Sampah organik adalah setiap sampah yang mengandung unsur karbon ini adalah definisi limbah

KOMPAS.com - Dalam Peraturan Pemerintah No 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, limbah didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan atau kegiatan manusia. 

Limbah adalah bahan sisa yang dibuang dari hasil produksi, kegiatan, maupun aktivitas manusia yang tidak lagi memiliki manfaat. 

Adanya benda buangan ini seringkali tidak diinginkan masyarakat karena dengan konsentrasi dan kualitas tertentu dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap manusia maupun lingkungan tempat tinggalnya. 

Sehingga, pengelolaan limbah sangat diperlukan untuk mengatasi berbagai dampak negatifnya. 

Jenis-jenis limbah dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu berdasarkan senyawanya, sumber, dan wujudnya. 

Baca juga: Limbah Organik, Limbah yang Berasal dari Makhluk Hidup

Kali ini akan dibahas jenis-jenis limbah berdasarkan senyawanya. Dilansir dari buku Transformasi Sekam Padi (2021) oleh Sharma Thaha, berdasarkan senyawanya limbah terdiri dari: 

Limbah organik 

Secara kimiawi, limbah organik merupakan segala limbah yang dapat mengandung unsur karbon (C). Sehingga limbah organik dapat meliputi limbah dari makhluk hidup, misalnya kotoran hewan dan manusia, sisa makanan, dan disia tumbuhan mati. 

Sebagian orang mendefinisikan limbah organik sebagai suatu limbah yang hanya berasal dari makhluk hidup dan sifatnya mudah busuk. 

Artinya, bahan-bahan organik sintetik yang juga sulit membusuk atau terurai, seperti plastik an karet, tidak termasuk limbah organik. 

Limbah organik yang berasal dari makhluk hidup mudah membusuk karena terdapat unsur karbon (C) dalam bentuk gula yang rantai kimianya relatif sederhana. 

Hasil pembusukan limbah organik oleh mikroorganisme sebagian besar adalah berupa gas metan yang juga dapat menimbulkan permasalahan lingkungan. 

Limbah organik terbagi menjadi dua yakni: 

  • Limbah organik basah memiliki kandungan air yang cukup tinggi, seperti kulit buah dan sisa sayuran
  • Limbah organik kering merupakan limbah yang memiliki kandungan air yang relatif sedikit seperti kayu, ranting pohon, dedaunan kering, dan lain-lain. 

Baca juga: Karakteristik Air Limbah Secara Fisik, Kimia, dan Biologi

Limbah anorganik 

Limbah anorganik adalah limbah yang tidak mengandung unsur karbon, seperti logam (besi dari mobil bekas dan aluminium dari kaleng bekas atau peralatan rumah tangga), kaca, dan pupuk anorganik (mengandung unsur nitrogen dan fosfor). 

Limbah-limbah tersebut tidak memiliki unsur karbon, sehingga tidak dapat diurai mikroorganisme. 

Limbah anorganik juga merupakan limbah yang tidak dapat atau sulit terurai secara alami oleh mikroorganisme pengurai, sehingga plastik, kertas, dan karet masuk ke dalam limbah anorganik. 

Bahan-bahan tersebut sulit diurai mikroorganisme karena unsur karbonnya membentuk rantai kimia yang kompleks. 

Beberapa limbah anorganik yang dapat didaur ulang lagi adalah plastik, logam, dan kaca. 

Air limbah industri juga masuk ke dalam jenis anorganik karena mengandung berbagai jenis bahan yang tidak mudah diurai, seperti:

Garam anorganik, seperti magnesium sulfat, magnesium klorida yang berasal dari pertambangan dan industri. 

Asam anorganik, contohnya asam sulfat dari industri pengolahan biji logam dan bahan bakar fosil. 

Baca juga: Manfaat dan Contoh Daur Ulang Limbah Padat

Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, limbah bahan berbahaya dan beracun adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang karena sifat dan konsentrasinya baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan, merusak lingkungan hidup dan/atau membahayakan lingkungan hidup. 

Krakteristik limbah B3

Beberapa karakteristik limbah B3, di antaranya: 

Limbah mudah meledak pada suhu 25 derajat celcius dan tekanan 760 mmHg. Pada kondisi tersebut limbah akan meledak dan menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi serta dapat dengan cepat merusak lingkungan sekitarnya.

Contohnya limbah laboratorium dan limbah bahan peledak seperti pertambangan batu bara. 

Limbah mudah terbakar karena ada kontak dengan udara, api, atau bahan lainnya. Contoh limbah tersebut seperti cat, tinta, dan pembersih logam 

Baca juga: Pengertian Limbah Anorganik Lunak

Limbah beracun karena mengandung bahan pencemar yang bersifat racun bagi makhluk hidup. Contohnya buangan pestisida dan pupuk kimia lainnya. 

Limbah dapat menyebabkan infeksi karena mengandung kuman penyakit. Seperti limbah jarum suntik yang digunakan berulang kali. 

Limbah berbahaya merupakan limbah padat, cat, atau gas yang menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai pada tingkat tertentu melalui kontak inhalasi ataupun oral. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Pengelompokan limbah berdasarkan jenis senyawa [Komposisnya] atau secara kimiawi, limbah dikelompokkan menjadi dua bentuk yaitu limbah organik dan anorganik. Berikut ini akan dijelaskan secara rinci kedua jenis limbah tersebut. Komposisi limbah terbanyak di negara-negara berkembang adalah limbah organik, sebesar 60- 70%, sedangkan limbah anorganik sebesar ± 30%.

1. Limbah organik

Limbah organik terdiri dari dua suku kata yaitu “Limbah” dan “Organ”. Limbah diartikan menjadi sisa atau buangan, sedangkan organ diartikan sebagai kelompok jaringan yang melakukan beberapa fungsi [mahluk hidup]. Apabila kedua kata tersebut digabungkan maka limbah organik adalah limbah yang merupakan sisa atau buangan mahluk hidup mencangkup tumbuhan dan hewan. Ini merupakan salah satu pengertian dari limbah organik.

Selain itu, ada beberapa definisi lain dari limbah organik yang akan dijelaskan pada artikel ini. Limbah organik memiliki defenisi berbeda yang penggunaannya dapat disesuaikan dengan tujuan penggolongannya. Berdasarkan pengertian secara kimiawi limbah organik merupakan segala limbah yang mengandung unsur karbon [C]. Oleh sebab itu, limbah organik dapat meliputi limbah dari mahluk hidup [misalnya kotoran hewan dan manusia, sisa makanan, dan sisa-sisa tumbuhan mati], kertas, plastik, dan karet. Dilihat secara teknis sebagian besar orang mendefinisikan limbah organik sebagai limbah yang hanya berasal dari mahluk hidup [alami] dan sifatnya mudah busuk. Artinya, bahan-bahan organik alami namun sulit membusuk/terurai, seperti kertas, dan bahan organik sintetik [buatan] yang juga sulit membusuk/terurai, seperti plastik dan karet, tidak termasuk dalam limbah organik. Hal ini berlaku terutama ketika orang memisahkan limbah padat [sampah] di tempat pembuangan sampah untuk keperluan pengolahan limbah.

Limbah organik yang berasal dari mahluk hidup mudah membusuk karena pada mahluk hidup terdapat unsur karbon [C] dalam bentuk gula [karbohidrat] yang rantai kimianya relatif sederhana sehingga dapat dijadikan sumber nutrisi bagi mikroorganisme, seperti bakteri dan jamur. Hasil pembusukan limbah organik oleh mikroorganisme sebagian besar adalah berupa gas metan [CH4] yang juga dapat menimbulkan permasalahan lingkungan.

Pengertian lain dari limbah organik yaitu limbah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob. Limbah organik dapat dengan mudah diuraikan melalui proses yang alami. Limbah ini mempunyai sifat kimia yang stabil sehingga zat tersebut akan mengendap kedalam tanah, dasar sungai, danau, serta laut dan selanjutnya akan mempengaruhi organisme yang hidup di dalamnya.

Limbah organik dapat mengalami pelapukan [dekomposisi] dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau [sering disebut dengan kompos]. Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia.

Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan yang jenisnya relatif seragam, dimana sebagian besar [95%] berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik.

Limbah organik dibagi menjadi dua yaitu limbah organik basah dan limbah organik kering. Limbah organik basah memiliki kandungan air yang cukup tinggi seperti kulit buah dan sisa sayuran. Limbah organik kering merupakan limbah yang memiliki kandungan air yang relatif sedikit seperti kayu, ranting pohon, dedaunan kering dll.

Gambar 1 Limbah organik

2. Limbah anorganik

Limbah anorganik terdiri dari dua suku kata yaitu limbah dan anorganik. Limbah artinya sisa atau buangan, sedangkan anorgan artinya bukan berasal dari kelompok jaringan yang melakukan beberapa fungsi [mahluk hidup]. Apabila kedua kata tersebut digabungkan maka limbah anorganik adalah limbah yang bukan merupakan sisa atau bungan mahluk hidup mencangkup tumbuhan dan hewan.

Pengertian lain dari limbah anorganik secara kimiawi yaitu limbah yang tidak mengandung unsur karbon, seperti logam [misalnya besi dari mobil bekas atau perkakas, dan aluminium dari kaleng bekas atau peralatan rumah tangga], kaca, dan pupuk anorganik [misalnya yang mengandung unsur nitrogen dan fosfor]. Limbah-limbah ini tidak memiliki unsur karbon sehingga tidak dapat diurai oleh mikroorganisme. Seperti halnya limbah organik, pengertian limbah anorganik yang sering diterapkan di lapangan umumnya limbah anorganik dalam bentuk padat [sampah]. Selain itu, limbah anorganik juga merupakan limbah yang tidak dapat atau sulit terurai/busuk secara alami oleh mikroorganisme pengurai, sehingga plastik, kertas, dan karet juga dikelompokkan sebagai limbah anorganik. Bahan-bahan tersebut sulit diurai oleh mikroorganisme karena unsur bahria town peshawar karbonnya membentuk rantai kimia yang kompleks dan panjang [polimer].

Beberapa limbah anorganik dapat didaur ulang kembali seperti plastik, logam, dan kaca. Namun, limbah yang dapat didaur ulang tersebut harus diolah terlebih dahulu dengan cara sanitary landfill, pembakaran [incineration], atau penghancuran [pulverisation].

Limbah anorganik seperti plastik, styrofoam, dll apabila dibiarkan terus-menerus akan semakin banyak dan menumpuk sehingga selain dapat mengganggu pemandangan juga dapat menjadi polutan pada tanah.  Air limbah industri juga dapat mengandung berbagai jenis bahan anorganik, zat-zat tersebut diantaranya :

  • Garam anorganik seperti magnesium sulfat, magnesium klorida yang berasal dari kegiatan pertambangan dan industri
  • Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri pengolahan biji logam dan bahan bakar fosil

Gambar 2 Limbah anorganik

Sumber:

Ferdinand FP, Ariebowo M. 2009. Praktis Belajar Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Subardi, Nuryani, Pramono S. 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Suwarno. 2002. Panduan Pembelajaran Biologi. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Lihat Foto

Evan Lorne/Shutterstock

Ilustrasi sampah makanan

KOMPAS.com - Setiap sisa makanan atau produksi termasuk ke dalam limbah. Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, limbah merupaja sisa usaha dan taua kegiatan. 

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, limbah adalah sisa proses produksi. Bahan yang tidak memiliki nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian juga disebut limbah. Bahkan limbah juga diartikan sebagai barang rusak atau cacat dalam proses produksi. 

Limbah terbagi menjadi berbagai jenis, salah satunya limbah organik. Limbah organik adalah limbah yang berasal dari makhluk hidup yang mudah diuraikan secara alami dan mudah membusuk. 

Baca juga: Karakteristik Air Limbah Secara Fisik, Kimia, dan Biologi

Contoh limbah organik 

Dilansir dari situs Kemdikbud, limbah organik dapat diuraikan secara sempurna dengan proses bilogi dan mudah membusuk. 

Contoh limbah organik yakni:

  • Sisa makanan
  • Sayuran dan buah-buahan
  • Daun kering
  • Rumput
  • Potongan kayu
  • Kotoran atau tinja

Limbah organik umumnya berasal dari rumah, hotel, restoran, dan pertanian.

Di rumah, hotel, dan restoran, makanan sisa, makanan basi, atau sisa masakan seperti kulit bawang dan tangkai cabai, termasuk sampah organik.

Sementara di sawah dan di alam terbuka, limbah organik bisa jadi sisa tanaman, kayu, maupun bangkai hewan.

Begitu pula di peternakan, tinja dari hewan ternak, bulu, susu, kulit, dan segala sesuatu yang berasal dari hewan merupakan limbah organik.

Baca juga: Manfaat dan Contoh Daur Ulang Limbah Padat

Lihat Foto

KOMPAS.com/ Bambang P. Jatmiko

Sampah yang sebagian besar sampah organik siap diolah menjadi pelet di TOSS Werdhi Guna, Desa Gunaksa, Klungkung Bali

Penguraian sampah organik

Dalam limbah organik mengandung air, serat, dan senyawa organik komplek yang mudah diuraikan. Ada limbah organik yang kandungan airnya tinggi seperti sayur, buah, dan tinja.

Ilustrasi limbah organik. Sumber: Pixabay

Limbah organik adalah salah satu jenis limbah yang dikelompokkan berdasarkan senyawanya. Jenis lainnya adalah limbah anorganik.

Pengertian limbah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI] adalah sisa produksi. Selain itu, limbah juga berarti bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian. Definisi lain dari limbah ialah barang rusak atau cacat dalam produksi.

Berikut ini adalah seputar limbah organik dan macam-macam limbah lainnya.

Apabila dikelompokkan berdasarkan kandungan senyawanya, limbah dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu limbah organik dan limbah anorganik.

Menurut buku berjudul Prakarya yang ditulis Suci Paresti dkk., limbah organik adalah jenis limbah yang bisa dengan mudah diurai atau mudah membusuk. Limbah organik mengandung unsur karbon yang berasal dari makhluk hidup. Contoh limbah organik misalnya kulit buah dan sayur, kotoran manusia, dan kotoran hewan.

Limbah jenis anorganik adalah limbah yang sangat sulit atau bahkan tidak bisa diuraikan, juga tidak bisa membusuk. Limbah anorganik tidak mengandung unsur karbon. Contoh limbah anorganik yang kerap dijumpai di kehidupan sehari-hari misalnya sampah plastik, beling, dan baja.

Ilustrasi limbah organik. Sumber: Pixabay

Selain berdasarkan senyawanya, limbah juga dapat dikelompokkan berdasarkan wujud dan sumbernya. Mengutip dari buku yang ditulis Suci Paresti dkk., berikut adalah pengelompokkan limbah lainnya.

Jika dilihat berdasarkan wujud fisiknya, limbah dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Limbah gas, yaitu jenis limbah berupa gas, misalnya karbon dioksida [CO2], karbon monoksida [CO], HCL, NO2, dan SO2.

b. Limbah cair, yaitu jenis limbah yang memiliki fisik zat cair. Misalnya air cucian, air hujan, rembesan AC, air sabun, dan minyak goreng buangan.

c. Limbah padat, yaitu jenis limbah yang berbentuk padat. Misalnya kotak kemasan, bungkus jajanan, plastik, botol, kertas, kardus, dan ban bekas.

Berdasarkan sumbernya, limbah dapat dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu:

a. Limbah pertanian, yaitu limbah yang ditimbulkan karena kegiatan pertanian.

b. Limbah industri, yaitu limbah yang dihasilkan oleh pembuangan kegiatan industri.

c. Limbah pertambangan, yaitu limbah yang asalnya dari kegiatan pertambangan.

d. Limbah domestik, yaitu limbah yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran, dan permukiman-permukiman penduduk.

Pengolahan limbah bisa dilakukan dengan prinsip 3R, yaitu reduce, reuse, dan recycle. Mengutip kembali dari buku yang ditulis Suci Paresti dkk., ini penjelasan dari ketiga unsur dari prinsip tersebut.

a. Reduce [mengurangi], yaitu meminimalkan barang atau material yang dipakai.

b. Reuse [menggunakan kembali], yaitu memilih barang-barang yang bisa dipakai kembali.

c. Recycle [mendaur ulang], yaitu barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi.

Video yang berhubungan

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA