Bagian bumi yang digunakan untuk tempat berlangsungnya kehidupan makhluk hidup disebut dengan

Setiap makhluk hidup memiliki tempat masing-masing pada biosfer untuk melangsungkan hidupnya. Seperti halnya ikan yang hidup di perairan, serta berbagai jenis pepohonan yang hidup di jenis hutan tertentu.

Apa itu biosfer? Mari simak penjelasan berikut.

Pengertian Biosfer

Biosfer adalah lapisan bumi yang dapat dihuni atau ditinggali oleh makhluk hidup untuk melangsungkan hidupnya. Lapisan ini berupa daratan, perairan dan udara yang memungkinkan adanya kehidupan dan proses biotik berlangsung.

Biosfer menjadi tempat sistem ekologis global yang menyatukan semua makhluk hidup, termasuk hubungan interaksi yang meliputi unsur litosfer, hidrosfer, antrofosfer dan atmosfer bumi. Ke empat lapisan tersebut saling berkaitan satu sama lain.

Akan tetapi, biosfer lebih fokus kepada tempat tinggal makhluk hidup, seperti flora dan fauna yang bertempat di daratan atau di perairan. Dibandingkan seluruh lapisan bumi, biosfer merupakan lapisan yang paling tipis.

Lapisan biosfer hanya berkisar 9.000 meter saja. Lapisan ini menjadi tempat sistem kehidupan dan organisasi yang kompleks. Selain itu, saat ini hanya diketahui adanya satu biosfer yang ada di sistem tata surya, yakni biosfer bumi.

Di planet lain belum ditemukan tanda-tanda adanya biosfer seperti di bumi. Sebab sejauh ini, bumi adalah satu-satunya tempat yang diketahui adanya unsur kehidupan dan menjadi tempat yang mampu mendukung makhluk hidup melangsungkan kehidupannya.

Tempat hidup bagi makhluk hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuhan uang kita tinggali saat ini, disebut dengan habitat.

Biosfer Menurut Para Ahli

Selain pengertian baku biosfer, terdapat pula definisi yang disampaikan oleh para ahli mengenai biosfer, antara lain:

  • Menurut Vladimir Wanouich Veinadsku, biosfer adalah sebuah sistem terbuka dan berkembang sejak dimulainya sejjarah kehidupan makhluk di bumi.
  • Menurut John Wiley, yaitu sebuah zona dari planet bumi dimana terdapat kehidupan yang terbentuk secara alami pada lapisan bumi dengan lapisan atmosfer yang lebih rendah.
  • Menurut M. Allaby, biosfer merupakan salah satu bagian habitat organisme yang membentuk sistem kelompok stabil dan efektif untuk keseluruhan ekosistem planet bumi.

Macam-Macam Biosfer

Dilihat dari jenis lapisannya, biosfer dibagi menjadi tiga jenis lapisan sebagai berikut:

1. Atmosfer

Atmosfer adalah lapisan bumi yang paling atas. Atmosfer berfungsi untuk melindungi bumi dari benda-benda luar angkasa yang berukuran besar. Lapisan atmosfer atau juga dikenal dengan lapisan ozon, yakni lapisan yang berperan penting dalam melindungi kehidupan makhluk bumi.

2. Litosfer

Litosfer adalah lapisan bumi sebelum atmosfer. Litosfer tersusun atas bebatuan yang ada di dalam biosfer dengan ciri-ciri yang berbeda sesuai dengan tingkat kedalamannya. Contoh listosfer adalah susunan letusan gunung berapi atau magma yang terbentuk akibat letusan gunung merapi.

3. Hidrosfer

Hidrosfer adalah susunan biosfer yang terdiri dari sejumlah air atau perairan. Contohnya adalah sungai, samudera, dan laut. Hidrosfer berperan penting bagi kehidupan makhluk hidup. Hampir 70% mayoritas makhluk hidup di bumi hidup di lingkungan hidrosfer.

Ketiga lapisan yang telah kita bahas diatas dikenal dengan istilah Biosiklus. Biosiklus diartikan bahwa lingkungan di bumi terdiri dari sejumlah daratan dan perairan. Selanjutnua, biosiklus dibagi lagi menjadi unsur yang lebih kecil yang disebut dengan istilah Bioma.

Bioma merupakan karakteristik dari tumbuhan dan hewan yang hidup dalam satu tempat, berdasarkan iklim dari lingkungan tersebut. Bioma saling berkaitan dengan bioma lainnya.

Karakteristik Biosfer

Lapisan biosfer merupakan habitat atau tempat tinggal makhluk hidup seperti flora dan fauna. Oleh karena itu, biosfer memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Fauna

Pada wilayah padang rumput, diketahui memiliki ketersediaan air yang cukup banyak. Padang rumput merupakan habitat bagi banyak fauna, seperti binatang herbivora. Pada area padang rumput, makhluk hidup lebih mudah mendapatkan makanannya berupa rumput-rumputan.

Selain binatang herbivora,pada area padang rumput juga terdapat populasi hewan karnivora, seperti singa, harimau dan lain-lain yang akan memangsa hewan herbivora tersebut sebagai suatu rantai makanan.

Wilayah gurun digambarkan berupa suatu wilayah dengan suhu yang sangat panas dengan kandungan air yang sedikit. Pada daerah gurun perubahan suhu akan sangat terasa. Misalnya, pada siang hari suhu udaranya bisa mencapai 50 derajat celcius. Sedangkan pada malam hari, suhu di gurun dapat mencapai 0 derajat celcius. Ekstrimnya suhu di gurun membuat tempat ini hanya ditempati oleh beberapa jenis fauna tertentu, seperti ular gurun dan unta.

Tundra merupakan tempat yang berbanding terbalik dengan gurun. Tundra adalah wilayah yang diselimuti oleh daratan salju. Umumnya wilayahnya terletak dekat dengan kutub utara yang dilapisi es abadi. Fauna yang tinggal di kawasan tundra biasanya memiliki bulu yang tebal dan berdarah hangat.

Bagi seluruh makhluk hidup, daerah tropis adalah tempat yang sangat cocok dan bersahabat. Pada daerah tropis, curah hujan yang dimiliki sangat tinggi dan sinar matahari juga bersinar sepanjang tahun.

Taiga merupakan habitat yang cocok untuk berbagai jenis burung yang melakukan migrasi. Proses migrasi dilakukan apabila di daerah asalnya mengalami perubahan musim, seperti musim gugur.

Daerah kutub hampir sama dengan tundra, yaitu seluruh tempatnya diselimuti oleh salju. Kawasan kutub adalah tempat yang sangat ekstrim untuk ditempati oleh fauna. Di daerah ini hanya terdapat beberapa fauna yang memiliki sistem pertahanan khusus, seperti bulu yang tebal dan darah yang hangat.

Fauna yang hidup di perairan dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti bentos yang memiliki ukuran mikroskopis dan sangat kecil, bahkan tidak bisa dilihat mata telanjang. Organisme ini hidup di dasar perairan.

Kemudian pula plankton yang sama-sama berukuran kecil. Plankton hidup mengapung di perairan air laut mengikuti pergerakan arus air laut. Selanjutnya, terdapat juga nekton yang bisa bergerak sendiri dengan kemampuannya.

Nekton merupakan fauna seperti ikan, serangga air dan amphibi. Kemudian neustin yang merupakan fauna yang bertempat tinggal di permukaan air.

Google Image

2. Hutan

Seperti namanya, hutan ini terdapat di daerah tropis yang dilalui oleh garis khatulistiwa. Hutan hujan memiliki curah hujan yang tinggi dengan sinar matahari yang bersinar sepanjang tahun. Pohon yang tumbuh di hutan ini memiliki daun yang lebat dan tumbuh mencapai 20 hingga 40 meter.

Hutan musim umumnya memiliki ciri ketika musim kemarau datang, maka pohon-pohon yang tumbuh akan menggugurkan daunnya.

Jenis hutan yang tersebar di daerah pantai pasifik Amerika Utara hingga ke Washington DC. Hutan ini ditumbuhi oleh pohon-pohon yang dapat tumbuh tinggi, seperti pohon pinus.

Hutan gugur banyak menjadi habitat pohon yang tinggi, kokoh dan memiliki daun yang lebar. Hutan ini berada di daerah yang sedikit lebih kering, namun tetap memiliki kandungan air yang cukup banyak, meskipun tidak sebanyak hutan hujan tropis.

baca juga:  Polusi Air – Pengertian, Penyebab, Dampak & Cara Mengatasi

Hutan yang berada di daerah dingin dan dekat dengan kutub. Wilayahnya meliputi Kanada, Finlandia, Rusia dan Siberia Utara. Hutan taiga memiliki jenis pohon dengan ukuran menjulang tinggi dan daun yang menyerupai jarum, sehingga pohon ini tidak mengalami penguapan yang besar.

Sabana merupakan padang rumput yang memiliki beberapa pohon kerdil yang letaknya berkelompok. Pohon di wilayah sabana tumbuh tersebar pada lokasi yang memiliki cadangan air yang banyak.

Stepa merupakan nama lain dari padang rumput. Stepa merupakan hamparan yang ditumbhi padang rumput dan tidak ada pohon lainnya. Sebab, daerah ini memiliki udara yang sangat kering dan cadangan air yang sedikit, sehingga hanya rumput yang dapat tumbuh dan mampu bertahan hidup.

3. Terumbu Karang

Terumbu karang merupakan salah satu makhluk hidup yang hidup dalam laut. Terumbu karang adalah ekosistem bawah laut yang terdiri dari kumpulan binatang karang yang kemudian membentuk batu kapur atau struktur karbonat. Indonesia memiliki perairan laut dengan terumbu karang terbesar dan terlengkap di dunia.

Faktor Keanekaragaman

Indonesia memiliki keanekaragaman flora dan fauna dengan karakteristik berbeda-beda. Berikut adalah faktor yang menyebabkan persebaran flora dan fauna, yaitu:

1. Iklim

Salah satu faktor biosfer adalah iklim. Iklim meliputi kondisi suhu udara, curah hujan, angin dan kelembapan udara yang terdapat dalam suatu wilayah. Kondisi iklim mempengaruhi pertumbuhan flora dan fauna secara fisik.

MIsalnya, sinar matahari sangat berpengaruh untuk fotosintesis tumbuhan. Kemudian, kelembapan udara juga mempengaruhi kehidupan flora dan fauna. Selain itu, angin juga berpengaruh dalam proses penyerbukan tanaman.

2. Air

Air menjadi salah satu faktor terpenting bagi kelangsungan hidup flora dan fauna. Air berfungsi sebagai pembawa makanan, sehingga tanpa adanya air, maka flora dan fauna tidak akan bisa melangsungkan hidupnya. Contohnya pada daerah gurun yang memiliki curah hujan sedikit, sehingga hanya beberapa jenis flora dan fauna yang mampu bertahan hidup disana. Ketersediaan air juga tergantung pada curah hujan di wilayah tersebut.

3. Tanah

Tanah menjadi salah satu faktor biosfer. Tanah merupakan tempat yang sangat penting sebagai tempat tumbuhnya flora dan fauna. Di dalam tanah terdapat beberapa kandungan tertentu yang mempengaruhi kehidupan tumbuhan, seperti adanya zat hara dan lain sebagainya. Selain itu, tanah juga dijadikan sebagai tempat tinggal dari binatang seperti cacing dan ular.

4. Topografi

Topografi adalah suatu bentuk wilayah yang meliputi tinggi dan rendah beserta reliefnya. Semakin tinggi permukaan tanah, maka semakin rendah juga suhunya. Untuk itu, setiap tempat memiliki karakteristik flora dan fauna masing-masing .

5. Manusia, Hewan dan Tumbuhan

Manusia, hewan dan tumbuhan menjadi salah satu faktor terpenting dan berperan besar bagi persebaran flora dan fauna di lapisan biosfer. Manusia dapat mengubah lingkungan dengan cepat, seperti mengubah hutan menjadi perkebunan atau persawahan.

Selain itu, perubahan ini juga dapat mendatangkan hewan dan tumbuhan yang seharusnya tidak berada di wilayah tersebut.

6. Kondisi Geologi

Kondisi geologi merupakan kondisi lingkungan fisik dari alam sekitar yang mencangkup berbagai macam hal, seperti suhu lingkungan, air, udara dan berbagai faktor lainnya. Semakin lengkap kondisi geologi suatu wilayah, maka semakin besar tempat tersebut ditinggali oleh beragam makhluk hidup.

baca juga:  Earth Hour - Pengertian, Waktu dan Partisipasi Indonesia

7. Biotik

Faktor biotik merupakan faktor yang mendukung kehidupan organisme makhluk hidup didaerah tertentu. Semakin banyak faktor biotik yang ada dalam lingkungan biosfer, maka semakin besar kemungkinan tempat tersebut dijadikan habitat atau tempat tinggal makhluk hidup.

Fungsi Biosfer

Biosfer memiliki beberapa manfaat bagi makhluk hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan, antara lain:

1. Sumber Makanan

Biosfer merupakan penyedia sumber makanan, seperti berbagai flora dan fauna yang bisa dikonsumsi oleh manusia. Tanpa adanya flora dan fauna, maka manusia tidak bisa melangsungkan hidupnya.

2. Penelitian dan Pendidikan

Selain itu, fungsi lain dari lapisan biosfer adalah sebagai objek penelitian dan pendidikan. Fungsi ini bisa dijadikan pembelajaran kepada anak cucu kita agar bisa mencintai alam dan belajar untuk melestarikan flora dan fauna sejak dini.

3. Sarana Rekreasi

Selain sebagai sumber makanan, penelitian dan pendidikan. Biosfer juga bermanfaat sebagai sarana rekreasi. Contohnya adalah suaka margasatwa yang melindungi dan melestarikan berbagai jenis binatang tertentu yang dikhawatirkan akan mengalami kepunahan, seperti badak bercula satu dan komodo.

Selain sebagai sarana rekreasi, orang-orang yang berkunjung juga bisa mendapatkan wisata edukasi melalui pengenalan terhadap jenis flora dan fauna dan bagaimana cara melestarikannya.

Cagar Biosfer

Cagar biosfer merupakan suatu kawasan ekosistem yang keberadaannya sudah diakui oleh dunia internasional sebagai bagian dari program Man and Biosphere – Badan Pendidikan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-bangsa.

Adanya cagar biosfer bertujuan untuk mencapai keseimbangan dan melestarikan keanekaragaman hayati, pembangunan ekonomi dan kebudayaan.

portalsains.org

Man and Biosphere merupakan sebuah program yang pertama kalinya dicetuskan pada tahun 1971. Pada tahun 1976, barulah terbentuk jaringan cagar biosfer yang diikuti oleh banyak negara setelah diadakannya KTT Bumi dan Konvensi Keanekaragaman Hayati.

Melalui program ini, cagar biosfer didorong untuk mendukung proses implementasi konvensi keanekaragaman hayati.

Penetapan cagar biosfer sendiri diusulkan oleh pemerintah nasional dari masing-masing negara. Kemudian usulan tersebut diberikan kepada Sekretariat Program Man and Biosphere UNESCO untuk kemudian ditetapkan oleh Dewan Koordinasi Internasional.

Secara fisik, cagar biosfer terbagi menjadi tiga zona, yakni:

  1. Zona Inti – Zona inti merupakan sebuah kawasan yang dilindungi untuk konversi keanekaragaman hayati dan ekosistemnya. Zona ini hanya diperbolehkan untuk kegiatan penelitian yang tidak merusak, contohnya seperti kegiatan pendidikan
  2. Zona Penyangga – Zona penyangga merupakan zona yang mengelilingi zona inti. Zona ini dimanfaatkan untuk kegiatan yang tidak mengeksploitasi sumber daya alam, seperti rekreasi, pendidikan dan penelitian.
  3. Zona Transisi – Zona transisi merupakan zona yang mengelilingi zona penyangga. Pada zona ini diperbolehkan untuk melakukan kegiatan pertanian, pemukiman dan pemanfaatan lain demi kepentingan masyarakat, ilmuwan, lembaga swadaya masyarakat dan kepentingan lainnya.

Cagar biosfer membentuk suatu jaringan yang tersebar di seluruh dunia. Seluruh jaringan ini berkontribusi untuk mewujudkan tujuan yang sama. Seluruh jaringan ini juga berperan sebagai media kerjasama antar pengelola cagar biosfer.

Sampai saat ini, telah tercatat adanya 651 cagar biosfer di 120 negara yang terdistribusi dalam lima kawasan, yakni Afrika, Eropa, Amerika Utara, Asia Pasifik, Kawasan Kepulauan Karibia, Amerika Latin, dan Kawasan Arab.

Di Indonesia sendiri, terdapat cagar biosfer yang telah diresmikan sejak tahun 1977 oleh UNESCO. Hingga saat ini, Indonesia telah memiliki beberapa cagar biosfer, antara lain Cibodas, Pulau Komodo, Tanjung Puting dan Lore Lindu, Pulau Siberut, Gunung Leuser, Bukit Batu, Taman Laut Wakotobi, Bromo Tengger, Kepulauan Selayar, dan Blombangan.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA