Desember 30, 2020 Show
Keterampilan berbicara adalah sebuah kemampuan berbahasa dalam mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan ide, pikiran, pendapat, gagasan, dan perasaan kepada orang lain sebagai mitra pembicara didasari oleh kepercayaan diri, jujur, benar, dan bertanggung jawab dengan menghilangkan masalah psikologis seperti malu, rendah diri, ketegangan, berat lidah, dan lain-lain. Berbicara merupakan suatu proses penyampaian informasi, ide atau gagasan dari pembicara kepada pendengar. Dalam penyampaian informasi, secara lisan seorang pembicara harus mampu menyampaikannya dengan baik dan benar agar informasi tersebut dapat diterima oleh pendengar. Untuk menjadi pembicara baik, pembicara harus mampu menangkap informasi secara kritis dan efektif, hal ini berkaitan dengan aktivitas menyimak. Apabila pembicara merupakan seorang penyimak yang baik maka ia mampu menangkap informasi dengan baik. Berikut definisi dan pengertian keterampilan berbicara dari beberapa sumber buku:
Tujuan Keterampilan BerbicaraTujuan berbicara secara umum adalah karena adanya dorongan keinginan untuk menyampaikan pikiran atau gagasan kepada orang lain (yang diajak berbicara). Sedangkan tujuan secara khusus ialah mendorong orang untuk lebih bersemangat, mempengaruhi orang lain agar mengikuti atau menerima pendapat (gagasannya), menyampaikan sesuatu informasi kepada lawan bicara, menyenangkan hati orang lain, memberi kesempatan lawan bicara untuk berpikir dan menilai gagasannya. Pembelajaran dalam melatih keterampilan berbicara harus mampu memberikan kesempatan kepada setiap individu mencapai kemampuan berbicara dengan baik. Menurut Hermawan (2014), tujuan keterampilan berbicara bagi peserta didik adalah sebagai berikut:
Jenis-jenis Keterampilan BerbicaraMenurut Musaba (2012), keterampilan berbicara dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain yaitu sebagai berikut: a. BerceritaBercerita adalah menuturkan suatu cerita secara lisan (walaupun bahan cerita bisa berwujud karangan tertulis). Kebiasaan bercerita ini banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Pada waktu dulu kegiatan bercerita jauh lebih semarak, dibandingkan masa sekarang. Kegiatan bercerita di kalangan masyarakat Jawa dan beberapa daerah lain juga mengenal kegiatan bercerita berupa pertunjukan wayang yang dibawakan oleh dalang dengan perangkat alatnya. Banyak daerah lain mengenal kegiatan bercerita tersebut dengan nama dan cara yang berbeda-beda. Kegiatan bercerita yang disebutkan di sini lebih bersifat tradisional, berlaku secara turun-temurun. b. DebatIstilah debat tampaknya juga cukup dikenal di kalangan masyarakat. Terkadang ada ungkapan untuk seseorang yang senang berdebat, maka disebut suka debat atau jago debat. Debat sebenarnya mirip dengan dialog. Debat berarti bertukar pikiran secara terbuka untuk membahas masalah yang masih merupakan pro dan kontra dengan memperhatikan aturan dan tata tertib tertentu. c. DiskusiIstilah diskusi cukup dikenal, terutama di kalangan kaum terdidik. Bagi kalangan kampus, diskusi sudah merupakan kegiatan yang dianggap lazim. Diskusi diartikan sebagai pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah. Diskusi kelompok biasanya ditandai dengan lebih terbatasnya jumlah peserta, tingkat keformalannya kurang menonjol. Diskusi panel biasanya menghadirkan beberapa pembicara kunci atau para penyaji materi, kemudian diikuti audiens. Dalam diskusi panel yang banyak berperan adalah para panelis (para penyaji atau pembicara), audiens memang diberi kesempatan memberikan pendapat atau tanggapan, tetapi jatahnya lebih sedikit. d. WawancaraWawancara merupakan kegiatan tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio atau ditayangkan pada layar televisi. Istilah wawancara sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat. Wawancara mirip dengan dialog. Namun, wawancara cenderung lebih mengaktifkan orang yang diwawancarai. Orang yang diwawancarai tentu amat beragam, bisa ia merupakan seorang ahli atau nara sumber, juga bisa sebagai anggota masyarakat biasa. e. Pidato dan CeramahPidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi untuk menyatakan pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang suatu hal. Sedangkan ceramah merupakan suatu kegiatan berbicara di depan umum dalam situasi tertentu untuk tujuan tertentu dan kepada pendengar tertentu. f. PercakapanPercakapan adalah dialog antara dua orang atau lebih. Membangun komunikasi melalui bahasa lisan (melalui telepon, misalnya) dan tulisan (di chat room). Percakapan ini bersifat interaktif yaitu komunikasi secara spontan antara dua atau lebih orang. Teknik Keterampilan BerbicaraMenurut Oetomo (2015), terdapat beberapa teknik berbicara yang harus dikuasai untuk mendapatkan kemampuan atau keterampilan berbicara, yaitu sebagai berikut: a. Teknik berbicara yang BaikBicaralah ramah pada setiap orang. Perkataan/artikulasi pun harus jelas agar tidak terjadi mis-communication. Perhatikan pula pemilihan kata. Meski bertujuan baik, jika salah berkata-kata maka tujuan itu tidak akan tercapai. Lakukan kontak mata pada lawan bicara. Saat bicara dengan atasan, usahakan fokus. Bicara seperlunya, Jangan ngelantur sehingga intinya malah tidak jelas. Kalau atasan memancing kita membicarakan masalah personal seorang rekan sekerja, sebagai bawahan yang profesional sebaiknya kita berbicara diplomatis. b. Teknik berbicara di depan umumBerbicara di depan umum bukanlah soal bakat. Kemampuan tersebut bisa dilatih dengan kepercayaan diri dan kuasai bahan pembicaraan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melatih teknik berbicara di depan umum antara lain adalah sebagai berikut:
c. Teknik Berbicara ProfesionalSeorang profesional perlu mengenal teknik presentasi yang efektif. Terdapat tiga faktor penting yang perlu diperhatikan dalam berbicara secara profesional, yaitu:
d. Teknik Membuka dan Menutup PembicaraanUntuk mengawali suatu pembicaraan, adakanlah small talk, seperti mengucapkan selamat pagi, siang atau malam. Untuk memancing perhatian pendengar, lemparkan joke ringan. Setelah itu baru ke topik utama. Akhiri pembicaraan dengan ilustrasi dan summary hasil pembicaraan di dalamnya. Jadi, jangan bicara dari A sampai Z, sebaiknya diringkas sehingga orang mengerti dan tidak melupakan pesan atau inti sari pembicaraan. Berbicara atau berkomunikasi secara profesional menuntut kesiapan tiga hal. Pertama wawasan atau materi yang disampaikan, kedua cara penyampaian yang meliputi gerak, intonasi suara, dan penekanannya, ketiga penampilan. Semua hal tersebut dapat dipelajari asalkan siswa memiliki kemauan. Milikilah motivasi untuk maju dan berkembang mencapai keberhasilan yang diinginkan. Faktor Penilaian Keterampilan BerbicaraMenurut Arsjad dan Mukti (1988), terdapat dua faktor yang harus diperhatikan oleh pembicara dalam memperoleh keterampilan berbicara dengan efektif dan baik, yaitu faktor kebahasaan dan faktor non-kebahasaan. Adapun penjelasan dari dua faktor penilaian keterampilan berbicara tersebut adalah sebagai berikut: a. Faktor KebahasaanFaktor-faktor kebahasaan sebagai penilaian keterampilan berbicara seseorang antara lain adalah sebagai berikut:
b. Faktor Non-kebahasaanFaktor-faktor non-kebahasaan sebagai penilaian keterampilan berbicara seseorang antara lain adalah sebagai berikut:
Daftar Pustaka
|