Sebutkan sebuah paragraf yang memiliki kalimat

Kalimat utama merpuakan sebuah kalimat yang berisi pokok pikiran atau pembahasan utama dalam suatu paragraf. Letak kalimat ini bisa di mana saja, terkadang di awal paragraf, di tengah, bahkan di akhir sebuah paragraf tergantung jenis-jenis paragrafnya. Bahkan, dalam satu jenis paragraf tertentu–dalam hal ini paragraf campuran–kalimat utama bisa berjumlah sebayak dua buah, baik di awal maupun di akhir paragraf.

Pada artikel kali ini, kita akan mengetahui beberapa contoh kalimat ini jika diletakkan dalam suatu paragraf. Adapun contoh-contoh tersebut adalah sebagai berikut ini!

Contoh 1:

Masih banyak yang belum memahami bahaya membuang sampah elektronik di sembarang tempat. Padahal, sampah elektronik dapat mengakibatkan sejumlah dampak buruk bagi lingkungan jika dibuang tidak pada tempatnya. Sampah elektronik sendiri merupakan sampah yang jauh lebih sulit diurai secara alami dibanding sampah plastik. Belum lagi beberapa komponen sampah ini mengandung berbagai bahan kimia berbahaya seprti timbal dan PVC yang akan membahayakan bila sampai terbakar.

Pada kalimat di atas, letak kalimat utama ada di awal paragraf (kalimat yang dimiringkan). Adapun isi dari kalimat utama tersebut adalah mengenai kurangnya masyarakat luas dalam memahami bahaya sampah elektronik jika di buag ke sembarang tempat.

Contoh 2:

Mendidik anak-anak tidak bisa dengan cara menjejalkan nasihat melalui ucapan saja. Melainkan, juga harus dibuktikan dalam perbuatan yang nyata. Oleh karena, mendidik anak dengan keteladanan merupakan suatu hal yang perlu dilakukan orang tua kepada anaknya. Pemberian keteladanan itu mesti dilakukan di setiap aktivitas sehari-hari orang tua, terutama pada saat sang anak berada dalam asuhan orang tua di rumah.

Pada kalimat ini, kalimat utama diletakkan di tengah-tengah paragraf (kalimat yang dimiringkan). Adapun isi atau maksud dari kalimat ini adalah keharusan orang tua untuk mendidik anaknya dengan cara memberikan keteladanan secara konkret di mata anak-anak.

Contoh 3:

Ada kalanya, bulan dan bintang yang ada di langit malam dapat kita lihat dengan jelas dengan mata telanjang. Namun, ada kalanya pula bulan dan bintang tidak sanggup kita lihat dengan mata telanjang kita karena terhalang oleh awan hitam legam. Perumpaan hal tersebut serupa dengan kehidupan kita yang serba tidak pasti, terkadang membahagiakan dan terkadang pula membuat hati sedih. Adapun cara atau sikap yang mesti kita punya dalam menghadapi ketidakpastian tersebut adalah dengan senantiasa bersabar dan tegar menjalani semua ketidakpastian hidup. Tak lupa, sematkan juga doa dan kepasrahan kepada-Nya agar Dia menguatkan kita dalam menghadapi kepastian hidup. Dengan demikian, kita mesti sabar dan tegar, serta terus berharap dan berpasrah kepada-Nya dalam menghadapi ketidakpastian hidup yang diibaratkan seperti panorama bintang dan bulan di malam hari yang kadang terlihat kadang tidak.

Kalimat utama yang ada pada contoh di atas terletak pada bagian akhir paragraf tersebut (yang ditulis dengan huruf miring). Adapun isi kalimat tersebut adalah simpulan dari kalimat-kalimat sebelumnya.

Demikianlah beberapa contoh kalimat utama dalam paragraf bahasa Indonesia. Jika pembaca ingin mengetahui beberapa contoh kalimat lainnya, maka pembaca bisa membuka artikel contoh kalimat berpola dasar S-P-O-K, contoh kalimat simpleks berpola S-P-O-K, contoh kalimat definisi tentang hewan, contoh kalimat deskripsi tentang hewan, dan contoh kalimat klasifikasi. Semoga bermanfaat dan maafkanlah bila terdapat kekurangan di dalamnya. Sekian dan terima kasih.

tirto.id - Dalam sebuah tulisan utuh, keberadaan paragraf menjadi sebuah miniatur karangan. Paragraf adalah seperangkat kalimat yang saling berhubungan dan secara bersama digunakan dalam menyatakan atau mengembangkan gagasan.

Sebuah paragraf memiliki inti pokok pikiran yang kemudian disokong dengan himpunan kalimat yang saling berkaitan dalam membentuk gagasan.

Mengutip buku Paragraf (Kemdikbud 2015), fungsi paragraf pada tulisan untuk memudahkan pengertian dan pemahaman. Hal tersebut dijalankan dengan memisahkan satu topik dengan topik lain pada setiap paragraf. Setiap paragraf hanya dapat memuat satu unit ide pokok.

Paragraf memiliki ide pokok atau gagasan utama yang dituangkan melalui kalimat utama. Ide pokok tersebut lantas menjadi pengendali dalam penyusunan kalimat-kalimat penjelas sehingga penulisan tidak sampai keluar dari ide pokok itu.

Jenis paragraf menurut letak kalimat utama

Berdasar letak kalimat utamanya, paragraf dapat dibagi menjadi paragraf deduktif, induktif, campuran, dan naratif. Berikut ini penjelasannya seperti dilansir dari laman Kemdikbud:

1. Paragraf deduktif

Dalam paragraf deduktif, kalimat utama diletakkan pada awal paragraf. Susunan paragraf deduktif dimulai dari pernyataan mengenai hal yang sifatnya umum, selanjutnya diikuti hal yang lebih khusus.

Dengan demikian, kalimat utama memaparkan persoalan pokok yang diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas untuk menguraikan mengenai persoalan pokok itu.

2. Paragraf induktif

Paragraf induktif berkebalikan dengan paragraf deduktif dalam peletakan kalimat utama. Letak kalimat utama pada paragraf induktif ada di akhir paragraf. Penyusunan paragraf diawali dari pemaparan hal-hal khusus, lalu diakhiri dengan kalimat yang sifatnya umum.

Tanda dari kalimat penutup pada paragraf induktif, kerap menggunakan ungkapan penghubung. Misalnya penggunaan kata seperti, oleh karena itu, jadi, dengan demikian, dan sebaiknya. Paragraf seperti ini lebih argumentatif sebab mengungkap data, fakta, atau kasus terlebih dahulu dan diakhiri dengan kesimpulan.

3. Paragraf campuran

Paragraf campuran menggabungkan gaya paragraf deduktif dan paragraf induktif. Paragraf ini memiliki kalimat utama yang terletak pada awal dan akhir paragraf. Awalnya dibahas mengenai hal-hal umum pada bagian awal, dilanjutkan hal-hal khusus, dan di bagian akhir memuat hal-hal umum kembali.

Pengulangan penggunaan kalimat utama di awal dan di akhir menunjukkan adanya gagasan yang sangat penting. Dengan demikian, pembaca lebih bisa menangkap maksud dari ide pokok sebuah paragraf.

4. Paragraf naratif

Paragraf naratif menampilkan semua bagian paragraf sebagai satu kesatuan isi. Paragraf ini terintegrasi dengan baik dan menggambarkan semua bagian dengan tanpa sumbang. Akibat setiap kalimat sama pentingnya, maka muncul kesulitan untuk menentukan gagasan utama yang tersirat.

Baca juga:

  • Apa Itu Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas dalam Bahasa Indonesia
  • Pengertian Kalimat Tunggal, Struktur dalam SPOK, & Contohnya

Baca juga artikel terkait JENIS PARAGRAF atau tulisan menarik lainnya Ilham Choirul Anwar
(tirto.id - ica/wta)


Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Nur Hidayah Perwitasari
Kontributor: Ilham Choirul Anwar

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Minggu, 12 Apr 2020 | 18:52:19 WIB - Oleh Nurdin Cahyadi, S.Kom | Dibaca 60218

Sebutkan sebuah paragraf yang memiliki kalimat

   

Oleh : Cucu Agus Hidayat

Sebagaimana telah dikemukakan, kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap. Selain kata, konstituen (unsur pengisi) kalimat adalah frase dan klausa. Setiap unsur tersebut bersatu membentuk berbagai jenis kalimat. Berdasarkan jumlah klausanya, dikenal ada kalimat tunggal, kalimat bersusun, dan kalimat majemuk.

Bagaimana posisi kalimat dalam paragraf? Kalimat menjadi satuan pembentuk paragraf. Paragraf merupakan sekumpulan kalimat yang tersusun logis dan sistematis sebagai satu kesatuan pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan. Dengan kata lain, paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran yang utuh dalam sebuah tulisan atau karangan.

Tulisan atau karangan yang utuh dan sitematis pada dasarnya dibangun oleh kalimat-kalimat dan sekumpulan paragraf. Karena itu, kemampuan menulis paragraf sangat penting. Dalam karangan, paragraf merupakan satuan pokok. Isi setiap paragraf harus relevan dan menunjang keseluruhan isi dan tema karangan.

Peran paragraf dalam karangan begitu penting dan vital. Paragraf berfungsi untuk memudahkan pengertian dan pemahaman pembaca, yaitu adanya gagasan-gagasan yang dipilah-pilah. Selain itu, paragraf berfungsi untuk memisah bagian uraian agar memudahkan pembaca berhenti lebih lama pada bagian karangan yang panjang.

Bagaimana menulis kalimat agar menjadi paragraf yang baik? Paragraf yang baik harus memiliki kohesi, koherensi, konsistensi pengembangan, keutuhan, dan ketuntasan.

Paragraf harus memiliki kesatuan (koherensi), maksudnya semua kalimat harus bersama-sama digerakkan untuk menunjang sebuah ide pokok. Jika ide pokok membicarakan A, maka kalimat-kalimat selanjutnya harus menjelaskan A. Perhatikan contoh berikut.

   _Kota Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar. Tanah di sekitarnya sangat subur. Banyak pendatang baru yang datang untuk mencari pekerjaan. Pada malam hari banyak orang berjalan-jalan di sepanjang Jalan Malioboro untuk menghirup udara malam._

Contoh di atas bukan sebuah paragraf yang baik, walau disusun dalam beberapa kalimat. Mengapa? Karena informasi yang dinyatakan dalam sejumlah kalimat tersebut sama sekali tidak memiliki hubungan erat atau tidak memiliki kepaduan informasi. Tanpa adanya kesatuan informasi yang dinyatakan dalam kalimat-kalimat, kumpulan informasi itu tidak menghasilkan paragraf yang baik, melainkan hutan rimba kalimat. Jadi, sebuah paragraf harus memiliki kesatuan informasi atau makna yang sering disebut _koherensi._

Analisis koherensi rumpun kalimat di atas sebagai berikut. Pada kalimat (1) yang merupakan kalimat topik dinyatakan bahwa 'Kota Yogyakarta dikenal juga sebagai kota pelajar' sebagai ide pokoknya. Sebagai 'kota pelajar' seharusnya dijelaskan bahwa di kota itu banyak lembaga pendidikan. Akan tetapi, penjelasan yang diberikan pada contoh di atas tidak demikian. Pada kalimat (2) dikemukakan tentang kesuburan tanah di sekotar Yogya, yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan ide pokok. Demikian pula informasi yang terdapat pada kalimat (3) dan (4) tidak ada hubungannya dengan ide pokok. 

Selanjutnya, kita amati contoh tulisan berikut.
    _Ratih gadis pujaan. Wajah cantik. Tutur kata sopan. Murah senyum. Tidak sombong. Pandai bergaul._

Tulisan di atas juga bukan sebuah paragraf yang baik. Mengapa? Karena di bidang bentuk, tidak mencerminkan _kohesi_ antarkalimat. Analisis koheseivitas pada paragraf tersebut adalah tidak adanya unsur-unsur kebahasaan dan penanda hubungan antarkalimat yang disajikan secara implisit dengan baik. Penanda kohesivitas yang hilang antara lain ialah kata ganti dan kata hubung. Selain itu, penanda hubungan kohesif paragraf yang lain adalah kata-kata penanda hubungan : penunjukkan, penggantian, pelesapan, perangkaian, dan lain-lain.   

Ada dua aspek paragraf yang perlu diperhatikan, yaitu 1) masalah alur pikiran dan 2) masalah kepaduan paragraf, yang dapat dibedakan menjadi a) kepaduan di bidang bentuk (kohesi) dan b) kepaduan di bidang makna (koherensi). Selain itu, perlu memahami hakikat paragraf dalam konteks komposisi tulisan, fungsi paragraf, pengertian paragraf, ciri-ciri paragraf, struktur paragraf, jenis-jenis paragraf, syarat paragraf yang baik, dan cara menulis paragraf yang baik. Apabila pemahaman dan kemampuan menulis paragraf sudah dikuasai, maka tulisan yang dihasilkan akan logis, padu, dan sistematis.

_Cucu Agus Hidayat_