapa pertanyaan berikut : a. Apa tugas yang diberikan oleh Allah kepada manusia? Tunjukkan ayatnya b. Perhatikan dan baca dengan baik-baik ayat 29 dan ayat 30. Bagaimana seharusnya hubungan antara manusia dan ciptaan Tuhan lainnya? c. Apakah kondisi-kondisi ciptaan Allah yang ada sekarang sudah sesuai dengan kehendak Allah ketika Ia menciptakan dan menyerahkannya kepada manusia? d. Sebutkan ciri-ciri tindakan manusia yang selaras dengan kehendak Allah, seperti yang diamanatkan dalam Kejadian 1:26-30 3. Setelah diskusi selesai, guru meminta masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya. Kelompok lain dapat memberi tanggapan berupa pertanyaan atau komentar kepada kelompok lain setelah semua kelompok selesai presentasi. 4. Bila dipandang perlu, setelah pleno guru dapat menyampaikan pokok-pokok berikut ini. • Kitab Suci menegaskan keluhuran martabat manusia sebagai citra Allah. Sebagai citra Allah, manusia dipanggil dan diberi tugas untuk: beranakcucu dan bertambah banyak; memenuhi bumi dan menaklukkannya; dan menguasai ciptaan Allah lainnya Kej. 1: 26-30. Panggilan yang agung itu perlu ditempatkan dalam konteks keselamatan yang dikehendaki Allah sendiri, yakni keselamatan secara utuh dan terpadu integral, tidak hanya menyangkut diri sendiri, tetapi juga erat kaitannya dengan ciptaan Allah lainnya. Oleh karena itu, manusia tidak dapat bersikap sewenang-wenang atas kuasa dan tugas yang diberikan Allah itu. 20 Buku Guru Kelas VII SMP • Kuasa yang diberikan Allah itu sifatnya terbatas. Manusia tidak dapat menjalankan tugasnya melebihi kekuasaan dan batasan yang diberikan oleh Allah. Manusia perlu menjalankan tugas secara bijak dan demi kemuliaan Allah serta kebahagiaan manusia sendiri. Maka sesungguhnya egoisme, keserakahan dan sikap acuh tak acuh terhadap kerusakan ciptaan Tuhan menjadi musuh utama kita. • Saatnya kita mulai mengembangkan ketaatan kepada Allah, sikap bertanggung jawab dan berupaya menampilkan kecitraan Allah sendiri sebagai Pencipta dan Pemelihara melalui kata dan perbuatan, bukan dengan sikap yang menghancurkan dan menguasai. Hal tersebut dapat dimulai dengan melakukan hal-hal kecil, seperti menanam bunga di rumah, gerakan penghijauan, dan memperbaiki perumahan kumuh. Langkah 3 Refleksi 1. Guru mengajak para peserta didik untuk duduk dalam keadaan hening dan memejamkan mata, untuk mendengarkan releksi berikut. Anak-anakku yang dikasihi Tuhan, Hari ini kita telah memahami bahwa Allah menciptakan kita sebagai citra Allah, dan kepada kita Allah telah memberi kuasa untuk menaklukkan dan memelihara ciptaanNya secara bijaksana, agar kelak tidak mendatangkan bencana bagi manusia. Namun kenyataannya banyak manusia mengeluh atas berbagai bencana yang menimpanya. Bencana yang terjadi sekarang ini tidak dapat disalahkan pada Allah, sebab pada saat Allah menciptakan semuanya dalam keadaan baik adanya. Dan seluruh ciptaan Allah itu sudah diserahkan pada manusia. Jangan-jangan kita pun terlibat atas terjadinya bencana tersebut. Kita dapat disebut terlibat bilamana, kita tidak peduli terhadap gunung-gunung yang gundul dan tidak peduli dengan penghijauan Kita terlibat membiarkan bumi makin panas, sebab tak berusaha menanam tanaman apapun di sekitar kita. Kita terlibat membuat banjir, karena membuang sampah sembarangan. Kita terlibat, jika kita tidak peduli keadaan sekitar. Hening… Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 21 2. Guru meminta peserta didik menuliskan niat yang akan dilakukan sebagai wujud tanggung jawab sebagai citra Allah 3. Guru memberi tugas untuk dilakukan setelah pelajaran usai: menyusun rencana dan pelaksanaan aksi nyata sebagai wujud penghayatan mereka atas pelajaran hari ini. Doa Guru mengajak peserta didik menutup pelajaran dengan mendaraskan Mazmur 104: 1-24 secara bergantian. 1 Pujilah Tuhan, hai jiwaku Tuhan, Allahku, Engkau sangat besar Engkau yang berpakaian keagungan dan semarak, 2 yang berselimutkan terang seperti kain, yang memben tangkan langit seperti tenda, 3 yang mendirikan kamar-kamar loteng-Mu di air, yang menjadikan awan-awan sebagai kendaraan- Mu, yang bergerak di atas sayap angin, 4 yang membuat angin sebagai suruhan-suruhan-Mu, dan api yang menyala sebagai pelayan- pelayan-Mu, 5 yang telah mendasarkan bumi di atas tumpuannya, sehingga tak kan goyang untuk seterusnya dan selamanya. 6 Dengan samudra raya Engkau menyelubunginya; air telah naik melampaui gunung-gunung. 7 Terhadap hardik-Mu air itu melarikan diri, lari kebingungan terhadap suara guntur-Mu, 8 naik gunung, turun lembah ke tempat yang Kau tetapkan bagi mereka. 9 Batas Kau-tentukan, takkan mereka lewati, takkan kembali mereka menyelubungi bumi. 10 Engkau yang melepas mata-mata air ke dalam lembah-lembah, mengalir di antara gunung- gunung, 11 memberi minum segala binatang di padang, memuaskan haus keledai-keledai hutan; 12 di dekatnya diam burung-burung di udara, bersiul dari antara daun-daunan. 13 Engkau yang memberi minum gunung-gunung dari kamar-kamar loteng-Mu, bumi kenyang dari buah pekerjaan-Mu. 14 Engkau yang menumbuhkan rumput bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan untuk diusahakan manusia, yang mengeluarkan makanan dari dalam tanah 22 Buku Guru Kelas VII SMP 15 dan angggur yang menyukakan hati manusia, yang membuat muka berseri karena minyak, dan makanan yang menyegarkan hati manusia. 16 Kenyang pohon-pohon Tuhan, pohon-pohon aras di Libanon yang ditanam-Nya, 17 di mana burung-burung bersarang, burung ranggung yang rumahnya di pohon-pohon sanobar; 18 Gunung-gunung tinggi adalah bagi kambing-kambing hutan, bukit-bukit batu adalah tempat perlindungan bagi pelandak. 19 Engkau yang telah membuat bulan sebagai penentu waktu, matahari yang tahu akan saat terbenamnya. 20 Apabila Engkau mendatangkan gelap, maka hari pun malamlah; ketika itulah bergerak segala binatang hutan, 21 singa-singa muda mengaum-aum akan mangsa, dan menuntut makanannya dari Allah. 22 Apabila matahari terbit, berkumpullah semuanya dan berbaring di tempat perteduhannya; 23 manusia pun keluarlah ke pekerjaannya, dan ke usahanya sampai petang. 24 Betapa banyak perbuatan-Mu, ya Tuhan, sekaliannya Kau jadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu.

C. Aku Memiliki Kemampuan

Kompetensi Dasar 1.2 Bersyukur kepada Allah atas kemampuan dan keterbatasan yang dimilikinya. 2.2 Bertanggung jawab mengembangkan kemampuan dan mengatasi keterbatasan dirinya. 3.2 Memahami berbagai kemampuan dan keterbatasan dirinya. 4.2 Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan untuk mengembangkan kemampuan dan mengatasi keterbatasan. Indikator Peserta didik mampu 1. Menjelaskan cara dan sikap yang perlu dimiliki dalam usaha mengembangkan kemampuan. 2. Menjelaskan pesan kutipan Kitab Suci Matius 25:14-30 berkaitan dengan upaya mengembangkan kemampuan. 3. Menyusun doa syukur atas berbagai kemampuan yang dimiliki. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 23 Bahan Kajian 1. Berbagai Kemampuan dalam Diri Manusia 2. Sikap dan Tindakan yang Perlu Dikembangkan dalam mengembangkan kemampuan 3. Pesan Kitab Suci Matius 25:14-30 tentang Sikap dalam Mengembangkan Kemampuan Sumber Belajar 1. A.M. Mangunhardjana, Mengatasi Hambatan-Hambatan Kepribadian, Cet. 17, Kanisius, Yogyakarta: 2002. 2. P. Van Breemen S.J., Kupanggil Engkau dengan Namamu, Kanisius, Yogyakarta: 1983 3. Robert E. Vallet, Aku Mengembangkan Diriku, CLC Jakarta: 1989. 4. Komkat KWI, Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik untuk SMP Kelas VII, Yogyakarta, Kanisius, 2010. 5. Lembar isian tentang daftar kemampuan yang dimiliki. 6. Pengalaman peserta didik. Pendekatan Kateketis dan Saintifik Waktu 3 Jam Pelajaran Pemikiran Dasar Hanya sebagian kecil remaja SMP yang sudah mampu mengenali dan menyadari kemampuan yang dimilikinya, khususnya mereka yang memiliki kemampuan yang menonjol dan yang mendapat bimbingan dan penyaluran dari guru atau orang tuanya. Tetapi lebih banyak mereka yang sampai saat ini masih mengalami kebingungan. Oleh karena itu, mereka perlu dibimbing untuk menemukannya sehingga sejak dini mereka dapat mengarahkan cita-cita mereka sesuai dengan kemampuannya itu. Mereka perlu dilatih melihat kemampuan-kemampuan yang menonjol, kebiasaan yang paling disukai, minat yang ditekuni. Mereka juga perlu dilatih mendengar pendapat teman-temannya tentang kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya itu. Iman Kristiani menegaskan kepercayaan bahwa setiap manusia sejak awal diciptakan-Nya sudah dibekali oleh Allah dengan berbagai kemampuan. Bekal itu diberikan supaya manusia dapat hidup dan berkembang menuju kesempurnaannya. Setiap orang diberi kemampuan yang berbeda satu terhadap yang lain, sebab