Sebutkan dan jelaskan unsur kebahasaan teks laporan hasil observasi

Halau para penguntai abjad. Bagaimana kabarnya? Semoga selalu dalam keadaan baik dan bahagia yaa... Selamat datang kembali di ruang media informasi pendidikan ini. Semoga di sini kita bisa belajar bersama-sama. bila ingin membuat komentar, kalian bisa memanfaatkan kolom komentar. 

Kali ini Untaian Abjad akan berbagi materi Bahasa Indonesia tentang Teks Laporan Hasil Observasi. Jika kalian nanti sudah membaca materi ini, bisa juga kalaian langsung melihat contoh beserta analisisnya agar menjadi lebih paham. Contoh analisisnya yakni Cara Membuat Teks Laporan Hasil Observasi dengan Mudah dan Sederhana Beserta Contohnya dan Analisis Isi, Struktur, dan Kebahasaan Teks LHO Wayang.

Oke sebelum ke contoh dan analisisnya, lebih baik kita langsung saja belajar materi Teks Laporan Hasil Observasi berikut...

Pengertian 

Teks laporan hasil observasi merupakan teks yang berisi tentang pembahasan atau penjabaran sesuatu yang merupakan hasil dari observasi atau pengamatan. Teks ini juga sering disebut dengan teks klasifikasi karena di dalamnya terdapat klasifikasi tentang sesuatu yang berdasarkan kriteria khususnya. Jenis teks ini selalu berisi tentang deskripsi bentuk, ciri-ciri, dan sifat umum dari objek yang diamati baik itu benda, manusia, hewan, tumbuhan dan lain sebagainya.

Struktur Teks Laporan Hasil Observasi

  1. Definisi Umum/klasifikasi [pembukaan] berisi pengertian akan sesuatu yang dibahas.
  2. Deskripsi Bagian, berisi gambaran tentang sesuatu secara jelas dan terperinci.
  3. Deskripsi Manfaat, bagian yang berisi manfaat atau kegunaan.

Ciri-ciri Teks Laporan Hasil Observasi

  1. Struktur teksnya terdiri atas definisi umum, deskripsi bagian, deskripsi manfaat.
  2. Memuat informasi berdasarkan fakta.
  3. Bersifat objektif dan tidak memihak.
  4. Ditulis secara lengkap dan sempurna.
  5. Bersifat universal dan global.

UNSUR KEBAHASAAN TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

KATA, FRASA, VERBA, NOMINA

  1. KATA merupakan satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal [misal: batu, rumah, datang] atau gabungan morfem [misal: pejuang, pancasila, mahakuasa]. Morfem
  2. FRASA merupakan  gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif [misal: gunung tinggi disebut frasa karena merupakan konstruksi nonpredikatif].
  3. VERBA merupakan Kata yang menggambarkan proses, perbuatan, atau keadaan; kata kerja.
  4. NOMINA/KATA BENDA merupakan kelas kata yang dalam bahasa Indonesia ditandai oleh tidak dapatnya bergabung dng kata tidak, msl rumahadalah nomina karena tidak mungkin dikatakan tidak rumah, biasanya dapat berfungsi sebagai subjek atau objek dari klausa.

AFIKSASI

Afiks adalah bentuk terikat yang apabila ditambahkan ke bentuk lain akan mengubah makna gramatikalnya [Kridalaksana, 1993]. Dasar yang dimaksud pada penjelasan tersebut adalah bentuk apa saja, baik sederhana maupun kompleks yang dapat diberi afiks apapun [Samsuri, 1988]. Sebagai contoh, satuan gramatik {meN-}, {di-}, {ter-}, {ke-an}, {se-nya}, {memper-}, {memper-i}, {ber-an} dan sebagainya.

Afiksasi ialah proses pembentukan kata dengan cara menggabungkan afiks pada bentuk dasar atau juga dapat disebut sebagai proses penambahan afiks atau imbuhan menjadi kata.

Jenis-Jenis Afiksasi

  1. PREFIKS merupakan imbuhan yang ditambahkan pada bagian awal sebuah kata dasar atau bentuk dasar.
  2. KONFIKS merupakan afiks tunggal yang terjadi dari dua unsur yang terpisah.
  3. SUFIKS merupakan afiks yang ditambahkan pada bagian belakang kata dasar.

Contoh kalimat definisi:

“D’topeng adalah salah satu tempat wisata yang terletak di kota Batu, Jawa Timur.”

Contoh kalimat deskripsi: 

Mereka mengenakan pakaian yang berwarna putih dengan ikat kepala putih serta membawa golok.

Pakaian suku Baduy Dalam pun tidak berkancing atau berkerah.

KALIMAT SIMPLEK DAN KOMPLEKS

Kalimat simplek adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu struktur dengan satu verba utama. Contoh :  Di pangkalan itu pemulung mencoba mengais rezeki.

Kalimat kompleks adalah kalimat yang terdiri atas lebih dari satu aksi, peristiwa, atau  keadaan, sehingga mempunyai lebih dari satu verba utama.

  1. Kalimat Kompleks Parataktik yaitu kalimat kompleks yang terdiri atas dua struktur atau lebih, yang dinyatakan dengan hubungan konjungtif sejajar dengan makna. [dan, tetapi, atau]  Contoh : Parni dan parno terpaksa hidup di pinggiran Jalan Ciateul, Bandung.
  2. Kalimat Kompleks Hipotaktik merupakan kalimat kompleks yang dapat dinyatakan dengan hubungan konjungtif tidak sejajar dengan makna. [apabila, jika, karena, ketika, jadi, sebelum itu, setelah itu dan meskipun] Contoh: Proses pengangkutan sampah tidak cepat selesai karena petugas  kebersihan harus membersihkan sampah di pangkalan terlebih dahulu.

LANGKAH-LANGKAH MENGIDENTIFIKASI TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

  1. Membaca/ mengamati teks secara seksama.
  2. Memahami struktur dan isi teks
  3. Mengenali bahasa yang digunakan
  4. Menentukan identifikasi karakteristik teks

LANGKAH-LANGKAH MENGABSTRAKSI TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

  1. Membaca teks laporan yang akan diabstraksi.
  2. Menentukan ide-ide pokok dalam teks laporan hasil observasi yang akan diabstraksi.
  3. Menentukan kalimat-kalimat utama dalam teks.
  4. Menentukan mana saja kata kunci dari teks.
  5. Merangkai kalimat dengan menggunakan kata kunci dalam teks.
  6. Menyusun teks menjadi abstraksi.

MENGEVALUASI TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

Hakikat Evaluasi

KBBI [2008: 403] Evaluasi adalah penilaian, mengevaluasi adalah menialai, memberikan penilaian [KBBI,2008:403]. Mengevaluasi teks laporan hasil observasi berati memberikan penilaian pada struktur teks. Teks laporan hasil observasi tersebut dinilai dari segi kelengkapan struktur teks. Apabila teks laporan hasil observasi tersebut terdapat struktur secara langsung, maka penilaian yang dilakukan adalah ketepatan dalam pembuatan isi dalam pembuatan strukturnya.

Langkah-langkah mengevaluasi teks laporan hasil observasi,

  1. Membaca/ mengamati teks laporan hasil observasi secara  seksama.
  2. Memahami struktur dan isi teks laporan hasil observasi.
  3. Mengenali bahasa yang digunakan.
  4. Menentukan kelebihan dan kekurangan teks laporan hasil  observasi.

Mengonversi menurut kamus KBBI adalah perubahan dari satu sistem pengetahuan ke sistem yang lain. Mengonversi teks adalah mengubah bentuk teks ke bentuk yang lain. Misalnya teks laporan hasil observasi menjadi puisi atau bentuk teks yang lain.

Kemampuan yang harus dikuasai dalam mengonversi teks laporan menjadi puisi yaitu pemahaman tentang struktur teks, tema, dan pemilihan kata. Untuk dapat menemukan atau menentukan tema dapat dilakukan dengan  cara membaca teks laporan secrara cermat, teliti dan berulang-ulang.

Langkah-langkah mengonverensi teks laporan hasil observasi

  1. Bacalah teks hasil laporan observasi dengan seksama
  2. Tentukan struktur teks laporan hasil observasi
  3. Rumuskan tema umum dari laporan tersebut untuk membantu mengonversi teks tersebut menjadi puisi.
  4. Tentukan makna yang terkandung dalam teks laporan hasil observasi. Pahami pada bagian deskripsi untuk membantu menuangkan ide dalam puisi
  5. Gunakan bahasa sendiri dengan tetap melibatkan kalimat dalam teks laporan.
  6. Gunakan telinga, mata, hati, peraba untuk menghidupkan imajinasi mengenai tema atau ide yang telah dirumuskan.
  7. Tuliskan hal-hal yang kita pikirkan, rasakan baik itu kegelisahan, kecewa, kegembiraan, simpati, dan lain-lain.
  8. Gunakan pilihan kata yang indah.

Setiap teks memiliki unsur kebahasaan yang terkandung di dalamnya. Tahukah Anda, apa saja unsur kebahasaan dari teks laporan hasil observasi? Berikut ini adalah uraian unsur kebahasaan dari teks laporan hasil observasi.

Teks laporan hasil observasi tentunya menggunakan banyak jenis kata dan kelompok kata atau frasa. Jenis kata dan kelompok kata (frasa) yang dominan digunakan dalam sebuah teks laporan hasil observasi adalah verba (kata kerja) dan nomina (kata benda).

Unsur Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi:

1. Verba

Verba merupakan kata yang menyatakan perbuatan, perilaku, proses, dan keadaan.

Contoh Verba:

Bangun, makan, pergi, membuat, berusaha, bertanya, menanam, tertawa, menerima, dipanggil, memperbaiki, dibiasakan, bekerja, dsb.

Ciri-ciri verba:

  1. Pada umumnya menduduki fungsi predikat dalam kalimat.
  2. Sering dilengkapi imbuhan meN-, meN-kan, ber-, ter-, di-, di-kan.
  3. Dapat diawali dengan kata sedang, akan, sudah, telah, belum, ingin, dan hendak.
  4. Dapat dinegatifkan dengan kata tidak. Dapat diperluas menggunakan kata dengan + kata sifat.

2. Nomina

Nomina merupakan jenis kata yang menyatakan nama, tempat, benda, atau sesuatu yang dibendakan.

Contoh Nomina:

Ade, Ciamis, matahari, meja, laut, tumbuhan, ajaran, pelajar, pelajaran, kebaikan, dsb.

Ciri-ciri Nomina:

  1. Dapat menduduki fungsi subjek, predikat, dan objek dalam kalimat.
  2. Merupakan bentukan dari imbuhan -an, pe-, peN-, peN-an, ke-an.
  3. Dapat didahului kata depan.
  4. Dapat dinegatifkan dengan kata bukan.
  5. Dapat diikuti kata ganti -ku, -mu, -nya.
  6. Dapat diikuti kata tunjuk ini dan itu.
  7. Dapat diperluas dengan kata yang + kata sifat.
  8. Dapat didahului kata sandang sang dan si.

3. Frasa Verba

Frasa verba adalah frasa yang distribusinya sama dengan kata kerja. Unsur pusat frasa verba yaitu kata kerja (verba).

Contoh:

Ade akan menulis dengan pensil baru.

Frasa akan menulis yang terdapat pada kalimat tersebut merupakan frasa verba karena distribusinya sama dengan verba (kata kerja) menulis.

4. Frasa Nomina

Frasa nomina adalah frasa yang distribusinya sama dengan kata benda. Unsur pusat frasa nomina yaitu kata benda (nomina).

Contoh:

Ade menerima hadiah ulang tahun.

Frasa hadiah ulang tahun yang terdapat pada kalimat tersebut merupakan frasa nomina karena distribusinya sama dengan nomina (kata benda) hadiah.

5. Afiksasi

Dalam kegiatan berbahasa, kata yang digunakan dapat berupa kata dasar atau kata bentukan (turunan). Kata dasar adalah kata yang belum mendapat imbuhan, pemajemukan, atau pengulangan. Sedangkan, Kata bentukan (turunan) adalah kata yang telah mendapat imbuhan (afiksasi), pengulangan (reduplikasi), dan pemajemukan ketika digunakan.

Berikut ini afiks atau imbuhan pembentuk verba dan nomina.

6. Kalimat Definisi

Kalimat definisi adalah kalimat yang memuat keterangan atau penjelasan atas suatu objek. Objek tersebut dapat berupa benda, orang, proses atau aktivitas.

Ciri Kalimat Definisi:

  1. Menjelaskan makna atau arti dari suatu objek.
  2. Penjelasan bersifat umum atau tidak mengarah kepada ciri khusus objek tersebut.
  3. Biasanya ditemukan pada laporan ilmiah.
  4. Jika kalimat ini dibalik maka tidak mengubah makna atau arti dari kalimat tersebut.

Contoh Kalimat Definisi:

  1. Wayang adalah seni pertunjukan yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya asli Indonesia.
  2. Wayang golek adalah wayang yang menggunakan boneka kayu sebagai pemeran tokoh.

7. Kalimat Deskripsi

Kalimat deskripsi adalah kalimat yang memuat deskripsi atau penjelasan-penjelasan khusus mengenai karakteristik atau ciri-ciri suatu objek. Karakteristik yang disampaikan merupakan karakteristik yang sesuai dengan panca indera. Contoh karakteristik yang disampaikan adalah warna, ukuran, rasa, bentuk, atau sifat-sifat lain yang melekat pada objek tersebut.

Ciri-ciri Kalimat Deskripsi:

  1. Melibatkan panca indera dalam menggambarkan suatu objek.
  2. Dapat membuat pembaca seolah-olah melihat atau membayangkan objek yang diceritakan.
  3. Membicarakan ciri khusus suatu objek.
  4. Jika kalimat ini dibalik maka akan mengubah makna kalimat tersebut.

Contoh Kalimat deskripsi:

  1. Wayang kulit terbuat dari kulit kerbau yang ditatah, dan diberi warna sesuai dengan kaidah pulasan wayang pendalangan, diberi tangkai dari bahan tanduk kerbau bule yang diolah sedemikian rupa dengan nama cempurit yang terdiri atas tuding dan gapit.
  2. Singa dan harimau memiliki kuku yang tajam untuk mencabik-cabik musuhnya.

Berikut ini perbedaan kalimat definisi dan deskripsi.

8. Kalimat Simpleks

Kalimat simpleks adalah kalimat yang hanya memiliki satu klausa (memiliki satu verba utama). Kalimat simpleks biasanya disebut kalimat tunggal.

9. Kalimat Kompleks

Kalimat kompleks adalah kalimat yang memiliki dua klausa atau lebih (memiliki dua verba utama atau lebih). Kalimat kompleks biasanya disebut kalimat majemuk. Kalimat kompleks dapat dibedakan menjadi kalimat kompleks setara dan bertingkat.

Kalimat kompleks setara memiliki dua klausa yang setara dalam suatu kalimat. Fungsi-fungsi utama dalam kalimat kompleks setara membentuk induk kalimat atau klausa atasan. Kalimat kompleks setara biasanya ditandai dengan penggunaan konjungsi koordinatif (setara).

Kalimat kompleks bertingkat memiliki klausa ganda yang tidak sama atau berada di bawah fungsi utama suatu kalimat. Fungsi-fungsi yang membentuk tingkat, yaitu yang mengikuti konjungsi subordinatif disebut klausa bawahan atau anak kalimat. Kalimat kompleks bertingkat biasanya ditandai dengan penggunaan konjungsi subordinatif (bertingkat).

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA