Sebagian besar mata pencaharian penduduk yang hidup di daerah dataran tinggi adalah

Jakarta -

Kawasan Asia Tenggara secara astronomis berada di antara 28°LU-11°LS dan 93°BT-141°BT. Letaknya diapit oleh dua benua yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.


Dengan letak yang berada pada ujung pertemuan tersebut, menurut Drs. Sugiharyanto, M.Si. dalam buku "Geografi dan Sosiologi 3", mengakibatkan kawasan Asia Tenggara menjadi tempat strategis terutama bagi kehidupan perekonomian di dunia yang didukung oleh kekayaan sumber daya alamnya yang cukup melimpah.

Baca juga: Daftar Negara ASEAN serta Kerja Samanya di Bidang Ekonomi Hingga Politik

Iklim di wilayah negara-negara ASEAN


Selain itu, posisinya yang berada pada lintang 23,5° LU-23,5° LS juga menyebabkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara memiliki iklim tropis.


Hal itu dikarenakan letaknya yang dekat dengan garis khatulistiwa di mana garis jarak bumi dengan garis edar matahari sangat dekat sehingga intensitas sinar matahari yang diterima di kawasan ini cukup tinggi.


Selain itu, pengaruh diapit dua samudra dan dua daratan benua juga mengakibatkan kawasan Asia Tenggara ini memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kering (kemarau).


Pergantian musim ini dalam setahun terjadi sekitar setengah tahun sekali yang ditandai oleh musim pancaroba. Sebagai musim peralihan dari musim kemarau menjadi musim hujan atau sebaliknya.

Mata pencaharian sebagian penduduk kawasan Asia Tenggara


Mata pencaharian sebagian penduduk kawasan Asia Tenggara bergantung pada kondisi alam yang ada. Dengan berada pada pertemuan daratan benua dan samudra menyebabkan kawasan Asia Tenggara memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah dan strategis.


Kekayaan sumber daya alam yang dijumpai di kawasan ini meliputi kekayaan flora, fauna, pertambangan, serta kekayaan lainnya seperti pertanian.


Maka dari itu, sebagian besar penduduk di kawasan Asia Tenggara bermata pencaharian sebagai petani. Bahkan negara-negara kawasan ASEAN memiliki hasil pertanian yang mempunyai nilai tinggi di dunia.


Hal ini dibuktikan dengan 6 negara kawasan Asia Tenggara yang menjadi lumbung padi, yakni Thailand, Vietnam, Myanmar, Laos, Filipina, dan Indonesia.


Di Indonesia sendiri, tingkat produktivitas beras cukup tinggi hingga masuk daftar negara lumbung padi. Data BPS menyatakan, produksi padi pada 2020 sebesar 54,65 juta ton gabah kering giling (GKG).


Jumlah produksi beras mengalami kenaikan sebanyak 45,17 ribu ton atau 0,08 persen jika dibandingkan dengan 2019. Jika dikonversi menjadi beras, total produksi mencapai 31,33 juta ton pada 2020.


Jumlah tersebut naik sebanyak 21,46 ribu ton atau 0,07 persen daripada 2019 sebesar 31,31 juta ton. Sayangnya total produksi beras belum mencukupi kebutuhan masyarakat Indonesia hingga harus impor.

Baca juga: 3 Negara di Asia Tenggara dengan Penduduk Mayoritas Islam


Sementara itu, untuk menunjang hasil pertanian padi di kawasan Asia Tenggara, terdapat lembaga penelitian padi internasional yang terletak di Los Banos, Filipina.


Lembaga tersebut adalah International Rice Research Institute (IRRI) yang hasil risetnya digunakan banyak negara tak hanya kawasan Asia Tenggara.



Simak Video "Jokowi Desak Implementasi ASEAN Travel Corridor "
Sebagian besar mata pencaharian penduduk yang hidup di daerah dataran tinggi adalah

(faz/pay)