Sebutkan para ilmuwan dalam ilmu kedokteran pada masa bani abbasiyah

Sebutkan para ilmuwan dalam ilmu kedokteran pada masa bani abbasiyah

Sebutkan para ilmuwan dalam ilmu kedokteran pada masa bani abbasiyah

Sebutkan para ilmuwan dalam ilmu kedokteran pada masa bani abbasiyah

Sebutkan para ilmuwan dalam ilmu kedokteran pada masa bani abbasiyah

Sebutkan para ilmuwan dalam ilmu kedokteran pada masa bani abbasiyah

Kebijakan Harun al-Rasyid dalam bidang ilmu kedokteran memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Kota Baghdad pada saat itu. Ilmu kedokteran yang awalnya hanya bisa dipelajari oleh kalangan bangsawan, berkat jasa Harun al-Rasyid, akhirnya ilmu kedokteran bisa dipelajari oleh seluruh lapisan masyarakat. Ilmu kedokteran kemudian semakin berkembang dan melahirkan penemuan-penemuan baru dalam dunia kedokteran Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran dan pengaruh kebijakan Harun al-Rasyid dalam perkembangan ilmu kedokteran pada tahun 768 M – 809 M. Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan teori pembangunan yang dikemukakan oleh Ibnu Khaldun dan teori pembangunan yang dikonsepkan oleh Suwarsono dan Alvin Y.So sebagai landasan teori. Sedangkan penulis menggunakan metode penelitian yang biasa digunakan dalam penelitian sejarah pada umumnya yaitu heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Dalam penelitian ini, penulis menemukan banyak kemajuan dalam bidang ilmu kedokteran pada masa Harun al-Rasyid di antaranya adalah pembangunan Bimaristan atau rumah sakit Islam pertama, Akademi Kesehatan atau Sekolah Medis dan lahirnya para ahli kedokteran Islam. Kemajuan-kemajuan tersebut berkaitan erat dengan peran dan kebijakan yang dilakukan oleh Harun al-Rasyid, seperti memfasilitasi seluruh kegiatan belajar-mengajar, berdiplomasi dengan ahli kedokteran Jundishapur dan melakukan gerakan penerjemahan secara besarbesaran. Peran Harun al-Rasyid merupakan salah satu faktor utama

berkembangnya ilmu kedokteran Islam pada masa Dinasti Abbasiyah.

SS1903SKR SPI 1903Perpustakaan FAH (Skripsi SPI)Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan

Tidak tersedia versi lain


Punya kritik , saran , pesan harapan ?

SITI QULBUNIAH INDAH , NIM. 10120048 (2014) SEJARAH ILMU KEDOKTERAN PADA MASA KEJAYAAN DAULAH ABBASIYAH (750-950 M). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

Preview

Text (SEJARAH ILMU KEDOKTERAN PADA MASA KEJAYAAN DAULAH ABBASIYAH (750-950 M))
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (2MB) | Preview
Sebutkan para ilmuwan dalam ilmu kedokteran pada masa bani abbasiyah
Text (SEJARAH ILMU KEDOKTERAN PADA MASA KEJAYAAN DAULAH ABBASIYAH (750-950 M))
BAB II, III, IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Pada zaman modern ini, orang menganggap kemajuan ilmu kedokteran berasal dari Barat. Padahal kemajuan yang dicapai Barat tersebut tidak lepas dari zaman sebelumnya, yakni dunia Islam yang pernah menjadi mercusuarnya ilmu pengetahuan. Kedokteran sebelum Islam datang, masih bersifat mistis dan diwarnai dengan praktik perdukunan. Setelah Islam datang kedokteran yang bersifat mistis dan diwarnai dengan praktik kedokteran tersebut berkurang, hingga masa Khulafa al-Rasyidun dan Daulah Umayyah. Kedokteran menemukan sisi ilmiah dan mencapai kemajuannya pada masa Daulah Abbasiyah. Penelitian ini bermaksud menela’ah mengenai sejarah ilmu kedokteran pada masa kejayaan Daulah Abbasiyah tepatnya pada tahun 750 - 950 M. Dalam kajian ini penulis akan membahas hal-hal apa saja yang melatarbelakangi munculnya ilmu kedokteran, bagaimana perkembangan ilmu kedokteran dan faktor apa saja yang mendukung berkembangnya ilmu kedokteran pada masa kejayaan Daulah Abbasiyah. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan antropologi sosial yakni studi tentang kehidupan sehari-hari dalam suatu komunitas di masa lampau, pranata atau lembaga-lembaga, sistem ekonomi, sosial, politik, struktur masyarakat, struktur kekuasaan, dan golongangolongan sosial. Teori yang digunakan adalah teori asimilasi yakni peleburan sifat asli yang dimiliki dengan sifat lingkungan sekitar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah: merupakan proses pengumpulan data kemudian menguji, menganalisis secara kritis dan menafsirkan suatu gejala peristiwa atau gagasan yang muncul pada masa lampau, dalam pelaksanaannya meliputi tahap heuristik (pengumpulan sumber), verifikasi (seleksi sumber), interpretasi (penafsiran sumber) dan historiografi (laporan hasil penelitian). Hasil dalam penelitian ini adalah ilmu kedokteran pada masa Daulah Abbasiyah berkembang pesat. Hal ini dibuktikan dengan munculnya tokohtokoh kedokteran beserta karyanya, beberapa spesialisasi ilmu kedokteran dan bermacam-macam metode pengobatan. Kemajuan ilmu kedokteran didorong oleh kekuasaan yang kokoh dan ekonomi yang makmur. Agama Islam dan filsafat juga menginspirasi para intelektual untuk mendalaminya. Ilmu kedokteran yang maju tersebut, juga didukung oleh beberapa faktor antara lain gerakan penerjemahan, perguruan tinggi Jundisyapur di Persia dan akademi-akademi kedokteran yang ada pada masa kejayaan Daulah Abbasiyah khususnya di Bagdad.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

Sebutkan para ilmuwan dalam ilmu kedokteran pada masa bani abbasiyah
View Item

Sebutkan para ilmuwan dalam ilmu kedokteran pada masa bani abbasiyah

Sebutkan para ilmuwan dalam ilmu kedokteran pada masa bani abbasiyah
Lihat Foto

khamenei

Tokoh ilmuwan muslim Ibnu Sina

KOMPAS.com - Kekhalifahan Abbasiyah adalah kekhalifahan Islam ketiga yang memimpin setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.

Bani Abbasiyah didirikan oleh keturunan dari paman Nabi Muhammad, yaitu Abbas bin Abdul-Muththalib, yang berkuasa selama lima abad (750-1258).

Selama lima abad kepemimpinannya, Daulah Abbasiyah melahirkan banyak tokoh Muslim yang ikut memajukan dunia Islam.

Beberapa di antaranya adalah tokoh cendekiawan Islam di bidang kedokteran.

Lantas, siapa saja ulama kedokteran pada masa Daulah Abbasiyah beserta karyanya?

Baca juga: Latar Belakang Berdirinya Dinasti Abbasiyah

Ibnu Sina

Ibnu Sina adalah seorang filsuf dan ilmuwan di bidang kedokteran yang lahir di Persia pada tahun 980.

Atas kontribusi besarnya di bidang kedokteran, Ibnu Sina mendapat julukan sebagai Bapak Pengobatan Modern dan Mahaguru Kedokteran.

Karya Ibnu Sina yang paling dikenal masyarakat adalah Qanun fi Thib, yang merupakan kitab pengobatan yang dijadikan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.

Qanun fi Thib atau The Canon of Medicine sudah terjemahkan ke dalam 15 bahasa dunia.

Sebagai dokter yang jenius, Ibnu Sina merupakan dokter pertama yang memperkenalkan eksperimen dan hitungan cermat dalam berbagai jenis penyakit menular.

Selain itu, ia juga dokter pertama yang memperkenalkan teknik karantina sebagai upaya membatasi penularan virus.

Baca juga: Al-Qanun Fi At-Tibb, Kitab Pengobatan Karya Ibnu Sina

Ar-Razi

Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi atau Ar-Razi adalah salah satu pakar sains yang lahir di Rayy, Teheran, pada tahun 865.

Sejak muda, ia sudah mempelajari berbagai disiplin ilmu, mulai dari filsafat, kimia, kedokteran, dan sastra.

Sebutkan para ilmuwan dalam ilmu kedokteran pada masa bani abbasiyah

Sebutkan para ilmuwan dalam ilmu kedokteran pada masa bani abbasiyah
Lihat Foto

Wikimedia Commons

Abul Qasim az-Zahrawi atau Al-Zahrawi.

Dalam bidang kedokteran, ia belajar kepada Hunayn bin Ishaq, seorang ahli ilmu alih bahasa dan kedokteran yang dimiliki Bani Abbasiyah, di Bagdad.

Setelah itu, Ar-Razi kembali ke Teheran dan dipercaya untuk memimpin sebuah rumah sakit di Rayy.

Ar-Razi juga pernah dipercaya memimpin Rumah Sakit Muqtadari di Bagdad. Di bidang kedokteran, ia dikenal sebagai orang pertama yang menjelaskan tentang penyakit cacar.

Karya Ar-Razi yang dikenal adalah Al-Judari wal-Hasbah atau Cacar dan Campak, yaitu buku pertama yang mengulas tentang cacar dan campak sebagai dua wabah yang berbeda.

Baca juga: Runtuhnya Daulah Abbasiyah

Al-Zahrawi

Abu al-Qasin Khalaf ibn al-Abbas al-Zahrawi adalah ilmuwan Muslim yang lahir pada tahun 936 di Kota Azahara, dekat dengan Kordoba di Spanyol.

Al-Zahrawi disebut sebagai Bapak Ilmu Bedah Modern, yang berjasa besar pada bidang pembedahan dan penanganan luka.

Karya Al-Zahrawi yang paling dikenal adalah Kitab al-Tasrif, yang menjelaskan kurang lebih 200 metode bedah yang berbeda-beda.

Buku yang telah diterjemahkan dalam bahasa Latin pada abad ke-12 ini juga membahas mengenai ilmu kedokteran gigi serta kelahiran anak.

Al-Tasrif diketahui pernah menjadi sumber utama dalam pengetahuan bidang kedokteran di Eropa selama beberapa abad.

Baca juga: Al-Zahrawi, Bapak Ilmu Bedah Modern

Ibnu al-Nafis

Ibnu al-Nafis adalah tokoh Muslim di bidang kedokteran yang berkiprah selama akhir periode Bani Abbasiyah.

Pada 1242, ia diketahui sebagai orang pertama yang secara akurat mendeskripsikan peredaran darah dalam tubuh manusia.

Selain itu, Ibnu al-Nafis adalah orang pertama yang mengemukakan teori pembuluh darah kapiler.

Sebagai penemu sirkulasi darah minor, ia dikenal akan teori sirkulasi darah paru-paru yang membantah teori milik Galen, sorang dokter terkemuka asal Yunani.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.